Pentingnya Bill of Material (BOM) untuk Manufaktur

Masalah yang sering dialami oleh perusahaan manufaktur adalah Bill of Material (BOM) yang tidak sesuai. BOM yang tidak sesuai ini dapat mempengaruhi keterlambatan pengadaan material, inventaris yang tidak sesuai dan pengikisan material yang terlalu besar. Permasalahan tersebut sering dialami oleh perusahaan produksi, terutama dalam perakitan produk.

Bill of material (BOM) dirancang untuk menginformasikan semua perubahan bentuk sehingga memudahkan pihak terkait dalam menghitung bahan mentah (raw material) yang dibutuhkan dan melacak pergerakan material (material movement).

Artikel ini akan mengulas lengkap mengenai BOM dan manfaatnya bagi perusahaan manufaktur, selain itu juga dijabarkan mengenai berbagai jenis dan format BOM. Dibaca sampai habis, ya!

Pengertian Bill of Material

Bill of material (BOM) berisi informasi mengenai produk jadi dan semua komponen penyusun yang meliputi level komponennya, komponen yang dibutuhkan per unit, komponen yang perlu dibeli atau dibuat, stock number dan hal-hal lain yang diperlukan dalam merencanakan dan melakukan produksi tersebut.

Penomoran komponen atau produk pada BOM dilakukan dengan rangkaian nomor unik jadi komponen bisa diidentifikasi dengan mudah dan cepat oleh bagian produksi dan perakitan.

Tidak hanya memberikan detail mengenai produksi tetapi juga berisi biaya yang dibebankan dalam proses produksi serta daftar bahan yang perlu dikeluarkan oleh bagian produksi dan perakitan produk. Kalau yang digunakan dengan cara ini, umumnya BOM disebut dengan daftar pilih.

BOM tidak menampilkan diagram tetapi bentuknya berupa dokumen jadi isinya lebih lengkap mengenai informasi produk yang akan dibuat dari mulai jumlah komponen, bahan baku dan campuran bahan yang diperlukan.

BOM digunakan untuk Material Requirement Planning (MRP) dalam proses manufaktur dan desain produk, di mana menjadi tugas seorang manufacturing engineering agar bisa menentukan komponen yang haru dibeli atau dibuat.

Saat BOM dihubungkan dengan jadwal produksi, dapat membantu perusahaan dalam menentukan release item yang sudah diproduksi.

Baca Juga: Perbedaan ERP dan MRP yang Perlu Anda Pahami

Manfaat Bill of Material

Membuat BOM saat proses produksi memiliki keuntungan yaitu adanya transparansi dan kepastian dalam proses perancanaan produksi sebuah produk.

Dari mulai proses perencanaan, penentuan sumber daya dan mengetahui jumlah bahan untuk proses produksi di perusahaan merupakan manfaat dari BOM. Selain itu, apa saja manfaat lainnya? Berikut ini jawabannya!

  1. BOM yang sistematis membantu perusahaan dalam menentukan kuantitas bahan yang benar dan tepat waktu.
  2. Sebagai dasar untuk memprediksikan produk yang akan keluar dan masuk gudang, serta transaksi produksi dan jumlah pesanan yang akan diterima nantinya.
  3. BOM menjadi alat pengendali produksi yang berisi spesifikasi bahan untuk membuat sebuah produk, baik itu bahan mentah maupun komponen pendukung lain.
  4. Sebagai pengukur kapasitas produksi dan mengetahui kuantitas pesanan yang dapat dicapai.
  5. Sebagai dasar untuk menentukan sumber daya manusia, biaya dan fasilitas apa saja yang diperlukan dan harus ditambah untuk mencapai titik maksimum.
  6. BOM digunakan untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan, perakitan dan pengangkutan yang optimal sebuah produk.

Level Bill of Material

Setiap BOM memiliki daftar komponen dan itu diletakkan pada level tertentu dengan keterangan di bawah ini:

Level 0: Produk jadi yang tidak dipakai sebagai komponen untuk membentuk produk lain.

Level 1: Komponen pembentuk langsung dari produk pada level 0 dan bisa berupa produk jadi. Misalnya ban kendaraan bermotor yang merupakan produk jadi siap pakai namun bisa menjadi bagian dari perakitan sebuah kendaraan bemotor.

Level 2: komponen yang membentuk produk level 1 dan bisa juga dipakai untuk komponen yang membentuk produk level 0 (produk jadi).

Level 3: Komponen di level 3 ini memiliki pengertian yang sama seperti komponen di level 2 dan level 1.

BOM yang dibuat berdasarkan struktur produk akan lebih mudah dipahami jika jumlah komponen dan levelnya masih relatif sedikit, tetapi jika levelnya dan jumlahnya sangat banyak maka BOM akan sulit dimengerti dan tidak efisien. Khawatir divisi produksi malah kebingungan dan mengakibatkan salah proses.

Karena itulah sebagian besar BOM dibuat dalam bentuk tabel agar komponen yang jumlah dan levelnya banyak dapat dituliskan dengan jelas dan mudah dipahami.

Baca Juga: Smart Manufacturing Adalah Konsep Penting Industri Manufaktur

Jenis Bill of Material

Biaya Bahan Langsung (Modul Bill of Material)

Jenis BOM yang pertama adalah jenis modul atau bahan langsung. Jadi, bahan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik.

Misalnya kita ambil contoh dalam pembuatan sebuah rumah, batu bata dan jendela merupakan bahan lanngsung. BOM digunakan untuk menentukan biaya tenaga kerja dan bisa ditelusuri ke produk rumah yang sudah jadi nantinya. Biaya tenaga kerja ini bisa berupa biaya untuk tukang kaca untuk menyempurnakan produk rumah tersebut.

Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overheard)

Biaya overhead meliputi biaya produksi yang tidak termasuk biaya bahan dan tenaga kerja langsung. Selain itu pemeliharaan dan perbaikan juga dikategorikan dalam biaya overhead. Biaya overhead nominalnya tidak berpengaruh terhadap proses produksi.

Planning Bills dan Phantom Bills

Planning bills atau bill perencanaan dibuat untuk menugaskan induk buatan kepada bill of material yang sudah dibuat. Sedangkan phantom bill dibuat untuk komponen dan sub-sub divisi perakitan yang ada dalam waktu tertentu.

Low Level Coding

Kode yang diberikan pada suatu bahan pada BOM untuk membedakan produk yang hampir sama.

Format Bill of Material

Selain jenisnya yang beragam, format BOM juga beragam. Ini dia empat format BOM yang umumnya digunakan oleh perusahaan manufaktur.

Single Bill of Material

Single level BOM hanya menampilkan assembly dan sub-assembly dengan satu level. Format BOM ini berisi komponen yang langsung diperlukan untuk membuat assembly.

Indented Bill of Material

Indented BOM menampilkan komponen yang dibutuhkan item pada dua margin berbeda. Item yang levelnya paling tinggi letaknya mendekati margin kiri, sedangkan komponen yang digunakan pada item tersebut letaknya di margin kanan.

Modular Bill of Material

Format modular BOM akan menentukan komponen bahan, dokumen dan gambar rekayasa yang diperlukan untuk sub-assembly. Format ini digunakan oleh sistem informasi modern untuk menyediakan informasi biaya dari komponen yang dibutuhkan dan update informasi untuk sub-assembly.

Planning Bill of Material

Planning digunakan untuk memprediksi dan merencanakan BOM. Pengelompokkan dan pembuatan item di BOM tidak menggambarkan produk asli yang akan dibuat, tetapi untuk memberikan gambaran produk bayangan atau composite product.

Gambaran produk tersebut berguna dalam memprediksi penjualan, mengurangi kuantitas produk akhir, keakuratan rencana dan jadwal, membuat pemeliharaan dan penyimpanan data yang efisien dan fleksibel serta membuat alur pesanan masuk lebih sederhana.

Baca Juga: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Mudah Dipahami

Kesimpulan

Nah, itu tadi ulasan lengkap mengenai bill of material dari pengertian, manfaat, berbagai jenis dan formatnya. Bill of material (BOM) merupakan dokumen yang berisi informasi mengenai produk jadi dan semua komponen penyusun dan hal lain seperti biaya yang diperlukan dalam merencanakan dan melakukan produksi.

Daftar komponen dalam BOM diletakkan berdasarkan level 0, level 1, level 2 dan level 3. Berdasarkan jenisnya, BOM dibedakan menjadi modular BOM, manufacturing overhead, planning bills dan phantom bills, serta low level coding.

Keuntungan BOM bagi perusahaan manufaktur yaitu adanya transparansi dan kepastian dalam proses perancanaan produksi sebuah produk. Berdasarkan formatnya, BOM terbagi menjadi empat yaitu single BOM, indented BOM, modular BOM dan planning BOM.

BOM dalam perusahaan manufaktur juga digunakan untuk keperluan akuntansi dalam menentukan biaya dan memprediksi kunatitas pesanan yang diminta pelanggan di waktu yang akan datang.

Kegiatan produksi dan berbagai departemen yang terlibat dapat terintegrasi dengan sistem ERP sehingga departemen produksi bisa mengelola dan menjalankan proses produksinya dengan cepat dan akurat.

Software manufaktur MASERP memiliki fitur Bill of Material yang mempermudah Anda melihat semua purchase order (PO) yang masuk beserta ketersediaan bahan baku produksi.

Daftar Laporan Bill of Material pada MASERP

Fitur tersebut juga memudahkan Anda menentukan harga pokok produksi (HPP) sementara dan final setelah mendapatkan seluruh biaya pasti seperti tenaga kerja, bahan baku dan pemasaran.

Fitur Batch Number dalam MASERP dapat membedakan produksi hari ini dan hari sebelumnya untuk menghindari double produksi dan Anda dapat mengevaluasi produk yang tidak sesuai standar.

Anda juga dapat melakukan tracking umur piutang customer Anda dengan fitur reminder untuk piutang jatuh tempo setiap harinya agar dapat melakukan penagihan tepat waktu dan menjaga kesehatan cash flow.

Fitur Quantity Minimum akan memberikan warning kepada Anda apabila persediaan fisik sudah berada pada jumlah di bawah Qty Min yang sudah disetting.

Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi kebutuhan perusahaan Anda dengan tim MASERP.