Di Indonesia, perusahaan manufaktur biasanya dikenal dengan nama perusahaan pabrikan.
Produk yang diperdagangkan oleh perusahaan manufaktur beraneka ragam serta diproduksi dalam skala yang besar dan menggunakan teknologi mesin atau robot.
Pengolahan bahan beserta segala kegiatan manufaktur biasanya dilakukan di sebuah pabrik.
Kawasan industri pabrik yang terkenal di Indonesia antara lain Cikarang, Cibitung, Pulogadung dan Batang.
Perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan jasa yang pernah dibahas sebelumnya.
Selain itu, proses dan sistem produksinya juga ada beberapa tahap. Apa saja itu?
Simak penjelasan mengenai karakteristik, jenis produksi, tahapan proses produksi, sistem dan contoh perusahaan manufaktur di bawah ini.
Pengertian Perusahaan Manufakur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah atau suku cadang menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dalam skala besar dengan menggunakan tenaga kerja manusia dan mesin.
Industri perusahaan manufaktur biasanya disebut industri pabrikan.
Bisnis manufaktur menggunakan tenaga mesin, robot, komputer, pengolahan kimia dan manusia untuk memproduksi suatu barang dengan sistem jalur perakitan yang bertahap dan teknologi canggih sebagai aset.
Barang jadi hasil produksi dapat dijual langsung ke konsumen ataupun ke produsen lain.
Agar dapat diproduksi menjadi barang yang lebih kompleks atau di jual ke pedagang grosir yang mendistribusikan barang ke pedagang eceran.
Baca Juga: Struktur Organisasi Perusahaan Manufaktur
Perbedaan Manufaktur dan Pedagang Grosir (Wholesale)
Manufaktur bertanggung jawab untuk merakit barang jadi seperti laptop dan jam tangan.
Bisa juga memproduksi suku cadang dan bahan dasar yang digunakan produsen lain untuk menghasilkan produk yang lebih kompleks seperti mobil.
Pedagang grosir adalah perantara antara produsen (manufaktur) dan pedagang eceran atau konsumen.
Pedagang grosir membeli produk dalam jumlah besar dari produsen dan menjualnya kembali dalam jumlah barang yang lebih kecil dengan harga yang lebih tinggi dari harga produsen.
Karakterisik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur tergolong dalam perusahaan dagang yang produknya bisa dilihat dan disentuh.
Adanya persediaan barang fisik, pendapatan utama dari penjualan, ada kegiatan manufaktur dan biaya produksi merupakan karakteristik dari perusahaan manufaktur.
Pendapatan Berasal dari Penjualan
Perusahaan menjual berbagai produk mulai dari produk setengah jadi hingga produk jadi seperti peralatan ruman tangga dan makanan.
Perusahaan manufaktur mendapatkan pendapatan utama dari hasil penjualan produk di pasaran baik itu distributor, pedagang grosir maupun konsumen langsung.
Persediaan Produk Fisik
Umumnya perusahaan manufaktur menjual produk fisik yang dapat dilihat dan disentuh, berbeda dengan perusahaan jasa.
Persediaan pada perusahaan manufaktur dapat berupa barang jadi siap jual, baik bahan baku atau bahan setengah jadi.
Perusahaan manufaktur menerapkan sistem pencatatan dengan metode tertentu untuk menghitung pembelian dan penggunaan bahan baku karena persediaan produk tidak sedikit.
Kegiatan Manufaktur
Karakteristik perusahaan manufaktur selanjutnya adalah adanya aktivitas manufaktur atau pabrik.
Kegiatan manufaktur yang biasa dilakukan adalah mengolah bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi yang siap dijual ke pasaran.
Jika tidak ada proses produksi di perusahaan manufaktur, maka mustahil perusahaan manufaktur bisa berjalan.
Untuk menunjang kegiatan manufaktur sebaiknya perusahaan membangun pabrik di kawasan industri yang strategis.
Biaya Produksi Meliputi Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead
Biaya produksi pada perusahaan manufaktur meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.
Biaya bahan baku merupakan biaya penggunaan bahan baku yang melalui tahapan proses produksi.
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk semua pekerja yang terlibat dalam proses produksi, baik itu karyawan operasional maupun karyawan manajerial.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan bahan penolong atau biaya tidak langsung lainnya.
Perusahaan harus membebankan BOP karena biaya tersebut mendukung proses produksi walaupun biaya tersebut tidak masuk pada produk.
Contoh BOP adalah biaya perawatan mesin pabrik, biaya komunikasi, biaya listrik dan lain-lain.
Teknik manufaktur yang efisien pada perusahaan bisa memanfaatkan skala ekonomi dengan memproduksi lebih banyak barang dengan biaya lebih rendah.
Jenis Produksi Perusahaan Manufaktur
Pada penjelasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa perusahaan manufaktur bertanggung jawab atas produksi barang sebelum sampai ke konsumen.
Maka, setiap perusahaan manufaktur harus memperhatikan dan menerapkan manajemen produksi yang efektif dan efisien.
Dalam produksinya, perusahaan manufaktur biasanya membagi jenis produksinya menjadi make-to-stock (MTS), make-to-order (MTO) dan make-to-assemble (MTA).
Make-to-Stock (MTS)
Jenis produksi ini biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur tradisional sebagai strategi produksi mereka.
Perusahaan manufaktur memengandalkan data penjualan di waktu lalu untuk memperkirakan permintaan konsumen dan merencanakan proses produksi.
Penggunaan data waktu sebelumnya ini menjadi kelemahan karena kemungkinan data yang ada tidak sesuai dengan perkiraan dan stok barang di pabrik bisa terlalu banyak atau tidak cukup memenuhi pasar.
Make-to-Order (MTO)
Pada jenis MTO, konsumen bisa memesan produk yang disesuaikan dan diproduksi sesuai spesifikasi yang diinginkan.
Proses produksinya dilakukan setelah menerima pesanan dari konsumen.
Waktu produksi pada jenis MTO akan sedikit lebih lama tetapi meminimalisir stok barang yang berlebihan, bahkan tidak ada stok di pabrik karena produksinya disesuaikan dengan jumlah pesanan konsumen.
Make-to-Assemble (MTA)
Strategi produsi MTA menggunakan perkiraan permintaan pasar untuk menyimpan bahan dasar produk tetapi proses perakitan produk dilakukan setelah mendapatkan pesananan dari konsumen.
Cara ini adalah gabungan dari make-to-stock (MTS) dan make-to-order (MTO).
Konsumen bisa menyesuaikan pesanan dan menerima produk lebih cepat karena pabrik sudah menyiapkan bahan dasar.
Tetapi jika tidak ada pesanan dari konsumen, pabrik akan mengalami penumpukan stok bahan baku.
Ketiga jenis produksi manufaktur tersebut memiliki risiko masing-masing.
Memproduksi barang terlalu banyak bisa menyebabkan kerugian finansial karena perputaran uang terjebak pada persediaan barang yang tidak diinginkan.
Jika perusahaan memproduksi terlalu sedikit barang kemungkinan juga tidak dapat memenuhi permintaan pasar dan bisa menyebabkan konsumen beralih ke kompetitor dan omset penjualan akan menurun.
Untuk mengurangi risiko tersebut, perusahaan manufaktur dapat berfokus dalam menjaga biaya produksi tetap rendah, menjaga kualitas barang tetap baik dan berinvestasi dalam strategi manajemen penjualan yang tepat.
Proses Manufaktur
Sebelum produk siap dijual ke pasaran, bahan mentah yang ada di pabrik akan melewati beberapa tahapan dan proses menggunakan tenaga manusia dan mesin atau robot.
Proses yang biasa digunakan dalam manufaktur terbagi menjadi empat kategori utama yaitu molding (pencetakan), machining (permesinan), joining (penggabungan) dan forming (pembentukan) atau shearing (pemotongan).
Molding (Pencetakan)
Jika Anda menggunakan produk berbahan dasar cair, kemugkinan produsen menggunakan cetakan dalam tahap awal produksinya.
Salah satu jenis molding yang terkenal adalah pengecoran, yaitu memanaskan plastik hingga menjadi cair kemudian dituangkan dalam cetakan.
Setelah plastik mendingin, cetakan dilepas dan produk akan terbentuk sesuai yang Anda inginkan.
Terdapat empat jenis cetakan yang biasa ditemui dalam industri manuktur, yaitu cetakan yang digunakan untuk membuat bahan tiga dimensi seperti bak dan mainan.
Bblow molding yang digunakan untuk membuat pipa dan botol susu, cetakan kompresi yang digunakan untuk produk skala besar seperti ban mobil lalu cetakan rotasi yang digunakan untuk mencetak furniture dan kontainer.
Machining (Permesinan)
Akan sulit jika Anda membuat produk seperti suku cadang logam tanpa menggunakan beberapa jenis mesin.
Perusahaan manufaktur menggunakan alat seperti gergaji, sheers dan roda putar untuk mendapatkan hasil produk yang diinginkan.
Ada alat yang menggunakan panas untuk membentuk barang, mesin laser untuk memotong logam menggunakan cahaya berenergi tinggi.
Lalu obor plasma untuk mengubah gas menjadi plasma menggunakan listrik dan mesin kontrol numerik komputer yang mengenalkan pemrograman komputer ke dalam campuran manufaktur.
Joining (Penggabungan)
Ketika proses produksi sudah pada tahap pencetakaan dan mesin, pada tahap selanjutnya Anda perlu menggabungkan banyak bagian produk yang masih terpisah menjadi kesatuan produk.
Kalau tidak, semua produk yang Anda buat mirip seperti furtnitur yang perlu dirakit seperti IKEA.
Penggabungan material bisa menggunakan proses seperti pengelasan dan penyolderan untuk memberikan panas kemudian menggabungkan material yang dibutuhkan.
Penggabungan material juga bisa menggunakan lem atau perekat dan pengikat yang ketahanannya sangat kuat.
Shearing (Pemotongan) dan Forming (Pembentuk)
Ketika perusahaan menggunakan bahan dasar berupa logam dan sejenisnya, maka membutuhkan proses pemotongan dan pembentukan material sampai menjadi produk yang siap dijual ke pasaran.
Pemotongan material menggunakan mesin pisau pemotong yang sangat tajam untuk membuat potongan lurus menjadi sepotong logam.
Proses pemotongan biasanya digunakan pada aluminium, kuningan, perunggu dan baja tahan karat.
Logam dan plastik juga membutuhkan proses pembentukan yang prosesnya menggunakan kompresi atau jenis tekanan lain untuk membuat material ke bentuk yang diinginkan.
Sistem Produksi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur menggunakan sistem yang berbeda antara satu sama lain tergantung pada apa produknya, cara dan proses produksinya serta skala perusahaan dan faktor lainnya.
Berikut ini berbagai jenis sistem manufaktur yang biasa digunakan saat ini:
Sistem Manufaktur Berkelanjutan
Dalam sistem manufaktur berkelanjutan, produk bergerak di sepanjang jalur perakitan dengan berbagai pekerja produksi khusus yang bertugas merakit produk sesuai tahapan prosesnya.
Sistem ini paling sering menjadi gambaran oleh orang awam ketika mendengar kata manufaktur.
Sistem manufaktur ini memungkinkan perusahaan memproduksi barang dalam jumlah besar dan biaya unitnya lebih rendah.
Perusahaan harus memiliki investasi modal yang besar untuk biaya mesin dan tenaga kerja.
Sistem Manufaktur Intermiten
Pada sistem ini, perusahaan memproduksi beberapa barang yang identik pada waktu bersamaan.
Produk harus terstandarisasi dan tidak ada izin untuk kustomisasi.
Produk yang dihasilkan juga dalam jumlah yang tergolong rendah atau terbatas.
Ini adalah sistem yang efektif untuk perusahaan yang tidak mau memiliki investasi modal yang besar.
Sistem Manufaktur Fleksibel
Banyak perusahaan manufaktur modern yang menerapkan sistem fleksibel.
Perusahaan berinvestasi pada beberapa mesin yang dapat diatur ulang untuk menghasilkan banyak produk dalam waktu singkat.
Karakteristik sistem fleksibel biasanya perusahaan menggunakan robot atau perangkat otomatis lainnya yang menggantikan atau menambah tenaga kerja manusia untuk memproduksi barang.
Biaya mesin di awal bisa sangat tinggi tetapi sistem ini memungkinkan perusahaan menggunakan tenaga kerja yang lebih sedikit dan banyak barang yang diproduksi.
Perusahaan modern dengan sistem ini bisa lebih mudah beradaptasi dengan kondisi pasar yang mudah berubah.
Sistem Manufaktur Kustom
Perusahaan menggunakan sistem ini untuk memproduksi barang yang sangat spesifik.
Setiap produk atau barang dibuat oleh satu operator menggunakan mesin yang dirancang untuk proses produksinya.
Pelanggan bisa mengkustomisasi atau menyesuaikan produk yang dipesan walaupun proses pembuatannya akan memakan waktu lebih lama.
Sistem ini tidak cocok untuk perusahaan yang memproduksi produk secara massal.
Perusahaan yang memproduksi barang-barang kerajinan tangan, jumlah produksinya sedikit dan memiliki harga jual tinggi sangat cocok menggunakan sistem ini.
Contoh Perusahaan Manufaktur Indonesia
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) terbagi menjadi tiga sektor yaitu industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi dan aneka industri.
Sektor aneka industri adalah industri yang tidak terdaftar di industri bahan dasar dan kimia serta industri barang konsumsi.
Dari tiga sektor besar tersebut, terbagi lagi menjadi 20 subsektor dengan bahan dasar industri yang lebih spesifik.
Industri Dasar dan Kimia
Industri bahan dasar dan kimia memiliki subsektor semen; keramik, porselen dan kaca; logan dan sejenisnya; kimia; plastik dan kemasan; pakan ternak; kayu dan pengolahannya; serta pulp dan kertas.
Contoh perusahaan yang berada di sektor industri ini antara lain Semen Indoensia (persero) Tbk (SMGR), Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO), Alaska Industrindo Tbk (ALKA), Barito Pasific Tbk (BRPT), Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Industri Barang Konsumsi
Industri barang konsumsi memiliki subsektor makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetika dan barang keperluan rumah tangga, serta peralatan rumah tangga.
Contoh perusahaan yang berada di sektor barang dan konsumsi antara lain Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Gudang Garam Tbk (GGRM), Kimia Farma Tbk (KAEF), Mustika Ratu Tbk (MRAT) dan Unilever Indonesia (UNVR).
Aneka Industri
Perusahaan aneka industri adalah perusahaan yang berada di luar sektor bahan dasar dan kimia serta barang konsumsi.
Aneka industri terbagi dalam tujuh subsektor antara lain sektor mesin dan alat berat; otomotif dan komponen; tekstil dan garment; alas kaki; kabel; elektronika dan sektor lainnya.
Contoh perusahaan aneka industri antara lain Astra International Tbk (ASII), Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), Kabelindo Murni Tbk (KBLM) dan Asia Pacific Investama (MYTX)
Baca Juga: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Kesimpulan
Keuntungan yang diperoleh perusahaan manufaktur berasal dari penjualan barang setengah jadi atau barang jadi yang mereka produksi.
Karakteristik lainnya adalah adanya ketersediaan produk fisik di pabrik dan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.
Barang yang diproduksi oleh perusahaan manufaktur biasanya dibuat dengan sistem menyimpan stok barang, dibuat berdasarkan pesanan konsumen atau menggabungkan keduanya.
Produksi barang tersebut melewati tahap pencetakan, permesinan, penggabungan dan pemotongan atau pembentukan hingga siap dijual ke pasaran.
Perusahaan manufaktur harus menerapkan sistem pencatatan dengan metode tertentu untuk menghitung pembelian dan penggunaan bahan baku.
Agar tidak terjadi kesalahan pada pencatatan produk atau terdapat barang yang hilang, bisa merugikan perusahaan.
Untuk mengurangi risiko kerugian akibat salah pencatatan, Anda wajib mengunakan software akuntansi dan manufaktur modern yang terintegrasi seperti MASERP.
Pencatatan stok barang dan laporan keuangan dengan metode manual akan memakan waktu dan energi yang bisa menghambat produktivitas dan efisiensi perusahaan Anda.
Dikenal dengan perusahaan pabrik, perusahaan manufaktur identik dengan produksi massal dan persediaan barang yang banyak juga.
Agar tidak membingungkan karena jumlah barang yang banyak, fitur Batch Number pada MASERP bisa memudahkan Anda membedakan barang yang baru diproduksi hari ini dengan barang produksi hari sebelumnya sehingga tidak mengalami double produksi.
Anda bingung menentukan harga pokok produksi (HPP)? Formula Bill of Material pada MASERP membantu Anda menentukan HPP sementara dan final.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan manufaktur Anda, langsung saja konsultasikan apa yang Anda butuhkan kepada konsultan ahli kami. Gratis!