Biaya Operasional: Jenis, Manfaat dan Cara Menghitungnya!

Jika kamu bekerja di sebuah perusahaan atau bahkan kamu seorang pemilik perusahaan, pasti tidak asing dengan istilah biaya operasional. Pasalnya operating cost atau biaya operasional adalah biaya-biaya penting, yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendukung jalannya berbagai kegiatan. 

Contohnya seperti kegiatan bisnis pengoperasian alat, komponen, perlengkapan, bahan baku, hingga membiayai fasilitas perusahaan lainnya. 

Adapun biaya operasional adalah biaya yang tidak terputus dan akan terus berjalan, selama perusahaan tersebut masih ada. Karena biaya operasional ini memang perlu dibayar oleh perusahaan, agar tim operasional mereka bisa terus menjalankan kegiatannya untuk bertahan dan beroperasi.

Pengertian Lengkap Biaya Operasional

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, biaya operasional adalah biaya yang sudah pasti harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan berbagai kegiatan perusahaan.

Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa biaya operasional juga merupakan biaya pengeluaran untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan tidak termasuk pada biaya pengeluaran, seperti harga pokok penjualan dan biaya penyusutan suatu aset (operating expenses), yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

Kategori Biaya Operasional

Selain itu, jika dikategorikan biaya operasional adalah suatu pembiayaan perusahaan yang terbagi menjadi dua komponen, yaitu:

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Kategori biaya operasional perusahaan yang pertama adalah biaya tetap atau fixed cost. Seperti namanya, biaya tersebut tidak berubah jumlahnya meskipun terdapat peningkatan dalam penjualan dan produktivitas. 

Selain itu, biaya operasional ini juga harus selalu dibayarkan, tanpa harus memperhatikan aktivitas dan performa perusahaan, baik sedang turun maupun sedang untung. 

Biaya operasional yang masuk di dalam kategori ini adalah seperti pembayaran sewa, gaji karyawan, non-produksi, hingga asuransi.

Biaya Variabel

Kategori biaya operasional yang selanjutnya adalah biaya variabel, yang terdiri dari biaya-biaya yang tidak tetap. Namanya juga tidak tetap, sehingga jumlahnya tergantung pada aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan. 

Sehingga, jumlahnya tidak selalu tetap, dan bisa berubah-ubah. Pasalnya, jenis biaya ini akan dipengaruhi oleh biaya lain di mana biaya variabel akan naik seiring dengan meningkatnya produksi. 

Nah, jika kegiatan produksi perusahaan sedang mengalami penurunan, maka biaya variabel juga ikut turun. Bisa kita beri contoh seperti, biaya untuk pembelian bahan baku dan juga seperti biaya pengiriman.

Baca Juga : Apa itu Biaya Produksi? 

Jenis Biaya Operasional

Tidak hanya dibedakan dari sisi kategori, biaya operasional juga dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 

  1. Biaya langsung sendiri merupakan biaya yang terjadi, atau bisa disebut juga biaya yang manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu. 

2. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi, atau merupakan biaya yang manfaatnya tidak dapat diidentifikasi secara langsung, terhadap objek atau pusat biaya tertentu.

Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan

Biaya operasional adalah biaya yang juga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yakni biaya produksi dan biaya non-produksi. 

Biaya Produksi

Pertama ada biaya produksi, dimana seluruh biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan fungsi kegiatan produksi. Contohnya seperti untuk semua biaya untuk pengolahan bahan baku, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. 

Dari biaya produksi, ternyata juga dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yakni: 

  • Biaya bahan baku: harga perolehan bahan baku, yang digunakan untuk produksi
  • Biaya tenaga kerja langsung: biaya yang digelontorkan untuk balas jasa kepada tenaga kerja
  • Biaya overhead pabrik: seluruh biaya untuk mengonversi bahan baku, menjadi produk jadi atau produk siap jual.

Biaya Non-Produksi

Selanjutnya ada biaya non-produksi, yang seperti namanya biaya ini biasanya dapat digolongkan menjadi beberapa biaya lagi, yakni: 

  • Biaya Pemasaran: biaya untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk
  • Biaya Administrasi dan Umum: untuk mengoordinasi kegiatan produksi, serta pemasaran produk

Contoh Biaya Operasional

Jika kamu masih bingung membedakan diantara banyak kategori, jenis, dan lainnya dari biaya operasional perusahaan, kamu bisa cek contoh biaya operasional dari perusahaan yang berdiri di bidang percetakan berikut ini:

  • Tunjangan Hari Raya: Biaya Tetap
  • Biaya Listrik: Biaya Variabel
  • Biaya Fotokopi: Biaya Tetap
  • Biaya Air Mineral: Biaya Tetap
  • Biaya Lembur: Biaya Variabel
  • Biaya BBM: Biaya Tetap
  • Biaya Gaji Kantor: Biaya Tetap
  • Biaya Konsumsi: Biaya Tetap
  • Biaya Kirim: Biaya Variabel
  • Biaya Pulsa: Biaya Tetap
  • Biaya PDAM: Biaya Tetap
  • Biaya Finishing: Biaya Variabel
  • Biaya Pemeliharaan Kendaraan: Biaya Tetap
  • Biaya Lainnya: Biaya Variabel
  • Biaya Pembelian Plastik: Biaya Variabel
  • Biaya Cetak Buku: Biaya Variabel

Adapun, jenis biaya operasional di tiap masing-masing perusahaan, bisa saja berbeda. Sehingga, rincian di atas ini hanyalah contoh penerapannya, di mana semua pengelompokan tergantung dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. 

Komponen Biaya Non-Operasional

Lantas, jika ada biaya operasional, maka pasti ada biaya non operasional, yang digunakan sebuah perusahaan bukan? Meski dianggap sepele, biaya non operasional ini juga sangat berpengaruh terhadap perusahaan loh. 

Berikut tiga komponen biaya non operasional:

Biaya Bunga Pinjaman

Meski menghindari pinjaman, namun ada saja perusahaan yang bisa hidup dan berkembang dengan dana pinjaman. Nah, biaya bunga dalam pinjaman ini termasuk dalam biaya non operasional. 

Pasalnya, biaya bunga pinjaman merupakan biaya yang wajib dibayarkan perusahaan, kepada pihak lain (debitur) atas jasa peminjaman tersebut. 

Mengapa biaya bunga pinjaman masuk ke dalam biaya non operasional? Hal tersebut dikarenakan, biaya tersebut tidak dibayarkan secara rutin.

Biaya Sewa Peminjaman Barang atau Harta

Selanjutnya adalah biaya sewa di mana biaya ini harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, atas timbal balik yang dilakukan jasa peminjaman barang, baik dalam bentuk properti ataupun barang. 

Biaya Kerugian atas Penjualan Harta

Selanjutnya, ada jenis biaya kerugian atas penjualan harta, dimana biaya ini merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, karena terdapat penjualan harta selain barang yang merupakan objek pokok usaha.

Contoh dari biaya ini adalah seperti biaya furniture kantor yang sudah tidak lagi digunakan, sehingga akan ada selisih biaya (kerugian) dari harga di awal dari barang tersebut. 

Nah, biaya kerugian atas suatu penjualan harta inilah, yang harus ditanggung perusahaan, dan disebut sebagai biaya kerugian atas penjualan harta.

Cara Menghitung Biaya Operasional 

Selain mengetahui pengertian biaya operasional, jenis, kategori dan contohnya, kamu juga wajib tahu cara menghitung biaya operasional di dalam perusahaanmu. 

Umumnya, pihak manajemen perusahaan menghitung dengan menggunakan rumus  Biaya Operasional sebagai berikut

“Biaya Operasional = Biaya produksi + Pengeluaran Operasional”

Adapun rumus tersebut, datanya bisa diambil dari biaya produksi yang tercantum, pada laporan laba rugi perusahaan. Selain itu, kamu juga bisa juga menyebutnya dengan biaya penjualan. 

Selanjutnya kamu, bisa cari total pengeluaran operasional perusahaan, yang di dalamnya masuk ke dalam bagian laporan laba rugi. 

Setelah itu, tambahkan total pengeluaran operasional pada periode perhitungan. 

Kesimpulan

Nah, dari pembahasan di atas, biaya operasional adalah biaya-biaya penunjang untuk membantu melancarkan seluruh kegiatan perusahaan. 

Namun, jika kita lihat sendiri di dalamnya, bahwa biaya operasional juga dibedakan menjadi beberapa jenis, golongan, hingga kategori. 

Terlebih, selain ada biaya operasional, perusahaan juga memiliki biaya non operasional yang laporan keuangannya harus dibedakan dengan biaya non operasional yang tidak.

Memiliki peran yang berbeda pula, kamu harus jeli dalam membedakan biaya operasional dan biaya operasional perusahaan, dengan melakukan penentuan dan proses perhitungan yang matang. 

Agar pekerjaanmu untuk memisahkan kedua biaya tersebut, alangkah baiknya kamu menggunakan software akuntansi khusus, untuk memudahkanmu, dalam menghitung biaya operasional dan biaya non operasional perusahaan.

Software akuntansi seperti apa? Kamu bisa pilih software akuntansi dari MASERP, karena MASERP merupakan program yang bisa digunakan untuk banyak kebutuhan, mulai dari membuat pencatatan keuangan, laporan keuangan, penjualan, pengeluaran, pembelian bahan baku, bahkan hingga gaji karyawan. 

Kamu bisa sangat terbantu dengan software ini, dan bisa memperoleh data yang akuran, tepat, cepat, dan penggunaannya mudah serta praktis.

Baca Juga : Faktor Produksi Ekonomis Bisnis yang Pelu Diketahui