Pelaku usaha perlu memahami berbagai jenis biaya yang memengaruhi operasional dan pengambilan keputusan, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit.
Biaya implisit merupakan biaya yang tidak tampak secara langsung karena tidak melibatkan transaksi tunai.
Sementara itu, biaya eksplisit adalah jenis biaya yang nyata dan dapat langsung diukur karena melibatkan pengeluaran kas dalam proses operasional perusahaan. Biaya ini berperan dalam perhitungan laba rugi serta menjadi bahan evaluasi keuangan bisnis Anda.
Di artikel ini, akan dibahas secara lebih dalam mengenai pengertian biaya eksplisit, contohnya, serta cara menghitungnya secara sederhana dan praktis. Simak, sampai selesai, ya!
Apa Itu Biaya Eksplisit?
Biaya eksplisit adalah pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan oleh perusahaan saat menjalankan kegiatan usaha, seperti produksi atau operasional harian. Biaya ini disebut juga biaya nyata karena bisa langsung terlihat dan dicatat dalam laporan keuangan.
Biaya eksplisit memengaruhi perhitungan untung atau rugi perusahaan. Makin besar biaya yang dikeluarkan, keuntungan bisa saja menurun jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang cukup.
Berbeda dengan biaya implisit yang tidak melibatkan uang secara langsung (seperti waktu pemilik usaha atau penggunaan aset pribadi), biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dibayarkan dalam bentuk uang.
Apa Itu Biaya Implisit?
Biaya implisit adalah jenis pengeluaran yang tidak langsung terlihat karena tidak melibatkan transaksi tunai atau pertukaran uang secara nyata. Biaya ini sering kali tidak dicatat dalam laporan keuangan karena tidak ada aliran kas keluar, tetapi tetap memengaruhi keputusan dan keuntungan perusahaan.
Biaya ini juga dikenal sebagai biaya tersembunyi atau biaya peluang, yaitu nilai dari kesempatan yang hilang ketika perusahaan memilih menggunakan sumber dayanya sendiri dibandingkan menyewakan atau menjualnya.
Meskipun tidak tercatat dalam laporan keuangan, biaya implisit tetap penting untuk diperhitungkan dalam analisis ekonomi, terutama saat ingin menilai efisiensi dan profitabilitas usaha secara menyeluruh.
Dengan memahami biaya implisit, pemilik bisnis bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan realistis terhadap potensi biaya tersembunyi yang memengaruhi kelangsungan usaha
Contoh Biaya Eksplisit
Biaya eksplisit adalah semua bentuk pengeluaran yang secara langsung dikeluarkan oleh perusahaan dan tercatat dalam laporan keuangan. Jenis biaya ini sangat penting karena memengaruhi laporan laba rugi serta digunakan sebagai dasar perhitungan kinerja keuangan perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh biaya eksplisit beserta penjelasannya secara lebih rinci.
Gaji dan Upah Karyawan
Setiap perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan berbagai fungsi, mulai dari produksi, administrasi, penjualan, hingga pelayanan pelanggan.
Gaji atau upah yang dibayarkan kepada karyawan merupakan salah satu contoh biaya eksplisit paling umum. Pembayaran gaji karyawan bisa dilakukan secara harian, mingguan, atau bulanan, tergantung pada sistem penggajian yang diterapkan perusahaan.
Pengeluaran gaji termasuk biaya eksplisit karena melibatkan transaksi tunai dan tercatat dalam laporan keuangan, serta wajib dilaporkan untuk kepentingan perpajakan dan audit keuangan.
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah pengeluaran yang terjadi selama proses pembuatan barang atau jasa berlangsung. Biaya ini sangat krusial karena menentukan besarnya Harga Pokok Produksi (HPP).
Komponen biaya produksi meliputi:
- Bahan baku utama, seperti tepung untuk industri makanan atau kain untuk industri garmen.
- Bahan penolong, misalnya kemasan, perekat, atau pelarut kimia yang menunjang proses produksi.
- Biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah pekerja yang terlibat langsung dalam produksi.
- Biaya pemeliharaan dan pengoperasian mesin, termasuk pembelian suku cadang atau pelumas.
Semua pengeluaran tersebut bersifat kas keluar dan akan dicatat dalam laporan keuangan sebagai bagian dari biaya eksplisit.
Biaya Utilitas
Biaya utilitas mengacu pada tagihan bulanan yang dibutuhkan untuk mendukung operasional bisnis sehari-hari. Contoh umum dari biaya utilitas meliputi:
- Listrik
- Air bersih
- Telepon dan internet
- Gas (untuk industri yang menggunakan bahan bakar gas)
Meskipun jumlahnya bisa berbeda setiap bulan, seluruh biaya ini tetap dicatat sebagai pengeluaran eksplisit karena dibayar secara langsung dan dicatat dalam sistem keuangan perusahaan.
Biaya Lokasi Usaha
Untuk menjalankan operasional bisnis, perusahaan membutuhkan lokasi fisik yang layak. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini juga tergolong biaya eksplisit. Contohnya, antara lain:
- Sewa tempat usaha, seperti gedung kantor, pabrik, ruko, atau kios.
- Renovasi dan perawatan fasilitas, termasuk biaya pengecatan, perbaikan atap, atau perbaikan sistem listrik.
- Pembelian aset tetap, seperti tanah, bangunan, dan gudang yang digunakan untuk kegiatan usaha.
Semua aktivitas ini memerlukan pembayaran nyata sehingga tergolong sebagai biaya eksplisit.
Biaya Transportasi dan Distribusi
Untuk memastikan produk sampai ke tangan konsumen, perusahaan perlu mengeluarkan biaya distribusi. Contohnya, yaitu:
- Ongkos pengiriman barang ke distributor atau pelanggan akhir
- Sewa kendaraan operasional atau logistik
- Bahan bakar dan perawatan kendaraan
Selain itu, biaya distribusi juga termasuk ke dalam biaya eksplisit, karena melibatkan pembayaran secara langsung.
Biaya Pemasaran dan Promosi
Agar produk atau jasa perusahaan dikenal luas oleh konsumen, perusahaan perlu mengalokasikan anggaran untuk pemasaran. Biaya ini bisa sangat variatif, tergantung strategi pemasaran yang digunakan. Beberapa contoh di antaranya:
- Biaya iklan, seperti memasang iklan di media sosial, televisi, radio, atau baliho.
- Promosi digital, termasuk kerja sama dengan influencer, konten berbayar, dan SEO campaign.
- Cetak dan distribusi materi promosi, seperti brosur, katalog, dan spanduk.
Semua biaya pemasaran ini bersifat kas keluar dan berkontribusi pada pertumbuhan bisnis sehingga digolongkan sebagai biaya eksplisit.
Contoh Biaya Implisit
Biaya implisit adalah jenis pengeluaran yang tidak melibatkan transaksi tunai secara langsung, tapi tetap memiliki dampak terhadap operasional dan pengambilan keputusan perusahaan.
Biaya ini sering kali tidak dicatat dalam laporan keuangan karena tidak menimbulkan aliran kas keluar, tetapi sebenarnya memengaruhi efisiensi dan potensi keuntungan.
Berikut beberapa contoh biaya implisit yang umum terjadi dalam dunia bisnis, antara lain:
Penyusutan Nilai Aset
Aset seperti gedung, mesin, dan peralatan yang digunakan terus-menerus dalam proses produksi akan mengalami penurunan nilai seiring waktu atau penyusutan.
Meskipun penyusutan ini tidak mengharuskan perusahaan mengeluarkan uang secara langsung, nilai ekonomi dari aset yang berkurang tersebut tetap menjadi beban bagi perusahaan.
Penyusutan ini termasuk dalam biaya implisit karena memengaruhi efisiensi operasional dan nilai sisa aset, walaupun tidak tercatat sebagai kas keluar dalam laporan keuangan biasa.
Pelatihan Karyawan di Jam Kerja
Perusahaan sering kali memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Jika pelatihan ini dilakukan saat jam kerja, maka karyawan tidak bisa menjalankan tugas rutin mereka seperti biasa.
Walaupun tidak ada uang yang benar-benar dikeluarkan, waktu produktif yang hilang selama pelatihan dapat dianggap sebagai biaya implisit.
Hal ini karena perusahaan kehilangan potensi hasil kerja yang seharusnya didapatkan selama waktu tersebut.
Penggunaan Properti untuk Acara Internal
Jika perusahaan menggunakan gedung atau fasilitas miliknya sendiri untuk menyelenggarakan pelatihan, seminar, atau acara internal lainnya, maka secara tidak langsung perusahaan telah melewatkan kesempatan memperoleh pendapatan dari penyewaan properti tersebut kepada pihak luar.
Contohnya, sebuah ruangan yang biasa disewakan Rp5 juta per hari digunakan untuk kegiatan internal selama seminggu. Artinya, perusahaan kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp35 juta, yang merupakan biaya implisit meskipun tidak terlihat secara kasat mata dalam pembukuan.
Perbedaan Biaya Eksplisit dan Implisit
Dalam menjalani sebuah bisnis, penting bagi pemilik usaha untuk memahami berbagai jenis biaya yang memengaruhi operasional dan keuntungan.
Dua jenis biaya yang sering menjadi pertimbangan adalah biaya eksplisit dan biaya implisit. Meskipun keduanya sama-sama berdampak pada kegiatan usaha, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Untuk membantu Anda mengenali perbedaan keduanya, berikut ini adalah tabel perbandingan yang menjelaskan aspek utama dari biaya eksplisit dan biaya implisit secara lebih sederhana dan jelas.
Aspek | Biaya Eksplisit | Biaya Implisit |
Pengertian | Pengeluaran nyata yang dicatat secara langsung dalam laporan keuangan. | Biaya tersembunyi atau peluang yang tidak melibatkan transaksi tunai. |
Bentuk Pengeluaran | Terjadi pertukaran uang atau transaksi kas. | Tidak ada uang keluar secara langsung. |
Tercatat di Keuangan | Dicatat dalam laporan keuangan. | Tidak dicatat dalam laporan keuangan. |
Contoh | Gaji karyawan, sewa tempat, pembelian bahan baku, listrik. | Pelatihan karyawan di jam kerja, penyusutan aset, penggunaan gedung sendiri. |
Tujuan Perhitungan | Untuk laporan keuangan dan pajak. | Untuk analisis keputusan dan efisiensi internal. |
Pengaruh ke Laba Rugi | Langsung memengaruhi perhitungan laba rugi. | Digunakan dalam analisis ekonomi, bukan akuntansi. |
Contoh Cara Menghitung Biaya Eksplisit
Untuk memahami biaya eksplisit secara lebih nyata, penting bagi pelaku usaha melihat langsung bagaimana jenis biaya ini muncul dalam kegiatan sehari-hari.
Biaya eksplisit melibatkan pengeluaran kas yang tercatat dalam laporan keuangan, sehingga sangat berperan dalam menentukan laba atau rugi usaha.
Berikut ini contoh kasus sederhana yang dapat membantu Anda memahami cara menghitung biaya eksplisit.
Bayu memiliki usaha laundry kiloan di daerah tempat tinggalnya. Setiap bulan, ia mengeluarkan beberapa biaya untuk menjalankan usahanya, antara lain:
Jenis Pengeluaran | Jumlah Biaya (Rp) |
Gaji 2 pegawai | Rp4.000.000 |
Sewa ruko | Rp2.500.000 |
Listrik dan air | Rp750.000 |
Deterjen dan pewangi | Rp1.250.000 |
Servis mesin cuci | Rp500.000 |
Total Biaya Eksplisit | Rp9.000.000 |
Di bulan yang sama, Bayu mendapatkan omzet sebesar Rp13.000.000. Maka, perhitungan laba kotornya adalah:
- Laba Kotor = Pendapatan – Biaya Eksplisit
- Laba Kotor = Rp13.000.000 – Rp9.000.000 = Rp4.000.000
Kesimpulan
Biaya eksplisit menggambarkan pengeluaran yang benar-benar terjadi dan secara langsung tercatat dalam laporan keuangan sehingga berpengaruh besar terhadap laba dan rugi perusahaan.
Biaya eksplisit perlu ini secara rapi dan teliti, agar Anda dapat mengontrol arus kas dengan lebih baik, membuat keputusan yang lebih tepat, serta menjaga stabilitas keuangan usaha.
Kini, kemajuan teknologi dapat membantu Anda dalam mencatat segala biaya pengeluaran dan memperoleh laporan keuangan yang akurat dan dapat dikomparasi perkembangannya dari tahun ke tahun.
Anda bisa mulai mengimplementasikan software ERP MASERP untuk segala kebutuhan operasional usaha Anda. MASERP merupakan software ERP yang sudah terintegrasi dengan banyak fungsi bisnis lain seperti keuangan, pembelian, manufaktur, persediaan barang, gudang, akuntansi, penjualan, laporan keuangan dan masih banyak yang lainnya.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kebutuhan Anda kepada konsultan ahli kami. Gratis! Klik gambar di bawah ini, ya!