Istilah profit atau keuntungan mungkin sudah tidak asing Anda dengar. Profit adalah laba atau keuntungan yang didapatkan oleh suatu perusahaan dari suatu kegiatan bisnis yang dilakukan. Namun, apakah sama artinya dengan rasio profitabilitas?
Apakah masih ada hubungannya dengan profit itu sendiri? Untuk Anda yang mungkin masih bingung, lewat artikel ini kita akan membahas mengenai pengertian rasio profitabilitas, jenis, dan cara perhitungannya. Yuk, langsung simak!
- Definisi Rasio Profitabilitas
- Fungsi Penerapan Rasio Profitabilitas
- Manfaat Rasio Profitabilitas
- Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
- Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
- Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
- Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)
- Return on Assets Ratio (Rasio Pengembalian Aset)
- Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)
- Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang Digunakan)
- Return on Investment (ROI)
- Earning Per Share (EPS)
- Kekurangan Rasio Profitabilitas
- Kesimpulan
Definisi Rasio Profitabilitas
Ternyata dalam ilmu akuntansi, rasio profitabilitas adalah perbandingan untuk menemukan berapa besar perusahaan mampu meraih keuntungan atau pendapatan tertentu. Rasio profitabilitas ini masuk ke dalam salah satu elemen rasio finansial yang wajib dimiliki oleh perusahaan.
Fungsi Penerapan Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menjadi wadah untuk mencatat transaksi keuangan. Lewat perhitungan inilah, biasanya investor dan kreditur bank akan bisa menilai jumlah keuntungan investasi yang nantinya akan diperoleh oleh investor.
Selain itu, fungsinya juga untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang kepada kepada kreditur berdasarkan tingkat aset dan sumber daya yang lain. Dari situ akan terlihat tingkat efisiensi dari perusahaan tersebut.
Semakin tinggi nilai rasionya, maka kondisi perusahaan semakin baik jika dilihat dari rasio profitabilitasnya. Disinilah peran rasio profitabilitas cukup penting karena membuka hasil akhir dari kebijakan keuangan yang dibuat oleh manajemen suatu perusahaan.
Manfaat Rasio Profitabilitas
Seorang akuntan di perusahaan wajib membuat rasio profitabilitas untuk menghitung untung dan rugi di perusahaan. Berikut ini manfaat rasio profitabilitas jika Anda menggunakan metode ini. Yuk, simak!
- Mengetahui laba dan keuntungan dari sebuah perusahaan dalam jangka periode tertentu.
- Dijadikan sebuah tolak ukur untuk penilaian yang dilakukan oleh bank atau investor kepada perusahaan.
- Bisa melihat efisiensi bisnis yang sedang dijalani.
- Untuk seorang manajer perusahaan, rasio profitabilitas ini bisa menjadi pegangan atau acuan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
- Tolak ukur bagi trader saham untuk menilai apakah saham suatu perusahaan layak untuk dibeli atau tidak.
Baca Juga : Rasio Keuangan Menjadi Perhitungan Khusus dalam Bisnis
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
Dalam rasio profitabilitas juga terdapat beberapa jenis yang sering digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit. Di antaranya adalah berikut ini
Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Margin laba kotor adalah rasio profitabilitas untuk melihat dan menilai persentase laba kotor dengan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor ini dipengaruhi oleh laporan arus kas yang dijabarkan mengenai besaran laba yang didapatkan perusahaan ditambah dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk produksi dan jasa.
Biasanya juga gross margin ratio atau yang disebut margin laba kotor ini untuk mengukur efisiensi perhitungan biaya produksi. Semakin besar gross profit margin, maka semakin efisien kegiatan operasional perusahaan.
Kondisi ini digambarkan jika Harga Pokok Penjualan (HPP) lebih rendah dari penjualan. Jika keadaan sebaliknya, maka itu berarti perusahaan kurang baik dalam operasionalnya.
Gross Profit Margin = Laba Kotor : Total Pendapatan x 100%
Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Net profit margin digunakan untuk menilai persentase laba bersih yang didapatkan setelah dikurangi pajak dari pendapatan yang didapatkan dari penjualan. Semakin tinggi net profit margin ini, maka akan semakin baik keadaan operasional perusahaan.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan
Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk bisa menilai kemampuan di sebuah perusahaan dalam hal menghasilkan keuntungan atau laba dari investasi pemegang saham di perusahaan.
Rasio pengembalian ekuitas ini sendiri dihitung dari penghasilan perusahaan terhadap modal yang sudah diinvestasikan kepada para pemilik perusahaan. Dalam hal ini, yaitu pemegang saham dan pemegang saham preferen.
Return on Equity inilah yang nantinya akan menunjukan seberapa besar hasil dari perusahaan bisa mengelola modalnya. Dari situ tingkat keuntungannya diukur dari pemegang saham perusahaan
Return on Assets Ratio (Rasio Pengembalian Aset)
Rasio pengembalian aset ini tugasnya untuk menilai dari persentase keuntungan yang didapatkan perusahaan terkait total asset sehingga efisiensi suatu perusahaan bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Return on Assets Ratio = Laba Bersih : Total Assets
Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)
Return on Sales ini dibuat bertujuan untuk menampilkan tingkat untungnya suatu perusahaan setelah proses pembayaran biaya-biaya produk, seperti bahan baku, upah pekerja, dan lain sebagainya sebelum dikurangi bunga dan tentunya pajak.
ROS (Return on Assets Ratio) = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%
Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang Digunakan)
Return on capital employed (ROCE) adalah rasio untuk bisa mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang sudah dipakai dalam bentuk persentase.
Modal di sini yang dimaksud adalah ekuitas perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau kewajiba lancar dikurangi total aset.
Ada dua rumus yang biasa digunakan untuk ROCE ini, yaitu;
Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Modal Kerja
atau
Laba Sebelum Pajak dan Bunga (Total Aset – Liabilitas)
Return on Investment (ROI)
Return on investment (ROI) dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. ROI ini berguna untuk mengukur seberapa mampu perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba atau keuntungan terhadap aktiva yang ada di perusahaan. Prinsipnya semakin tinggi nilai ROI ini maka kondisi perusahaan itu baik.
Return on Investment (ROI) = ((Laba Atas Investasi – Investasi Awal) : Investasi) x 100%
Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) adalah rasio untuk melihat kemampuan bagian per lembar saham dalam menghasilkan laba perusahaan. Earning per share ini sangatlah diperhatikan oleh manajemen perusahaan, calon pemegang saham, dan pemegang saham karena menjadi indikator keberhasilan suatu perusahaan.
EPS = (Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen : Saham Biasa)
Kekurangan Rasio Profitabilitas
Sejauh dari yang sudah dijelaskan di atas, rasio profitabilitas memang bisa dijadikan sebagai pegangan untuk menilai atau memperlihatkan performa perusahaan.
Namun dibalik teori-teorinya, rasio profitabilitas ini juga memiliki kekurangan diantaranya adalah berikut ini.
- Memiliki keterbatasan dalam teknik perhitungan rasio
- Apabila data yang ada tidak cukup atau tidak mendukung maka sulit menghitung profitabilitas
- Data bisa tidak sesuai satu dengan yang lain sehingga menjadi tidak valid
- Terjadinya perbedaan standar akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan
- Perusahaan bisa saja melakukan modifikasi sehingga performa sahamnya ini terlihat menarik
Kesimpulan
Terlepas dari kekurangan yang ada pada rasio profitabilitas ini, pada dasarnya setiap metode ini masih digunakan oleh kebanyakan bahkan hampir semua perusahaan untuk menghasilkan perhitungan yang valid.
Tidak heran, karena metode rasio profitabilitas ini memang memiliki banyak jenis-jenisnya sehingga bisa membantu untuk memperlihatkan data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dalam perusahaan manajemen keuangan tentu saja menjadi hal yang penting bahkan vital karena berpengaruh besar terhadap sukses atau tidaknya perusahaan itu berjalan.
Maka dari itu, penting juga bisa untuk bisa mencatat dengan baik semua proses keuangan yang masuk dan keluar.
Untuk mencatat laporan keuangan tersebut Anda tidak perlu lagi membayangkan dengan hal-hal yang rumit atau bahkan manual.
Berkat adanya kemajuan teknologi ini akhirnya bisa menghadirkan software akuntansi seperti MASERP yang tentu saja bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan Anda.
Memilih software akuntansi yang tepat tentu saja akan membantu Anda mengoptimalkan performa dari perusahaan. Jika ingin tahu lebih banyak, yuk segera konsultasikan dengan kami. Gratis!
Baca Juga: Enterprise Asset ManagementÂ