Cara Menghitung Laba Rugi untuk Memantau Bisnis

Umumnya, cara menghitung laporan laba rugi atau membuatnya adalah sebuah kewajiban pada perusahaan dan industri lainnya dengan melakukan teknik pelaporan yang sama. Dalam akuntansi cara membuat laporan laba rugi sangat penting menambah skill dan bisa dipelajari mendalam.

Tetapi, untuk rugi atau laba adalah unsur yang penting dalam membuat laporan laba rugi. Penting untuk mengetahui beberapa karakteristik laporan keuangan. Pada umumnya laporan keuangan yang dibutuhkan sebuah bisnis adalah laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan bahkan catatan atas laporan keuangan.

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui cara menghitung laporan laba rugi supaya pemilik bisnis dan investor memahami laporan dan memperluas pengetahuan bagaimana cara membuat laporan laba rugi.

Selain itu, juga untuk mengetahui komponen-komponen dan manfaat dari perhitungan laba dan rugi tersebut.

Tujuan Membuat Laporan Laba Rugi

Berikut ini ada beberapa tujuan dalam membuat laporan laba rugi perusahaan, yaitu :

  • Menghitung besarnya pajak perusahaan.
  • Memeriksa serta mengevaluasi hasil laba di setiap waktu.
  • Mengukur atau menilai efisiensi perusahaan berdasarkan hasil nilai usaha.

Baca Juga: 5 Langkah Analisis Transaksi untuk Laporan Keuangan Perusahaan

Komponen-Komponen dalam Laporan Laba Rugi

Setidaknya, ada tujuh komponen utama yang menyusun sebuah laporan laba rugi. Tiap-tiap komponen ini umumnya perlu diketahui atau dihitung terlebih dahulu agar laporan yang nantinya dibuat dapat benar-benar menjawab pertanyaan bisnis yang dihadapi.

Jika Anda tidak memahami komponen-komponen tersebut, pelaporan keuangan terkait laba rugi tidak akan dapat disusun secara valid karena tidak ada penghitungan yang jelas. Sebenarnya, komponen apa saja yang perlu diketahui sebelum mulai menyusun laporan yang satu ini? yuk kita bahas:

Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan (HPP) atau yang juga dikenal sebagai cost of goods sold, merupakan istilah yang digunakan di dunia ekonomi serta perpajakan untuk menggambarkan total pengeluaran biaya langsung dari sebuah perusahan ketika memproduksi serta memasarkan sebuah barang maupun jasa dalam satu kegiatan bisnis di sebuah periode.

Harga pokok penjualan menjadi salah satu komponen utama dalam cara membuat laporan laba rugi dengan mengingat laporan yang satu ini memang dikhususkan untuk mencari tahu seberapa besar keuntungan serta kerugian yang diterima oleh pelaku usaha secara bersih. Jadi, perlu diketahui juga harga pokok sebagai indikator penentu apakah hasil penjualan dari produk tersebut bisa dinyatakan untung atau justru rugi.

Pengeluaran

Setiap operasional bisnis tentu memiliki pengeluaran. Dalam laporan laba rugi komponen pengeluaran menjadi sesuatu yang krusial karena dapat menentukan hasil penghitungan akhir.

Secara umum, pengeluaran kerap dibandingkan dengan pendapatan termasuk dalam kaitannya dengan laba rugi. Ketika nilai dari pengeluaran ternyata lebih besar dibanding pendapatan bisnis dapat dikatakan merugi dan sebaliknya, jika pengeluaran masih dapat ditutup dengan nilai pendapatan yang masuk, bisnis dapat dikatakan memperoleh keuntungan.

Karena laporan laba rugi memang difungsikan untuk mengetahui kinerja suatu usaha yang dilakukan dengan melihat keuntungan serta kerugian yang dialami, pengeluaran pun menjadi komponen yang tak kalah penting untuk dimasukkan dalam penghitungan.

Penjualan Bersih

Selanjutnya cara menghitung laporan laba rugi adalah nilai penjualan bersih yang berhasil dilakukan dalam suatu periode penghitungan.

Sama seperti harga pokok penjualan, penjualan bersih menjadi krusial karena angka atau nilai ini akan menentukan apakah hasil penjualan yang secara bersih diterima oleh pelaku usaha mampu menutup biaya produksi serta pemasaran atau tidak.

Jadi, apabila nilai penjualan bersih ternyata masih di bawah beban-beban pengeluaran yang dilakukan dalam suatu operasional bisnis, dapat dikatakan bahwa pelaku usaha mengalami kerugian.

Begitu pula sebaliknya, jika nilai penjualan bersih yang didapatkan bisa lebih besar dari seluruh beban pengeluaran yang telah digelontorkan, bisnis dapat dikatakan mengalami keuntungan karena mampu menambahkan pos-pos pendapatan bisnis.

Pendapatan Bersih

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pendapatan bersih sangat berkaitan dengan laba kotor.

Mengapa demikian? Karena, jika laba kotor dihitung dengan mengurangkan harga pokok penjualan dari laba kotor, pendapatan bersih didapatkan dengan mengurangkan seluruh pengeluaran yang ada, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi serta pemasaran mauapun pengeluaran-pengeluaran yang tidak berkaitan langsung dari laba kotor.

Dalam laporan laba rugi, pendapatan bersih menunjukkan nilai riil yang benar-benar diterima oleh pelaku usaha dengan memperhitungkan seluruh pengeluaran yang ada dari setiap proses bisnis mulai dari produksi hingga pemasaran.

Laba Kotor

Komponen berikutnya yang tak kalah penting dalam cara menghitung laba rugi adalah laba kotor atau keuntungan yang didapatkan oleh suatu perusahaan tanpa memperhitungkan biaya yang dikeluarkan atau perlu dipersiapkan terkait operasional bisnis.

Laba kotor biasanya dapat dihitung lebih lanjut menjadi laba bersih atau pendapatan bersih yang juga menjadi salah satu dari tujuh komponen laba rugi.

Komponen yang satu ini umumnya akan sangat dipengaruhi oleh berbagai pos pengeluaran yang tidak terkait secara langsung dengan kegiatan produksi maupun pemasaran produk tersebut, tetapi tetap menjadi beban yang perlu ditutup terlebih dahulu sebelum pelaku usaha dapat mencetak keuntungan.

Sebagai contoh, seorang pelaku usaha mungkin sudah menghitung berapa pendapatan yang akan diterimanya ketika memasarkan suatu produk dengan mengurangi harga jualnya dengan biaya produksi serta pemasaran. Namun, sebenarnya ada beban lain yang perlu dihitung juga seperti gaji karyawan atau penyusutan nilai alat produksi, bukan?

Oleh karena itu, pendapatan atau keuntungan yang telah dihitung oleh pelaku usaha tersebut sebenarnya merupakan laba kotor karena pendapatan yang diterima tersebut bisa jadi tidak dapat menutup berbagai biaya lain yang perlu dikeluarkan untuk memastikan operasional bisnis dapat terus dijalankan.

Laba Ditahan

Dalam bahasa bisnis, laba ditahan merupakan jenis keuntungan yang tidak dapat dibagikan secara langsung kepada pemegang saham. Laba ini perlu ditahan di dalam perusahaan atau unit bisnis apa pun untuk memastikan operasional bisnis dapat terus dijalankan atau bahkan dikembangkan.

Besarnya laba ditahan umumnya didapatkan dari penghitungan pendapatan bersih. Oleh karena itu, meskipun termasuk sebagai komponen dalam penyusunan laporan laba rugi, posisi laba ditahan sesungguhnya tidak dibutuhkan untuk penyusunan laporan itu sendiri, tetapi justru dihitung dari laporan yang telah dibuat.

Dividen

Sama seperti laba ditahan dividen juga merupakan hasil dari penghitungan laba rugi suatu bisnis. Bedanya, jika laba ditahan seperti namanya, merupakan keuntungan bisnis yang ditahan tetap berada dalam perusahaan dan tidak dibagikan kepada setiap pemegang saham, dividen merupakan hasil keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

Besaran dividen juga sama seperti besaran laba ditahan yaitu dihitung melalui hasil pendapatan bersih. Oleh karena itu, jika pendapatan bersih yang diterima berada dalam kurva minus atau defisit, pemegang saham pun tidak akan menerima keuntungan apa pun dari bisnis yang tengah dijalankan.

Apabila pemegang saham tetap dipaksakan untuk menerima dividen karena tidak adanya penghitungan laba rugi yang tepat bisnis pun akan sulit untuk dikembangkan karena dividen yang tadinya merupakan bentuk keuntungan pemegang saham akan menjadi beban pengeluaran bisnis yang nantinya dapat membuat bisnis terhenti jika terus menumpuk.

Karena alasan tersebut, penghitungan dividen pun menjadi salah satu komponen utama yang patut diperhitungkan dalam tata cara membuat laporan laba rugi.

Cara Menghitung Laba Rugi Bisnis

Setelah kita ketahui komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun laporan laba rugi, selanjutnya adalah bagaimana cara untuk menyusun laporan itu sendiri.

Secara sederhana, laporan ini dapat disusun dengan mengikuti beberapa tahapan, misalnya saja:

Menghitung Pendapatan

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung laba rugi bisnis adalah dengan menghitung pendapatan yang diterima.

Menghitung setiap transaksi yang keluar atau masuk merupakan yang harus dilakukan dari setiap pelaku usaha. Dengan melakukan hal ini penyusunan laporan laba rugi bisa dimulai.

Catat semua pendapatan yang diterima dan tidak ada yang terlewat. Buat satu bagian khusus yang mencatat seluruh pendapatan dalam satu periode sehingga dari nilai pendapatan yang berhasil dikumpulkan tersebut dapat diketahui performa bisnis dalam periode tersebut seperti apa.

Menghitung pendapatan mungkin tidak akan sesulit menghitung penjualan karena sumber pendapatan yang ada bisa dibilang jauh lebih sedikit dibanding pos-pos pengeluaran. Namun, perhatikan selalu bahwa apabila ada pendapatan yang tidak tercatat dengan baik, penghitungan laba rugi akan sangat terpengaruh dan bisa jadi akan mempengaruhi bagaimana strategi pengembangan bisnis dapat diterapkan.

Menghitung Keuntungan

Setelah mengetahui nilai pendapatan dan juga nilai pengeluaran yang dicatat selama periode atau rentang waktu tertentu, selanjutnya pelaku usaha dapat mulai menghitung keuntungan.

Perlu diingat, dalam menghitung keuntungan laporan laba rugi mengenal dua jenis keuntungan. Keuntungan kotor yang hanya berkaitan dengan seluruh pengeluaran yang secara langsung terkait dalam proses produksi dan juga keuntungan bersih yang tak hanya menghitung pengeluaran langsung saja, tetapi juga pengeluaran-pengeluaran yang mungkin tidak secara langsung berkaitan dengan proses produksi tetapi tetap menjadi beban yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Untuk mengetahui apakah suatu bisnis dapat dikatakan mengalami keuntungan, cukup melihat besarnya selisih antara pendapatan dan juga pengeluaran yang telah dicatat pada laporan laba rugi.

Bisnis yang mengalami keuntungan memiliki nilai pendapatan yang lebih besar dibanding jumlah beban pengeluaran yang tercatat dalam periode waktu tertentu. Dari sini, pelaku usaha pun dapat menghitung besaran laba ditahan dan juga dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham.

Apabila pos pengeluaran tercatat lebih besar dibanding pos pendapatan, pelaku usaha tidak perlu menghitung besarnya nilai laba ditahan maupun dividen karena ika situasi ini terjadi, artinya bisnis tercatat tidak mengalami keuntungan sehingga tidak akan ada hasil keuntungan yang dapat dimasukkan sebagai laba ditahan maupun dividen bagi para pemegang saham.

Menghitung Beban Pengeluaran

Setelah mengetahui berapa jumlah pendapatan bisnis yang diterima langkah berikutnya tentu membuat bagian pengeluaran.

Sama seperti langkah yang harus dilalui dalam menghitung pendapatan dalam menghitung beban pengeluaran pun pastikan untuk menghitung seluruh pengeluaran yang dilakukan dalam periode yang ingin dihitung performa bisnisnya.

Berhati-hatilah saat ingin mencatat beban pengeluaran yang mungkin tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi maupun pemasaran produk serta jasa yang dijadikan komunitas bisnis.

Beban-beban pengeluaran seperti penyusutan alat atau semacamnya sering kali terlewat dalam pencatatan maupun penghitungan. Padahal, jika tidak dapat diidentifikasi dengan benar, beban-beban pengeluaran ini akan memengaruhi cara penghitungan laba rugi bisnis, yang jika dibiarkan terlalu jauh akan membahayakan bisnis atau menempatkan pelaku usaha pada situasi yang sulit.

Menghitung Kerugian

Menghitung kerugian merupakan alternatif dari langkah menghitung keuntungan. Karena, dalam laporan laba rugi hanya dikenal salah satunya saja. Misalnya saja untuk suatu periode waktu perusahaan dicatat mengalami kerugian perusahaan tersebut tidak mungkin tercatat pula memperoleh keuntungan.

Untuk mengetahui berapa besar jumlah kerugian yang dialami jika memang bisnis teridentifikasi mengalami kerugian cukup melihat besarnya pengeluaran dibanding dengan pendapatan. Bisnis dianggap merugi jika nilai pengeluaran lebih besar dibanding pendapatan bisnis yang diterima terlepas dari seberapa besar selisih di antara kedua nilai tersebut.

Menghitung laba rugi bisnis mungkin memang terasa merepotkan karena ada banyak komponen serta pertimbangan yang perlu diperhatikan dengan baik. Selain itu, pelaku usaha juga harus dapat mengidentifikasi mana keuntungan yang tergolong sebagai keuntungan bersih, dan mana yang tergolong sebagai keuntungan kotor. 

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, sekarang Anda sudah mengetahui cara menghitung laporan laba rugi. Pada laporan laba rugi terdapat komponen pendapatan, beban dan biaya, pendapatan lain serta beban dan biaya lain.

Pada laporan arus kas yang menunjukkan kas keluar dan masuk memiliki komponen berupa aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sedangkan pada laporan perubahan modal, komponennya terdiri dari pendapatan, modal, laba bersih dan modal akhir.

Pembuatan laporan keuangan secara manual, tentu saja akan menyulitkan Anda karena akan menghabiskan waktu dan rentan terjadi human error. Untuk memudahkan hal tersebut, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti MASERP yang bisa terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti manufakturdistribusi, penjualan, pembelian dan lain-lain.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan seperti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif. Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatat dan membuat 300+ laporan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda.

Anda bisa mencustom software MASERP sesuai bisnis flow perusahaan. Segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami sekarang, gratis!

Baca Juga: Laporan Laba Rugi dan Contoh Penyusunannya