Mengenal Likuiditas dan 5 Rasio Likuiditas dalam Bisnis

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi utang atau kewajiban perusahaan. Contohnya banyak perusahaan yang tidak mampu membayar utang dan memiliki likuiditas yang rendah.

Rendahnya likuiditas ini adalah salah satu tanda suatu perusahaan berada di posisi bangkrut. Agar bisa memahami konsep likuiditas dengan lengkap, simak artikel di bawah ini, yuk!

Pengertian Likuiditas

Melanjutkan pembahasan di atas, likuiditas adalah kemampuan pada perusahaan untuk melunasi utang serta kewajiban jangka pendek yang dimiliki. Utang jangka pendek perusahaan yaitu utang usaha, pajak, dividen dan lainnya.

Likuiditas bisa diartikan sebagai kemampuan individu ataupun perusahaan dalam melunasi utang dengan menggunakan harta lancar yang dimiliki.

Jika tidak memiliki kemampuan itu, perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan operasional bisnisnya seperti biasa.

Level likuiditas yang dimiliki perusahaan umumnya digambarkan dengan menggunakan angka tertentu. Angka yang menggambarkan likuiditas tersebut biasa disebut dengan rasio cepat, rasio lancar, serta rasio kas.

Pada saat mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan likuiditas, semakin tinggi nilainya menunjukkan kinerja yang semakin baik pula.

Alasannya, saat perusahaan memiliki tingkat likuiditas tinggi, kesempatannya untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak juga semakin terbuka lebar.

Lembaga keuangan, pemasok, hingga kreditur pasti cenderung memilih perusahaan dengan likuiditas tinggi untuk menyimpan dana yang dimiliki.

Jadi, likuiditas yang dimiliki perusahaan ini memegang peran yang amat penting dalam menunjukkan kinerjanya serta menjadi target investasi para investor.

Komponen Likuiditas

Secara garis besar, komponen dari likuiditas terbagi menjadi 3 bagian. Semua komponen tersebut memiliki peran besar bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

Jarak

Komponen utama dari likuiditas adalah jarak. Jarak merupakan komponen yang mampu menjelaskan mengenai jarak harga pada suatu produk.

Jarak harga tersebut meliputi jarak harga normal dan jarak harga yang telah disetujui perusahaan. Melalui komponen ini, perusahaan dapat menjabarkan mengenai perjanjian atau transaksi produk yang digunakan.

Kedalaman

Komponen kedua yang akan dibahas adalah kedalaman. Kedalaman adalah komponen likuiditas yang menjelaskan mengenai volume atau jumlah penjualan serta pembelian suatu produk yang dilakukan oleh perusahaan.

Komponen ini juga dapat memberikan penjelasan mengenai kisaran harga dari produk yang dijual atau dibeli oleh perusahaan.

Resiliensi

Komponen terakhir dari likuiditas adalah resiliensi. Menjelaskan mengenai perubahan harga, komponen ini mampu memberikan gambaran mengenai seberapa cepat harga suatu produk berubah.

Perubahan harga yang dimaksudkan adalah dari harga normal ke harga yang lebih efisien untuk sebuah produk. Resiliensi mampu menjelaskan adanya ketidakstabilan harga suatu produk.

Manfaat Likuiditas

Likuiditas ternyata tidak serta merta menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.

Ada beberapa manfaat serta peran lain dari tingkat likuiditas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Manfaat dari mengetahui tingkat likuiditas bagi perusahaan adalah untuk membantu proses analisis serta interpretasi kondisi keuangan jangka pendek.

Jadi, dengan mengetahui tingkat likuiditas, perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangan saat diketahui ada hal yang membuat kinerja bisnis kurang maksimal dan efisien.

Sedangkan, untuk peran-perannya adalah sebagai berikut:

Media untuk Melakukan Kegiatan Operasional Bisnis

Peran pertama dari likuiditas adalah sebagai media untuk melakukan kegiatan operasional bisnis sehari-hari.

Likuiditas juga dapat menjadi alat atau data untuk mengantisipasi keperluan dana yang secara tiba-tiba muncul dan mendesak perusahaan untuk melunasinya dengan segera.

Memudahkan Perusahaan di Bidang Lembaga Keuangan

Peran kedua adalah untuk memudahkan perusahaan di bidang lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman maupun penarikan dana oleh nasabah.

Dengan begitu, nasabah tidak perlu direpotkan oleh perusahaan karena dana yang diminta tidak bisa cari dengan cepat.

Tingkat likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan juga dapat dijadikan sebagai acuan pada tingkat fleksibilitas perusahaan.

Tingkat fleksibilitas perusahaan ini kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam kerjasama investasi maupun usaha lainnya yang dapat menguntungkan.

Saat likuiditas dirasa kurang memuaskan, perusahaan dapat menjadikan informasi tersebut sebagai bukti perlunya upaya perbaikan atas kinerja yang dimiliki selama ini.

Perusahaan pun mampu menganalisa keputusan bisnis apa yang dirasa kurang perlu atau merugikan dengan keputusan bisnis lainnya yang lebih menguntungkan.

Pihak manajemen perusahaan juga menjadi lebih mampu untuk memeriksa efisiensi atas modal kerja yang dimiliki. 

Macam Rasio Likuiditas Perusahaan

Sebelum beranjak ke pembahasan mengenai macam-macam rasio likuiditas, akan jauh lebih baik jika memahami tentang rasio likuiditas terlebih dahulu.

Dengan begitu, memahami tentang jenis dari setiap rasio likuiditas akan menjadi semakin mudah.

Secara sederhana, rasio likuiditas diartikan sebagai rasio pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggungan atau melunasi utang jangka pendek yang dimiliki.

Nilai pada rasio likuiditas inilah yang menjadi tolak ukur seberapa likuiditasnya sebuah perusahaan tersebut.

Jika bisa membayar kewajiban jangka pendek, maka perusahaan tersebut bisa dibilang likuid. Sebaliknya, jika tidak mampu melunasi segala kewajibannya, perusahaan tersebut disebut ilikuid dan perlu diwaspadai kinerja bisnisnya.

Pengukuran tingkat likuiditas perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan komponen pada neraca.

Komponen tersebut meliputi jumlah aktiva lancar dan pasiva lancar atau utang jangka pendek. Proses pengukuran likuiditas juga bisa dilakukan dengan berkala dalam beberapa periode akuntansi agar terlihat perkembangannya.

Setelah mengetahui dasar dari rasio likuiditas tersebut, lanjut ke pembahasan tentang macam-macam rasio likuiditas. Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi 5 jenis:

Rasio Lancar

Yang dimaksud dengan rasio lancar merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar yang dimiliki untuk membayar kewajiban serta utang lancar.

Dengan mengukur rasio likuiditas ini, perusahaan mampu mengetahui jumlah aktiva lancar yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.

Cara untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki rasio lancar yang sehat atau tidak sebenarnya cukup mudah.

Saat jumlah aktiva lancar lebih besar dari jumlah utang lancar, artinya perusahaan tersebut memiliki rasio lancar yang baik dan memiliki kemampuan untuk menutupi kewajibannya.

Baca Juga : Mengenal Aset (Aktiva) 

Rasio Cepat

Lanjut ke penjelasan tentang rasio cepat, rasio likuiditas jenis ini merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek.

Menggunakan aktiva lancar, rasio cepat dapat menunjukkan apakah perusahaan masih perlu memperhitungkan persediaan.

Pasalnya, persediaan yang dimiliki perusahaan biasanya membutuhkan waktu lama untuk diproses menjadi uang ketimbang jenis aset lainnya.

Komponen pada rasio cepat ini meliputi piutang serta surat berharga. Hal ini berarti jika rasio cepat perusahaan semakin tinggi, kondisi keuangannya juga semakin sehat.

Artinya, perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendek yang dimiliki dengan lebih mudah.

Rasio Kas

Macam yang ketiga adalah rasio kas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek menggunakan uang kas yang dimiliki.

Contoh kas perusahaan yang diperhitungkan dalam rasio ini adalah dana kas dan setara kas, seperti rekening giro.

Ketika rasio kas ini menunjukkan perbandingan 1:1 atau lebih besar, itu berarti perusahaan memiliki kinerja yang efektif dan kondisi keuangan yang baik.

Rasio Perputaran Kas

Selanjutnya adalah rasio perputaran kas yang menunjukkan angka relatif antara jumlah penjualan dengan modal kerja.

Hal yang termasuk sebagai modal kerja adalah semua komponen pada aktiva lancar yang dikurangi dengan jumlah utang lancar.

Rasio perputaran kas dihitung dengan membagi angka penjualan dengan modal kerja bersih.

Melalui rasio ini, perusahaan mampu mengetahui seberapa tinggi penjualan atau keuntungan yang didapatkan dari pengeluaran untuk modal kerjanya.

Rasio Modal Kerja

Terakhir, rasio modal kerja pada total aset menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan dari jumlah aktiva serta posisi modal kerja.

Cara menghitung rasio ini adalah dengan mengurangi total aset saat ini dengan liabilitas dan membaginya dengan jumlah aset.

Baca Juga: Ranking of Market Liquidity (Example)

Kesimpulan

Nah itulah informasi seputar likuiditas di sebuah perusahaan yang menjadi pembahasan kali ini. Likuiditas adalah daya atau kemampuan suatu perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dan utang yang dimiliki.

Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya.

Buatlah pengingat hutang agar Anda tidak telat dalam membayar hutang dan pajak perusahaan.

Seperti yang Anda ketahui bahwa jika Anda telat membayar, likuiditas Anda akan rendah dan akan berpengaruh pada perusahaan.

MASERP menyediakan reminder untuk piutang jatuh tempo setiap harinya untuk penagihan tepat waktu dan meningkatkan kesehatan cash flow perusahaan.

MASERP juga memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.

Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

MASERP dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan perusahaan Anda secara spesifik. Klik link di bawah ini untuk konsultasi GRATIS dengan konsultan ahli kami!

Baca Juga : Apa Itu Pajak Penghasilan (PPh)?