Ketika mendengar hutang, mungkin pikiranmu hutang adalah hal yang negatif dan merupakan hal yang dihindari oleh banyak orang, bahkan bagi negara. Jadi, sebenarnya hutang itu apa? Mengapa jika dihindari, masih banyak orang yang masih berhutang? Yuk simak semua informasinya di sini.
Apa Itu Hutang?
Pengertian hutang adalah sejumlah uang baik bernilai kecil atau besar yang dipinjam oleh satu pihak dari pihak lain.
Untuk apa seseorang atau suatu pihak meminjam uang ke pihak lain? Nah, biasanya seseorang atau pihak meminjam uang tentu memiliki tujuannya.
Nantinya hutang ini bisa digunakan oleh individu atau perusahaan tersebut untuk melakukan pembelian sesuatu (bisa berupa barang atau jasa) yang memerlukan dana besar.
Karena terlampau besar dana yang diperlukan, mungkin membuat seseorang atau perusahaan tidak mampu memenuhi. Sehingga, jalan keluarnya adalah meminjam uang atau berhutang.
Namun, tidak sembarang berhutang, tidak sedikit hutang memang membuat orang menjadi pusing kepala, putus asa dan hilang arah.
Tapi perlu kamu ketahui juga, bahwa hutang memiliki banyak jenis. Mulai dari hutang piutang, hutang lancar, hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, hutang perusahaan, hingga bagaimana cara mengelola hutang secara efektif.
Tidak hanya memberi, pihak pemberi hutang juga memiliki peraturan atau ketentuan-ketentuan tertentu. Contohnya, pihak peminjam akan membayar hutang dengan total jumlah yang sama ditambah dengan bunga (interest).
Namun, dalam menentukan peraturan dan ketentuannya, pastikan sudah disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya menyetujui.
Mengenal Jenis Hutang
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa hutang memiliki banyak jenis. Jadi, hutang tidak melulu menjadi sesuatu hal yang buruk, tapi juga bisa membantu dan meringankan beban finansial seseorang hingga perusahaan.
Berikut jenis-jenis hutang yang wajib kamu ketahui, terlebih ketika kamu ingin mencoba mengajukan pinjaman di sebuah lembaga keuangan.
Hutang Lancar
Jenis hutang yang pertama ada hutang lancar, hutang ini merupakan hutang jangka pendek atau jangka panjang. Pihak peminjam memiliki kewajiban dalam membayar hutang, harus dilunasi dalam tempo satu tahun atau 12 bulan.
Hutang lancar ini juga bisa diartikan sebagai hutang yang memiliki waktu jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan, serta membutuhkan pembayaran tagihan dari aset lancar.
Bukan hanya memiliki waktu jatuh tempo yang pasti, kira-kira apa aja sih pengertian lain dari kedua hutang tersebut? Yuk, kita simak penjelasannya lebih rinci tentang kedua jenis hutang tersebut.
- Hutang Jangka Pendek
Seperti yang sudah diketahui, bahwa hutang jangka pendek juga dikenal sebagai hutang lancar.
Seperti yang sudah dijelaskan juga, hutang jangka pendek merupakan kewajiban dalam membayar hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau 12 bulan.
Apapun jenis hutangnya, biasanya setiap perusahaan pasti mengambil manfaat hutang, yakni bukan sebagai hal yang negatif tapi sebagai metode untuk mengembangkan bisnis atau usaha.
Jadi, jika kamu melihat sebuah perusahaan banyak hutang, bisa jadi bukan karena mereka tidak mengetahui cara pengelolaan hutang perusahaan dengan baik. Tapi, memang kebutuhan mereka dan tujuan mereka banyak dan sudah tersusun.
Meski begitu, disarankan perusahaan tetap mengetahui dan memahami bagaimana manajemen hutang perusahaan yang baik sehingga tidak membuat hutang menjadi bumerang.
Kamu juga harus paham, bagaimana cara mengatasi hutang perusahaan secara efektif dan bagaimana cara mengatasi hutang jangka pendek dengan lancar?
Hal tersebut dilakukan agar perusahaan bisa meminimalisir risiko kerugian atau terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Hutang Jangka Panjang
Selanjutnya ada hutang jangka panjang yang merupakan sejumlah hutang yang dimiliki perusahaan di mana memiliki jangka waktu selama 12 bulan (setahun) atau lebih dari itu.
Contoh dari hutang jangka panjang adalah obligasi, pinjaman bank, dan lain-lain.
Untuk jenis hutang jangka panjang ini umumnya digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnis dan usaha.
Di mana mereka akan meminjam sejumlah uang dengan jenis hutang jangka panjang dari perusahaan berbadan hukum seperti, bank, atau lembaga keuangan lainnya.
Baca Juga : Perbedaan Hutang dan Piutang dalam Bisnis
Hutang Piutang
Selanjutnya, ada jenis hutang piutang, di mana hutang ini biasa ada dalam sebuah organisasi dan perusahaan, jadi jarang dilakukan perorangan.
Jenis hutang ini akan bermanfaat di mana usaha dan utang sering berjalan secara beriringan.
Pasalnya, sebuah perusahaan juga harus berkembang dalam bisnisnya. Nah, untuk mengembangkannya, perusahaan di sini tentu memerlukan dana berupa pinjaman yang cukup besar, dari pihak pemberi pinjaman.
Sehingga, di dalam jenis hutang piutang ini sudah dipastikan akan melibatkan dua pihak. Pihak pertama adalah orang yang meminjamkan uang (pihak pemberi pinjaman/debitur), sedangkan pihak kedua merupakan orang yang meminjam uang (pihak peminjam/kreditur).
Untuk contoh pihak pemberi pinjaman biasanya adalah perusahaan yang berbadan hukum seperti bank, koperasi simpan-pinjam, dan lain sebagainya.
Nah, untuk pihak peminjam atau kreditur biasanya adalah individu, wirausaha kecil atau perusahaan-perusahaan, di mana mereka membutuhkan tambahan modal untuk kebutuhan hidup hingga usaha bisnis mereka.
Di dalam bisnis, sebuah perusahaan yang memiliki hutang bukan berarti perusahaan tersebut kurang baik dalam mengelola keuangan.
Akan tetapi, hutang di sini lebih untuk dimanfaatkan sebagai pengembangan bisnis agar bisnis bisa terus berjalan. Memang tidak bisa dipungkiri jika memiliki hutang memang cukup berisiko.
Agar perusahaan bisa mengelola hutang dengan baik, maka perusahaan membutuhkan pihak-pihak yang memang memahami tentang pengelolaan hutang.
Di sini pihak-pihak seperti akuntan dan tim finance, sangat berperan penting dalam mengelola hutang perusahaan. Bahkan, arti hutang dan piutang dalam dunia akuntansi memiliki arti atau istilah tersendiri.
Arti Hutang dan Piutang dalam Akuntansi
Menurut sudut pandang akuntansi, hutang adalah uang tunai dan non tunai atau juga bisa berbentuk barang yang yang dipinjam kepada pihak peminjam.
Peminjam juga memiliki tanggung jawab karena suatu yang dipinjamnya merupakan hak milik pihak orang lain dan wajib dikembalikan.
Sedangkan piutang menurut pandangan akuntansi merupakan sebuah pemberian pinjaman berupa uang tunai atau non-tunai atau juga bisa berupa barang kepada orang lain atau perusahaan.
Namun, saat ini di dalam dunia akuntansi perusahaan lebih banyak menggunakan istilah pinjaman modal usaha atau bisnis.
Kata hutang adalah hal yang negatif dalam sudut pandang akuntansi. Sedangkan kata pinjaman usaha memiliki makna pinjaman uang yang bisa bisa atau akan menghasilkan sesuatu.
Jadi Anda harus benar-benar paham aturan yang berlaku di antara keduanya dan menghindari penipuan sebisa mungkin.
Tidak hanya di pihak peminjam, pihak pemberi hutang pun atau piutang juga harus pintar dalam mengaturnya.
Dengan pengelolaan pemberian hutang yang baik, maka tidak akan ada kerugian sepeserpun pada bisnis kamu. Baik kamu dan peminjam hutang tidak akan mengalami kerugian yang sama.
Kesimpulan
Baik hutang dan piutang sama-sama memberikan sisi positif, terlebih untuk kepentingan bisnis jika bisa mengaturnya.
Nah, agar di kedua belah pihak bisa saling mengatur keuangan hutang dengan baik dan tentunya mudah, kamu bisa melakukan pemantauan dan pencatatan hutang dan piutang dalam bisnis menggunakan software akuntansi seperti MASERP.
Di sini, baik kamu sebagai pemberi hutang maupun si peminjam uang bisa pilih software akuntansi modern yang memiliki fitur otomatisasi pembuatan laporan keuangan.
Dengan MASERP kamu bisa custom sendiri, fitur pendataan, berdasarkan data hutang piutang, yang kamu catat agar kamu dan tim akuntan bisa memantau semua hal tentang hutang.
Jika data hutang jelas dan terperinci, evaluasi juga menjadi lebih mudah, perencanaan tujuan perusahaan juga bisa dilakukan dengan mulus.
Baca Juga : Pengertian Akuntansi Keuangan dan Contohnya