Mungkin kamu pernah berpikir, mengapa negara kita tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang negara hingga menghilangkan kemiskinan? Nah, jika hal tersebut terjadi, mungkin inflasi yang akan muncul. Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terjadi terus-menerus.
Bukan hanya karena hal tersebut, masih ada penyebab lain mengapa terjadi inflasi. Daripada bingung, yuk langsung saja simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Inflasi
Bagi kamu yang belum paham apa itu inflasi, mari simak pengertiannya. Jadi inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara umum dan terjadi terus-menerus.
Terjadinya peningkatan harga tersebut berhubungan dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor. Faktor tersebut seperti peningkatan konsumsi masyarakat dan likuiditas di pasar yang berlebihan.
Di mana hal tersebut juga bisa memicu konsumsi atau bahkan spekulasi yang menjadikan proses kegiatan distribusi barang tidak lancar.
Inflasi juga bisa dilihat sebagai indikator untuk melihat tingkat perubahan,dan inflasi dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga yang bisa berpengaruh satu sama lain.
Untuk menghitung indikatornya, juga bisa dilakukan dengan banyak cara. Akan tetapi, dua cara ini adalah yang paling sering digunakan yakni Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB.
Penyebab Inflasi
Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa ada banyak faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:
Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Penyebab inflasi yang pertama adalah adanya tarikan permintaan atau demand pull inflation. Adapun tarikan permintaan ini terjadi akibat adalah permintaan atau daya tarik masyarakat yang tinggi pada suatu barang atau jasa.
Terjadinya permintaan ini juga biasanya dipicu dari membludaknya likuiditas di pasar, sehingga permintaan jadi tinggi serta memicu perubahan dan peningkatan harga secara terus menerus.
Desakan (Tekanan) Produksi atau Distribusi (Cost Push Inflation)
Penyebab inflasi yang kedua adalah karena adanya desakan atau dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus-menerus.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Umumnya, dipengaruhi adanya desakan biaya faktor produksi yang terus meningkat, selain itu adanya kelangkaan produksi dan/atau kelangkaan distribusi.
Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Selanjutnya inflasi campuran juga bisa jadi penyebab inflasi. Di mana hal ini terjadi akibat adanya kenaikan penawaran dan permintaan barang atau jasa yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara keduanya.
Seperti contoh, ketika ada permintaan pada barang/jasa meningkat. Lalu hal tersebut menyebabkan persediaan barang/jasa turun dan langka.
Sementara, pengganti atau substitusinya terbatas atau bahkan tidak ada. Nah, hal tersebut bisa menyebabkan ketidakseimbangan dan juga bisa mengakibatkan terjadinya inflasi.
Baca Juga : Faktor Produksi Ekonomis Bisnis yang Pelu Diketahui
Jenis Inflasi
Jika dilihat berdasarkan kenaikan harga, inflasi bisa dibagi ke dalam 4 jenis, yakni sebagai berikut:
– Inflasi ringan: Inflasi dengan kenaikan harga di bawah 10% dalam setahun.
– Inflasi sedang: Inflasi yang memiliki kenaikan harga di antara 10% – 30% dalam setahun.
– Inflasi berat: Inflasi dengan kenaikan harga di antara 30% – 100% dalam setahun.
– Hiperinflasi (inflasi tak terkendali): Inflasi yang nilai kenaikan harganya di atas 100% dalam setahun alias tak terkendali.
Dampak Inflasi
Meski disebut sebagai hal yang ditakutkan di bidang ekonomi negara, ternyata Inflasi tidak selalu memberikan dampak negatif bagi perekonomian.
Pasalnya, ada beberapa hal positif yang ditimbulkan dari terjadinya inflasi di suatu negara ini.
Yuk, simak dampak positif dan negatif dari adanya inflasi, berikut ini:
Dampak Inflasi Bagi Pendapatan
Dampak inflasi yang pertama adalah bagi pendapatan masyarakat, di mana ketika ada sebagian orang yang terkena dampak baik sekaligus dampak buruk dalam hal pendapatannya.
Adapun jika dilihat dari hal positif, maka akan dirasakan oleh pengusaha saat terjadinya inflasi lunak.
Di mana pihak pemilih perusahaan pasti akan memperluas kegiatan produksi, untuk sebesar mungkin meningkatkan perekonomiannya.
Namun, di sisi lain hal negatif juga akan dirasakan oleh para pekerja atau karyawan yang berpenghasilan tetap.
Pasalnya, jika inflasi terjadi, nilai uang yang mereka dapatkan akan tetap sama, namun harga barang atau jasa tetap terus naik. Sehingga nilai pendapatan pegawai sudah tidak ada nilainya atau semakin kecil.
Dampak Inflasi di Bidang Ekspor
Selanjutnya ada dampak inflasi di bidang ekspor, dimana dirasakan akan kurang menguntungkan, terutama akan dirasakan oleh para pegiat ekspor.
Mengapa? Hal tersebut terjadi karena biaya ekspor saat inflasi pasti akan melambung tinggi.
Selain itu, barang-barang ekspor dari dalam negeri ke luar negeri juga akan kalah saing dengan barang ekspor dari negara lain.
Sehingga, keadaan pendapatan devisa dari hasil ekspor yang menurun akan terjadi.
Dampak Inflasi untuk Minat Menabung
Harga barang dan jasa saja menjadi tinggi, daripada nilai pendapatanmu, bagaimana kamu bisa untuk mencapai nilai tukar tersebut?
Nah, disinilah dampak inflasi juga dirasakan, dan menjadikan minat seseorang untuk menabung atau menyimpan uangnya menjadi menurun atau berkurang.
Pasalnya, ketika inflasi tidak hanya membuat nilai tukar uang jelek, tapi juga bunga tabungan yang didapatkan akan menjadi lebih kecil, sementara mereka harus tetap membayar uang administrasi tabungannya.
Dampak Inflasi Terhadap Harga Bahan Pokok
Dampak inflasi berikutnya adalah ketika harga satuan bahan pokok menjadi sulit untuk ditetapkan.
Pasalnya, inflasi membuat harga yang ditetapkan bisa terlalu besar ataupun terlalu kecil. Dimana hal ini juga dikarenakan prediksi yang tidak tepat.
Penyebabnya, harga jual dan harga pokok bahan pokok menjadi tidak tepat. Di sini produsen pun menjadi kesulitan dalam menetapkan harga dan ekonomi menjadi kacau.
Cara Mengatasi Inflasi
Bagaimana jika inflasi terjadi di Indonesia? Mungkin beberapa cara ini bisa dilakukan untuk mengatasi inflasi, yaitu:
1. Melalui Kebijakan Fiskal
Cara mengatasi inflasi yang pertama bisa dilakukan dengan menggunakan kebijakan fiskal. Adapun kebijakan ini dilakukan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Caranya dengan menghemat pengeluaran pemerintah dengan menaikan tarif pajak rumah tangga hingga perusahaan.
2. Melalui Kebijakan Moneter
Cara kedua adalah dengan melakukan kebijakan moneter, dimana langkah ini bisa digunakan untuk menjaga kestabilan moneter guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Caranya adalah dengan membatasi jumlah uang yang beredar, selain itu menetapkan persediaan kas, lalu menaikan suku bunga atau kebijakan diskonto, hingga menerapkan kebijakan operasi pasar terbuka.
3. Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan fiskal dan moneter, cara lain untuk atasi inflasi adalah dengan cara meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar.
Tidak hanya itu, kebijakan ini juga bisa dilakukan untuk menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang.
Jika negara sedang dilanda inflasi, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kasus ini sedang terjadi? Nah, di sini kamu bisa mengetahui dengan rumus menghitung inflasi.
Rumus Menghitung Inflasi
Jika inflasi di suatu negara terjadi, maka kamu dapat mengetahuinya dengan cara menghitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya Hidup, dan Indeks Harga Produsen.
Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK adalah:
Sebelumnya, ketahui istilah Pit yang merupakan harga barang pada periode tertentu, sedangkan Qit adalah bobot barang pada periode tertentu.
Lalu ada istilah Pio yang merupakan harga barang pada periode dasar, dan Qio adalah bobot barang pada periode dasar.
Nah, jika kamu sudah mendapatkan nilai IHK, selanjutnya kamu bisa tahu nilai inflasi, dengan menggunakan rumus berikut:
“Inflasi = (IHK periode 1- IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100”
Rumus tersebut digunakan untuk mengetahui nilai inflasi suatu negara dengan tepat.
Untuk apa manfaatnya mengetahui nilai ini? Nah, ketika kamu tahu nilai inflasi pada periode tertentu maka kamu bisa tahu nilai tingkat yang melebihi target.
Sehingga, di sini pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dapat mengambil langkah tepat agar inflasi tidak berjalan semakin memburuk.
Kesimpulan
Bagaimana? Ilmu tentang ekonomi khususnya istilah inflasi ini sangat bermanfaat untuk kam ketahui bukan?
Dengan mengetahui apa itu inflasi, jenis, penyebab hingga cara mengatasi, maka akan semakin banyak masyarakat mempelajarinya untuk menambah wawasan tentang ekonomi.
Terlebih, untuk para pemilik bisnis di mana ilmu ini sangat penting diketahui apalagi ketika menghadapi inflasi.
Para pebisnis bisa melakukan perencanaan finansial seperti melakukan pembukuan yang sesuai standar untuk hasil laporan keuangan yang bisa jelas.
Sehingga dari laporan tersebut, kamu bisa melakukan evaluasi bisnis dan melakukan perencanaan bisnis selanjutnya untuk masa depan bisnis kamu.
Nah, untuk mempermudah segala proses pembukuan, pencatatan, pendataan bisnis, kamu bisa menggunakan software akuntansi modern seperti MASERP.
Software akuntansi ini, bisa memudahkan pekerjaan para akuntan karena memiliki fitur lengkap yang bisa di-custom atau disesuaikan dengan jenis bisnis kamu.
Dengan begitu, kamu bisa mempersiapkan segala kemungkinan untuk kebaikan bisnismu ketika inflasi terjadi.
Baca Juga : Contoh Laporan Keuangan Sederhana