Fluktuasi harga adalah istilah yang sering kita dengar dalam konteks ekonomi, terutama saat membahas nilai mata uang. Sederhananya, fluktuasi harga menggambarkan perubahan naik turunnya harga di pasar yang tidak menentu dalam jangka waktu tertentu.
Pergerakan harga yang fluktuatif bisa berdampak signifikan pada kondisi ekonomi secara keseluruhan. Salah satu penyebab utama fluktuasi harga adalah perubahan keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar.
Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai fluktuasi harga, mari kita simak artikel berikut ini!
Apa Itu Fluktuasi Harga?
Fluktuasi harga adalah perubahan nilai suatu barang, jasa, atau komoditas di pasar yang dapat berupa kenaikan maupun penurunan. Perubahan ini umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti permintaan dan penawaran, biaya produksi, kondisi pasar, hingga kebijakan pemerintah.
Dalam dunia ekonomi, fluktuasi harga merupakan hal yang wajar karena pasar selalu bergerak menyesuaikan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Perubahan ini bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat maupun panjang, tergantung pada penyebabnya.
Salah satu contohnya adalah tarif hotel yang naik saat peak season dan menurun ketika di luar musim liburan. Pergerakan harga semacam ini umumnya digambarkan melalui grafik atau diagram sehingga tren kenaikan dan penurunannya lebih mudah dianalisis.
Pelaku usaha, investor, bahkan konsumen perlu mengetahui fluktuasi harga untuk membeli atau menjual barang maupun menyusun perencanaan keuangan.
Baca Juga: Cara Menghitung Harga Keseimbangan Pasar
Faktor Penyebab Fluktuasi Harga
Fluktuasi harga tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada berbagai faktor yang saling memengaruhi fluktuasi harga. Pemilik bisnis, manajemen perusahaan, dan analis keuangan perlu memahami faktor-faktor ini agar dapat memproyeksikan harga lebih akurat.
Berikut ini beberapa faktor-faktor penyebab fluktuasi harga.
Permintaan dan Penawaran
Faktor yang paling sering menyebabkan fluktuasi harga adalah ketidakseimbangan antara ketersediaan barang atau jasa (supply) dengan kebutuhan konsumen (demand).
Menurut hukum permintaan dan penawaran, harga akan naik ketika banyak orang ingin membeli, tetapi barang yang tersedia jumlahnya sedikit.
Sebaliknya, jika barang tersedia banyak dan yang ingin membeli sedikit, biasanya harga akan turun karena produsen berusaha meningkatkan penjualan (sales).
Baca Juga: Metode Analisis Penjualan untuk Tingkatkan Revenue
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan pemerintah berdampak besar terhadap harga produk atau jasa. Kebijakan fiskal, seperti pajak impor atau subsidi, dapat mengubah harga barang di pasaran.
Sementara itu, kebijakan moneter seperti pengaturan suku bunga dan jumlah uang beredar memengaruhi daya beli masyarakat.
Sebagai ilustrasi, subsidi bahan bakar dapat membuat harga BBM lebih stabil. Sebaliknya, kenaikan pajak impor akan membuat harga barang impor meningkat.
Faktor Ekonomi Global dan Lokal
Kondisi perekonomian, baik di tingkat global maupun lokal, dapat memengaruhi harga barang dan jasa. Hal ini mencakup krisis ekonomi, inflasi, deflasi, hingga perubahan nilai tukar mata uang.
Inflasi biasanya meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya membuat harga barang di pasaran naik.
Sebaliknya, saat resesi, daya beli masyarakat menurun sehingga produsen sering menurunkan harga untuk mendorong penjualan.
Biaya Produksi
Naiknya biaya produksi secara langsung memengaruhi harga jual barang atau jasa. Faktor yang paling berpengaruh meliputi harga bahan baku, upah tenaga kerja, serta biaya transportasi dan distribusi.
Jika salah satu komponen ini meningkat, produsen biasanya menyesuaikan harga jual agar tetap memperoleh keuntungan.
Faktor Musiman
Beberapa fluktuasi harga dipengaruhi oleh pola musiman yang dapat diprediksi dari data periode sebelumnya. Permintaan biasanya naik pada momen tertentu, seperti hari raya, libur panjang, atau musim liburan sekolah.
Pada periode ini, harga tiket pesawat, bahan makanan pokok, hingga kue hari raya biasanya mengalami kenaikan. Setelah periode berakhir, harga cenderung kembali normal.
Dampak Fluktuasi Harga Pada Bisnis
Fluktuasi harga dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberlangsungan sebuah bisnis, baik secara positif maupun negatif. Perubahan harga yang tidak stabil memengaruhi hampir semua aspek operasional bisnis. Di bawah ini terdapat beberapa dampak dari fluktuasi harga pada bisnis yang perlu Anda pahami, ya.
Memengaruhi Keuntungan
Harga yang naik secara tiba-tiba dapat meningkatkan keuntungan jika biaya produksi tidak ikut naik. Namun, jika kenaikan harga diikuti oleh kenaikan biaya bahan baku atau distribusi, margin keuntungan bisa menurun.
Sebaliknya, penurunan harga yang drastis sering kali membuat pendapatan berkurang, jika biaya operasional bisnis tetap tinggi.
Perubahan Strategi Penjualan
Bisnis perlu menyesuaikan strategi penjualan ketika harga berfluktuasi. Misalnya, saat harga naik, perusahaan mungkin harus menawarkan paket hemat atau promo khusus untuk menjaga minat konsumen.
Sementara itu, ketika harga turun, produsen bisa memanfaatkan momentum untuk meningkatkan volume penjualan.
Berdampak pada Permintaan Konsumen
Harga yang terlalu tinggi dapat membuat konsumen mencari alternatif produk lain atau beralih ke produk kompetitor.
Sebaliknya, harga yang lebih rendah dari biasanya bisa meningkatkan minat beli, meski kadang hanya bersifat sementara.
Tantangan dalam Perencanaan Keuangan
Fluktuasi harga dapat menyulitkan perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan. Setiap bisnis perlu menyiapkan strategi terbaik dan terburuk agar tetap stabil meskipun terjadi perubahan harga di pasar.
Memengaruhi Hubungan Supplier atau Distributor
Perubahan harga juga dapat memengaruhi negosiasi dengan pemasok atau distributor. Kenaikan harga bahan baku bisa membuat perusahaan mencari supplier atau distributor baru yang lebih murah, sedangkan penurunan harga di pasar dapat menekan margin keuntungan supplier.
Cara Mengatasi Fluktuasi Harga
Menghadapi fluktuasi harga yang tidak menentu merupakan tantangan besar bagi dunia usaha. Jika tidak diantisipasi, perubahan harga yang signifikan dapat mengganggu stabilitas keuangan dan operasional bisnis.
Perusahaan memerlukan strategi yang matang agar tetap kompetitif dan mampu bertahan di tengah perubahan pasar.
Beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mengelola dan mengatasi fluktuasi harga, antara lain:
Membuat Proyeksi Harga
Analisis data historis harga membantu bisnis mengidentifikasi pola fluktuasi, baik yang bersifat musiman maupun yang berulang setiap periode tertentu. Melalui proyeksi ini, perusahaan dapat menentukan waktu pembelian bahan baku secara lebih tepat, mengoptimalkan manajemen persediaan, dan mengambil keputusan pembelian dengan lebih bijak.
Proyeksi harga juga memungkinkan perusahaan meminimalkan risiko kehabisan stok atau membeli dengan harga yang terlalu tinggi.
Mengendalikan Biaya Operasional
Manajemen biaya yang efisien menjadi kunci dalam menghadapi ketidakstabilan harga. Perusahaan dapat memulai dengan mengidentifikasi pos pengeluaran yang bisa dikurangi tanpa mengganggu kualitas dan kelancaran operasional bisnis.
Untuk mengendalikan biaya operasional, perusahaan dapat melakukan audit biaya secara rutin guna memastikan penggunaan sumber daya berjalan optimal.
Dengan cara ini, bisnis memiliki ruang untuk menyerap kenaikan harga bahan baku tanpa perlu langsung menaikkan harga jual produk.
Diversifikasi Produk
Mengandalkan satu jenis produk yang rentan terhadap fluktuasi harga dapat menjadi risiko besar bagi bisnis. Untuk menguranginya, perusahaan dapat menghadirkan variasi produk dengan harga yang lebih stabil.
Strategi diversifikasi produk ini juga membuka peluang bagi bisnis memasuki pasar baru, memperluas jangkauan pelanggan, dan menambah sumber pendapatan.
Menggunakan Software untuk Memantau Harga Bahan Baku
Teknologi digital kini memudahkan pemantauan harga secara real time. Perusahaan dapat memanfaatkan software untuk memantau pergerakan harga bahan baku, menghitung dampaknya terhadap laporan keuangan, dan menyusun strategi keuangan yang lebih adaptif.
Pencatatan digital mempermudah akses data historis sehingga keputusan dapat diambil lebih cepat dengan informasi yang akurat.
Menerapkan Strategi Hedging
Hedging adalah strategi manajemen risiko harga yang umum digunakan dalam sektor keuangan dan perdagangan. Teknik ini dilakukan dengan mengunci harga bahan baku melalui kontrak jangka panjang sehingga perusahaan terhindar dari kenaikan harga di pasar.
Sebagai contoh, pabrik yang membutuhkan aluminium dalam jumlah besar dapat mengamankan harga lewat kontrak berjangka. Dengan cara ini, biaya produksi tetap stabil meskipun harga aluminium di pasaran naik.
Menyesuaikan Harga Jual dengan Bijak
Ketika biaya produksi meningkat, penyesuaian harga jual produk kadang menjadi langkah yang tidak dapat dihindari. Namun, penerapannya perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi loyalitas pelanggan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menawarkan promo khusus, paket bundling, atau penawaran lain yang memiliki nilai tambah. Konsumen tetap merasa mendapatkan keuntungan meskipun terjadi kenaikan harga.
Menjalin Hubungan Strategis dengan Supplier atau Distributor
Menjalin hubungan baik dengan supplier atau distributor dapat memastikan kelancaran pasokan bahan baku.
Kerja sama ini juga memberikan keuntungan seperti harga khusus, diskon pembelian dalam jumlah besar, atau prioritas pengiriman ketika stok bahan baku terbatas.
Kerja sama jangka panjang dengan supplier atau distributor yang terpercaya membantu perusahaan menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan bahan baku di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.
Contoh Pengaruh Fluktuasi Harga Pada Bisnis
Fluktuasi harga dapat memberikan dampak signifikan pada keberlangsungan bisnis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa contoh dari pengaruh fluktuasi harga pada bisnis seperti berikut ini.
Bisnis Food & Beverage (F&B)
Untuk bisnis makanan dan minuman, kestabilan harga bahan baku seperti gula, telur, minyak, atau beras sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional.
Jika salah satu atau beberapa bahan baku mengalami kenaikan harga, manajemen restoran harus menghadapi pilihan sulit antara menaikkan harga jual atau menanggung biaya tambahan tersebut.
Misalnya, fluktuasi harga telur yang sering terjadi dapat berdampak signifikan pada bisnis bakery. Menaikkan harga produk berisiko mengurangi loyalitas pelanggan. Sedangkan, menyerap biaya tambahan akan menekan keuntungan.
Bisnis Manufaktur
Dalam industri manufaktur, bahan baku merupakan komponen utama dan sering menjadi bagian terbesar dari total biaya produksi.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan pembuat komponen otomotif yang sangat bergantung pada baja menghadapi kenaikan harga bahan baku secara tiba-tiba hingga 15%.
Jika perusahaan tidak segera menyesuaikan harga jual atau mengatur ulang strategi biaya, pendapatan yang diperoleh mungkin tidak cukup untuk menutupi biaya produksi yang meningkat.
Tentunya hal ini dapat mempersempit margin keuntungan, menghambat rencana investasi, menurunkan laba bersih, dan mengganggu kelancaran arus kas perusahaan.
Bisnis Ritel Pangan
Sektor ritel pangan sangat rentan terhadap perubahan harga komoditas yang cepat dan tidak menentu.
Meskipun penurunan harga tampak menguntungkan konsumen, bagi distributor atau pengecer hal ini bisa menjadi tantangan besar.
Sebagai contoh, saat panen beras melimpah dan harga turun, distributor yang sudah membeli stok dengan harga tinggi akan mengalami penurunan nilai persediaan.
Akibatnya, mereka harus menjual dengan margin keuntungan yang lebih kecil agar stok tetap laku dan bisnis tetap kompetitif di pasar.
Baca Juga: Contoh dan Cara Mudah Menghitung Gross Margin
Kesimpulan
Itulah penjelasan singkat mengenai fluktuasi harga dan pengaruhnya terhadap bisnis. Perubahan harga yang tidak menentu dapat berdampak besar pada kelangsungan usaha, terutama dalam hal pengelolaan biaya dan perencanaan strategi.
Untuk meminimalisir risiko yang muncul akibat ketidakpastian tersebut, sangat penting bagi Anda untuk menerapkan manajemen keuangan yang baik dan disiplin.
Manajemen keuangan yang tepat membantu dalam mengatur arus kas, mengendalikan pengeluaran, serta mengantisipasi perubahan biaya dan pendapatan.
Walaupun terlihat sederhana, untuk menghitung HPP dan harga jual dengan cara manual akan sangat memusingkan. Solusinya adalah dengen menggunakan software akuntansi seperti MASERP.
MASERP menjadi software akuntansi yang bisa Anda andalkan, dapat digunakan secara online dengan mudah dari berbagai device dan sudah terintegrasi antar departemen.
Software akuntansi MASERP dapat mempermudah dalam mengelola keuangan bisnis dan tersedianya berbagai fitur seperti laporan keuangan, persediaan barang, pajak, rekonsiliasi transaksi, termasuk pencatatan faktur pembelian dan pembayaran.
Segera jadwalkan konsultasi kebutuhan bisnis Anda dan demo fitur lengkap MASERP dengan konsultan ahli kami, sekarang! Gratis!