Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa itu liabilitas dan mengapa istilah ini dipakai di akuntansi? Liabilitas adalah salah satu komponen dalam laporan keuangan yang menunjukkan kewajiban perusahaan kepada pihak lain.
Liabilitas mencerminkan cara perusahaan mengelola sumber dayanya untuk menjaga kelancaran operasional dan mendorong pertumbuhan bisnis.
Dalam artikel ini, kita akan pelajari tentang liabilitas, jenis-jenisnya, serta peran liabilitas dalam memengaruhi keputusan finansial dan strategi bisnis perusahaan. Yuk, simak penjelasannya sampai selesai!
Apa Itu Liabilitas Akuntansi?
Liabilitas adalah kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan atau individu kepada pihak lain dan harus dipenuhi di masa mendatang. Kewajiban ini bisa muncul karena ada transaksi sebelumnya, seperti membeli barang secara kredit, menerima pinjaman, atau membuat perjanjian kontrak tertentu.
Dalam laporan keuangan, liabilitas menunjukkan seberapa besar kewajiban perusahaan terhadap pihak eksternal. Biasanya, liabilitas dicatat dalam neraca pada bagian kanan bersama dengan ekuitas.
Liabilitas merupakan salah satu dari tiga unsur utama dalam akuntansi, bersama aset dan ekuitas. Ketiganya membentuk dasar persamaan akuntansi yang dikenal dengan rumus sebagai berikut:
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Persamaan akuntansi di atas menunjukkan bahwa seluruh aset yang dimiliki perusahaan bersumber dari dana pinjaman (liabilitas) dan modal pemilik (ekuitas). Oleh karena itu, setiap kenaikan aset harus diimbangi dengan peningkatan liabilitas atau ekuitas.
Banyak perusahaan memilih untuk mengambil liabilitas karena aset yang mereka miliki belum cukup untuk membiayai operasional atau ekspansi bisnis. Perusahaan bisa mendapatkan tambahan sumber daya agar bisnis dapat tumbuh lebih cepat.
Namun, liabilitas tidak selalu dalam bentuk uang. Bisa juga berupa jasa, barang, atau manfaat ekonomi lain yang diterima sekarang dan perlu dibayar atau dikembalikan di kemudian hari.
Liabilitas bisa berasal dari berbagai transaksi, seperti pertukaran barang, pinjaman usaha, atau kerja sama bisnis yang memberikan dampak ekonomi di masa mendatang.
Jenis Liabilitas Akuntansi
Secara umum, liabilitas dalam akuntansi dibagi menjadi dua jenis, yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Keduanya dibedakan berdasarkan jangka waktu pelunasan kewajiban oleh perusahaan. Penjelasannya ada di bawah ini, ya.
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan yang pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau setelah satu siklus laporan keuangan berakhir.
Liabilitas jangka panjang juga disebut sebagai utang tidak lancar karena tidak perlu dilunasi dalam waktu dekat.
Contoh liabilitas jangka panjang meliputi:
- Pinjaman bank jangka panjang
- Utang obligasi
- Kredit investasi
- Hipotek
- Utang pemegang saham
- Sewa pembiayaan jangka panjang.
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.
Liabilitas jangka pendek juga dikenal sebagai utang lancar karena pelunasannya dilakukan dalam waktu dekat. Pembayaran bisa dilakukan secara bulanan, kuartalan, atau per semester.
Contoh liabilitas jangka pendek, antara lain:
- Tagihan air dan listrik
- Cicilan peralatan usaha
- Pajak penghasilan (PPh)
- Kredit rekening koran
- Biaya operasional lainnya yang harus dibayar rutin.
Dalam laporan neraca, liabilitas jangka pendek biasanya dicatat sebagai total kewajiban selama setahun.
Sebagai contoh, jika perusahaan membayar tagihan listrik setiap tiga bulan, dalam neraca akan dicatat total pembayaran untuk empat kali dalam setahun.
Karakteristik Liabilitas
Liabilitas ini mencerminkan tanggung jawab, komitmen, dan hubungan hukum yang harus dikelola dengan baik. Berikut lima karakteristik utama liabilitas dalam akuntansi:
Jatuh Tempo Pembayaran yang Jelas
Setiap liabilitas memiliki batas waktu pelunasan yang telah ditentukan. Liabilitas jangka pendek harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun, seperti tagihan listrik, pajak, atau utang dagang.
Sementara itu, liabilitas jangka panjang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti pinjaman bank atau obligasi.
Jika perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya sesuai tenggat waktu, hal tersebut dapat menimbulkan denda, beban bunga tambahan, hingga menurunkan reputasi perusahaan di mata pihak ketiga.
Anda perlu memastikan bahwa jadwal pelunasan liabilitas dikelola dengan baik agar tidak ada kendala keuangan ke depannya.
Ada Transaksi atau Aktivitas Masa Lalu
Liabilitas tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berasal dari transaksi atau perjanjian yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya, perusahaan membeli barang secara kredit atau menandatangani kontrak kerja sama yang memunculkan kewajiban pembayaran.
Artinya, liabilitas merupakan konsekuensi dari keputusan bisnis masa lalu yang harus Anda selesaikan di masa mendatang.
Anda sebagai pemilik bisnis perlu memahami ini agar perusahaan dapat merencanakan keuangan berdasarkan komitmen yang telah dibuat.
Diselesaikan dengan Aset atau Sumber Daya Ekonomi
Untuk memenuhi kewajiban liabilitas, perusahaan perlu menggunakan aset yang dimiliki, seperti uang tunai, barang, atau jasa. Misalnya, utang kepada supplier akan dibayar menggunakan dana kas, atau sewa gedung dibayarkan setiap bulan dari hasil pendapatan usaha.
Anda perlu mengatur arus kas dengan bijak agar pelunasan liabilitas tidak mengganggu operasional harian.
Keseimbangan antara liabilitas dan ketersediaan aset menjadi salah satu cara menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Baca Juga: Aset Produktif: Karakteristik, Jenis, dan Cara Mengelolanya
Mengikat Secara Hukum
Sebagian besar liabilitas bersumber dari perjanjian atau kontrak formal. Misalnya, perjanjian pinjaman dengan bank, kontrak kerja sama, atau kewajiban dalam bentuk surat utang. Artinya, perusahaan terikat oleh hukum untuk memenuhi isi kontrak tersebut.
Sebagai pemilik atau pengelola usaha, Anda perlu memastikan semua kewajiban hukum dicatat secara akurat dan dilunasi tepat waktu. Ini tidak hanya menjaga kredibilitas, tetapi juga meminimalisir risiko sengketa di kemudian hari.
Tidak Dapat Diabaikan
Liabilitas merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kegagalan dalam melunasi liabilitas dapat berdampak serius, mulai dari sanksi hukum hingga masalah pada hubungan bisnis.
Liabilitas perlu dicatat dan dipantau secara rutin untuk menghindari risiko keuangan yang tidak diinginkan dan menunjukkan tanggung jawab perusahaan kepada investor, kreditur, dan pihak lainnya.
Fungsi Liabilitas Akuntansi
Beberapa fungsi liabilitas akuntansi antara lain menunjukkan posisi keuangan perusahaan, pendanaan aset dan operasional, memengaruhi profitabilitas dan likuiditas, dan dasar pengembalian keputusan perusahaan.
Menunjukkan Posisi Keuangan Perusahaan
Liabilitas yang tercatat di dalam laporan keuangan memberi gambaran yang jelas tentang kondisi dan struktur keuangan perusahaan.
Anda bisa mengetahui seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap utang dengan melihat total liabilitas dan membandingkannya dengan total aset serta ekuitas.
Rasio ini biasa disebut sebagai tingkat leverage. Tingkat leverage yang tinggi menandakan bahwa perusahaan banyak bergantung pada dana pinjaman, yang bisa meningkatkan risiko keuangan, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Sebaliknya, leverage yang terlalu rendah bisa mengindikasikan bahwa perusahaan terlalu berhati-hati dan kurang agresif dalam mengejar pertumbuhan.
Data ini juga digunakan oleh investor, kreditur, dan analis untuk menilai kelayakan perusahaan dalam menerima pendanaan tambahan.
Pengelolaan liabilitas yang seimbang akan mencerminkan stabilitas keuangan dan meningkatkan kepercayaan dari pihak eksternal.
Membantu Pendanaan Aset dan Operasional
Liabilitas berperan besar dalam mendanai kebutuhan perusahaan tanpa harus seluruhnya bergantung pada modal sendiri.
Ketika sebuah bisnis memerlukan dana tambahan untuk membeli aset atau menjalankan operasional, liabilitas menjadi salah satu solusi yang umum digunakan.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mengajukan pinjaman bank jangka panjang untuk membangun fasilitas produksi baru. Pinjaman ini akan dicatat sebagai liabilitas jangka panjang dalam neraca.
Untuk kebutuhan jangka pendek seperti pembelian bahan baku atau pembayaran gaji, perusahaan biasanya memanfaatkan utang usaha atau kredit jangka pendek.
Perusahaan dapat menjaga likuiditas dan efisiensi penggunaan modal dengan strategi pengelolaan liabilitas yang tepat.
Namun, penting bagi Anda untuk tetap memperhitungkan risiko utang berlebih karena ketergantungan yang tinggi terhadap liabilitas bisa membebani keuangan di masa depan.
Memengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas
Liabilitas memberikan dampak langsung terhadap laba dan kondisi kas perusahaan.Jika perusahaan memiliki pinjaman dengan bunga tinggi, maka beban bunga tersebut akan mengurangi laba bersih. Beban ini tercermin dalam laporan laba rugi sebagai biaya keuangan.
Di sisi lain, kewajiban jangka pendek harus dilunasi dalam waktu dekat, sehingga perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki kas atau aset lancar yang cukup. Kekurangan likuiditas dapat menghambat operasional dan meningkatkan risiko gagal bayar.
Untuk itu, Anda perlu menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan likuiditas. Penggunaan utang yang bijak serta perencanaan arus kas yang baik akan membantu menjaga kesehatan keuangan perusahaan.
Dasar Pengambilan Keputusan Keuangan
Informasi tentang jenis dan jumlah liabilitas yang dimiliki perusahaan sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan memahami struktur kewajiban, manajemen dapat merencanakan strategi keuangan yang lebih efisien, mengatur arus kas dengan lebih baik, serta memilih sumber pendanaan yang sesuai.
Misalnya, jika perusahaan memiliki banyak utang jangka pendek, maka prioritas utama adalah memastikan bahwa kas yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Dalam hal ini, keputusan investasi jangka panjang mungkin perlu ditunda untuk menjaga likuiditas.
Selain itu, pemahaman terhadap jenis liabilitas yang dimiliki juga membantu Anda membandingkan opsi pendanaan.
Apakah lebih baik menggunakan pinjaman jangka pendek, menerbitkan obligasi, atau menambah modal dari investor? Semua pertimbangan ini bisa dilakukan dengan melihat struktur liabilitas secara menyeluruh.
Contoh Liabilitas
Agar lebih mudah memahami konsep liabilitas dalam akuntansi, mari kita lihat beberapa contoh nyata yang sering dijumpai dalam operasional bisnis sehari-hari.
Masing-masing contoh berikut akan membantu Anda memahami bentuk kewajiban yang biasa dimiliki perusahaan serta cara pencatatannya.
Utang Usaha (Accounts Payable)
Utang usaha merupakan jenis liabilitas jangka pendek yang timbul ketika perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit dan belum melakukan pembayaran. Dalam bahasa akuntansi, ini disebut accounts payable.
Contoh nyatanya adalah saat sebuah perusahaan memesan bahan baku senilai Rp150.000.000 dari supplier dengan kesepakatan pembayaran dalam 30 hari. Hingga pembayaran dilakukan, nominal tersebut akan dicatat sebagai utang usaha di neraca.
Jenis liabilitas ini menunjukkan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang sudah memberikan barang atau jasa.
Mengelola utang usaha dengan tepat penting untuk menjaga kelancaran arus kas dan membangun hubungan baik dengan pemasok.
Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenue)
Pendapatan diterima di muka atau unearned revenue adalah liabilitas yang muncul saat perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan, padahal produk atau jasa belum diberikan.
Contohnya, jika perusahaan menerima uang muka Rp50.000.000 untuk layanan yang baru akan dilaksanakan bulan depan, dana tersebut akan dicatat sebagai kewajiban terlebih dahulu.
Pendapatan baru akan diakui secara sah setelah jasa selesai diberikan atau produk telah diterima pelanggan.
Situasi ini sering terjadi dalam bisnis layanan, seperti jasa langganan, penyewaan, atau pelatihan.
Utang Obligasi (Bonds Payable)
Utang obligasi adalah liabilitas jangka panjang yang muncul ketika perusahaan menerbitkan obligasi sebagai sarana untuk mendapatkan dana dari publik atau investor.
Misalnya, perusahaan menerbitkan obligasi sebesar Rp10 miliar dengan jangka waktu 10 tahun. Dana hasil penjualan obligasi digunakan untuk pembiayaan proyek, sementara kewajiban pembayaran bunga dan pelunasan pokok akan jatuh sesuai jadwal yang disepakati.
Obligasi menjadi pilihan pendanaan yang umum bagi perusahaan besar karena memberikan fleksibilitas dalam memperoleh dana tanpa harus menerbitkan saham baru.
Pinjaman Bank Jangka Panjang
Ketika perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai ekspansi atau pembelian aset besar, biasanya mereka mengambil pinjaman jangka panjang dari bank.
Pinjaman ini termasuk dalam kategori liabilitas jangka panjang atau long-term liability.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan meminjam Rp2 miliar dari bank dengan jangka waktu pelunasan 5 tahun.
Jumlah ini akan dicatat sebagai utang jangka panjang di neraca, dan bunga pinjaman akan dibayarkan secara berkala sesuai perjanjian.
Jenis utang ini memungkinkan perusahaan mendapatkan dana besar tanpa harus mengurangi aset lancar.
Namun, perusahaan juga perlu memiliki rencana keuangan yang matang agar dapat membayar kembali utang sesuai jatuh tempo.
Pengaruh Liabilitas di Laporan Keuangan
Liabilitas juga tercermin secara langsung dalam ketiga laporan keuangan utama, yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai pengaruhnya terhadap ketiga laporan keuangan tersebut.
Neraca (Balance Sheet)
Dalam laporan neraca, liabilitas atau kewajiban dicatat pada bagian kanan, berdampingan dengan aset dan ekuitas.
Total liabilitas akan ditambahkan dengan nilai ekuitas untuk menunjukkan jumlah total aset perusahaan. Informasi ini menjelaskan sumber pembiayaan aset perusahaan, berasal dari ekuitas atau liabilitas.
Melalui neraca, Anda bisa melihat tingkat ketergantungan perusahaan terhadap utang untuk menjalankan operasionalnya dan menilai kemampuan pelunasannya.
Makin tinggi rasio liabilitas terhadap ekuitas, besar juga ketergantungan perusahaan terhadap sumber pendanaan eksternal.
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Liabilitas memengaruhi laporan laba rugi melalui biaya yang timbul akibat utang, seperti beban bunga.
Beban bunga ini muncul dari kewajiban perusahaan dalam membayar bunga atas pinjaman yang dimiliki. Semua beban tersebut dicatat sebagai pengurang pendapatan dalam laporan laba rugi.
Ketika utang yang dimiliki cukup besar dan tingkat bunganya tinggi, beban bunga yang ditanggung perusahaan juga akan semakin besar. Akibatnya, laba bersih perusahaan bisa berkurang secara signifikan.
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Dalam laporan arus kas, liabilitas terlihat dari aktivitas pengeluaran kas yang berkaitan dengan pelunasan utang atau pembayaran bunga.
Arus kas keluar untuk membayar bunga biasanya dicatat sebagai bagian dari aktivitas operasional. Sementara itu, pelunasan pokok pinjaman akan dimasukkan ke dalam aktivitas pendanaan.
Jika sebuah perusahaan memiliki banyak kewajiban jangka pendek yang harus segera dibayar, maka mereka harus memastikan bahwa arus kas masuknya cukup untuk memenuhi semua tanggungan tersebut.
Kegagalan dalam mengelola arus kas dapat menyebabkan gangguan operasional atau bahkan risiko kebangkrutan.
Tips Mengelola Liabilitas
Dalam dunia bisnis, liabilitas (kewajiban) merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Di satu sisi, liabilitas bisa membantu Anda mempercepat pertumbuhan usaha melalui pembiayaan eksternal.
Namun, jika tidak dikelola dengan cermat, liabilitas justru bisa menimbulkan tekanan finansial yang berdampak negatif pada stabilitas bisnis.
Untuk itu, berikut ini beberapa strategi pengelolaan liabilitas yang dapat Anda terapkan agar perusahaan tetap berada dalam kondisi keuangan yang sehat.
Memprioritaskan Pembayaran Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah utang atau tagihan yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun, seperti utang dagang, tagihan listrik, sewa kantor, atau gaji karyawan.
Karena memiliki tenggat waktu yang dekat, keterlambatan dalam pembayaran bisa memicu denda, memengaruhi reputasi usaha, atau bahkan menghambat operasional.
Maka dari itu, buatlah jadwal pembayaran yang tertata dan pastikan likuiditas perusahaan cukup untuk melunasi kewajiban tepat waktu.
Memantau Rasio Liabilitas Secara Berkala
Salah satu indikator penting dalam mengelola kewajiban adalah rasio utang terhadap aset atau terhadap ekuitas. Jika rasio utang terlalu tinggi (misalnya di atas 50–60%), itu menandakan bahwa perusahaan terlalu bergantung pada pinjaman untuk operasionalnya.
Dengan memantau rasio ini secara berkala, Anda bisa mengetahui batas aman perusahaan dalam berutang dan segera mengambil langkah pencegahan jika rasio sudah melewati ambang wajar.
Kelompokkan Liabilitas Berdasarkan Jangka Waktu
Untuk memudahkan pengelolaan, pisahkan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Liabilitas jangka pendek harus diprioritaskan dalam perencanaan kas harian dan bulanan, sedangkan liabilitas jangka panjang perlu direncanakan dalam strategi keuangan jangka menengah hingga panjang.
Dengan mengelompokkan kewajiban seperti ini, Anda bisa menyusun strategi pembayaran yang lebih efisien dan terhindar dari krisis likuiditas.
Menggunakan Pinjaman untuk Keperluan yang Produktif
Tidak semua utang bersifat buruk. Justru dalam banyak kasus, utang yang digunakan untuk tujuan produktif dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Contohnya: pembelian mesin produksi, pengembangan produk baru, ekspansi pasar, atau investasi teknologi.
Sebaliknya, hindari penggunaan utang untuk menutup pengeluaran rutin atau konsumtif, karena itu tidak memberikan nilai jangka panjang dan berisiko memperburuk kondisi kas.
Menyiapkan Dana Cadangan untuk Kewajiban Tidak Terduga
Selalu alokasikan sebagian keuntungan perusahaan untuk dana darurat atau cadangan. Dana ini berfungsi sebagai penyelamat ketika ada kewajiban tak terduga yang harus dibayar, seperti denda pajak, penalti kontrak, atau utang mendesak lainnya.
Dengan adanya dana cadangan, Anda tidak perlu mengganggu arus kas utama untuk keperluan darurat, dan bisa menjaga operasional tetap berjalan dengan lancar.
Negosiasikan Ulang Syarat Pinjaman atau Pembayaran
Jika arus kas Anda sedang ketat, tidak ada salahnya untuk menghubungi kreditur atau pemasok dan mencoba melakukan negosiasi.
Anda bisa mengajukan perpanjangan tempo, pengurangan bunga, atau skema pembayaran yang lebih ringan.
Banyak penyedia pinjaman atau mitra bisnis yang akan mempertimbangkan negosiasi jika hubungan kerja sama tetap dijaga dengan baik. Dengan pengaturan ulang ini, Anda bisa meringankan beban liabilitas tanpa merusak relasi bisnis.
Meninjau Ulang Kebijakan Kredit kepada Pelanggan
Jika perusahaan Anda memberikan kredit kepada pelanggan (misalnya sistem cicilan), pastikan kebijakan kredit tidak terlalu longgar.
Berikan syarat dan ketentuan yang jelas, serta lakukan pengecekan kelayakan terhadap pelanggan sebelum menyetujui kredit.
Kebijakan kredit yang lemah bisa meningkatkan piutang tak tertagih, yang pada akhirnya menciptakan beban liabilitas baru bagi bisnis Anda.
Memanfaatkan Teknologi Keuangan
Gunakan aplikasi atau software akuntansi yang terintegrasi untuk mencatat dan memantau semua liabilitas Anda secara real-time.
Sistem ini membantu Anda dalam membuat pengingat jatuh tempo, menghitung bunga pinjaman, serta membuat laporan otomatis untuk analisis keuangan.
Dengan teknologi, Anda dapat menghindari kesalahan pencatatan dan menyusun strategi pembayaran dengan lebih akurat.
Kesimpulan
Jadi, Anda sudah memahami apa itu liabilitas? Liabilitas adalah bagian penting dalam keuangan bisnis yang perlu Anda kelola dengan baik.
Liabilitas menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban kepada pihak lain.
Dengan memahami jenis-jenis liabilitas dan dampaknya pada keuangan, Anda bisa mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mengatur keuangan usaha.
Jika dikelola dengan benar, liabilitas bisa membantu bisnis Anda berkembang, menjaga arus kas tetap lancar, dan membangun kepercayaan dari investor maupun kreditur.
Namun, jika diabaikan, liabilitas justru bisa menjadi beban yang menghambat pertumbuhan bisnis.
Software akuntansi ERP (Enterprise Resource Planning) dibutuhkan untuk mengelola liabilitas dan laporan keuangan perusahaan karena dapat mengintegrasikan seluruh proses keuangan dalam satu sistem terpusat.
Software ERP MASERP membantu perusahaan Anda mencatat dan memantau kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang secara realctime, mulai dari hutang dagang, pinjaman bank, hingga kewajiban pajak.
Fitur otomatisasi di MASERP membantu menghindari human error dalam pencatatan transaksi serta memastikan setiap liabilitas tercatat akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Ini memudahkan tim keuangan untuk menjaga arus kas tetap sehat dan mengatur prioritas pembayaran kewajiban secara efisien.
Software ERP MASERP juga mempermudah pembuatan laporan keuangan yang lengkap dan tepat waktu, seperti neraca, laporan laba rugi, serta laporan arus kas.
Data yang digunakan sudah terintegrasi dari berbagai departemen, laporan yang dihasilkan bersifat komprehensif dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan strategis oleh manajemen.
MASERP tidak hanya membantu mengelola liabilitas, tetapi juga meningkatkan transparansi dan akurasi laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Segera jadwalkan konsultasi dan demo fitur dengan tim kami, ceritakan kendala dan kebutuhan perusahaan Anda, sekarang!