Rasio Solvency: Jenis, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Written by Tika Ulfianinda

Rasio Solvency: Jenis, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Bila Anda sering mendengar kata likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas saat mempelajari keuangan dan akuntansi. Artikel kali ini akan membahas mengenai rasio solvency (rasio solvabilitas), yaitu salah satu indikator yang dipakai untuk menilai seberapa kuat keuangan sebuah perusahaan, terutama dalam hal membayar utang jangka panjang.

Meskipun terdengar teknis, sebenarnya konsep solvency itu cukup sederhana. Yuk, kita bahas satu per satu biar Anda lebih paham!

Apa Itu Rasio Solvency (Solvabilitas)?

Rasio solvency (solvabilitas) adalah indikator keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, termasuk pembayaran utang, bunga, dan kewajiban finansial lainnya.

Kalau diibaratkan, rasio solvency seperti “tes daya tahan” bagi perusahaan. Bukan soal apakah perusahaan bisa bayar tagihan bulan ini (itu urusannya rasio likuiditas), tapi apakah perusahaan bisa tetap bertahan dalam jangka panjang jika semua utangnya harus dilunasi.

Secara sederhana, rasio solvabilitas menunjukkan apakah perusahaan mampu melunasi seluruh utangnya jika semua aset dijual.

Bila nilai aset jauh lebih besar daripada total utang, berarti perusahaan tergolong solven atau sehat secara finansial.

Sebaliknya, jika jumlah utang justru lebih besar dari aset, perusahaan dikategorikan insolven, yang berarti berada dalam kondisi berisiko tinggi atau berpotensi bangkrut.

Perlu dipahami bahwa rasio solvabilitas berbeda dari rasio likuiditas. Likuiditas menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, seperti pembayaran utang dagang, sementara solvabilitas fokus pada kemampuan jangka panjang dalam menjaga kestabilan keuangan.

Tujuan Rasio Solvency (Solvabilitas)

Beberapa tujuan rasio solvency antara lain untuk menilai kesehatan keuangan jangka panjang, membantu investor dan kreditor membuat keputusan, mengukur risiko kebangkrutan, dan membandingkan kinerja dengan perusahaan lain. Berikut penjelasan singkatnya:

Menilai Kesehatan Keuangan Jangka Panjang

Rasio solvabilitas membantu perusahaan menilai apakah struktur keuangannya tergolong sehat.

Perbandingan antara aset, utang, dan modal memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam jangka panjang.

Jika nilainya baik, berarti perusahaan memiliki fondasi keuangan yang stabil dan siap menghadapi perubahan ekonomi.

Memberi Kepercayaan kepada Kreditur dan Investor

Kreditur dan investor perlu merasa yakin bahwa dana mereka aman. Rasio solvabilitas menjadi indikator utama untuk menilai kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya.

Semakin baik rasionya, semakin besar pula kepercayaan pihak luar untuk memberikan pinjaman atau investasi.

Mengukur Risiko Kebangkrutan

Tujuan lain dari rasio solvabilitas adalah mendeteksi risiko keuangan lebih awal. Jika hasil rasio menunjukkan jumlah utang yang terlalu besar dibandingkan modal, artinya perusahaan menanggung beban keuangan tinggi.

Rasio solvabilitas perlu dipantau secara berkala agar perusahaan dapat mengambil langkah pencegahan sebelum risiko menjadi lebih serius.

Mendukung Keputusan Manajemen

Hasil analisis solvabilitas membantu manajemen membuat keputusan yang lebih terukur. Jika rasio menunjukkan utang terlalu tinggi, perusahaan bisa memilih menambah modal sendiri.

Namun jika struktur keuangan masih sehat, perusahaan dapat memanfaatkan pinjaman baru untuk ekspansi.

Membandingkan Kinerja dengan Perusahaan Lain

Rasio solvabilitas juga digunakan untuk membandingkan kinerja antarperusahaan dalam industri yang sama.

Perbandingan ini membantu manajemen menilai apakah tingkat utangnya masih wajar atau justru berlebihan. Melalui benchmarking ini, perusahaan dapat menyesuaikan strategi keuangannya agar tetap kompetitif.

Jenis-Jenis Rasio Solvency (Solvabilitas)

Ada beberapa jenis rasio solvency (solvabilitas) yang umum digunakan dalam analisis keuangan. Berikut penjelasan lengkapnya, beserta rumus dan cara menghitung rasio solvabilitas.

Debt to Asset Ratio (Rasio Utang terhadap Aset)

Debt to asset ratio berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar aset perusahaan yang masih dibiayai oleh utang.

Rumus:

Debt to Asset Ratio = Total Utang / Total Aset x 100%

Interpretasi:

  • Jika nilainya mendekati 1 (atau 100%), berarti hampir seluruh aset dibiayai utang. Kondisi ini berisiko tinggi.
  • Jika nilainya di bawah 0,5, berarti perusahaan masih cukup aman karena lebih banyak aset dibiayai oleh ekuitas.

Rasio ini menunjukkan bahwa semakin rendah hasil perhitungannya, semakin baik kondisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya tinggi, berarti perusahaan terlalu banyak bergantung pada utang untuk membiayai asetnya.

Contoh:

  • Total utang = Rp300.000.000
  • Total aset = Rp500.000.000
  • Debt to Asset Ratio = 300.000.000 / 500.000.000 x 100% = 60%

Jadi, 60% aset perusahaan dibiayai oleh utang.

Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio membandingkan total utang dengan ekuitas (modal sendiri). Hasil perhitungannya menunjukkan seberapa besar utang dibandingkan dengan modal pemilik.

Rumus:

Debt to Equity Ratio = Total Utang / Total Ekuitas x 100%

Interpretasi:

  • Nilai DER tinggi: perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang, risikonya lebih besar.
  • Nilai DER rendah: perusahaan lebih sehat secara finansial karena lebih banyak dibiayai oleh modal sendiri.

Semakin tinggi DER, akan semakin besar pula ketergantungan perusahaan terhadap utang. Sebaliknya, semakin rendah DER, akan kuat juga struktur permodalan perusahaan.

Contoh:

  • Total utang = Rp300.000.000
  • Ekuitas = Rp200.000.000
  • Debt to Equity Ratio = 300.000.000 / 200.000.000 x 100% = 150%

Bisa dikatakan, utang perusahaan sebesar 1,5 kali dari modal sendiri.

Debt to Capital Ratio

Debt to capital ratio digunakan untuk mengukur proporsi utang terhadap total modal (gabungan antara utang dan ekuitas).

Rumus:

Debt to Capital Ratio = Total Utang / (Total Utang + Ekuitas) x 100%

Rasio ini menunjukkan seberapa besar porsi utang dalam keseluruhan sumber pendanaan. Semakin kecil hasilnya, artinya semakin baik kondisi keuangan karena modal sendiri lebih dominan.

Contoh:

  • Total utang = Rp300.000.000
  • Ekuitas = Rp200.000.000
  • Debt to Capital Ratio = 300.000.000 / (300.000.000 + 200.000.000) x 100% = 60%

Jadi, 60% sumber pendanaan perusahaan berasal dari utang, sedangkan 40% dari modal sendiri.

Interest Coverage Ratio (Times Interest Earned)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga menggunakan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).

Rumus:

Interest Coverage Ratio = Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) / Beban dari Bunga

Interpretasi:

  • Nilai TIE > 1 artinya laba operasional cukup untuk menutup beban bunga.
  • Nilai TIE tinggi berarti perusahaan mampu membayar bunga dengan mudah, dan itu tanda positif bagi investor maupun kreditur.

Jika hasilnya tinggi (misalnya 5 kali), artinya perusahaan mampu membayar beban bunga 5 kali lipat dari laba operasionalnya. Tapi, jika hasilnya di bawah 1, artinya laba tidak cukup untuk menutup beban bunga, dan ini bisa menjadi tanda bahaya.

Contoh:

  • EBIT = Rp50.000.000
  • Beban bunga = Rp10.000.000
  • Interest Coverage Ratio = 50.000.000 / 10.000.000 = 5 kali

Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih sangat mampu menutup beban bunga menggunakan laba operasionalnya.

Rumus dan Cara Menghitung Rasio Solvabilitas

Untuk menghitung rasio solvency, Anda sebenarnya cukup punya laporan posisi keuangan (neraca) yang berisi data total aset, total utang, dan total ekuitas.

Langkah-langkahnya bisa Anda ikuti seperti berikut:

Kumpulkan Data dari Neraca

Ambil angka dari laporan keuangan: total utang, total aset, total ekuitas, dan laba sebelum bunga serta pajak (EBIT).
Contohnya:

  • Total aset: Rp2.000.000.000
  • Total utang: Rp800.000.000
  • Total ekuitas: Rp1.200.000.000
  • EBIT: Rp400.000.000
  • Beban bunga: Rp100.000.000

Masukkan ke dalam Rumus

Dari data di atas, kita bisa hitung satu per satu:

  • DER = 800.000.000 / 1.200.000.000 = 0,67
    → Masih tergolong sehat karena di bawah 1.
  • DAR = 800.000.000 / 2.000.000.000 = 0,4 (40%)
    → Artinya, hanya 40% aset yang dibiayai utang.
  • TIE = 400.000.000 / 100.000.000 = 4 kali
    → Perusahaan mampu membayar bunga 4 kali lipat dari laba operasionalnya.
  • Equity Ratio = 1.200.000.000 / 2.000.000.000 = 0,6 (60%)
    → Sebagian besar aset dibiayai oleh ekuitas — tanda keuangan yang kuat.

Analisis Hasilnya

Dari hasil di atas, bisa disimpulkan perusahaan berada dalam kondisi solvable, alias cukup mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Nilai-nilai ideal setiap rasio bisa berbeda tergantung industri, tapi secara umum:

  • DER < 1 dianggap sehat
  • DAR < 0,5 menandakan keseimbangan modal yang baik
  • TIE > 3 artinya laba cukup aman untuk menutupi bunga
  • Equity Ratio tinggi menunjukkan kekuatan finansial yang stabil

Cara Membaca Hasil Rasio Solvabilitas

Setelah memahami pengertian, tujuan, dan jenis rasio solvabilitas, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara membaca hasilnya dengan benar. Interpretasi yang tepat membantu Anda menilai seberapa sehat kondisi keuangan perusahaan dan potensi risikonya.

Simak panduan berikut untuk memahami cara membaca hasil rasio solvabilitas secara detail!

Debt to Asset Ratio (< 70%)

Jika hasil debt to asset ratio di bawah 70%, kondisi keuangan perusahaan tergolong aman. Artinya, sebagian besar aset perusahaan masih dibiayai oleh modal sendiri, bukan utang.

Namun jika nilai debt to asset ratio melebihi 70%, itu bisa menjadi tanda bahwa perusahaan terlalu bergantung pada pinjaman dan berpotensi menanggung beban bunga yang tinggi.

Debt to Equity Ratio (< 200%)

Rasio debt to equity ratio di bawah 200% menunjukkan struktur modal yang sehat. Perbandingan antara utang dan ekuitas masih seimbang, sehingga perusahaan memiliki kemampuan lebih baik dalam menanggung risiko.

Namun, jika rasio melebihi batas tersebut, artinya perusahaan terlalu mengandalkan utang dibandingkan modal pemilik. Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi investor maupun kreditur.

Debt to Capital Ratio (< 60%)

Hasil rasio debt to capital ratio di bawah 60% menggambarkan bahwa modal sendiri lebih besar dibandingkan utang. Kondisi ini menunjukkan perusahaan memiliki ketergantungan rendah terhadap pinjaman, sehingga risiko finansialnya lebih kecil.

Sebaliknya, jika nilainya tinggi, struktur keuangan perusahaan bisa menjadi tidak seimbang karena sebagian besar pendanaan berasal dari utang.

Interest Coverage Ratio (> 3 kali)

Jika hasil rasio lebih dari tiga kali, artinya laba operasional perusahaan cukup besar untuk membayar beban bunga beberapa kali lipat. Kondisi ini menandakan perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam menanggung kewajiban bunga tanpa mengganggu operasionalnya.

Namun, jika hasilnya kurang dari satu kali, berarti laba operasional tidak cukup untuk menutup bunga, yang bisa menjadi tanda bahaya keuangan.

Kesimpulan

Rasio solvency adalah rasio dalam analisis keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Ketika Anda mampu menghitung dan mahami berbagai jenis rasio seperti DER, DAR, TIE, dan Equity Ratio, Anda bisa tahu apakah struktur keuangan perusahaan tergolong aman atau terlalu bergantung pada utang.

Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas sehat akan lebih dipercaya oleh investor, mudah memperoleh pinjaman, dan memiliki daya tahan yang kuat terhadap risiko ekonomi.

Jadi, kalau Anda seorang pebisnis atau calon investor, jangan lupa selalu pantau rasio solvency sebelum mengambil keputusan besar. Anda bisa menggunakan sistem ERP seperti MASERP yang memiliki fitur lengkap seperti akuntansi, keuangan, manufaktur, persediaan barang, penjualan, pembelian, aset tetap, laporan keuangan, dan masih banyak lagi.

Semua departemen dapat terintegrasi di dalam satu sistem, Anda tidak perlu membeli banyak software untuk tiap departemen.

Segera jadwalkan konsultasi dengan tim MASERP untuk mengetahui kebutuhan bisnis Anda dan demo fitur lengkap software MASERP. Free konsultasi!

Konsultasi dan Demo Gratis Software ERP MASERP
Jadwalkan free konsultasi dan demo fitur lengkap software ERP MASERP untuk bisnis Anda.