Di bulan September 2022, World Bank telah memperingatkan negara-negara di dunia tentang risiko stagflasi seiring dengan ancaman resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi pada tahun 2023, maka dari itu diperlukan software masa resesi.
Salah satunya adalah stagflasi, yaitu kondisi pertumbuhan ekonomi stagnan yang dibarengi dengan inflasi tinggi dan meningkatnya angka pengangguran. Ini jelas bukan kondisi yang ramah bagi dunia usaha yang baru saja bangkit setelah dua tahun dihantam badai pandemi.
Gejala melemahnya ekonomi global saat ini banyak dipengaruhi oleh geopolitik di kawasan Eropa. Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan telah mengganggu supply chain dalam perdagangan dunia, yang berakibat pada krisis energi dan krisis pangan dunia.
Tips Memperbaiki Cash Flow Saat Resesi
Fokus Manajemen Cash Flow Dibanding Profit
Mengejar profit dan pertumbuhan adalah tujuan dari setiap bisnis. Tetapi, dalam keadaan menghadapi resesi, para pemimpin perusahaan harus lebih realistis melihat ancaman stagnasi ekonomi yang bisa membuat bisnis gulung tikar.
Mengurangi target ambisius dan lebih fokus pada upaya menjaga cash flow akan menolong perusahaan di tengah melemahnya permintaan. Alih-alih mengejar laba tinggi dengan investasi lebih besar, seperti ekspansi bisnis, menjaga arus kas lancar jauh lebih penting agar perusahaan bisa tetap beroperasi.
Baca Juga: 7 Penyebab Resesi Ekonomi dan Tipsnya
Susun Proyeksi Cash Flow dan Pantau Realisasinya
Membuat proyeksi arus kas adalah bagian penting dalam mengelola cash flow perusahaan. Proyeksi arus kas adalah perkiraan uang yang akan masuk dan keluar, dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran, dalam periode tertentu. Proyeksi cash flow bisa dibuat 12 bulan, semester, triwulan, bulanan, atau bahkan mingguan.
Memonitor realisasi cash flow secara terus-menerus juga tak kalah penting. Ini akan membantu pengambil keputusan untuk segera membuat perbaikan apabila arus kas tidak berjalan sesuai rencana, misalnya gap antara proyeksi dan realisasi terlampau besar.
Memiliki Cadangan Kas untuk Pengeluaran
Pemantauan ketat akan membantu memprediksi apakah arus kas akan surplus atau defisit. Sekalipun cash flow saat ini dalam keadaan surplus dan berjalan melampaui harapan, sebaiknya perusahaan perlu bersiap menghadapi kemungkinan terburuk meski pada akhirnya skenario itu tidak terjadi.
Untuk berjaga-jaga, siapkan cadangan kas untuk pengeluaran seandainya nanti cash flow terganggu. Cadangan ini dapat digunakan untuk menutup defisit, apabila pengeluaran melebihi pemasukan, sehingga perusahaan tidak perlu menambah beban utang untuk menutup biaya operasional.
Mempercepat Pembayaran AR dan Menangguhkan AP
Cara mengatur cash flow perusahaan berikutnya adalah mempercepat arus masuk dan memperlambat arus keluar. Semua jenis account receivable (AR) seperti piutang dagang sebaiknya dipercepat pencairannya dengan memperpendek jangka waktu pembayaran invoice oleh klien atau pelanggan.
Sebaliknya, negosiasikan pembayaran account payable (AP) seperti utang dagang dengan meminta kelonggaran waktu atau pengunduran jatuh tempo pembayaran kepada supplier. Cara ini dapat memperpanjang “napas” perusahaan ketika aliran kas masuk tidak sesuai dengan proyeksi.
Optimalisasi Aset yang Tersedia untuk Menambah Pemasukan
Jika perusahaan memiliki aset, namun selama ini tidak menghasilkan penerimaan, maka sekarang saatnya menggunakan aset tersebut agar mendatangkan pemasukan tambahan.
Lakukan inventarisasi aset perusahaan untuk mengetahui kondisi aset terkini, dan optimalkan aset yang berpotensi mendatangkan kas. Inventarisasi aset lebih mudah menggunakan software masa resesi yaitu software ERP yang dapat terintegrasi dengan departemen lain di perusahaan.
Aset tidak lancar seperti tanah, gedung, dan kendaraan perusahaan, bisa disewakan ke pihak lain, sedangkan aset lancar seperti stok barang di gudang akibat kelebihan produksi dapat dijual untuk menutup biaya produksi.
Rekomendasi Software Masa Resesi
MASERP by MAS Software
Rekomendasi pertama adalah MASERP, perusahaan lokal yang mengembangkan software ERP di Indonesia dengan accounting sebagai corenya.
MASERP juga sudah digunakan oleh ribuan perusahaan di Indonesia, baik skala nasional maupun internasional. Dimulai sebagai software akuntansi, sekarang fitur MASERP sudah dikembangkan dan memiliki fitur lengkap seperti:
- Inventory Management (Multi Warehouse)
- Account Receivable
- Account Payable
- General Ledger/Accounting (Multi Cabang/Cost Center)
- Fixed Asset (Aktiva Tetap)
- Cash Ledger (Multi Currency)
- Manufacturing
- Purchase Order, Purchase Request, RFQ, RFQ Comparison
- Purchasing
- Sales Order/Quotation
- Sales Invoicing
- User Management & Security
- Project Costing & Billing
- Multi Company
Software MASERP juga dapat dipasang di server Anda secara offline/hybrid online, jadi bagi Anda yang khawatir dengan keamanan database Anda, dengan server sendiri Anda bisa memegang kendalinya. Tentunya, salah satu keunggulan MASERP adalah, kemampuannya untuk dicustomize dan integrasi.
Odoo ERP
Software Odoo bisa dibilang software ERP yang unik, karena dia bersifat open source. Artinya apabila Anda memiliki team IT sendiri, Anda dapat menggunakannya secara free dan bebas untuk mengcustomizenya sesuka hati.
Tetapi biasanya perusahaan di Indonesia tidak bersedia membentuk team IT sendiri untuk mengembangkan Odoo, jadi mereka menggunakan jasa reseller seperti Port Cities.
Keunggulan Odoo adalah jumlah modulnya yang banyak (37 modul) dan bisa dihidupkan sesuai kebutuhan. Artinya Anda dapat menghemat biaya hanya dengan menyalakan modul yang Anda perlukan.
Biasanya perusahaan di Indonesia memilih menggunakan Odoo Cloud supaya tidak perlu direpotkan dengan settingan di server sendiri. Apabila Anda menggunakan pricing calculator yang tersedia di website Odoo, Anda dapat mendapatkan estimasi harganya dengan mudah.
SAP Business One
Meskipun SAP berasal dari Jerman, software ERP yang satu ini sudah dari dulu mendunia dan digunakan oleh perusahaan tingkat Fortune 500 seperti BMW, Coca Cola, Intel, Nestle dan lainnya. Di Indonesia sendiri, SAP memasarkan dua versi yaitu SAP Business All-In-One dan SAP Business One.
Yang paling sering digunakan di Indonesia adalah SAP Business One. Di seluruh dunia juga SAP Business One sudah digunakan lebih dari 80.000 perusahaan.
Kenapa begitu? Karena harganya lebih ekonomis dibanding versi SAP lainnya. Sebenarnya harga SAP Business One cukup rumit untuk menghitungnya, karena berbeda vendor memiliki beda harga untuk hitungan lisensi dan implementasinya. Di Indonesia sendiri terdapat 2 vendor utama untuk penerapan SAP Business One seperti Soltius dan Sterling Team.
Kesimpulan
Resesi adalah bagian alami dari siklus bisnis. Walaupun mungkin menakutkan dan sulit pada saat itu, kejadian ini selalu diikuti oleh periode pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.Terapkan beberapa cara mengatasi resesi ekonomi diatas untuk mengatasi dampak resesi bagi perusahaan.
Hal tersebut tentunya akan mengarah kepada tercapainya tujuan perusahaan apabila perusahaan memiliki kinerja dan pengelolaan keuangan yang baik. Maka dari itu, Anda dapat menggunakan software ERP seperti MASERP yang bisa membantu Anda dalam proses pencarian software masa resesi yang akan datang.
Apabila Anda ingin menggunakan software ERP lokal Indonesia, Anda dapat menghubungi MASERP dan berkonsultasi dengan konsultan ahli kami untuk memberikan solusi dari kendala dan kebutuhan bisnis Anda. Free konsultasi!