Supply Chain Management dalam Industri Manufaktur

Di dunia perindustrian, istilah supply chain management atau manajemen rantai pasokan mungkin sudah tidak asing lagi didengar terutama di industri manufaktur.

Sebelum mengenal istilah supply chain management atau manajemen rantai pasokan, mari simak dulu contoh industri yang sering menggunakan istilah ini.

Apa Itu Industri Manufaktur?

Perusahaan atau industri manufaktur sendiri merupakan sebuah industri yang bergerak untuk menjualkan atau menyediakan barang mentahan, bahan baku dan bahan setengah jadi yang nantinya akan dikelola untuk membuat suatu produk sesuai dengan permintaan pasar.

Jika permintaan pasar tinggi, maka proses produksi bahan mentah oleh perusahaan manufaktur akan semakin banyak.

Semua proses produksi perusahaan manufaktur selalu beriringan dengan banyaknya permintaan pasar yang harus dipenuhi.

Dalam industri manufaktur memerlukan berbagai faktor agar proses manajemen produksi bisa berjalan lancar dan maksimal.

Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sumber daya manusia, sumber daya alam dan peralatan berbentuk mesin.

Untuk memenuhi segala pelaksanaan proses produksi, perusahaan industri juga membutuhkan kegiatan supply chain atau rantai pasokan.

Nah, agar supply chain bisa berjalan dengan maksimal dan efektif, maka dibutuhkan pula fungsi manajemen yang baik untuk mengontrol supply chain tersebut.

Manajemen yang ditugaskan untuk mengatur segala urusan supply chain ini biasa disebut supply chain management atau manajemen rantai pasokan.

Baca Juga: Manajemen Strategi: Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Langkah Efektif Untuk Menerapkannya

Pengertian Supply Chain Management

Agar lebih paham lagi terkait cara kerja Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan, mari simak pengertian lengkapnya berikut ini.

Sama dengan sistem manajemen lainnya, Supply Chain Management merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan koordinasi, penjadwalan hingga pengendalian proses produksi barang.

Tidak hanya proses produksi, supply chain management juga bekerja atas pengadaan, persediaan hingga pengiriman produk berupa barang dan jasa kepada konsumen.

Tidak hanya itu, kegiatan di atas juga mencakup bagian administrasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi, mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Untuk pengertian yang lebih singkatnya, supply chain management bisa juga disebut sebagai kegiatan yang menghubungkan semua pihak di dalam perusahaan untuk menjalankan proses produksi, mulai dari bahan mentah menjadi barang jadi.

Pihak yang bersangkutan dan yang telah terlibat wajib bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan lokasi yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Jika manajemen pemasaran bekerja untuk mengatur segala proses pemasaran barang, sementara supply chain management merupakan tim yang bertugas untuk melibatkan peran pemasok, pabrik atau manufaktur, penyedia logistik hingga ke pelanggan.

Jenis-jenis Sistem Supply Chain Management

Tidak main jalan begitu saja, dalam menjalankan proses supply chain management harus melalui beberapa komponen yang dibedakan menjadi tiga jenis.

Tiga jenis komponen itu sendiri adalah upstream supply chain, downstream supply chain, dan internal supply chain.

Upstream supply chain

Komponen yang pertama adalah upstream supply chain. Komponen ini merupakan kegiatan pengelolaan perpindahan produk.

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan dengan vendor penyedia bahan mentahan. 

Downstream supply chain

Selanjutnya ada komponen downstream supply chain. Adapun komponen ini bekerja untuk melakukan pendistribusian produk yang dilakukan perusahaan ke pelanggan.

Untuk kegiatan yang satu ini, umumnya dilakukan langsung oleh pihak perusahaan ke pelanggan tanpa melalui vendor penyetok barang.

Internal supply chain

Komponen yang terakhir adalah internal supply chain, yang memiliki tugas untuk mengelola ketersediaan bahan baku, pasokannya, hingga proses produksi.

Adapun komponen ini dilakukan oleh sistem manajemen.

Alur Kerja Supply Chain Management

Agar proses produksi pengadaan barang berjalan dengan maksimal, kira-kira bagaimana proses atau alur kerja tim supply chain management untuk sampai pada tujuan utama?

Karena prosesnya berupa rantai, posisi yang ada di rantai pertama pada proses supply chain management adalah pelanggan.

Selanjutnya ada alur perencanaan, pembelian bahan mentah, persediaan bahan mentah, produksi dan terakhir adalah pengiriman barang jadi ke pelanggan.

Agar lebih jelas dan lengkap, simak rangkuman alur berikut ini:

Pelanggan

Alur supply chain management yang pertama adalah jelas pelanggan. Tanpa adanya pelanggan, sebuah perusahaan tidak memiliki tujuan pengadaan barang.

Adapun pelanggan juga menjadi mata rantai pasokan yang pertama karena mereka yang memberikan orderan atau pesanan kepada perusahaan.

Di dalam industri manufaktur, pelanggan memesan produk melalui sales perusahaan tersebut dan membeli produk yang perusahaan tawarkan.

Tidak hanya informasi terkait barang pesanan, pelanggan juga yang menentukan tanggal pengiriman barang jadi beserta jumlah yang diinginkan.

Perencanaan

Setelah adanya proses pemesanan barang dari pelanggan, alur selanjutnya tim supply chain management membuat perencanaan pengadaan barang.

Mulai dari data pembelian bahan baku atau mentah yang diperlukan hingga bahan pendukung beserta jadwal produksinya. 

Pembelian Bahan Baku/Bahan Mentah

Setelah semua perencanaan tersusun dan tercatat, maka alur selanjutnya adalah melakukan pembelian bahan mentah serta bahan pendukung.

Persediaan Bahan Baku di Gudang

Setelah dibeli semua bahan baku atau mentahan, maka akan disimpan beberapa sebagai persediaan di gudang untuk kebutuhan produksi.

Proses Produksi

Setelah semua bahan dan tersimpan di gudang, proses produksi bisa dijalankan hingga menjadi barang jadi.

Barang jadi yang sudah selesai diproduksi akan disimpan di gudang. Pastikan di dalam proses produksi, jumlah barang yang dipesan sudah sesuai.

Proses Pengiriman

Selanjutnya akan dilakukan pengiriman, sambil menunggu waktu keberangkatan barang sesuai jadwal yang sudah ditetapkan pelanggan. 

Manfaat Supply Chain Management

– Pelanggan menjadi puas atas pelayanan perusahaan

– Bisa membantu meningkatkan laba

– Memangkas biaya distribusi produk karena bisa dilakukan dari perusahaan langsung ke konsumen

– Memanfaatkan aset perusahaan dan memberikan keterampilan kerja

Kesimpulan

Adanya supply chain management di dalam sebuah perusahaan bisa mendapatkan produk dengan harga lebih murah, proses distribusi lebih cepat dan produk yang lebih berkualitas.

Lalu perusahaan juga bisa bekerjasama dengan beberapa pihak seperti penyedia bahan baku, pemasok, jaringan distributor dan pengecer hingga perusahaan penyedia transportasi.

Perusahaan Anda bisa memasarkan produk berupa barang atau jasa ke pelanggan dengan cepat dan efisien.

Tidak hanya perusahaan Anda yang untung, pihak lain yang disebutkan di atas juga bisa mengambil keuntungan. Intinya bisa sama-sama memberi kepuasan pelanggan.

Nah, di dalam kerjasama dengan banyak pihak, perusahaan Anda tentunya harus memiliki catatan terkait stok barang hingga laporan keuangan yang masuk dan keluar.

Jika catatan tidak terdata dengan baik, mungkin hal tersebut akan menjadi masalah seperti salah hitung, lupa mencatat hingga hilang data.

Jika Anda mengalami masalah tersebut, sepertinya Anda membutuhkan program atau software akuntansi seperti MASERP sebagai alat pendataan mulai dari stok barang hingga keuangan perusahaan.

Besar kecil sebuah perusahaan, software akuntansi MASERP bisa dibuat atau dicustom sesuai dengan kondisi perusahaan Anda.

Jadi, jangan rusak manajemen rantai pasokan dengan pendataan yang kurang dinamis.

Gunakan software akuntansi untuk membantu segala bentuk pendataan perusahaan Anda agar lebih mudah terkontrol.

Pantau terus artikel terkait manajemen dan lainnya. Semoga Artikel ini bisa menambah informasi dan pengetahuan Anda.

Baca Juga: Software Manufaktur Terbaik untuk Perusahaan