Fungsi dan Cara Menghitung Days Payable Outstanding

Written by Tika Ulfianinda

Fungsi dan Cara Menghitung Days Payable Outstanding

Apakah saat ini bisnis Anda sedang menghadapi kendala dalam pembayaran supplier atau vendor? Pelunasan pembayaran ke supplier yang terlalu lama dapat berdampak pada kesehatan arus kas bisnis. Bila kendala tersebut sering terjadi setiap bulan, cara mengatasinya adalah dengan menggunakan metode days payable outstanding.

Days payable outstanding adalah cara untuk mengetahui rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk melunasi kewajiban utangnya. Di artikel kali ini, MASERP akan menjelaskan apa itu days payable outstanding, fungsinya bagi bisnis, faktor yang memengaruhi nilainya, rumus dan cara mudah menghitungnya, serta contoh penerapannya dalam operasional perusahaan. Yuk, baca artikelnya sampai habis!

Apa Itu Days Payable Outstanding (DPO)?

Days payable outstanding adalah metode yang digunakan untuk menghitung rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan dalam melunasi utang kepada supplier, vendor, atau pihak terkait. Rasio ini memperhitungkan harga pokok penjualan, total utang usaha, dan periode sebelum jatuh tempo tagihan.

DPO menunjukkan seberapa lama perusahaan menahan pembayaran utang dagang sejak menerima invoice dari supplier. Semakin tinggi nilai DPO, artinya perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk membayar utangnya.

Dalam bisnis, DPO sering dipakai untuk menilai efisiensi pengelolaan utang usaha dan strategi manajemen kas. Bagi perusahaan B2B (business to business), khususnya yang memiliki volume transaksi besar, DPO menjadi salah satu indikator dalam menjaga keseimbangan antara likuiditas dan hubungan dengan supplier.

Angka DPO sebaiknya jangan terlalu tinggi agar arus kas bisnis tetap sehat, pembayaran terencana dengan baik, dan hubungan dengan supplier tetap terjalin baik.

Baca Juga: Manajemen Kas: Tujuan, Faktor yang Memengaruhi, dan Strategi

Fungsi Days Payable Outstanding (DPO)

Fungsi days payable outstanding antara lain untuk mengukur efisiensi pembayaran utang, mengoptimalkan arus kas, sebagai bahan negosiasi dengan supplier, dan benchmark kompetitor. Berikut beberapa fungsi days payable outstanding (DPO) beserta penjelasannya:

Mengetahui Efisiensi Pembayaran Utang

Days payable outstanding (DPO) membantu perusahaan mengetahui rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban kepada supplier atau kreditur. Anda dapat melihat apakah proses pembayaran sudah berjalan sesuai kebijakan perusahaan.

DPO mencerminkan seberapa disiplin tim keuangan dalam mengelola utang. Jika nilai DPO terlalu tinggi atau terlalu rendah, perusahaan bisa segera melakukan evaluasi agar pembayaran tidak terlambat dan tidak mengganggu hubungan bisnis dengan pihak lain.

Mengoptimalkan Arus Kas Bisnis

Perhitungan DPO berperan dalam menjaga keseimbangan arus kas bisnis. Saat Anda dan tim mengetahui pola pembayaran utang, Anda bisa mengatur jadwal pengeluaran kas secara lebih terencana.

Bila nilai DPO sudah optimal, perusahaan dapat menunda pembayaran tanpa melanggar kesepakatan dengan supplier. Cara ini membantu menjaga kas tetap tersedia untuk kebutuhan operasional harian.

Baca Juga: Contoh Pencatatan Arus Kas Langsung dan Tidak Langsung

Memperkuat Negosiasi dengan Supplier

DPO dapat digunakan sebagai bahan negosiasi termin pembayaran dengan supplier. Perusahaan yang memiliki reputasi keuangan baik cenderung lebih mudah mendapatkan jangka waktu pembayaran lebih panjang.

Supplier juga akan lebih percaya karena perusahaan mampu membayar secara konsisten. Hubungan bisnis pun menjadi lebih profesional dan saling menguntungkan.

Indikator Kualitas Hubungan dengan Supplier

Nilai DPO mencerminkan bagaimana perusahaan memperlakukan kewajiban kepada supplier. DPO yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kekhawatiran supplier terhadap risiko keterlambatan pembayaran.

Jika dibiarkan, bisa berdampak pada pasokan barang atau layanan. Sebaliknya, DPO yang terlalu rendah bisa menunjukkan perusahaan kurang memanfaatkan fleksibilitas pembayaran.

Benchmarking dengan Kompetitor

DPO sering digunakan sebagai tools benchmarking untuk membandingkan performa keuangan dengan kompetitor di industri yang sama. Perusahaan dapat membandingkan nilai DPO dan menilai apakah kebijakan pembayarannya sudah efisien.

Jika DPO jauh berbeda dari rata-rata industri, ini perlu dianalisis lebih lanjut. Benchmarking membantu perusahaan mengetahui cara terbaik yang dipakai kompetitor dan strategi pembayaran bisa disesuaikan agar lebih kompetitif.

Mengetahui Masalah Likuiditas dan Efisiensi

Perubahan nilai DPO dapat menjadi sinyal awal adanya masalah keuangan. DPO yang tiba-tiba meningkat bisa menandakan perusahaan mengalami tekanan likuiditas.

Sebaliknya, penurunan DPO secara drastis dapat menunjukkan pembayaran yang kurang terkontrol. Nilai DPO perlu dipantau secara berkala agar bisa mendeteksi potensi masalah sejak awal.

Faktor yang Menentukan Days Payable Outstanding (DPO)

Faktor yang menentukan days payable outstanding antara lain jenis industri, pengaruh kompetitor, kebijakan internal dan kas, serta pengaruh ekonomi.

Pengaruh Posisi Kompetitif Perusahaan

Dalam bisnis, perusahaan bereputasi baik atau market leader biasanya memiliki posisi tawar yang lebih kuat terhadap supplier. Perusahaan dengan volume pembelian tinggi dapat menegosiasikan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang.

Mereka bisa mendapatkan syarat kredit yang lebih menguntungkan dari supplier. Kondisi ini membuat DPO perusahaan cenderung lebih tinggi dan memberikan fleksibilitas lebih dalam mengelola arus kas.

Jenis Industri

Setiap sektor industri memiliki karakteristik siklus pembayaran yang berbeda. Misalnya, perusahaan ritel membutuhkan perputaran utang yang cepat karena barang dagangan cepat habis.

Sedangkan perusahaan manufaktur dan konstruksi cenderung memiliki siklus pembelian lebih panjang. Oleh karena itu, DPO dengan nilai normal di satu industri belum tentu cocok dijadikan acuan di industri lain.

Persaingan Antar Supplier

Di pasar yang dipenuhi banyak supplier dengan produk serupa, persaingan untuk menarik pelanggan menjadi sangat ketat. Supplier biasanya bersedia menawarkan tenggat pembayaran lebih panjang agar dipilih oleh perusahaan. Kondisi ini memungkinkan perusahaan memperpanjang DPO secara strategis dan mengelola arus kas lebih fleksibel.

Kebijakan Internal dan Arus Kas

DPO sangat dipengaruhi oleh kebijakan internal perusahaan dalam mengelola arus kas. Ketika memperpanjang DPO, perusahaan dapat menjaga likuiditas sekaligus memaksimalkan penggunaan kas untuk kebutuhan lain, seperti investasi, pembelian aset, atau pengeluaran operasional yang mendesak tanpa mengganggu kelancaran operasional sehari-hari.

Perpanjangan DPO harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga keseimbangan antara memanfaatkan kas dan mempertahankan hubungan baik dengan supplier.

Jika pembayaran ditunda terlalu lama, kepercayaan supplier bisa menurun dan risiko gangguan pasokan meningkat. Perusahaan perlu menentukan durasi DPO yang optimal agar likuiditas tetap terjaga dan hubungan bisnis tidak terganggu.

Pengaruh Kondisi Ekonomi dan Tren Industri

Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan tren pembayaran industri juga memengaruhi DPO. Saat ekonomi lesu, perusahaan cenderung menunda pembayaran untuk menjaga arus kas. Jika tren pembayaran di industri melonggar, rata-rata DPO perusahaan juga akan meningkat.

Rumus Menghitung Days Payable Outstanding (DPO)

Days payable outstanding (DPO) adalah indikator yang digunakan untuk menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar utang kepada supplier. Rumus yang umum digunakan seperti di bawah ini:

Rumus 1

DPO = (Rata-rata Utang Usaha ÷ Harga Pokok Penjualan) × Jumlah Hari

Rumus 2

DPO = Rata-rata Utang Usaha ÷ (Harga Pokok Penjualan ÷ Jumlah Hari)

Keterangan komponen dari rumus tersebut, yakni:

  • Rata-rata utang usaha: Total utang perusahaan kepada supplier karena pembelian secara kredit.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP): Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk siap jual, termasuk biaya bahan baku, peralatan, sewa, dan biaya produksi langsung.
  • Rumus HPP: Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
  • Jumlah hari: Periode yang digunakan untuk perhitungan, biasanya satu tahun (365 hari).

Contoh Penerapan Days Payable Outstanding (DPO)

Untuk memahami penerapan days payable outstanding (DPO) dalam praktik, mari lihat ilustrasi sederhana pada sebuah perusahaan.

Misalkan PT Makmur Sejahtera, perusahaan makanan ringan, mencatat data berikut untuk tahun 2024:

  • Rata-rata utang usaha: Rp120.000.000
  • Persediaan awal: Rp50.000.000
  • Pembelian bahan baku: Rp250.000.000
  • Persediaan akhir: Rp40.000.000
  • Jumlah hari: 365

Langkah perhitungan sebagai berikut.

  1. Menghitung HPP

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

HPP = Rp50.000.000 + Rp250.000.000 – Rp40.000.000 = Rp260.000.000

  1. Menghitung HPP Harian

HPP Harian = HPP ÷ 365

HPP Harian = Rp260.000.000 ÷365

HPP Harian = Rp712.329

  1. Menghitung DPO

DPO = Rata-rata Utang Usaha ÷ HPP Harian

DPO = Rp120.000.000 ÷ Rp712.329

DPO = 168 hari

Artinya, PT Makmur Sejahtera rata-rata membutuhkan 168 hari untuk membayar utangnya kepada supplier. Angka ini membantu perusahaan menilai efisiensi pengelolaan kas dan strategi pembayaran dalam operasional bisnis.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, days payable outstanding (DPO) merupakan metrik untuk menganalisis efisiensi operasional suatu perusahaan dan sekaligus menjadi referensi bagi investor dalam menilai kinerja perusahaan. Namun, nilai DPO bersifat relatif karena sangat dipengaruhi oleh jenis industri dan praktik bisnis masing-masing perusahaan.

Perlu diingat, nilai DPO yang tinggi belum tentu menandakan efisiensi operasional yang lebih baik. Sedangkan, nilai DPO rendah tidak selalu berarti perusahaan lebih disiplin dalam membayar utang.

Pencatatan transaksi keuangan dan pembuatan laporan keuangan secara manual, tentu saja akan menyulitkan Anda dan tim karena akan menghabiskan waktu dan rentan terjadi human error.

Untuk menghindari dua hal tersebut, sebaiknya bisnis Anda menggunakan software akuntansi yang sudah terintegrasi antar departemen dan memiliki fitur lengkap seperti MASERP.

MASERP merupakan software ERP dengan basic software akuntansi yang sudah terintergrasi dengan banyak fungsi bisnis seperti penjualan, pembelian, keuangan, persediaan barang, manufaktur, aset tetap, dan masih banyak lagi.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan seperti arus kas dan laba rugi secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.

Pencatatan dan pengawasan laporan keuangan harus dilakukan secara rutin untuk memastikan cash flow perusahaan selalu positif.

Segera konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dan dapatkan demo fitur MASERP dengan konsultan ahli kami sekarang dengan klik gambar di bawah ini, gratis!

Konsultasi dan Demo Gratis Software ERP MASERP
Jadwalkan free konsultasi dan demo fitur lengkap software ERP MASERP untuk bisnis Anda.

Index