Manajemen kas adalah cara perusahaan mengelola dana tunainya agar selalu tersedia untuk kebutuhan operasional bisnis sehari-hari. Kas merupakan aset yang paling mudah dicairkan untuk membayar berbagai kewajiban.
Meski mudah diakses, kas biasanya memberikan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan aset lain seperti deposito berjangka. Untuk memahami lebih dalam tentang manajemen kas, model manajemen kas, serta strategi manajemen kas, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Manajemen Kas
Manajemen kas adalah proses mengelola dana tunai dalam perusahaan agar selalu tersedia cukup kas untuk kebutuhan operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis tanpa hambatan keuangan. Perusahaan yang mengelola kas dengan baik, mereka dapat menjaga arus kas masuk dan keluar tetap seimbang.
Kas merupakan aset paling likuid yang bisa langsung digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan harian, seperti gaji karyawan dan pembelian bahan baku. Meski tidak memberikan imbal hasil tinggi seperti investasi, kas sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis dan mencegah masalah likuiditas.
Pemilik dan manager bisnis harus mengelola kas dengan cermat, mulai dari memantau arus kas, merencanakan kebutuhan dana, dan mengantisipasi risiko kekurangan kas.
Baca Juga: Pengertian Kas Kecil dan Metode Pengelolaannya untuk Bisnis
Tujuan Manajemen Kas
Manajemen kas perlu menjadi perhatian dalam mengelola keuangan perusahaan agar arus kas tetap perusahaan sehat. Berikut empat tujuan utama manajemen kas yang perlu Anda pahami.
Mencegah Krisis Likuiditas
Krisis likuiditas terjadi ketika perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meski asetnya besar. Misalnya, perusahaan punya banyak piutang belum tertagih, tapi harus bayar utang yang sudah jatuh tempo.
Ketidaksesuaian waktu antara pemasukan dan pengeluaran ini dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran, menurunkan kepercayaan mitra, bahkan risiko kebangkrutan.
Arus kas masuk dan keluar perlu dikelola secara cermat dan terencana matang agar perusahaan bisa menjaga likuiditas, operasional bisnis berjalan lancar, dan terhindar dari krisis keuangan.
Menjamin Ketersediaan Dana untuk Operasional
Manajemen kas bertujuan memastikan perusahaan memiliki dana tunai yang cukup untuk operasional sehari-hari. Dana ini digunakan untuk membayar gaji, membeli bahan baku, biaya marketing, distribusi, dan kebutuhan operasional lainnya.
Kekurangan kas dapat menyebabkan bisnis terganggu dan mengalami kerugian. Kas perlu dikelola dengan tepat agar kebutuhan dana harian dapat diprediksi dengan tepat.
Mengoptimalkan Dana Kas
Manajemen kas tidak hanya bertujuan untuk menjaga ketersediaan dana tunai yang memadai, tetapi untuk mengatur alokasi penggunaannya secara optimal. Sebagai contoh, perusahaan dapat menggunakan kas untuk melunasi utang sebelum jatuh tempo agar terhindar dari denda atau biaya tambahan.
Jika ada kelebihan kas, perusahaan bisa menyimpannya dalam instrumen keuangan yang aman dan mudah dicairkan, seperti deposito berjangka atau reksa dana pasar uang. Kas tetap bisa digunakan untuk menghasilkan keuntungan, bukan hanya disimpan tanpa manfaat.
Meningkatkan Profitabilitas dan Stabilitas Keuangan
Manajemen kas yang efektif membantu perusahaan mengurangi kebutuhan pinjaman darurat yang mahal sehingga beban bunga dan biaya keuangan lain dapat ditekan.
Bila arus kas dikelola dengan baik, perusahaan dapat lebih leluasa melakukan investasi, mengembangkan produk, serta memperluas usahanya. Stabilitas keuangan juga meningkatkan kepercayaan dari kreditur, investor, dan mitra bisnis, memperkuat posisi perusahaan di pasar.
Faktor yang Memengaruhi Kas
Dalam kegiatan bisnis, jumlah kas yang dimiliki perusahaan tidak bersifat tetap. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kas bertambah maupun berkurang. Penjelasan lengkapnya ada di bawah ini, ya.
Faktor yang Menyebabkan Kas Bertambah
- Penyetoran modal oleh pemilik atau pemegang saham: Penambahan modal dari pemilik usaha atau pemegang saham akan meningkatkan jumlah kas perusahaan.
- Penerimaan dana dari pinjaman atau utang: Perusahaan yang memperoleh pinjaman, baik dari bank maupun pihak lain, akan mengalami peningkatan kas.
- Penerimaan piutang: Ketika pelanggan atau pihak lain membayar piutang yang tertunggak, kas perusahaan pun bertambah.
- Penyusutan aset tetap: Meski penyusutan bukan transaksi tunai, dalam laporan arus kas, penyusutan sering kali menambah kas karena bersifat nonkas namun mengurangi laba akuntansi.
- Penjualan barang atau jasa tunai: Setiap transaksi penjualan yang dibayar langsung dengan uang tunai akan menambah kas perusahaan.
- Penjualan aset tetap: Ketika perusahaan menjual aset tetap seperti kendaraan atau mesin, hasil penjualannya akan menambah kas jika diterima dalam bentuk tunai.
Faktor yang Menyebabkan Kas Berkurang
- Pembelian kembali (buyback) saham oleh perusahaan: Jika perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri, hal ini akan mengurangi kas.
- Pembayaran kewajiban seperti utang dan bunga: Kas akan berkurang saat perusahaan melunasi utang atau membayar bunga pinjaman.
- Pembayaran dividen kepada pemegang saham: Pembagian dividen yang dibayarkan secara tunai juga mengurangi kas perusahaan.
- Pengeluaran untuk operasional perusahaan: Biaya operasional sehari-hari seperti gaji, sewa, dan bahan baku akan mengurangi jumlah kas yang tersedia.
- Pembelian aset tetap: Investasi pada aset tetap seperti bangunan, kendaraan, atau peralatan akan mengurangi kas jika dibayar secara tunai.
- Pelunasan utang dagang: Pembayaran utang kepada pemasok atas pembelian barang atau jasa akan menyebabkan penurunan kas.
Sistem Pengumpulan dan Pembayaran Kas
Dua hal utama dalam manajemen kas adalah sistem pengumpulan kas dan sistem pembayaran kas. Keduanya bertujuan mengatur arus masuk dan keluar dana secara optimal agar perusahaan dapat memenuhi kewajiban dan memanfaatkan kas yang tersedia secara maksimal.
Sistem Pembayaran Kas
Dalam bisnis saat ini, pembayaran sering dilakukan dengan cek, bukan tunai langsung. Ketika perusahaan mengeluarkan cek, saldo kas belum langsung berkurang.
Kas baru berkurang saat cek itu dicairkan oleh penerima dan dana benar-benar keluar dari rekening perusahaan. Jadi, ada jeda waktu antara pembayaran dan pengurangan kas.
Begitu juga saat menerima cek, kas belum langsung bertambah. Dana baru masuk setelah cek diproses dan uangnya masuk ke rekening perusahaan. Karena itu, perusahaan perlu memperhitungkan waktu tunggu ini agar pengelolaan kas berjalan lancar dan tidak terjadi kekurangan dana saat operasional.
Sistem Pengumpulan Kas
Tujuan utama sistem pengumpulan kas adalah mempercepat penerimaan dana agar kas dapat segera digunakan oleh perusahaan. Salah satu cara yang sering diterapkan adalah concentration banking, yaitu dengan membuka beberapa pusat pengumpulan kas di berbagai wilayah sesuai lokasi pasar atau cabang penjualan.
Misalnya, pembeli di wilayah A tidak perlu mengirimkan cek langsung ke kantor pusat perusahaan yang letaknya jauh. Mereka bisa menyerahkan cek ke bank yang sudah ditunjuk perusahaan di wilayah tersebut.
Cara ini mempercepat proses kliring, mengurangi biaya pengiriman, dan meminimalkan risiko keterlambatan dana masuk.
Beberapa titik pengumpulan kas membantu perusahaan menghindari penundaan dalam pengelolaan dana, mempercepat pencairan kas, dan mengurangi risiko operasional akibat terlambatnya dana masuk. Strategi ini sangat cocok untuk perusahaan yang memiliki pasar atau cabang di banyak daerah.
Model Manajemen Kas
Para ahli keuangan telah membuat beberapa model untuk membantu perusahaan menjaga kas agar selalu cukup dan tidak berlebihan.
Dua model manajemen kas yang paling dikenal adalah Model Baumol dan Model Miller-Orr. Kedua model ini akan membantu perusahaan dalam mengelola kas secara efektif. Berikut ini pembahasan kedua model manajemen kas ini.
Model Persediaan (Model Manajemen Kas Baumol)
Model ini dibuat oleh William Baumol dengan dasar prinsip yang mirip pada pengelolaan persediaan barang. Baumol melihat bahwa kebutuhan kas dalam perusahaan memiliki kemiripan dengan pengelolaan persediaan, yaitu perlunya keseimbangan antara frekuensi pengambilan kas dan biaya peluang yang muncul akibat menyimpan kas dalam jumlah besar.
Jika perusahaan menyimpan kas dalam jumlah terlalu besar, dana tersebut kurang dimanfaatkan secara maksimal, misalnya untuk investasi yang berpotensi menghasilkan keuntungan.
Sebaliknya, bila saldo kas terlalu sedikit, perusahaan berisiko kekurangan dana tunai untuk kebutuhan operasional sehari-hari, yang dapat menghambat kelangsungan bisnis.
Model ini membantu menentukan jumlah kas yang ideal serta seberapa sering kas harus diambil dari rekening investasi atau bank utama.
Model Manajemen Kas Miller-Orr
Berbeda dengan pendekatan Baumol, Model Miller-Orr dikembangkan oleh Merton Miller dan Daniel Orr untuk mengatasi ketidakpastian dalam arus kas yang bersifat tidak menentu. Model ini menetapkan dua batas saldo kas, yaitu batas atas dan batas bawah.
Jika saldo kas perusahaan melebihi batas atas, kelebihan dana harus segera dialihkan atau diinvestasikan agar tidak mengendap terlalu lama. Sebaliknya, jika saldo kas turun hingga mencapai batas bawah, perusahaan perlu menambah kas, misalnya dengan menarik dana dari cadangan, agar saldo kas kembali ke tingkat yang diinginkan (return point). Model ini membantu menjaga kestabilan kas saat arus kas mengalami fluktuasi.
Strategi Manajemen Kas
Setelah memahami pengertian dan model manajemen kas, langkah berikutnya adalah menerapkan strategi yang tepat untuk menjaga likuiditas bisnis Anda. Berikut beberapa strategi penting yang sebaiknya Anda gunakan.
Menyusun Proyeksi Arus Kas secara Berkala
Perusahaan harus memiliki gambaran jelas mengenai waktu masuk dan keluarnya dana. Proyeksi arus kas biasanya disusun dalam periode harian, mingguan, atau bulanan, sesuai dengan aktivitas bisnis. Tujuannya adalah sebagai berikut:
- Mengantisipasi kekurangan kas, misalnya ketika pembayaran dari pelanggan tertunda.
- Merencanakan surplus kas agar dapat dialokasikan untuk investasi jangka pendek atau pembayaran utang.
Contohnya, jika perusahaan mengetahui bahwa dalam dua minggu ke depan akan ada pembayaran besar kepada pemasok, dari sekarang perusahaan bisa mulai menyisihkan kas atau mempercepat penagihan piutang.
Menentukan Saldo Kas Minimum (Cash Reserve)
Setiap perusahaan sebaiknya memiliki ambang batas kas minimum, yaitu jumlah uang tunai yang harus selalu tersedia. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak terganggu saat ada kebutuhan mendadak, misalnya:
- Perbaikan mesin mendadak.
- Permintaan pelanggan dalam jumlah besar.
- Keterlambatan pembayaran dari pelanggan besar.
Untuk menentukan saldo kas minimum ini, Anda bisa melihat data historis pengeluaran harian serta risiko-risiko operasional perusahaan.
Mempercepat Proses Penerimaan Kas
Agar kas cepat masuk, perusahaan perlu mengoptimalkan proses pembayaran dari pelanggan dengan beberapa strategi berikut:
- Memberikan diskon atau insentif bagi pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal.
- Menerapkan sistem pembayaran elektronik atau transfer bank agar proses tidak tergantung pada pembayaran manual atau cek.
- Membuka pusat pengumpulan kas (concentration banking) di beberapa wilayah strategis sehingga pembayaran tidak harus dikirim ke kantor pusat.
Mengatur Pengeluaran Secara Efisien dan Terjadwal
Manajemen kas yang baik menghindari pembayaran terlalu cepat agar dana tetap tersedia. Pembayaran juga harus tepat waktu agar tidak terkena denda. Cara ini membantu menjaga hubungan dengan mitra bisnis. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
- Membayar tepat waktu sesuai jadwal jatuh tempo.
- Memprioritaskan pembayaran penting seperti gaji, sewa, dan pajak.
- Menunda pengeluaran yang tidak mendesak saat kondisi kas terbatas.
Menginvestasikan Dana Kas yang Tidak Terpakai
Kas yang tidak langsung digunakan dalam waktu dekat bisa disimpan dalam instrumen keuangan yang aman dan likuid. Beberapa contoh instrumen yang bisa dipertimbangkan, yakni:
- Deposito berjangka pendek
- Reksa dana pasar uang
- Obligasi jangka pendek
Strategi ini bertujuan agar dana terus memberikan hasil berupa bunga atau keuntungan, serta tidak hanya tersimpan tanpa menghasilkan nilai tambah.
Memanfaatkan Teknologi untuk Monitoring dan Analisis
Perusahaan sebaiknya menggunakan software akuntansi atau sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk memantau arus kas secara real-time dan menganalisis pola pengeluaran serta pemasukan. Dengan menggunakan software tersebut, pengambilan keputusan keuangan bisa dilakukan lebih cepat dan akurat sehingga manajemen kas menjadi lebih efektif.
Kesimpulan
Manajemen kas bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan kas perusahaan tanpa mengurangi likuiditas yang diperlukan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Kas disimpan oleh perusahaan karena beberapa alasan, seperti untuk kebutuhan transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi, walaupun motif spekulasi ini jarang digunakan.
Model manajemen kas, seperti model Baumol dan Miller-Orr, membantu perusahaan menyeimbangkan antara biaya transaksi dan biaya peluang yang timbul dari penyimpanan kas.
Perusahaan perlu mengatur sistem pembayaran dan penerimaan dana dengan memperhatikan waktu tunda atau float, yaitu selisih waktu antara kas masuk dan kas keluar. Dengan menggunakan draft dan concentration banking, perusahaan dapat mempercepat penerimaan kas dan menunda pembayaran agar kas dapat digunakan lebih efisien.
Jika terdapat kelebihan kas dalam jangka pendek, dana tersebut sebaiknya diinvestasikan pada instrumen yang likuid dan memberikan hasil lebih baik dibandingkan menyimpannya di rekening giro.
Pencatatan transaksi keuangan dan pembuatan laporan keuangan secara manual, tentu saja akan menyulitkan Anda dan tim karena akan menghabiskan waktu dan rentan terjadi human error.
Untuk menghindari dua hal tersebut, sebaiknya bisnis Anda menggunakan software ERP yang sudah terintegrasi dan memiliki fitur lengkap seperti MASERP.
MASERP merupakan software ERP dengan basic software akuntansi yang sudah terintergrasi dengan banyak fungsi bisnis seperti penjualan, pembelian, keuangan, persediaan barang, manufaktur, aset tetap, dan masih banyak lagi.
MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan seperti arus kas dan laba rugi secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.
Pencatatan dan pengawasan laporan keuangan harus dilakukan secara rutin untuk memastikan cash flow perusahaan selalu positif.
Segera konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dan dapatkan demo fitur MASERP dengan konsultan ahli kami sekarang dengan klik gambar di bawah ini, gratis!