Business to Business (B2B): Strategi dan Contoh di Indonesia

Istilah B2B adalah akronim dari Business to Business. B2B merupakan salah satu dari berbagai macam model bisnis e-commerce. Selain model bisnis tersebut, terdapat beberapa model bisnis e-commerce lainnya, seperti B2C, C2B, C2C.

Sebelum membangun bisnis, penting untuk memahami model bisnis yang akan dijalani. Sehingga, strategi bisnis dapat disusun dan dijalankan dengan baik. Berikut ini penjelasan terkait pengertian, karakteristik hingga contoh usaha dari konsep B2B.

Apa Itu B2B?

Transaksi B2B ada karena adanya permintaan suatu perusahaan yang mengajukan penawaran bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi perusahaan lainnya. Perusahaan yang bergerak di B2B adalah sebagai pihak yang menyuplai kebutuhan operasional perusahaan lain untuk kelancaran bisnis.

Target pelanggan B2B adalah perusahaan yang bisa mengubah bahan baku menjadi sebuah produk yang dapat diperjualbelikan atau dapat membawa keuntungan. Sehingga pada praktiknya, bisnis B2B melibatkan produsen, grosir, dan pengecer.

Kebanyakan perusahaan saat ini menggunakan model bisnis B2C atau business to consumer. Namun demikian, sektor business to business atau B2B punya pangsa pasar sendiri. Jumlah konsumen bisnis B2B mungkin tidak sebanyak B2C. Akan tetapi, umumnya konsumen B2B melakukan pembelian produk/layanan dengan harga lebih tinggi.

Baca Juga: Jenis, Karakteristik dan Tantangan B2C

Perbedaan B2B dan B2C

Konsumen

Dari singkatannya saja sebenarnya sudah terlihat bahwa perbedaan B2B dan B2C terletak pada konsumennya. Bisnis B2B menjual barang atau jasa pada bisnis atau perusahaan lain. Jadi, target konsumen mereka biasanya merupakan pemegang keputusan di suatu perusahaan, seperti manager.

Sementara untuk bisnis B2C target konsumen mereka adalah para end user, yaitu pengguna yang tahu cara menggunakan suatu produk.

Hubungan dengan Konsumen

Perbedaan yang kedua terletak pada hubungan dengan konsumen atau customer relationship. Berhubung konsumen dalam B2B adalah sebuah bisnis atau perusahaan maka hubungan yang perlu dibangun cenderung bersifat personal.

Anda perlu fokus memikirkan strategi untuk menarik minat calon leads agar mau berbisnis dengan Anda secara berulang dalam jangka waktu yang panjang.

Di sisi lain, customer relationship pada B2C lebih berfokus pada hubungan yang bersifat transaksional. Tujuan utama adalah mendapatkan sebanyak-banyaknya konsumen yang mau membeli produk.

Strategi Branding

Perbedaan B2C dan B2B selanjutnya adalah pada strategi branding. Perusahaan B2B lebih berfokus untuk positioning, sedangkan perusahaan B2C biasanya fokus kepada messaging. Bisnis B2B harus secara konsisten menunjukkan apa hal spesial yang mereka tawarkan untuk target audiens melalui relationship building. Dikarenakan interaksi antara brand dan konsumen sangatlah minim pada B2C, maka strategi branding sangat bergantung pada hal lain yang harus mengesankan. Hal itu adalah pesan atau copywriting yang sangat kuat.

Target Audiens

Pada bisnis B2B, biasanya target audiens bersifat lebih spesifikSedangkan target audiens bisnis B2C terdapat pada pasar yang lebih luas. Dengan begitu diperlukan strategi yang berbeda untuk memahami demografi dan kebutuhan target audiens. Pada strategi marketing, B2B memiliki tujuan utama untuk mendapatkan lead generation.

Jadi, taktik yang banyak digunakan ialah menganalisis data melalui Google Analytics dan keyword research. Sementara untuk B2C, mereka akan memaksimalkan strategi marketing di seluruh funneling, mulai dari tahap awareness hingga conversion.

Copywriting Iklan

Perbedaan B2C dan B2B yang terakhir adalah strategi pada copywriting iklan. Target konsumen B2B kemungkinan besar hanya akan membeli produk atau jasa dari perusahaan yang paham mengenai istilah, proses, hingga keputusan bisnis yang harus diambil.

Oleh karena itu, copywriting yang dibuat haruslah terdengar profesional. Di sisi lain, copywriting iklan pada usaha B2C biasanya lebih terdengar emosional dan trendy yang menyesuaikan dengan demografi target konsumennya.

Contoh Perusahaan B2B di Indonesia

Iklan

Salah satu contoh usaha B2B adalah jasa iklan. Perusahaan yang memiliki skala besar pasti memiliki target yang besar juga. Maka dari itu, mereka membutuhkan jasa iklan komersial untuk bisa menjangkau konsumen secara luas.‍

Penyuplai Bahan Baku

Perusahaan yang termasuk menjalankan model bisnis B2B adalah penyuplai bahan baku. Perusahaan ini akan menyuplai bahan baku kepada perusahaan yang fokus untuk memproduksi produk siap pakai. Hal ini juga bisa menunjang rantai pasokan pada kegiatan ekonomi.

Digital Marketing

Di era digital seperti saat ini, penggunaan internet dan sosial media semakin luas dan ramai. Perusahaan yang menggunakan model B2B adalah jasa digital marketing. Perusahaan ini akan melakukan penawaran kepada perusahaan yang membutuhkan jasa digital marketing. Sehingga perusahaan lainnya bisa fokus pada kegiatan operasionalnya.

Product Software

Bisnis yang dilakukan dengan menciptakan sebuah software yang dapat memberikan penghasilan secara terus-menerus dari software tersebut melalui jalur bisnis. Manfaat software dijadikan sebuah product yang dapat dijual kepada masyarakat atau perusahaan yang membutuhkan. Misalnya: sistem akuntansi, sistem ERP seperti MASERP, sistem POS (Point of Sale), sistem keuangan, dan lain-lain.

Otomotif

Contoh lainnya dari perusahaan B2B adalah perusahaan otomotif. Semakin banyak pengguna kendaraan, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan spare part dan komponen lainnya. Sehingga mereka akan melakukan kerja sama dengan perusahaan manufaktur yang bisa menjadi supplier.

Cleaning Service

Sebuah gedung perkantoran tidak akan bersih dengan sendirinya. Maka contoh lainnya dari perusahaan B2B adalah jasa cleaning service. Perusahaan cleaning service akan menawarkan jasanya ke berbagai perusahaan.

Strategi B2B

Membuat Rencana Target yang Spesifik

Target konsumen B2B adalah para pelaku bisnis. Meski terlihat kecil, target konsumen ini bisa membawa keuntungan sendiri karena lebih spesifik dan cenderung memilih pelanggan dengan daya jual yang tinggi.

Anda bisa mulai dengan membuat rencana target yang spesifik dan menentukan promosi yang akan digunakan untuk memasarkan bisnis Anda.

Memilih Channel yang Efektif

Kunci untuk menerapkan bisnis B2B adalah gunakan channel yang sesuai dengan kebutuhan bisnis yang Anda miliki. Sebisa mungkin hindari penggunaan satu channel penjualan saja.

Anda bisa memanfaatkan Google AdWords, sosial media, dan channel lainnya yang dirasa sesuai dengan kebutuhan Anda. Kolaborasi event dalam B2B adalah hal yang bisa Anda lakukan untuk menjangkau target yang prospektif.

Membangun dan Menjaga Komunikasi dengan Rekan Bisnis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, karakteristik bisnis B2B adalah dalam bentuk jangka panjang. Artinya, Anda harus membangun dan menjaga komunikasi dengan rekan bisnis.

Jika tidak, hal ini bisa mengakibatkan kerjasama berakhir dan terputusnya kontrak. Membangun komunikasi yang intens juga merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk kelangsungan bisnis Anda. Serta jangan lupa untuk membangun networking bisnis Anda.

Utamakan Kepuasan Pelanggan

Strategi selanjutnya dalam menjalankan bisnis B2B adalah dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Anda harus memastikan bahwa semua strategi pemasaran yang sudah direncanakan memenuhi semua kebutuhan klien.

Kesimpulan

Demikian penjelasan mengenai model bisnis B2B, karakteristik, contoh usaha B2B yang sering ditemukan, hingga strategi yang bisa Anda lakukan. Untuk bisa mengembangkan perusahaan B2B.

Lakukan juga pencatatan pembukuan pada bisnis Anda, karena tanpa pembukuan yang baik dan sesuai standar bisa dipastikan Anda tidak akan mengetahui keuntungan atau kerugian yang dialami bisnis Anda selama ini.

Bahkan, buat Anda yang bisnisnya baru ingin dikembangkan ke pasar internasional, juga bisa untuk mulai menggunakan software ERP yaitu MASERP. 

Terlebih, jika bisnis Anda di pasar internasional sangat baik, dan memberikan banyak keuntungan. Maka catatan laporan keuangan laba rugi, bisa tercatat dengan baik, tertata, rapi, dan pastinya akurat, menggunakan MASERP. 

Tidak sulit untuk menggunakan MASERP, bahkan bagi Anda yang bukan spesialisasi akuntansi, juga bisa dengan mudah menggunakan software ERP ini. 

Karena MASERP bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Bahkan, MASERP yang bisa membantu menyederhanakan pembukuan keuangan bisnis, daripada harus menggunakan cara manual.

New call-to-action