Double Entry System dalam Pencatatan Keuangan Perusahaan

Dalam menjalankan sebuah perusahaan, penting bagi kita sebagai pebisnis untuk memahami sistem akuntansi secara keseluruhan. Dengan memahami prinsip dan konsep akuntansi yang ada di dalamnya tentu dapat berpengaruh besar terhadap pencatatan keuangan perusahaan. Pada umumnya, saat akan melakukan pencatatan transaksi, perusahaan menggunakan single entry dan double entry system.

Keduanya memiliki perbedaan dalam melakukan proses pencatatan atau pembukuan setiap transaksi keuangan yang terjadi. Dengan begitu, menjadi pilihan bagi perusahaan untuk menggunakan sistem mana yang akan dijadikan metode pencatatan transaksi keuangan mereka.

Saat ini, sudah banyak perusahaan menggunakan sistem pembukuan atau akuntansi double entry. Sistem ini dijadikan sebagai sistem standar pencatatan keuangan atau pembukuan yang telah digunakan oleh banyak perusahaan, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

Agar lebih paham mengenai konsep, prinsip, dan sistem pembukuan double entry. Simak penjelasan berikut ini.

Apa itu Double Entry System?

Double entry system atau pencatatan ganda adalah sebuah konsep transaksi dimana setiap transaksi di dalamnya akan melibatkan minimal dua akun.

Sebagai contoh, pada sebuah perusahaan melakukan transaksi pembelian persediaan barang secara tunai, transaksi tersebut akan mempengaruhi dua akun, yaitu bertambahnya debit pada akun persediaan dan berkurangnya jumlah uang kas yang mempengaruhi sisi kredit. Prinsip ini dikenal dengan prinsip dualitas.

Seluruh transaksi akan dicatat dalam bentuk debit dan kredit dalam double entry system. Jumlah debit harus sama dengan jumlah kredit. Berikut penjelasannya:

Debit

Bertambahnya kolom debit terjadi ketika terdapat pertambahan aset dan biaya dan penurunan liabilitas serta ekuitas. Kolom debit akan bertambah sesuai dengan jumlah transaksi yang dilakukan. Secara umum, kolom debit akan berada di sebelah kiri.

Kredit

Bertambahnya kolom kredit terjadi ketika terdapat biaya tambahan terhadao liabilitas serta ekuitas. Selain itu, penurunan aset dan biaya juga mempengaruhi bertambahnya kolom kredit. Secara umum, kolom debit akan berada di sebelah kanan kolom debit.

Baca Juga: Perbedaan Debit dan Kredit dalam Perbankan dan Akuntansi

Contoh Double Entry System

Sekilas tentang pengertian double entry system agar kamu bisa lebih mengerti lagi mengenai sistem ini, berikut beberapa contoh penerapan double entry system pada perusahaan.

Apabila perusahaan menerima dana pinjaman dari bank, maka menerima dana pinjaman dari bank akan menambah kolom debit dari kas yang sudah diterima. Kolom kredit ditambahkan dalam pencatatan sebagai pinjaman bank. Kesimpulannya, uang pinjaman bank meningkatkan aset dan juga menambahkan liabilitas.

Saat perusahaan menjual barang kepada konsumen secara tunai, perusahaan akan mencatatkan pendapatan dengan menambah kolom kredit dan mencatatkan kas pada kolom debit imbas dari penambahan aset yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.

Saat melakukan pembayaran tagihan, perusahaan mencatatkan baiaya penggunaan sebagai debit yang bertambah dan kas sebagai kredit. Hal ini dikarenakan penggunaan uang tunai atau kas untuk melakukan pembayaran tagihan tersebut.

Saat perusahaan ingin melakukan investasi maka perusahaan akan mencatat proses investasi sebagai debit dan penambahan kolom kredit pada nilai modal atau ekuitas.

Double entry system

Keuntungan Double Entry System

Menerapkan double entry system pada perusahaan memberikan banyak keuntungan. Keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan antara lain:

Pencatatan Transaksi yang Lebih Akurat

Dengan menggunakan sistem akuntansi atau pembukuan double entry, perusahaan akan mencatatkan transaksi pada sisi debit dan kredit. Perusahaan akan mencatat dengan jumlah nominal sama di kedua kolom tersebut.

Hal ini akan menjadikan pencatatan transaksi menjadi lebih akurat karena mempengaruhi keseimbangan sisi debit dan kredit.

Memudahkan untuk Melakukan Pemeriksaan

Ketika akan melakukan audit atau pemeriksaan, perusahaan akan lebih diuntungkan jika menggunakan double entry system ini.

Sebagai contoh, pada catatan keuangan telah ditemukan ketidaksesuaian antara jumlah debit dan kredit jika dibandingkan dengan kondisi riil, besar kemungkinan terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan transaksi keuangan.

Kita hanya perlu melihat selisih atau perbedaan antara kolom debit dan kredit di pembukuan perusahaan.

Baca Juga: Mengenal General Ledger (Buku Besar) Beserta Manfaat dan Jenisnya

Informasi Transaksi Disajikan dengan Lengkap

Pada dasarnya, kebutuhan akan informasi transaksi menjadi poin penting bagi setiap perusahaan. Dalam melakukan pembukuan atau pencatatan transaksi, ternyata terdapat beberapa jenis transaksi keuangan yang tidak mempengaruhi akun kas secara langsung.

Sebagai contoh, saat perusahaan melakukakn penjualan barang secara kredit, akun yang berpengaruh adalah piutang dan persediaan. Perusahaan akan mencatatkan penambahan sisi debit di akun piutang dan sisi kredit di akun persediaan.

Namun, ketika barang sudah dibayarkan piutangnya, maka catatan transaksi ini akan menambah jumlah kas dan mengurangi jumlah piutang. Hal ini tidak dapat dijelaskan secara rinci jika hanya berdasarkan pada pencatatan bank. Oleh karena itu, sistem pembukuan double entry ini mampu menyajikan informasi yang lebih jelas

Tingkat Kesalahan yang Sedikit

Informasi yang diberikan pada sistem double entry umumnya detail sehingga bisa mengidentifikasi kesalahan yang ditemukan.

Dengan menerapkan double entry system tentu akan lebih menguntungkan perusahaan karena sistem ini bisa melakukan pengecekan pada akun pendapatan, pengeluaran, liabilitas, serta aset perusahaan.

Sistem double entry memperlihatkan jumlah saldo atau balance dari setiap akun tersebut. Hal ini menjadikan perhitungan terhadap transaksi keuangan akan lebih pasti. Kalau pun terdapat kesalahan, mungkin hanya dari segi pencatatan nominal yang sangat mungkin untuk dilacak.

Mampu Mendeteksi Penipuan

Anda akan lebih mudah mendeteksi kesalahan pencatatan dan juga penipuan. Perusahaan hanya perlu mendeteksi proses transaksi yang mencurigakan melalui perbedaan pencatatan di kolom debit dan kredit.

Baca Juga: Mengenal Laporan Neraca dan Cara Pembuatannya

Kesimpulan

Dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan, perusahaan lebih memilih untuk menggunakan double entry system. Sistem ini memiliki keistimewaan dalam mencatatkan transaksi keuangan karena prinsip dualitasnya yang mempengaruhi kolom debit dan kredit.

Banyak keuntungan yang didapatkan ketika perusahaan menerapkan sistem double entry ini, diantaranya adalah pencatatan transaksi lebih akurat, memudahkan proses audit, informasi transaksi yang lengkap hingga mampu mendeteksi penipuan. Oleh karena itu banyak perusahaan menerapkan sistem pembukuan ini.

Saat ini, sudah banyak aplikasi atau software yang memberikan kemudahan dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan. Salah satunya adalah MASERP.

MASERP dapat menjadi pilihan dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan untuk menunjang bisnis Anda. MASERP hadir sebagai accounting software yang tak hanya bisa melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan tetapi bisa menunjang keseluruhan operasional bisnis perusahaan milik anda.

Selain itu, MASERP adalah software ERP yang sudah didukung dengan standar keuangan Multi Currency, Multi Warehouse, dan E-Faktur. Dengan menggunakan MASERP, perusahaan dapat melakukan kustomisasi sesuai dengan keinginan perusahaan dalam melakukan pencatatan keuangan secara lebih terintegrasi dengan teknologi.

Lalu, tunggu apa lagi? Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP, segera konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda dengan konsultan ahli kami!