Cara Mudah Menghitung CVP (Cost Volume Profit)

Sebuah bisnis atau perusahaan dibangun dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau profit. Sekalipun rugi, pemilik bisnis tentu akan memikirkan bagaimana strateginya agar bisnis tetap bisa berjalan. Keputusan bisnis yang diambil pun tidak boleh sembarangan, perlu dilakukan analisis. Salah satunya adalah analisis CVP. CVP adalah singkatan dari cost, volume dan profit.

Dengan melakukan analisis CVP, pihak manajemen atau manager bisa mengetahui laba yang akan diperoleh jika ada beberapa komponen yang berubah seperti biaya (variabel dan tetap), jumlah penjualan produk dan harga jual produk.

Untuk memahami lebih dalam mengenai CVP beserta cara menghitungnya, yuk simak penjelasan di bawah ini!

Apa Itu CVP?

Analisis CVP adalah sebuah analisis dalam akuntansi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh berbagai volume penjualan dan biaya (tetap dan variable) terhadap laba operasi yang akan diperoleh perusahaan. Analisis ini memiliki beberapa komponen yaitu jumlah produk yang dijual, harga jual produk, biaya dan profit yang diperoleh perusahaan.

Tenyata, apabila biaya tetap mengalami pengurangan dan harga jual dinaikkan maka akan memberi pengaruh pada profit yang diperoleh. Dengan melakukan analisis CVP, pihak manajemen atau manager dapat mengetahui bagaimana pengaruh laba yang akan terjadi apabila ada perubahan volume penjualan, biaya variable dan harga.

Lalu mereka bisa membuat keputusan yang tepat untuk diimplementasikan pada bisnis di periode tersebut maupun di masa mendatang. Tidak hanya itu, saat melakukan audit laporan keuangan pun bisa lebih mudah dengan melakukan analisis CVP.

Informasi angka dari analis CVP adalah sumber data untuk mengaudit penjualan dan biaya yang dikeluarkan, ini dapat meminimalisir risiko agar tidak ada kecurangan pada laporan keuangan perusahaan.

Analisis CVP dikenal juga sebagai analisis Break Even, di mana perusahaan menentukan break even point (BEP) atau titik impas untuk volume penjualan dan struktur biaya yang nilainya berbeda, ini berguna bagi manager dalam membuat keputusan ekonomi jangka pendek.

Analisis CVP membuat beberapa asumsi diantaranya harga jual, biaya tetap dan biaya variable adalah konstan. Kemudian analisis ini dapat diandalkan jika biaya ditetapkan dalam tingkat produksi tertentu. Semua unit yang diproduksi diasumsikan terjual, dan semua biaya tetap harus stabil.

Asumsi lain adalah semua perubahan biaya terjadi karena perubahan tingkat aktivitas. Pengeluaran semi-variabel harus dibagi antara klasifikasi pengeluaran dengan menggunakan metode high-low, scatter plot atau regresi statistik.

Baca Juga: Perbedaan Full Costing dan Variable Costing Beserta Contohnya

Fungsi Analisis CVP

Bagi sebuah bisnis, analisis CVP memiliki beberapa fungsi antara lain:

  • Membantu menganalisis eksistensi bisnis bagi manajemen perusahaan, salah satu contoh dari analisis CVP adalah dapat membuat keputusan saat dalam kondisi rugi di suatu periode, apakah bisnis akan tetap berjalan atau perlu dihentikan?
  • Membantu manajemen perusahaan dalam memahami perbedaan biaya pada tiap produksi dan penjualan, kalau ada perubahan volume produksi dan penjualan maka analisis CVP bisa memperkirakan laba yang diperoleh perusahaan.
  • Memberikan informasi yang jelas agar penjualan mencapai Break Even Point (BEP) atau mencapai target laba yang diperoleh perusahaan.
  • Melakukan analisis pada perubahan biaya (variable dan tetap) untuk menentukan jumlah produksi agar hasilnya optimal.

Baca Juga: Laba: Pengertian, Jenis, Unsur dan Manfaat Bagi Bisnis

Rumus Analisis CVP

Komponen utama dari analisis CVP adalah rasio CM dan rasio biaya variabel, break even point atau titik impas, margin of safety, perubahan laba bersih dan tingkat leverage. Rumus CVP dapat digunakan untuk menghitung volume penjualan yang dibutuhkan untuk menutup biaya dan break even.

Break even point atau titik impas adalah jumlah unit yang perlu dijual atau jumlah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan, untuk menutupi biaya yang diperlukan untuk membuat produk.

Analisis yang paling sering digunakan dalam CVP adalah analisis BEP. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu:

Equation Method (Metode Persamaan)

Metode persamaan menggunakan peran laporan laba rugi perusahaan. Dalam rumus di bawah ini, Anda perlu mencari Quantity, yaitu jumlah produk yang harus dijual (target penjualan) agar bisa mencapai target profit/keuntungan.

Profit = Unit Contribution Margin x Quantity – Fixed Expenses

Contribution Margin

Analisis CVP juga dapat menggunakan contribution margin produk. Contribution margin adalah selisih antara total penjualan dan total biaya variabel. Agar bisnis menguntungkan, contribution margin harus melebihi total biaya tetap.

Contribution margin juga dapat dihitung per unit, yaitu sisa setelah biaya variabel per unit dikurangi harga jual per unit. Rasio contribution margin ditentukan dengan membagi contribution margin dengan total penjualan.

Contribution margin digunakan dalam penentuan BEP penjualan. Dengan membagi total biaya tetap dengan rasio contribution margin, BEP penjualan dapat dihitung. Misalnya, perusahaan dengan biaya tetap Rp100.000.000,- dan contribution margin 40% harus memperoleh pendapatan Rp250.000.000,- untuk mencapai BEP.

Breakeven Sales (Rp) = Fixed Cost : Contribution Margin Ratio

Required Sales (Unit) = (Targeted Profit + Fixed Cost) : Contribution Margin Per Unit

Contoh:

PT Mutiara Jaya menjual baut mempunyai fixed cost atau biaya tetap sebesar Rp200.000.000,- dan kontribusi marginnya adalah sebesar 40%. Berapa penjualan yang harus dicapai agar mencapai BEP?

Jawaban:

Breakeven Sales (Rp) = Fixed Cost : Contribution Margin Ratio

Breakeven Sales (Rp)  = Rp200.000.000 : 40%

Breakeven Sales = Rp500.000.000,-

Jadi dari contoh analisis CVP di atas diketahui perusahaan harus mencapai penjualan sebesar Rp500.000.000 untuk mencapai BEP.

Lalu, Anda juga dapat menghitung berapa unit yang dibutuhkan jika ingin mencapai target:

Required Sales (Unit) = (Targeted Profit + Fixed Cost) : Contribution Margin Per Unit

Berikut perhitungannya:

Diketahui:
Target Income = Rp500.000.000,-

Fixed costs = Rp200.000.000,-

CM per unit = Rp80.000,-

Maka unit sales untuk mencapai target profit tersebut adalah :

Required Sales (Units) = (Rp500.000.000,- + Rp200.000.000,-) : Rp80.000,-

Required Sales (Units) = 8.750 unit

Berdasarkan analisis CVP, dibutuhkan penjualan produk sebanyak 8.750 unit untuk mencapai target profit Rp500.000.000,-.

Kesimpulan

CVP adalah sebuah analisis dalam akuntansi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh berbagai volume penjualan dan biaya (tetap dan variable) terhadap laba operasi yang akan diperoleh perusahaan. Analisis CVP dapat menggunakan dua cara, yaitu dengan persamaan dan contribution margin.

Dengan melakukan analisis CVP, Anda dapat mengetahui laba yang akan diperoleh kalau ada perbedaan biaya pada tiap produksi dan penjualan, mengetahui kapan harus melakulan produksi optimal jika ada perubahan biaya, dan mengetahui kondisi kapan perusaahan dapat mencapai BEP dan target keuntungan.

Laporan keuangan merupakan salah satu hal penting yang dapat digunakan untuk menganalisa kondisi bisnis saat ini dan membuat keputusan di masa mendatang. Penyajian laporan keuangan harus tepat dan akurat, lebih baik lagi kalau dalam proses inputnya berjalan efisien sehingga Anda bisa fokus mengembangkan bisnis dari aspek lain.

Salah satu solusi membuat prosesnya efisien adalah dengan menggunakan software ERP seperti MASERP. MASERP merupakan software ERP yang sudah terintergrasi dengan banyak fungsi bisnis seperti penjualan, pembelian, keuangan, manufaktur dan lain-lain.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan seperti arus kas, neraca dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif. Tersedia 300+ laporan keuangan siap cetak di MASERP.

Anda juga bisa mencustom software MASERP sesuai bisnis flow Anda. Segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami. Gratis!