Pernahkah bisnis Anda berada di kondisi seperti ini, pesanan terus berdatangan begitu banyak dan Anda tidak punya cukup persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Anda mulai mengalami kehabisan stok dan memesan ulang barang dari supplier yang menyebabkan keterlambatan pengiriman, membuat pelanggan marah atau meminta refund. Buffer stock adalah solusi untuk mengantisipasi kekurangan persediaan tersebut.
Apa sebenarnya buffer stock dan bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Apa Itu Buffer Stock?
Dalam Bahasa Indonesia, buffer stock sering disebut sebagai stok penyangga atau stok cadangan. Buffer stock adalah jumlah persediaan tambahan yang disimpan oleh perusahaan untuk mengatasi permintaan yang tidak pasti atau gangguan pasokan.
Tujuan adanya buffer stock adalah untuk memastikan perusahaan tidak mengalami kekurangan stok yang bisa mengganggu operasional dan layanan pelanggan mereka. Buffer stock perlu menjadi perhatian dalam bisnis, khususnya industri yang sering menghadapi permintaan yang tidak terduga atau supply yang tidak stabil.
Baca Juga: Overstock: Cara Hitung, Penyebab dan Cara Mengatasi
Fungsi Buffer Stock
Fungsi utama buffer stock adalah untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan dan gangguan pasokan. Ketika permintaan tiba-tiba meningkat, buffer stock memastikan Anda dan tim masih bisa memenuhi permintaan tanpa harus menunggu pengiriman baru dari supplier.
Buffer stock membantu bisnis Anda tetap bisa beroperasi tanpa harus menghentikan produksi atau layanan bila ada gangguan supply chain seperti masalah produksi dan keterlambatan pengiriman.
Buffer stock juga berfungsi sebagai bantuan pada ketidakpastian seperti perubahan pasar atau musim. Misalnya dalam industri ritel, permintaan bisa sangat bervariasi tergantung pada musim atau tren terkini.
Bisnis Anda bisa lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan tersebut jika memiliki buffer stock di gudang, sehingga bisa menjaga kepuasan pelanggan dan mencegah kerugian karena kekurangan stok barang.
Kelebihan Memiliki Buffer Stock
Buffer stock memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi strategi penting dalam manajemen persediaan. Beberapa kelebihan buffer stock untuk sebuah bisnis antara lain:
Menjaga Layanan Pelanggan
Buffer stock membantu bisnis menjaga layanan pelanggan tetap optimal. Kelebihan memiliki buffer stock, bisnis dapat dengan cepat merespon permintaan pelanggan, bahkan jika permintaan tersebut melebihi perkiraan awal. Pelanggan akan senang karena barang yang mereka cari tersedia.
Manajemen Risiko Operasional
Kelebihan memiliki buffer stock berikutnya adalah mengurangi risiko gangguan operasional pada bisnis. Bisnis manufaktur yang sangat bergantung pada lini produksi, dapat mengantisipasi masalah supply persediaan dengan menyediakan buffer stock.
Begitu juga industri layanan kesehatan, Anda dan tim dapat tetap memberikan layanan maksimal dengan buffer stock sebagai bagian dari manajemen risiko di perusahaan.
Biaya Lebih Efisien
Buffer stock membantu perusahaan dalam mengelola biaya menjadi lebih efisien. Meskipun menyimpan persediaan tambahan memerlukan biaya penyimpanan, biaya ini biasanya akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang timbul akibat gangguan operasional atau pelanggan yang berpindah ke kompetitor karena Anda selalu kehabisan stok.
Kekurangan Buffer Stock
Pengaplikasian buffer stock dalam bisnis juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan buffer stock adalah biaya penyimpanan yang bisa cukup tinggi. Persediaan tambahan memerlukan ruang dan sumber daya tambahan yang bisa menambah biaya operasional perusahaan, oleh karena itu diperlukan analisa dan perhitungan yang tepat.
Buffer stock bila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi masalah baru bagi bisnis, seperti stok kadaluarsa atau terlalu banyak stok yang tidak terpakai. Solusinya adalah Anda dan tim perlu membuat kode barang yang dapat diakses lewat sistem untuk mengetahui jumlah stok dan kondisinya.
Kekurangan lain dari implementasi buffer stock adalah risiko penurunan nilai persediaan. Jika buffer stock tidak dikelola dengan baik, perusahaan bisa mengalami kerugian akibat penurunan nilai barang yang disimpan terlalu lama. Ini relevan untuk produk yang memiliki masa simpan terbatas atau yang cepat berubah mengikuti tren pasar.
Indikator Penerapan Buffer Stock
Beberapa indikator dalam penerapan buffer stock agar dapat berjalan optimal, meliputi:
Accurate Forecasting
Indikator yang perlu Anda dan tim perhatikan adalah forecasting yang akurat, harus mampu memprediksi permintaan dan penawaran pasar sehingga bisa menjaga ketersediaan barang dengan tepat. Indikator ini membantu Anda membuat keputusan yang tepat untuk bisnis.
Refill Frequency
Indikator berikutnya adalah harus melakukan refill terhadap persediaan yang sudah mulai kosong. Jadi, proses produksi bisa tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Umumnya, rutinitas refill stok barang dilakukan setiap satu bulan sekali. Anda dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan produksi perusahaan.
Lead Time
Indikator buffer stock yang terakhir adalah lead time, Anda dapat mengetahui kapan bahan baku harus disediakan, kapan stok harus diisi lebih awal, atau bahkan ditunda. Anda dapat mengelola buffer stock namun tetap memperhatikan efisiensi biaya perusahaan.
Perbedaan Buffer Stock dan Safety Stock
Ketika berbicara tentang inventory management, buffer stock atau safety stock berperan penting tetapi memiliki tujuan yang sedikit berbeda.
Buffer stock seperti persediaan camilan yang Anda simpan saat tamu datang tiba-tiba. Sedangkan, safety stock lebih seperti pasta gigi ekstra yang disimpan di lemari kamar mandi. Akhirnya, Anda akan membutuhkan, jadi Anda menyimpan agar tidak kehabisan saat waktu yang tidak tepat. Safety stock dihitung berdasarkan pola yang dapat diprediksi, memastikan Anda tidak menghadapi kekurangan stok.
Aspek | Buffer Stock | Safety Stock |
---|---|---|
Definisi | Stok ekstra yang disimpan untuk mengatasi lonjakan permintaan dan gangguan supply chain | Stok tambahan yang disimpan untuk mencegah kekurangan stok karena ketidakpastian dalam supply dan permintaan |
Tujuan | Memastikan produksi berjalan lancar dan menghindari gangguan supply chain | Bantalan terhadap lonjakan permintaan atau penundaan supply yang tidak terduga |
Penggunaan | Digunakan saat ada ketidakpastian dalam permintaan dan supply, seperti dalam bisnis musiman | Digunakan dalam manajemen inventaris untuk mengelola fluktuasi kecil dalam permintaan dan supply |
Dasar Perhitungan | Berdasarkan data historis, waktu tunggu, dan keandalan supply chain | Biasanya dihitung menggunakan metode statistik yang mempertimbangkan variabilitas waktu tunggu dan permintaan |
Dampak pada Biaya | Meningkatkan biaya penyimpanan karena inventory yang berlebih | Mengurangi risiko kehilangan penjualan, sehingga menyeimbangkan biaya penyimpanan dengan potensi penjualan |
Fleksibilitas | Lebih fleksibel, dapat disesuaikan berdasarkan perubahan kondisi pasar | Ditetapkan untuk periode tertentu dan ditinjau secara berkala |
Contoh | Sebuah toko ritel menyimpan stok ekstra mantel musim dingin dengan perkiraan musim dingin yang lebih cepat | Seorang produsen menyimpan bahan baku tambahan untuk menangani permintaan produksi yang tiba-tiba |
Penyesuaian Level Stok | Disesuaikan secara berkala untuk merespons tren pasar | Disesuaikan secara berkala berdasarkan perkiraan permintaan dan data historis |
Cara Menghitung Buffer Stock
Menghitung buffer stock memerlukan pemahaman tentang tingkat permintaan dan lead time dari supplier. Salah satu metode dan rumus menghitung buffer stock yang umum digunakan yaitu:
Buffer Stock=(Permintaan Harian Rata-rata×Lead Time)+Safety Stock
Permintaan harian rata-rata = jumlah permintaan barang yang biasanya diterima perusahaan per hari
Lead time = waktu yang diperlukan dari saat pemesanan hingga barang diterima.
Contoh Menghitung Buffer Stock
Mari kita lihat contoh konkret untuk menghitung buffer stock. Misalkan sebuah perusahaan memiliki permintaan harian rata-rata sebesar 100 unit dan lead time dari supplier adalah 5 hari. Perusahaan juga memutuskan untuk menyimpan safety stock sebesar 200 unit untuk mengantisipasi ketidakpastian. Maka, buffer stock dapat dihitung sebagai berikut:
Buffer Stock=(100 unit/hari×5 hari)+200 unit
Buffer Stock = 500 unit + 200 unit
Buffer Stock=500 unit+200 unit
Buffer Stock = 700 unit
Buffer Stock=700 unit
Dalam contoh ini, perusahaan perlu menyimpan buffer stock sebesar 700 unit untuk memastikan mereka bisa mengatasi fluktuasi permintaan dan gangguan pasokan.
Kesimpulan
Buffer stock adalah strategi penting dalam manajemen persediaan yang membantu perusahaan mengatasi permintaan dan supply yang tidak pasti. Meskipun memiliki beberapa kekurangan seperti biaya penyimpanan yang tinggi, manfaat buffer stock dalam menjaga stabilitas operasional bisnis dan kepuasan pelanggan sangat penting.
Pencatatan persediaan barang dan laporan keuangan dengan metode manual akan memakan waktu dan energi yang bisa menghambat produktivitas dan efisiensi perusahaan Anda.
Fitur Inventory Management di MASERP memudahkan Anda melacak tingkat dan nilai persediaan setiap hari dengan menggunakan metode biaya rata-rata.
Fitur Quantity Minimum akan memberikan warning kepada Anda apabila persediaan fisik sudah berada pada jumlah di bawah Qty Min yang sudah disetting.
Laporan mutasi barang juga dapat digunakan untuk menganalisa trend kebutuhan persediaan untuk perencanaan persediaan di bulan-bulan yang ramai seperti pada saat Hari Raya.
Bagi perusahaan manufaktur yang identik dengan produksi massal dan persediaan barang yang banyak, fitur Batch Number pada MASERP bisa memudahkan Anda membedakan barang yang baru diproduksi hari ini dengan barang produksi hari sebelumnya sehingga tidak mengalami double produksi.
Anda bingung menentukan harga pokok produksi (HPP)? Formula Bill of Material pada MASERP membantu Anda menentukan HPP sementara dan final.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!