Mau Buka Waralaba (Franchise)? Pahami 5 Komponen Ini!

Di dalam dunia bisnis, ada istilah bernama waralaba atau biasa disebut juga franchise. Waralaba adalah sebuah bentuk kerjasama bisnis antara kedua belah pihak yakni pemilik bisnis dan pihak kedua yang ingin menggunakan bisnis tersebut untuk membangun usaha. 

Tidak asal bekerjasama, jenis bisnis waralaba adalah bisnis yang bahkan sudah tercatat hukumnya di Peraturan Pemerintah. Itu artinya, dalam jenis bisnis ini baik pihak pertama dan pihak kedua sama-sama memiliki hak atas pembangunan bisnis tersebut. 

Pengertian Waralaba

Jadi, jika diringkas jenis kerjasama bisnis waralaba merupakan kerjasama bisnis antara pemilik merk, produk, atau sistem operasional (pihak pertama) dengan pihak kedua yakni seseorang yang diberikan izin untuk menggunakan merk, produk, dan sistem operasional dari pihak pertama. 

Menurut Pemerintah Indonesia, istilah waralaba adalah sebuah kerjasama yang saling terikat antara kedua pihak yakni pihak yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI).

Atau bisa juga disebut sebagai pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain di mana terdapat suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut. Pertemuan tersebut adalah dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa.

Waralaba Menurut Istilah

Jika dilihat dari istilah waralaba merupakan gabungan kata dari wara yang memiliki arti lebih dan kata laba yang memiliki arti keuntungan. Sehingga, jika kata tersebut disatukan maka akan menghasilkan istilah keuntungan yang lebih. 

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya juga bahwa waralaba di Indonesia sendiri diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 42 tahun 2007 tentang Waralaba. 

Tidak hanya familiar di luar negeri, bisnis waralaba ternyata juga banyak yang berkembang pesat di Indonesia. Bahkan saat ini sudah banyak bisnis yang berjenis waralaba contohnya seperti bisnis restoran, minimarket, kedai kopi, bensin, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu, bahkan untuk bisnis waralaba juga memiliki beberapa peraturan lainnya yang bisa mendukung kepastian hukum di dalamnya yakni sebagai berikut:

  • Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
  • Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
  • Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
  • Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
  • Dan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

Baca Juga: 4 Tips Mengumpulkan Sinking Fund dan Bedanya dengan Dana Darurat

Komponen Waralaba

Berbeda dari membangun bisnis sendiri dari nol, bisnis waralaba terdiri dari dua komponen, yakni:

Franchisor

Komponen yang pertama atau bisa disebut pihak pertama adalah franchisor atau pemilik merk dagang/usaha. Adapun, pihak pertama ini adalah pihak yang memberikan bisnisnya kepada pihak lain yang bisa berbentuk badan usaha ataupun bahkan bisnis perseorangan.

Franchisee  

Komponen yang kedua atau bisa disebut sebagai pihak kedua adalah franchisee atau pembeli waralaba. Di mana pihak ini adalah yang menerima hak untuk menjalankan bisnis dari franchisor. Bentuknya sama yakni bisa berupa badan usaha ataupun perseorangan.

Jenis Waralaba

Berdasarkan Kriterianya

  • Franchise produk: misalnya waralaba makanan atau restoran cepat saji seperti Mc. Donald, Kebab Turki dan KFC.
  • Franchise jasa: jenis waralaba dalam bentuk layanan berupa jasa, misalnya seperti pendidikan, agen travel, ekspedisi dan sebagainya.
  • Franchise gabungan: gabungan antara jenis waralaba produk dan pelayanan jasa.

Berdasarkan Asalnya

Waralaba Luar Negeri

Jika dilihat berdasarkan asalnya, ada jenis waralaba luar negeri yang biasanya memiliki banyak peminat. Hal tersebut dikarenakan sistem jelas, branding bagus, promosi gencar, dan lainnya. 

Dengan sistem yang bagus, maka merk produk dari waralaba jenis ini tak heran sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat luas bahkan secara internasional.

Waralaba Dalam Negeri

Tak kalah bergengsi dari waralaba luar negeri, waralaba dalam negeri juga tak mau kalah, di mana waralaba ini bisa dijadikan pilihan investasi yang baik. 

Ada banyak brand waralaba dalam negeri yang juga banyak peminatnya, dengan sistem serta branding yang bagus. Sehingga, hal tersebut juga akan bagus bagi para calon franchisee yang memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha.  

Di sini, waralaba dalam negeri bisa dijadikan media bisnis, tentunya bagi kamu yang tidak memiliki pengetahuan atau kemampuan dalam mengatur strategi bisnis.

Contoh waralaba dalam negeri yang memiliki branding bagus, misalnya seperti Kebab Turki Baba Rafi, Ayam Sabana, Janji Jiwa, Kopi Kenangan, dan masih banyak lagi.  

Keuntungan dan Kekurangan Bisnis Waralaba

Keuntungan Waralaba

  • Manajemen Bisnisnya Sudah Terbentuk dan Terbangun

Ketika masuk di dalam bisnis waralaba yang bagus, maka sudah ada manajemen bisnis yang siap dan matang, pasar yang tidak berubah-ubah dan juga memiliki reputasi yang baik. Sehingga, pihak franchisee hanya tinggal melanjutkan manajemen dan strategi bisnis yang telah dijalankan sebelumnya.

  • Merek Sudah Dikenal Masyarakat

Dengan brand yang sudah dikenal, maka bisnis tersebut sudah memiliki konsumen dan pasarnya sendiri. Sehingga, di sini para franchisee hanya tinggal memikirkan strategi pemasaran dan analisis pesaing. 

  • Kerjasama Sejak Awal

Kerjasama yang dilakukan pada bisnis waralaba bukan hanya kerjasama keterikatan bisnis, tapi juga kerjasama untuk membangun bisnis seperti menyediakan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan pemasaran, dan lain sebagainya, bahkan pelatihan manajemen finansial, pemasaran, dan juga pasokan sumber daya.

  • Peluang Sukses Lebih Cepat

Bisnis waralaba yang brandingnya bagus, manajemen yang matang, dan sudah memiliki pasar yang luas maka peluang untuk suksesnya juga akan lebih besar dan cepat. 

  • Manajemen Finansial Lebih Mudah

Kamu tidak pandai dalam menjalankan manajemen finansial bisnis? Tenang, karena di bisnis waralaba kamu bisa langsung memberikan modal pada bisnis waralaba yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. 

Sehingga, sistem manajemen finansial telah ditetapkan oleh pemilik waralaba utama dan kamu tidak perlu pusing lagi dengan manajemen finansial.

Kekurangan Waralaba

  • Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri. 
  • Dibalik memiliki pasar yang matang, para pembeli waralaba ini, biasanya terjebak dalam tren pasar saja dan sulit untuk mengikuti tren baru. 
  • Bisnis waralaba biasanya ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya. Sehingga, jika ada waralaba lain melakukan kesalahan maka waralaba lainnya juga ikut rusak reputasinya, padahal waralaba kamu baik-baik saja.
  • Modal yang dibutuhkan cukup banyak, karena pemilik waralaba sudah mematok harga dalam sebuah perjanjian. Bahkan, biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba juga ada.
  • Keuntungan dipotong atau dibagi dua dengan pihak pemilik waralaba. Sehingga keuntungan tidak sepenuhnya milik kamu.

Manfaat Bisnis Waralaba

Menurunkan Risiko Kegagalan

Manfaat yang pertama dari waralaba adalah bisa meminimalisir risiko gagal terlebih bagi pebisnis pemula.  Dengan masuk ke bisnis waralaba seorang pebisnis pemula atau akan lebih merasa aman, karena bisnis yang dibangunnya tidak dari nol dan hanya tinggal dikembangkan saja. 

Sebab, kegagalan artinya pebisnis akan kehilangan modal yang tidak sedikit. Sehingga, bisnis dengan sistem franchise bisa membuat kamu jauh lebih kecil untuk menerima resiko kegagalannya. 

Mempermudah Operasional Usaha

Karena kamu tidak membangun bisnis dari nol maka kamu tidak perlu repot untuk membangun branding dari awal. Sebab semua operasional usaha sudah dikembangkan oleh pemilik waralaba. 

Dan artinya, dengan bisnis waralaba kamu akan lebih mudah saat menjalankan operasional. Pasalnya, semua kebutuhan sudah disiapkan oleh franchisor, mulai dari gerobak, bumbu, bahan-bahan, spanduk dan perlengkapan operasional lainnya. 

Lebih Efisien

Branding, produk dan lainnya, dari bisnis waralaba biasanya sudah dikenal masyarakat. Sehingga kebutuhan untuk promosi bisa diperkecil meski begitu kegiatan promosi tetap harus dilakukan walaupun tidak sekeras membangun branding dari awal. 

Lebih Mudah Menarik Konsumen

Produk yang sudah dikenal sebelumnya, pasti akan lebih mudah untuk dijual. Pasalnya, namanya sudah sangat dikenal oleh masyarakat, sehingga kamu hanya tinggal membuat strategi lain agar penjualanmu bisa semakin tinggi. 

Contoh Waralaba

  • Waralaba Makanan/Minuman: Ayam Geprek Bensu, Kopi Kenangan, Xi Boba, Kebab, dan lainnya
  • Waralaba Jasa: JNE, laundry, dan lainnya
  • Waralaba Restoran: KFC, McD, Pizza Hut, dan lainnya
  • Waralaba Minimarket: Indomaret, Alfamart, Alfamidi, SB Mart, Circle K, dan lainnya

Kesimpulan

Bagaimana? Jika disuruh memilih lebih baik membangun bisnis dari nol atau bergabung bersama bisnis waralaba? Apapun jenis bisnis yang kamu bangun manajemen keuangan harus tetap berjalan dengan baik. 

Terlebih, bisnis waralaba adalah bisnis yang sudah memiliki manajemen finansial sendiri sehingga kamu juga harus tetap memiliki pembukuan sendiri untuk menghitung keuntungan bersih yang diperoleh. 

Nah, agar tetap manajemen keuangan bisa berjalan lancar dan sukses maka kamu butuh proses pembukuan yang tepat dan mudah untuk digunakan untuk bisnis kamu.

Terlebih, kebanyakan pelaku bisnis waralaba tidak banyak memiliki pengetahuan pembukuan yang baik, sehingga jika kesulitan dengan pembukuan manual, maka kamu bisa menggunakan software akuntansi seperti MASERP.

Adapun, MASERP bisa jadi solusi terbaik untuk membuat pencatatan, laporan keuangan, dan pemantauan keuangan bisnis kamu.

MASERP adalah solusi pembukuan bisnis  terbaik untuk menghitung dan membuat laporan keuangan, misalnya dalam membuat laporan arus kas, laporan laba rugi, neraca, dan masih banyak lagi. 

MASERP juga sangat mudah untuk digunakan, bahkan bagi yang tidak spesialisasi di bidang akuntansi bisa dengan mudah menggunakannya.  Yuk, langsung konsultasikan ke MASERP agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis kamu!

Baca Juga: Return on Equity (ROE) Beserta Komponen dan Tujuan Perhitungannya