Mengenal 4 Jenis Reksadana Beserta Risiko dan Cara Berinvestasinya!

Untuk para peminat investasi, pasti sudah tidak asing lagi dengan investasi reksadana bukan? Terlebih, reksadana adalah salah satu alternatif investasi yang bisa dilakukan bagi masyarakat pemodal. 

Bahkan, bagi masyarakat pemodal ini juga lebih dikhususkan lagi ke pemodal kecil hingga mereka yang tidak memiliki banyak waktu, serta keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka sendiri.

Sehingga, jenis investasi reksadana ini memang dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal.

Tidak hanya modal, tapi bagi mereka yang juga mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tanpa adanya waktu dan pengetahuan yang cukup.

Pengertian Reksadana

Meski minim pengetahuan dan pengalaman, reksadana adalah jenis investasi yang juga bisa dijadikan harapan untuk dapat meningkatkan peran pemodal lokal dan tentunya dengan tujuan untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Lantas, siapa yang mengelola dana masyarakat di dalam investasi tersebut? Jadi, reksadana juga bisa diartikan sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek, oleh manajer investasi.

Nah, manajer investasi inilah yang nantinya akan mengelola dana pemodal tersebut. Jadi, jika dirincikan hal-hal yang ada dari pengertian reksadana adalah :

– Terdapat dana dari masyarakat pemodal. 

– Dana pemodal diinvestasikan dalam portofolio efek

– Dana pemodal dikelola oleh manajer investasi.

Sehingga semua dana yang ada dalam investasi reksadana adalah dana bersama para pemodal. Sementara, manajer investasi adalah orang atau pihak yang dipercaya untuk mengelola kumpulan dana tersebut.

Jenis Reksadana

Sebelum membahas lebih dalam terkait reksadana, yuk ketahui juga jenis-jenis dari reksadana. Terlebih reksadana adalah bentuk investasi yang memiliki beragam jenis, yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.

Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)

Jenis reksadana yang pertama ada pasar uang (RDPU), di mana jenis investasi ini memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Nah, untuk bentuk instrumen investasinya sendiri bisa berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan masih banyak berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.

Untuk tujuan dari investasi pasar uang ini adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Sedangkan jika dilihat dari risikonya, investasi ini relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.

Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Jenis reksadana yang kedua adalah pendapatan tetap (RDPT). Jenis reksadana ini adalah jenis investasi di mana pemodal menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi.

Adapun tujuan dari investasi jenis ini adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian dana yang stabil. Untuk risikonya, relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.

Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)

Yang ketiga ada reksadana campuran, di mana jenis reksadana ini para pemodal mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi. 

Karena para pemodal bisa memilih instrumen investasinya berupa saham dan dikombinasikan dengan obligasi.

Mengapa kamu harus pilih investasi reksadana jenis ini? Tujuannya adalah untuk bisa melakukan pertumbuhan harga dan pendapatan. 

Adapun untuk risikonya sendiri bisa dibilang bersifat moderat, dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi, jika dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

Baca Juga : Perbedaan Saham dan Obligasi

Reksadana Saham (Equity Fund)

Yang terakhir ada jenis reksadana saham. Di mana jenis reksadana ini bisa dibilang paling populer. Para pemodal diwajibkan untuk menginvestasikan hartanya sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

Tujuan dari investasi bentuk saham ini adalah untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. 

Jika melihat risikonya, investasi ini relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Akan tetapi, jenis reksadana ini memiliki potensi tingkat pengembalian yang bisa dibilang paling tinggi dari jenis reksadana lainnya.

Cara Kerja Investasi Reksadana

Masih bingung mau investasi reksadana tapi belum tahu sistem kerjanya seperti apa? Meski ada manajer investasi kamu sendiri juga wajib tahu segala informasi agar bisa melihat traffic pasar. 

Investasi yang mengandalkan manajer investasi ini, dipecah ke beberapa instrumen atau perusahaan melalui verifikasi investasi. Adapun, dari kegiatan tersebut bisa  memungkinkan akan adanya aktivitas investasi milik kamu yang lebih aman dari kerugian. 

Contohnya, seperti ada sebuah perusahaan ABC yang merugi, namun investasi kamu akan tetap aman, mengapa? Karena, kamu masih memiliki instrumen lain yang telah diatur oleh manajer investasi.

Jadi, pengembangan investasi reksadana juga tergantung bagaimana manajer investasi mengelola dana milik kamu. Namun, dibalik itu investasi reksadana adalah investasi yang mudah diakses serta memiliki saluran yang luas. 

Nah, investasi yang memiliki akses yang luas, biasanya bisa membantu kamu dalam mempelajari dan menggali informasi terkait alur investasi, kondisi kesehatan perusahaan, dan juga kelebihan dan keuntungan alurnya.

Apa Risiko Berinvestasi di Reksadana?

Bicara tentang uang dan harta, pasti ada untung dan rugi. Tidak hanya investasi reksadana, wadah investasi lainnya pun juga bisa mendatangkan berbagai peluang keuntungan, begitu juga bisa mendatangkan berbagai peluang risiko.

Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Pertama, ada risiko yang dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Di mana harga yang dimaksud, masuk dalam portofolio reksadana dan dapat diminimalisir oleh manajer investasi (selaku pengelola) dengan prinsip diversifikasi. 

Risiko Likuiditas

Kedua, ada risiko likuiditas yakni risiko investasi yang menyangkut kesulitan, di mana kesulitan tersebut dihadapi oleh manajer investasi. Adapun, hal tersebut bisa terjadi jika sebagian besar investor reksadana, melakukan redemption (penjualan kembali) atas unit-unit yang dimiliki.

Bagaimana jika risiko ini terjad? Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka hal tersebut dapat membuat manajer investasi, kesulitan dalam hal menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

Langkah Berinvestasi Reksadana

Tidak perlu pusing, untuk bisa ikut berinvestasi reksadana, karena reksadana adalah salah satu investasi yang sangat mudah pembeliannya yakni bisa melalui online. 

Adapun langkah-langkah cara berinvestasinya pun juga seperti melakukan pengajuan pinjaman atau membeli barang di online saja.  

– Pertama, tentukan tempat reksadana mana yang sesuai dan tentunya melihat kondisi keuangan.

– Risiko pasti ada, terlebih jika ingin untung besar, maka kemungkinan buruk atau risiko pun akan semakin tinggi. 

– Harus memiliki keberanian dan keputusan yang baik pula demi membawa investasi kepada kesuksesan bahkan ketika hancur.

– Pilih produk reksadana dengan cara memperhatikan rekam jejaknya. Kamu bisa lihat dari keuntungan selama 3 tahun terakhir dari reksadana tersebut. 

– Lihat review atau tanggapan nasabahnya. Apakah mereka merasa puas?

– Reksadana bisa dipilih dari produk keuangan bank dan non bank. Bahkan bisa membeli secara online.

Kesimpulan 

Sebelum mengajukan investasi reksadana, ada baiknya memang harus memahami instrumen investasinya terlebih dahulu. Jika sudah tahu seluk-beluk, hingga sistem kerjanya, maka kegiatan berinvestasi akan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. 

Dengan begitu, kamu akan menjadi lebih sadar dan paham dari jenis investasi yang dipilih, serta hal apa saja yang mesti kita lakukan ketika sudah menentukan pilihan.

Baik masih dikatakan sebagai investor pemula, dalam berinvestasi kamu harus tetap bisa percaya. Sehingga, tidak ada alasan takut dan ragu dalam menginvestasikan dana kamu pada instrumen keuangan. 

Dengan begitu, kamu tidak membiarkan uang kamu “idle”, padahal seharusnya bisa dikembangkan dengan baik sehingga kamu bisa meraup keuntungan lebih. 

Jadi, pahamilah pilihan investasi reksadana dengan baik, tentukan langkah, dan jadilah investor yang cerdas serta berpengalaman!

Tidak hanya perorangan, sebuah instansi atau perusahaan juga bisa melakukan investasi reksadana. Namun, pastinya dengan jumlah yang lebih besar. 

Dengan jumlah yang besar, tentu perhitungannya juga akan lebih rumit. Terlebih, kamu harus mengontrol kondisi investasi setiap saat meski sudah menggunakan manajer investasi. 

Nah, agar tim keuangan lebih bisa mengatur perputaran dana investasi serta dana internal perusahaan, maka perusahaan butuh software akuntansi modern seperti MASERP. 

Software akuntansi MASERP ini, bisa digunakan untuk berbagai jenis laporan keuangan atau pembukuan yang rumit sekalipun. Sehingga, pekerjaan kamu bisa dikerjakan dengan lebih mudah dan praktis. 

Karena, keuntungan perusahaan dari investasi juga harus masuk dalam pembukuan perusahaan. Jadi, jangan sampai data-data keuangan yang masuk tidak tercatat dengan baik. 

Yuk, segera konsultasikan dengan MASERP, untuk software yang lebih canggih dan membantu proses pendataan kamu.

Baca Juga : Investasi ?

New call-to-action