Jenis Audit dan 9 Prosedur Audit untuk Hasil Akurat

Seorang auditor biasanya menjalankan beberapa prosedur audit agar prosesnya mudah dan hasil dari auditnya tepat dan akurat.

Audit di sebuah perusahaan bertujuan untuk mengevaluasi keuangan, manajemen atau kinerja sumber daya manusianya agar bisa berimprovisasi apabila ditemukan ketidakwajaran dalam hasil auditnya.

Auditor akan melakukukan penyelidikan informasi dan data yang sudah dikumpulkan dengan SOP yang ada.

Jenis Audit

Sebelum mengetahui apa saja prosedur audit, ada baiknya Anda mengetahui jenis-jenis audit yang umum ditemui.

Jenis audit berdasarkan pemeriksaannya ada dua, yaitu:

Audit Eksternal

Audit yang dilakukan oleh pihak luar untuk membantu menghilangkan bias dalam meninjau keadaan keuangan perusahaan.

Audit eksternal membantu para stakeholder untuk membuat analisa dan keputusan yang tepat terkait dengan perusahaan yang diaudit.

Ketika audit dilakukan oleh pihak ketiga, opini yang dihasilkan dari audit keuangan maupun sistem internal perusahaan dapat dinilai jujur dan tidak mempengaruhi hubungan kerja sehari-hari di perusahaan.

Audit Internal

Audit internal dilakukan oleh perusahaan atau organisasi tempat mereka melakukan audit.

Jika perusahaan tidak memiliki sumber daya internal untuk mengaudit, bisa menggunakan jasa konsultan auditor.

Tujuan dari audit internal adalah untuk memastikan kepatuhan hukum dan peraturan untuk menjaga pelaporan keuangan dan pengumpulan data yang akurat dan tepat waktu.

Bagi manajemen, ini juga memberi manfaat karena bisa mengetahui kelemahan dalam kontrol internal atau pelaporan keuangan sebelum ditinjau oleh auditor eksternal.

Jenis Audit

Baca Juga: Certified Internal Auditor

Prosedur Audit

Prosedur audit merupakan instruksi detail untuk mengumpulkan bukti yang perlu diperoleh pada saat proses audit.

Sebelum masuk ke prosedur utama audit, auditor dan klien melakukan perjanjian dan kesepakatan selama proses audit. Kontrak ini berbentuk surat yang ditandatangani oleh klien.

Selanjutnya, auditor membuat perencanaan audit secara keseluruhan yang meleiputi jadwal audit, jenis pengujian yang akan dilakukan dan dokumen serta bukti yang akan diperlukan.

Tahapan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor terdiri dari:

Inspeksi (Inspection)

Pada tahapan ini auditor melakukan inspeksi pada dokumen-dokumen atau kondisi fisik yang dibutuhkan dalam proses audit sehingga auditor bisa memastikan keaslian dokumen.

Contoh inspeksi pada kondisi fisik adalah aktiva tetap. Inspeksi diperoleh dari keberadaan dan keadaan fisik aktiva yang diaudit.

Auditor berhak meminta dokumen dari perusahaan yang dibutuhkan dalam proses audit.

Baca Juga: Manajemen Aset

Pengamatan (Observation)

Auditor mengobservasi atau melihat langsung pelaksanaan kegiatan di perusahaan atau organisasi yang akan diaudit yang mencakup lingkungan internal dan eksternal, proses dan operasi bisnis, manajerial, strategi dan objektif, serta kinerja klien.

Antara satu perusahaan dan perusahaan lain memiliki sistem atau manajemen yang berbeda sehingga auditor perlu memahaminya terlebih dahulu.

Proses observasi ini dilakukan secara random, bisa saja dilakukan lebih dari satu kali.

Contoh observasi antara lain perhitungan stock fisik dan cara penyimpanan kas.

Objek yang diobservasi adalah proses, prosedur dan karyawan perusahaan atau organisasi tersebut.

observation audit

Konfirmasi (Confirmation)

Bentuk penyelidikan yang nanti auditor akan mendapatkan informasi atau data secara langsung dari pihak ketiga yang independen untuk proses audit selanjutnya.

Permintaan Keterangan (Enquiry)

Pada tahap ini auditor akan meminta informasi atau keterangan secara lisan dari pihak yang laporan atau kinerjanya diaudit.

Tahapan ini termasuk dalam jenis pengujian pengendalian.

Pengujian pengendalian (test of control) dilakukan ketika auditor membutuhkan bukti yang memadai untuk membantu penilaian auditor.

Bukti yang dihasilkan berupa lisan dan dokumenter.

Contohnya pada permintaan keterangan pada stock lama di gudang.

Penelusuran (Tracing)

Tahapan prosedur audit selanjutnya adalah tracing. Auditor menelusuri informasi dari data dicatat dalam dokumen dan dilanjutkan dengan melacak bagaimana data tersebut diolah dalam proses akuntansi.

Ini termasuk dalam jenis pengujian substansif (substansive test of transaction) yang bertujuan untuk memastikan transaksi yang tercatat sudah tepat dan benar.

Contoh prosedur tracing ini adalah pemeriksaan transaksi penjualan yang diawali dengan memeriksa surat order dari customer, kemudian surat order penjualan, laporan pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan dan akun piutang usaha.

Perhitungan (Accounting)

Tahap ini meliputi perhitungan bukti fisik terhadap sumber daya informasi dan pertanggungjawaban semua dokumen yang ada.

Auditor juga melakukan pengujian terhadap penilaian dan alokasi pernyataan keuangan.

accounting audit

Scanning

Dokumen dipahami secara cepat untuk mengetahui unsur-unsur yang tidak wajar dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan mendalam.

Pelaksanaan Ulang (Reperforming)

Pada prosedur ini, auditor melakukan pengulangan kegiatan yang berupa perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan klien.

Contohnya perhitungan ulang jumlah total di jurnal, biaya depresiasi, biaya bunga terutang, dan penjumlahan dalam rekonsiliasi bank.

Auditor mengevaluasi informasi keuangan dengan analisis tren dan rasio antara data satu dengan yang lain. Data yang dievaluasi meliputi data keuangan dan data yang bukan berkaitan dengan keuangan.

Hasil evaluasi informasi tersebut akan dibandingkan dengan catatan klien, apakah wajar atau tidak.

Kalau ditemukan informasi yang tidak wajar, akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan mendalam.

Pelaporan Hasil Audit

Setelah auditor melakukan penyelidikan dan pengujian, auditor akan mendapatkan hasil dari proses audit dan perlu dilakukan pengecekan ulang agar hasilnya sesuai dengan informasi yang diperoleh.

Hasil audit kemudian diberikan kepada perusahaan yang diaudit apakah ada kecurangan (fraud), kegiatan illegal atau kontrol internal yang kurang efektif.

Dalam audit laporan keuangan, auditor akan menerbitkan laporan yang menyatakan opini apakah laporan keuangan perusahaan sudah dibuat sesuai standar akuntansi atau tidak.

Apabila dalam hasil audit ditemukan ketidakwajaran, ini menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan.

Perusahaan akan diberikan waktu untuk memperbaiki hasil audit dalam periode waktu yang ditentukan. Periode waktunya tergantung jenis audit yang dilakukan, bisa dua minggu atau lebih.

Jika dalam periode tersebut ada perbaikan dari ketidakwajaran perusahaan, ini bisa mengubah hasil akhir audit.

Bukti Audit

Auditor memerlukan bukti audit sebagai landasan dalam menentukan opini dari laporan keuangan perusahaan klien.

Bukti audit dikumpulkan oleh auditor selama proses audit berlangsung.

Bukti audit yang diperoleh bisa meyakinkan atau tidak (purposiveness) berdasarkan dua aspek, yaitu kelayakan bukti audit (appropriateness of evidence) dan kecukupan (sufficiency).

Opini Audit

Opini auditor dibuat dalam laporan tertulis berupa laporan audit yang berisi pernyataan auditor secara jelas mengenai sifat pemeriksaan yang dilakukan dan batas tanggung jawabnya.

Ada lima opini audit, antara lain:

  1. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
  2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)
  3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
  4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
  5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Kesimpulan

Audit sangat diperlukan apabila sebuah perusahaan atau organisasi ingin memiliki integritas dan kredibilitas di mata publik.

Auditor, sebagai akuntan yang tersertifikasi memiliki beberapa prosedur ketika melakukan proses audit.

Prosedur audit tersebut meliputi inspeksi, observasi, konfirmasi, permintaan keterangan, penelusuran, perhitungan, scanning, pelaksanaan ulang dan laporan hasil audit.

Dalam proses audit keuangan, auditor akan mengecek laporan keuangan perusahaan apakah sudah memenuhi standar akuntansi yang berlaku atau belum.

Untuk memudahkan Anda memiliki laporan keuangan yang sudah seusai dengan akuntansi, Anda sebaiknya menggunakan software akuntansi MASERP.

MASERP merupakan software dengan sistem ERP yang dapat terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti akuntansi, penjualan, manufaktur, inventaris dan distribusi.

Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda.

MASERP menyediakan software yang dapat dicustom sesuai dengan bisnis flow perusahaan Anda.

Segera konsultasikan kebutuhan perusahaan Anda dengan konsultan ahli kami.

Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa share, ya!