Bagi bisnis yang sering melakukan transaksi pembayaran dalam nominal yang besar pasti tidak asing dengan istilah giro mundur. Pembayaran dengan cara ini lebih efektif dibandingkan Anda harus membawa banyak uang tunai atau melakukan transfer melalui rekening. Transfer uang melalui ATM atau internet banking pun memiliki limitnya. Lalu, bagaimana cara pembayaran dengan giro ini? Apakah sah? Bagaimana pencatatannya di jurnal akuntansi? Yuk, temui jawabannya di artikel ini!
Apa Itu Giro Mundur?
Giro mundur merupakan surat berharga yang dipakai untuk pembayaran tunai dan disertakan tanggal jatuh tempo pencairan mundur dari tanggal diterbitkannya surat tersebut. Misalnya ada transaksi tanggal 11 November 2021, tetapi pembayaran yang disepakati di giro ini tertulis 25 November 2021. Maksudnya adalah dana baru dapat dicairkan di tanggal 25 November 2021.
Umumnya, cara ini digunakan dalam bisnis dengan transaksi yang nominalnya besar, atau ketika terjadi transaksi dananya belum mencukupi untuk melunaskan pembayaran. Karena alasan tersebut, giro mundur di laporan keuangan dikategorikan sebagai piutang untuk pihak penerima dana.
Giro ini termasuk alat pembayaran yang sah, asal ada kesepakatan antara pembeli dan penerima. Dengan menggunakan giro ini, Anda tidak perlu lagi membawa uang tunai yang jumlahnya banyak untuk pembayaran, sehingga lebih praktis.
Baca Juga: Memahami Fungsi, Pihak dan 12 Jenis Letter of Credit
Giro Mundur dalam Laporan Keuangan
Kita semua setuju bahwa laporan keuangan merupakan sesuatu wajib bagi sebuah perusahaan. Ketika perusahaan menerima giro, pencatatannya berbeda dengan penerimaan kas yang menandakan penambahan kas, penerimaan giro tidak menambahkan kas perusahaan. Bagi pihak yang menerima, giro mundur dikatakan sebagai piutang karena penerima belum menerima pembayaran yang nyata.
Perusahaan yang menerima giro mundur perlu mencatat sebanyak dua kali yaitu saat pengiriman barang dan tanggal jatuh tempo giro mundur yang bersangkutan. Sebelum giro diterima, perusahaan akan menagih dengan menerbitkan faktur atau invoice untuk pihak pembeli. Lalu, pembeli dapat segera mengirimkan giro mundur supaya barang yang dibeli bisa dikirimkan oleh penjual.
Contoh Giro Mundur
Supaya tidak bingung, berikut ini kami berikan contoh beserta cara pencatatannya.
PT Dunia Oke memesan produk buku ke PT Booklala sejumlah Rp500.000.000,-. Dari pesanan tersebut, PT Booklala menerbitkan faktur di tangga; 10 November 2021 dan kemudian dikirimkan ke PT Dunia Oke. Untuk merespon faktur tersebut, PT Dunia Oke mengirimkan giro mundur dengan jatuh tempo tanggal 10 Desember 2021. PT Booklala menerima giro mundur tanggal 1 Desember 2021 dan setelah itu mengirimkan pesanan buku PT Dunia Oke di tanggal yang sama. Maka pencatatan transaksi tersebut di jurnal PT Booklala adalah sebagai berikut:
Menurut cerita tersebut, faktur yang diterbitkan PT Booklala tidak perlu dicatat ke jurnal, begitu juga ketika menerima giro. Transaksi dicatat ketika buku dikirimkan tanggal 1 Desember 2021.
Kalau giro sudah masuk tanggal jatuh tempo, maka PT Booklala harus segera mencairkan pembayaran berupa buku yang sudah dikirimkan PT Dunia Oke di tanggal 1 Desember. Pencatatan giro di waktu jatuh tempo adalah seperti ini:
Kesalahan Pencatatan Giro Mundur
Pembayaran transaksi dengan memakai cara ini memang berbeda pencatatannya dengan pengeluaran kas perusahaan yang umumnya sering dijumpai. Bahkan, sering kali pembayaran dan pencatatan akuntansinya masih mengalami keraguan. Asumsinya, yaitu giro mundur telah diterima penjual dari pembeli untuk transaksi yang segera terjadi. Karena inilah, pembayarannya dianggap lunas padahal transaksinya baru akan terjadi dan belum terealisasi. Pembayaran ini juga tidak dikatakan sebagai pelunasan untuk transaksi yang akan terjadi, pendapat yang digunakan:
- Pembayaran dimuka adalah pembayaran sebelum ada transaksi pengiriman barang maupun jasa, maksudnya pembayaran sudah dibayar lunas walau transaksi belum terjadi. Sedangkan kalau memakai giro ini belum tentu langsung lunas, pencairannya baru dapat dilakukan ketika tanggal jatuh tempo.
- Pembayaran dengan giro ini tidak mengurangi uang pemberi giro di bank tersebut.
- Giro ini tidak bisa dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo yang sudah disepakati.
Jadi, dari pendapat di atas dapat diketahui kalau giro ini bisa dicairkan setelah ada transaksi pengiriman barang atau jasa, dan tidak bisa dikatakan sebagai pembayaran di muka. Pembayaran dengan cara ini juga tidak otomatis mengurangi saldo Anda di bank dan kalau belum cari maka kepemilikan uang masih menjadi milik pihak yang menerbitkannya. Transaksinya belum dikatakan terbayar lunas. Sebagai alat pembayaran, cara ini tidak mengubah posisi keuangan dan merupakan rekening kas, bukan dibayar dimuka.
Baca Juga: Pengertian Laporan Posisi Keuangan, Unsur dan Contoh
Fitur Giro Mundur di MASERP
Giro ini ternyata juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Dengan begitu sebuah bisnis juga perlu melakukan pencatatan mengenai giro ini. MASERP memiliki fitur daftar giro mundur yang ada di modul Cash and Bank. Daftar ini menampilkan giro yang sudah cair maupun yang belum cair.
Giro yang masuk atau keluar harus dicairkan di program agar dapat masuk ke rekening bank dan jurnal buku besar perusahaan. Ketika Anda melunasi utang atau menerima piutang dari customer, maka data transaksi giro yang sudah terjadi tersebut dapat dilihat di fitur ini.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa giro mundur merupakan alat pembayaran yang sah dan umumnya digunakan untuk transaksi dalam jumlah besar yang tidak memungkinkan uang dibawa secara tunai maupun transfer ATM karena ada limitnya. Di laporan keuangan, dikategorikan sebagai piutang untuk pihak penerima dana karena belum menerima pembayaran yang nyata. Cara ini juga tidak mengubah posisi keuangan dan merupakan rekening kas, bukan dibayar dimuka.
Pencatatan transaksi dengan nominal yang besar memang dibutuhkan ekstra hati-hati, jangan sampai ada human error yang malah bisa menyebabkan kerugian dalam bisnis. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat menggunakan software akuntansi seperti MASERP. Saat ini, yang dibutuhkan setiap perusahaan adalah sistem yang dapat terintegrasi dan terotomatisasi. Dengan begitu, perusahaan dapat mencapai tujuannya lebih cepat.
Penginputan data yang terotomatisasi dapat menghemat waktu karyawan Anda dan membuat kinerja mereka menjadi lebih efisien. MASERP dapat mengintegrasikan seluruh departemen di perusahaan Anda, dari mulai accounting, manufaktur, penjualan, karyawan, inventory, pajak, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, MASERP memiliki 300+ laporan bisnis siap cetak untuk perusahaan Anda. Yang membedakan dengan software lain, MASERP dapat dikustomisasi sesuai dengan flow bisnis Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MASERP dan mendapatkan solusi terbaik untuk sistem perusahaan Anda, yuk segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami sekarang, gratis!