Cashflow Quadrant: Employee, Self-Employed, Big Business dan Investor

Written by Tika Ulfianinda

Cashflow Quadrant

Istilah cashflow quadrant adalah konsep keuangan yang diperkenalkan oleh Robert T. Kiyosaki melalui bukunya yang juga berjudul “Rich Dad’s Cashflow Quadrant: Rich Dad’s Guide to Financial Freedom”. Beliau membagi sumber pendapatan seseorang menjadi empat kuadran yaitu E (employee), S (self-employeed business), B (big business) dan I (investor). Keempat kuadran tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga bisa mengembangkan penghasilan seseorang.

Cashflow quadrant ditulis untuk membantu pembaca memiliki pekerjaan dan penghasilan yang aman dan mencapai kebebasan finansial (financial freedom). Kebebasan finansial tidak harus ditandai dengan uang yang banyak atau sampai unlimited, tetapi lebih kepada berkecukupan memiliki tabungan, investasi dan uang kas yang bisa membeli kebutuhan diri kita dan keluarga.

Kita dapat berada di kondisi bebas finansial kalau uang sudah bekerja untuk kita, bukan sebaliknya. Kita dapat mengendalikan perasaan takut karena kehilangan uang, serta berkemauan untuk terus belajar dan berkembang. Jadi, tidak hanya bebas secara finansial saja, tetapi juga fisik, spiritual dan emosional.

Untuk lebih memahami keempat kuadran yang dikonsepkan oleh Kiyosaki, yuk simak penjelasannnya di bawah ini!

4 Jenis Cashflow Quadrant

Robert T. Kiyosaki membagi pekerjaan atau sumber penghasilan berdasarkan empat jenis, berikut ini penjelasannya:

Quadrant Employee

Quadrant yang pertama dalam cashflow quadrant adalah huruf E yang berarti employee. Di sini penghasilan kita diperoleh dari bekerja di suatu perusahaan atau organisasi sebagai karyawan, pegawai negeri, buruh dan sejenisnya. Penghasilan kita diperoleh dari menukar tenaga dan waktu tertentu dengan gaji tetap, bisa 40 sampai 60 jam per minggu. Jadi, kalau kita tidak bekerja, maka tidak mendapatkan uang.

Orang berada di kuadran ini akan lebih aman dan mendapatkan penghasilan layak apabila berkarier di perusahaan yang memiliki jenjang karir jelas. Dengan begitu tingkat risiko keuangan yang akan mereka hadapi lebih rendah, terutama masalah penghasilan.

Mereka juga berpeluang besar mendapatkan berbagai tunjangan dan bonus kalau memiliki kinerja yang baik atau mencapai target tertentu. Tetapi kalau perusahaan tempat bekerjanya bangkrut atau kehilangan pekerjaan, maka akan menghadapi masalah kehilangan penghasilan.

Untuk mendapat kenaikan gaji dan promosi, karyawan harus mencari cara untuk bisa upgrade skill, ambil sertifikasi, perform di job desc, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Karyawan: Harian, Bulanan, Prorate

Quadrant Self Employed

Selanjutnya adalah quadrant S atau self-employed business yaitu penghasilan yang diperoleh dari memiliki bisnis tetapi juga dikerjakan sendiri seperti designer, arsitek, konsultan, freelance, dan lain sebagainya.

Sama seperti quadrant employee, para self-employed juga perlu menukarkan waktu dan tenaganya, bahkan waktu yang digunakan untuk bekerja tergolong fleksibel dan tidak menentu. Bisa jadi lebih banyak waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugasnya yang dapat menghasilkan uang.

Risiko yang harus dihadapi juga lebih besar, karena menjalankan bisnis sendiri harus mempertimbangkan berbagai strategi cerdas dan inovatif untuk segala kondisi, terutama jika pangsa pasar menurun dan banyak kompetitor.

Self-employed cocok untuk orang-orang yang memiliki modal kecil dan memanfaatkan skill yang dimiliki, seperti membuat kue. Jangan lupa untuk selalu mencatat pemasukan dan pengeluaran walaupun bisnisnya masih dalam skala kecil atau mengerjakan bisnis sendiri, agar dapat mengetahui apakah memperoleh untung atau malah rugi.

Cashflow Quadrant

Quadrant Big Business

Orang-orang berada di kuadran tiga ini adalah para business owner (pemilik bisnis). Awalnya bisa dikarenakan sudah memiliki keterampilan sebagai wiraswasta (selfemployed) lalu mengubah sistemnya menjadi sebuah perusahaan serta mengajak orang-orang berkompeten membentuk tim untuk menciptakan kerja yang efisien dan efektif. Big business dalam hal ini adalah perusahaan atau organisasi yang memiliki banyak karyawan.

Pemilik bisnis tidak perlu terlibat langsung dalam kegiatan operasional perusahaan, mereka juga bisa mengontrol produksi dan mempekerjakan karyawan.

Untuk mencapai perusahaan yang besar, para pemilik bisnis pun akan menghadapi berbagai rintangan, oleh sebab itu diperlukan mental yang kuat, bekerja keras dan cerdas, dapat menjadi leader yang baik, dapat mendelegasikan tugas, emosional yang stabil, dan lain-lain.

Quadrant Investor

Menurut Kiyosaki, investor berada di tingkat keamanan finansial tertinggi, mereka sudah tidak bekerja dan memperoleh passive income dari investasi seperti deposito, dividen saham, kupon obligasi, uang sewa properti dan lain sebagainya.

Untuk mencapai kebebasan finansial dari hasil investasi, para investor pasti sebelumnya sudah mengumpulkan uang dari satu atau tiga kuadran lainnya (dengan proses panjang dan banyak pengorbanan).

Uang para investor ini sudah bekerja dengan sendirinya, tanpa perlu menukarkan banyak tenaga untuk memperoleh uang dan umumnya investasi yang dimiliki tidak hanya satu jenis saja (sudah diversifikasi).

Sebenarnya, tiga quadrant sebelumnya (employee, self-employed dan business owner) wajib menjadi investor walaupun nominalnya tidak besar, karena lebih baik membangun habit untuk berinvestasi terlebih dahulu dari apapun pekerjaannya. Kita dapat memilihnya dari risiko yang paling renda seperti reksadana, deposito dan obligasi.

Baca Juga: 7 Tips Memilih Perusahaan Sekuritas yang Aman untuk Berinvestasi!

Kesimpulan

Itu tadi penjelasan mengenai cashflow quadrant yang dikonsepkan oleh Robert T. Kiyosaki. Keempat quadrantnya terdiri dari E (employee), S (self-employed), B (big business) dan I (investor).

Secara singkat, quadrant E adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan karena bekerja di perusahaan (gaji, tunjangan, dll), quadrant S memperoleh penghasilan dari membuat bisnis dan mengerjakannya sendiri seperti desainer dan arsitek, quadrant B yaitu para pemilik bisnis dengan ratusan karyawan dan biasanya tidak terlibat langsung di aktivitas operasional, dan di quadrant terakhir ada investor di mana penghasilan yang diperoleh karena uang yang bekerja bukan sebaliknya.

Salah satu quadrant terdapat big business, penting untuk pemilik bisnis memiliki sumber daya yang mumpuni dari mulai sumber daya manusia, bahan baku, teknologi dan lain sebagainya. Laporan keuangan juga tidak boleh dilewatkan dalam sebuah bisnis, karena dapat mengetahui apakah kondisi keuangan sehat atau tidak.

Untuk memudahkan pencatatan transaksi keuangan bisnis dan pelaporannya, bisnis Anda dapat menggunakan software ERP seperti MASERP yang memiliki modul accounting sebagai corenya.

MASERP saling terintegrasi dengan berbagai fitur dan modul powerful seperti manufaktur, pembelian, penjualan, inventory, aset, karyawan, pajak, 300+ laporan siap cetak dan masih banyak lagi. 

Yang membedakan MASERP dengan vendor lain, MASERP dapat dicustom sesuai dengan bisnis flow perusahaan Anda dan dapat juga diintegrasi dengan software lain. Biarkan software yang beradaptasi dengan bisnis flow Anda, bukan Anda yang mengikuti flow software.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan apa yang Anda butuhkan kepada konsultan ahli kami sekarang. Gratis!

6 Tips Siapkan Dana Darurat untuk Single dan Menikah

Inventory Turnover Ratio: Rumus dan Cara Menghitungnya