Apa Itu Grosir? Ini Perbedaan Grosir dan Eceran!

Written by Tika Ulfianinda

Mengenal Grosir Beserta Jenis dan Cara Kerjanya

Sistem grosir memiliki peran besar dalam roda ekonomi, dari produsen sampai ke tangan konsumen. Pedagang grosir membantu aliran barang dari pabrik ke pasar lancar, stok barang tidak menumpuk, dan harga di pasaran jadi stabil.

Pedagang grosir membeli produk dalam jumlah besar dengan harga yang lebih rendah. Setelah itu, produk dijual kembali dalam skala lebih kecil untuk mendapatkan keuntungan.

Aktivitas grosir umumnya dilakukan secara langsung agar pembeli dapat memastikan kondisi serta kualitas barang sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha dengan peluang keuntungan yang stabil, bisnis grosir dapat menjadi pilihan yang menjanjikan.

Selanjutnya, mari pahami lebih dalam tentang pengertian, jenis, fungsi, tantangan, hingga keuntungan bisnis grosir melalui artikel ini!

Apa Itu Grosir?

Grosir adalah aktivitas pembelian barang secara langsung dari produsen dalam jumlah besar. Setelah itu, produk dijual kembali dalam jumlah yang lebih kecil dengan harga yang telah disesuaikan.

Sistem ini membuat grosir memperoleh keuntungan dari selisih harga beli dari produsen dan harga jual ke pembeli berikutnya. Selisih inilah yang menjadi sumber profit utama.

Pihak yang membeli dari grosir dapat berupa toko ritel, pelaku usaha komersial, lembaga, institusi, maupun grosir lainnya.

Dalam supply chain (rantai pasok), grosir berperan penting sebagai penghubung antara produsen dan konsumen. Mereka berperan dalam menyalurkan produk agar lebih mudah menjangkau pasar, sekaligus membantu pelaku ritel mendapatkan pasokan barang yang siap dijual kembali secara efisien.

Jenis Grosir

Secara umum, bisnis grosir memiliki cara kerja yang melibatkan beberapa tahap utama, yaitu pembelian barang dari produsen, penyimpanan, pengelolaan stok, penjualan kepada pengecer, dan distribusi ke berbagai daerah.

Namun, setiap grosir memiliki fokus dan mekanisme kerja yang berbeda. Ini dipengaruhi oleh jenis barang yang dijual, wilayah operasional, dan kegiatan usahanya. Berikut ini beberapa jenis grosir.

Berdasarkan Jenis Barang yang Diperdagangkan

Dilihat dari jenis produk yang dijual, grosir dibagi menjadi dua kategori besar.

  • Specialist Wholesaler (Grosir Barang Khusus): Grosir ini menjual satu atau beberapa jenis barang dalam kategori tertentu, misalnya produk elektronik, bahan pangan, atau kosmetik. Karena berfokus pada bidang spesifik, grosir ini biasanya memiliki keahlian mendalam dalam menjaga kualitas dan memahami karakter produk yang mereka jual.
  • General Line Wholesaler (Grosir Barang Umum): Jenis grosir ini menawarkan beragam jenis produk dari berbagai kategori. Model grosir ini lebih fleksibel karena mampu menyesuaikan stok sesuai tren dan kebutuhan pasar.

Berdasarkan Wilayah Operasional

Ada pun jenis grosir lainnya yang dilihat dari luasnya area bisnis. Jadi, grosir ini dapat beroperasi di tingkat lokal, regional, maupun nasional.

  • Local Wholesaler (Grosir Lokal): Grosir ini beroperasi di satu kota atau daerah tertentu dengan jangkauan pelanggan yang terbatas dan stabil. Kegiatan distribusi dilakukan jarak pendek sehingga biaya operasional lebih efisien.
  • Regional Wholesaler (Grosir Regional): Jenis ini mencakup area yang lebih luas, meliputi beberapa kota atau provinsi. Mereka membutuhkan sistem logistik yang terencana, gudang besar, dan pengelolaan stok dalam jumlah banyak.
  • National Wholesaler (Grosir Nasional): Grosir satu ini beroperasi di seluruh wilayah negara. Mereka memiliki jaringan logistik besar, sistem distribusi modern, dan infrastruktur yang kuat untuk mendukung pengiriman lintas wilayah. Grosir nasional juga sering menjadi mitra utama produsen besar dan berperan menjaga stabilitas harga di pasar domestik.

Berdasarkan Lapangan Kegiatannya

Selain dari jenis barang dan wilayah, grosir juga diklasifikasikan menurut lapangan kegiatan usaha atau fungsi yang dijalankan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Service Wholesaler (Grosir Penuh): Menjalankan seluruh fungsi grosir mulai dari pembelian, penyimpanan, pengemasan, hingga distribusi dan penagihan.
  • Whole Collector (Grosir Pengumpul): Mengumpulkan barang dari berbagai produsen untuk disalurkan ke pihak lain.
  • Limited Function Wholesaler (Grosir Terbatas): Hanya melakukan sebagian kegiatan, seperti pembelian dan penjualan, tanpa pengiriman atau promosi.
  • Truck Wholesaler/Wagon Jobber (Grosir Truk): Jenis grosir ini menggunakan kendaraan sebagai sarana utama distribusi, menjual langsung ke pengecer melalui sistem keliling.
  • Cash and Carry Wholesaler (Grosir Tunai): Menerapkan sistem pembayaran langsung tanpa kredit, menekankan kecepatan dan efisiensi transaksi.
  • Drop Shipment Wholesaler (Grosir Pengiriman Langsung): Jenis grosir ini tidak memiliki stok fisik. Saat pesanan masuk, grosir meneruskannya ke produsen, dan pengiriman dilakukan langsung dari pabrik ke pembeli.
  • Mail Order Wholesaler (Grosir Pesanan Pos): Melayani pemesanan jarak jauh dan banyak beralih ke sistem online.
  • Manufacture Wholesaler (Grosir Pabrik): Berperan sebagai penyalur hasil produksi dari perusahaan manufaktur untuk berbagai sektor usaha.

Baca Juga: Wholesale: Jenis, Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangan

Fungsi Grosir

Dalam sistem pemasaran dan distribusi, grosir berfungsi sebagai mata rantai penting yang menghubungkan produsen (manufacturer) dengan pengecer (retailer). Keberadaan grosir memastikan arus barang, informasi, dan pembiayaan dapat berjalan secara efisien. Berikut ini penjelasan fungsi grosir secara lebih detail.

Meningkatkan Volume Penjualan dan Akses Pasar

Fungsi utama grosir adalah membantu produsen memperluas jangkauan pasar. Melalui jaringan distribusi yang luas, grosir mampu menyalurkan produk ke berbagai wilayah dan segmen pelanggan.

Aktivitas ini termasuk kegiatan selling and promoting, yaitu menjual sekaligus mempromosikan produk dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan produsen melakukannya sendiri.

Hubungan jangka panjang antara grosir dan pelanggan juga menjadi aset penting dalam mempertahankan loyalitas pasar.

Baca Juga: Contoh Strategi Promosi Penjualan yang Patut Dicoba

Menjalankan Fungsi Distribusi Fisik (Physical Distribution)

Selain menyimpan barang, grosir juga menjalankan fungsi transportasi dan logistik. Melalui sistem pengiriman yang terencana, grosir dapat mendistribusikan barang ke pelanggan dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan produsen langsung. Proses ini termasuk pengelolaan supply chain (rantai pasok) agar produk sampai tepat waktu dan dalam kondisi baik.

Melakukan Pemecahan Volume Besar (Bulk Breaking)

Dalam supply chain, produsen biasanya menjual barang dalam jumlah besar (bulk). Grosir membeli dalam skala besar tersebut, kemudian memecahnya menjadi unit-unit kecil sesuai permintaan pengecer.

Proses bulk breaking ini menekan biaya logistik dan memudahkan pengecer membeli sesuai kapasitas modal mereka, tanpa harus menanggung risiko penyimpanan yang tinggi.

Mengelola Ragam Produk dan Asortimen Barang

Grosir berperan dalam proses buying and assortment building, yaitu memilih, mengelompokkan, dan menyediakan berbagai jenis barang sesuai kebutuhan pelanggan.

Dengan memahami tren permintaan dan perilaku konsumen, grosir dapat menentukan jenis produk yang relevan untuk pasar.

Hal ini membantu pengecer mendapatkan variasi barang yang sesuai tanpa harus bertransaksi langsung dengan banyak produsen.

Menyediakan Fasilitas Pergudangan (Warehousing)

Grosir umumnya memiliki fasilitas penyimpanan atau warehouse untuk menampung stok barang sebelum disalurkan ke pasar. Fasilitas ini memungkinkan pengendalian persediaan (inventory control), menjaga kualitas produk, serta memastikan kontinuitas pasokan.

Risiko stock-out (kehabisan stok) dan overstocking (kelebihan stok) dapat diminimalisir baik bagi produsen maupun pengecer.

Baca Juga: Apa Itu Warehouse? 5 Fungsi dan Jenis-Jenisnya

Menyediakan Fasilitas Pembiayaan (Financing Function)

Sebagai bagian dari fungsi keuangan dalam pemasaran, grosir sering memberikan kemudahan pembayaran kepada pengecer melalui sistem kredit jangka pendek (trade credit).

Skema ini membantu pengecer menjaga arus kas (cash flow) agar tetap stabil. Di sisi lain, grosir juga menerima potongan harga dari produsen (discount) sebagai imbalan atas pembayaran dalam jumlah besar dan cepat.

Menyediakan Informasi Pasar (Market Intelligence)

Grosir memiliki posisi strategis untuk mengumpulkan dan menyampaikan market information kepada produsen maupun pelanggan.

Informasi tersebut meliputi data permintaan konsumen, perubahan harga, aktivitas pesaing, dan tren produk baru. Data ini berperan dalam pengambilan keputusan strategis, baik dalam produksi maupun pemasaran.

Menanggung Risiko dalam Perdagangan (Risk Bearing)

Dalam aktivitas distribusi, grosir turut menanggung berbagai risiko yang berkaitan dengan kepemilikan barang, seperti kerusakan, penurunan mutu, pencurian, hingga fluktuasi harga pasar.

Adanya fungsi risk bearing ini membantu produsen terbebas dari risiko penyimpanan, sedangkan pengecer terlindungi dari ketidakpastian pasokan.

Memberikan Dukungan Manajerial dan Konsultatif

Fungsi lain dari grosir adalah memberikan layanan tambahan seperti management service and counseling. Grosir sering membantu pengecer dalam pengelolaan toko, pelatihan tenaga penjualan (sales training), penataan tata letak (store layout), hingga pengendalian stok (inventory management). Dukungan ini membantu pengecer meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di pasar.

Tantangan Bisnis Grosir

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor grosir (wholesale) di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan di berbagai industri. Namun, peningkatan jumlah pelaku usaha ini juga memunculkan berbagai tantangan yang harus diantisipasi oleh setiap grosir agar tetap kompetitif dan berkelanjutan.

Berikut beberapa tantangan yang sering dihadapi pelaku bisnis grosir.

Meningkatnya Kompetisi Pasar

Persaingan dalam sektor grosir kini tidak hanya berasal dari sesama pelaku offline, tetapi juga dari entitas digital yang mengusung model bisnis online B2B (business-to-business). Platform daring menawarkan keunggulan seperti kemudahan transaksi, harga yang transparan dan kompetitif, serta pengiriman yang efisien.

Supplier dari luar negeri kini dapat menjual produk langsung kepada pelanggan di Indonesia melalui e-commerce lintas negara.

Untuk menghadapi kondisi ini, wholesaler perlu melakukan digital transformation agar tidak tertinggal. Langkah awalnya dapat dimulai dengan memperkuat online presence melalui website dan media sosial.

Pemanfaatan strategi digital marketing seperti SEO (Search Engine Optimization) dan SEM (Search Engine Marketing) juga dapat meningkatkan visibilitas bisnis serta memperluas jangkauan pelanggan potensial.

Penyusutan Margin Keuntungan

Dalam pasar global yang sangat kompetitif, tekanan terhadap harga produk (terutama komoditas) semakin tinggi. Akibatnya, margin keuntungan grosir cenderung menurun, sehingga pelaku usaha perlu meningkatkan efisiensi operasional dan menerapkan strategi harga yang adaptif.

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah tiered pricing atau volume-based pricing, yaitu penentuan harga berdasarkan jumlah pembelian, wilayah, atau jenis pelanggan. Strategi ini tidak hanya menjaga profitabilitas tetapi juga dapat mendorong peningkatan volume penjualan.

Produsen yang Menjual Langsung ke Konsumen

Persaingan ketat membuat beberapa produsen memilih untuk menjalankan strategi Direct-to-Consumer (D2C). Strategi ini menjual produk langsung kepada pelanggan akhir tanpa melalui distributor atau grosir. Praktik ini berpotensi menekan harga pasar dan mengurangi margin keuntungan wholesaler.

Untuk mengantisipasinya, penting bagi pelaku grosir melakukan supplier research sebelum menjalin kerja sama. Pastikan produsen memiliki kebijakan distribusi yang jelas dan tidak menjual langsung di wilayah yang sama dengan target pasar Anda. Transparansi dalam kontrak distribusi juga dapat meminimalisir risiko benturan harga di kemudian hari.

Ekspektasi Pelanggan yang Semakin Tinggi

Konsumen bisnis saat ini menuntut layanan yang lebih cepat, responsif, dan transparan. Mereka menginginkan real-time order tracking, pengiriman efisien, serta customer support yang tersedia 24/7.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, grosir perlu meningkatkan kualitas layanan dengan cara yang tidak dimiliki oleh platform online.

Penerapan sistem Customer Relationship Management (CRM) dapat membantu mengelola interaksi dan data pelanggan dengan lebih terstruktur.

Pelaku bisnis grosir dapat menganalisis perilaku pelanggan, memantau kepuasan pelanggan, serta meningkatkan customer retention melalui pendekatan berbasis data.

Perbedaan Grosir dan Eceran

Dalam dunia perdagangan, istilah grosir (wholesale) dan eceran (retail) sering digunakan untuk menggambarkan dua model bisnis yang berbeda dalam rantai distribusi.

Keduanya memiliki fungsi, target pasar, dan strategi operasional yang tidak sama. Di bawah ini terdapat beberapa perbedaan grosir dan eceran yang perlu Anda ketahui.

Aspek PerbandinganGrosir (Wholesale)Eceran (Retail)
Skala PenjualanMembeli produk dalam jumlah besar langsung dari produsen atau distributor utama.Membeli produk dalam jumlah kecil dari grosir untuk dijual ke konsumen akhir.
Tujuan UtamaFokus pada volume penjualan tinggi untuk mendapatkan keuntungan dari jumlah transaksi besar.Fokus pada margin keuntungan per unit produk yang dijual ke konsumen.
Jenis TransaksiB2B (Business-to-Business)  transaksi antar pelaku usaha.B2C (Business-to-Consumer)  transaksi langsung ke pembeli akhir.
Hubungan dengan KonsumenTidak berinteraksi langsung dengan pengguna akhir. Hubungan lebih profesional dan berbasis kontrak.Berinteraksi langsung dengan konsumen dan menekankan pelayanan serta pengalaman berbelanja.
Strategi HargaHarga per unit lebih murah karena pembelian dalam jumlah besar (bulk pricing).Harga per unit lebih tinggi karena mempertimbangkan biaya operasional dan margin keuntungan.
Lokasi dan FasilitasBerlokasi di area industri atau gudang besar dengan sistem logistik dan penyimpanan yang efisien.Berlokasi di tempat strategis yang mudah dijangkau, seperti mal, pasar, atau platform e-commerce.
Model PemasaranMengandalkan business networking, relasi produsen, dan kerja sama jangka panjang dengan retailer.Fokus pada branding, promosi langsung, dan digital marketing untuk menarik konsumen.
Contoh PelangganToko ritel, bisnis kecil, institusi, atau distributor lainnya.Konsumen individu atau rumah tangga.

Singkatnya, grosir berperan sebagai penghubung antara produsen dan konsumen akhir melalui sistem penjualan B2B. Sedangkan eceran, berfokus pada transaksi langsung dengan konsumen melalui sistem B2C.

Kedua model ini saling melengkapi dalam ekosistem perdagangan. Kolaborasi keduanya memastikan produk dapat bergerak dari produsen hingga ke pembeli akhir dengan lebih efisien.

Cara Kerja Bisnis Grosir

Setelah mengetahui jenis, fungsi, dan tantangan dalam bisnis grosir, tentunya Anda perlu mengetahui cara kerja bisnis ini.

Berikut tahapan cara kerja bisnis grosir:

Pembelian Barang dari Produsen

Tahap pertama dimulai ketika grosir membeli produk langsung dari produsen atau distributor utama dalam jumlah besar. Karena pembeliannya dilakukan secara masif (bulk purchase), grosir biasanya memperoleh potongan harga khusus atau diskon grosir (wholesale discount).

Penyimpanan di Gudang (Warehousing)

Setelah produk dibeli, grosir akan menyimpan stok di gudang penyimpanan. Fungsi warehousing ini penting untuk menjaga ketersediaan barang agar selalu siap dikirim ketika ada pesanan dari retailer atau bisnis lain.

Penetapan Harga dan Katalog Produk

Grosir menentukan harga jual berdasarkan biaya pembelian, biaya penyimpanan, logistik, dan margin keuntungan yang diinginkan.

Grosir juga menyiapkan katalog produk yang berisi informasi lengkap mengenai spesifikasi, harga, dan ketersediaan stok.

Distribusi ke Pengecer 

Setelah retailer melakukan pemesanan, grosir akan memproses pesanan tersebut, melakukan pengepakan barang (packaging), dan mengatur pengiriman menggunakan armada sendiri atau jasa logistik pihak ketiga. Proses ini merupakan bagian dari supply chain management.

Transaksi dan Pembayaran

Sistem pembayaran dalam bisnis grosir umumnya fleksibel. Selain pembayaran tunai (cash basis), grosir juga dapat menerapkan sistem kredit jangka pendek (trade credit) bagi pelanggan yang sudah memiliki hubungan bisnis lama dan terpercaya.

Layanan Purna Jual (After-Sales Service)

Sebagian grosir juga menyediakan layanan tambahan. Layanan tambahan ini meliputi pengembalian barang rusak (return policy), konsultasi produk, atau dukungan penjualan untuk membantu retailer meningkatkan penjualan mereka.

Pemantauan dan Evaluasi Pasar

Grosir perlu rutin memantau tren pasar, permintaan pelanggan, serta perubahan harga bahan baku dari produsen. Informasi ini membantu dalam pengambilan keputusan pembelian berikutnya dan menjaga efisiensi rantai pasok (supply chain efficiency).

Keuntungan Berbelanja Grosir

Bisnis grosir memberikan banyak keuntungan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam supply chain Beberapa keuntungan utamanya sebagai berikut.

Memperluas Cakupan Pasar

Melalui kerja sama dengan grosir, produsen tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk memperluas jaringan distribusi.

Grosir berperan sebagai perantara yang membantu produk menjangkau area penjualan yang lebih luas, termasuk wilayah yang sulit dijangkau oleh produsen secara langsung.

Produk jadi dapat tersebar lebih efisien tanpa tambahan investasi besar pada tenaga penjualan atau infrastruktur distribusi.

Menyederhanakan Operasional Bisnis

Kegiatan grosir membantu menyederhanakan rantai operasional bagi semua pihak dalam ekosistem bisnis. Produsen cukup bekerja sama dengan beberapa grosir untuk menyalurkan produk dalam volume besar.

Sedangkan retailer dapat memperoleh berbagai produk dari beragam grosir tanpa perlu berhubungan langsung dengan banyak produsen. Oleh karena itu, proses distribusi menjadi lebih efisien dan terkoordinasi.

Menekan Biaya Operasional

Dengan sistem grosir, biaya logistik dan manajemen distribusi dapat ditekan secara signifikan. Produsen dapat menghemat biaya pengiriman karena produk dikirim dalam jumlah besar sekaligus.

Sementara itu, retailer memperoleh harga lebih kompetitif tanpa perlu membeli produk dalam jumlah yang terlalu besar.

Kapasitas Penyimpanan yang Memadai

Sebagian besar grosir memiliki fasilitas warehousing atau gudang dengan kapasitas besar untuk menampung persediaan barang.

Kapasitas ini memberi keuntungan tambahan bagi produsen dan retailer karena mereka tidak perlu menanggung biaya penyimpanan dalam jumlah besar. Grosir juga dapat menjaga ketersediaan stok agar distribusi ke pasar tetap stabil.

Menjaga Stabilitas Pasokan

Dengan sistem inventaris yang baik, grosir membantu menjaga kestabilan pasokan produk di pasar. Ketersediaan stok yang memadai mengurangi risiko kekosongan barang (stockout) dan membantu menjaga kelancaran rantai pasok.

Bisnis grosir juga menanggung sebagian risiko seperti kerusakan, penyusutan, atau fluktuasi permintaan.

Kesimpulan

Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa grosir berperan penting sebagai penghubung antara produsen dan pedagang ritel.

Meski fokus penjualannya berbeda, baik grosir maupun ritel sama-sama perlu melakukan pencatatan keuangan yang rapi agar keuntungan bisnis dapat terkelola dengan baik dan berkelanjutan.

Untuk membantu semua itu, Anda sebaiknya menggunakan software akuntansi ERP seperti MASERP.

MASERP memiliki fitur Barcode Scanner untuk penerimaan barang, surat jalan dan penjualan produk yang bisa membantu meningkatkan kecepatan dan keakuratan kinerja Anda.

Anda juga dapat melakukan tracking umur piutang customer Anda dengan fitur reminder untuk piutang jatuh tempo setiap harinya agar dapat melakukan penagihan tepat waktu dan menjaga kesehatan cash flow.

Fitur Sales Order membantu Anda mentracking pesanan penjualan yang sudah dibuat dan melacak apakah barang sudah dikirim ke customer atau belum.

Sebagai distributor yang menyimpan banyak persediaan barang, Anda pasti tidak ingin mengirimkan barang yang sudah expired ke pedagang eceran dan konsumen.

Dengan fitur Serial Number dan Batch Number di MASERP, Anda bisa melacak expiry date demi menjaga kualitas produk.

Fitur Quantity Minimum akan memberikan warning kepada Anda apabila persediaan fisik sudah berada pada jumlah di bawah Qty Min yang sudah disetting.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan bagi perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan apa yang Anda butuhkan kepada konsultan ahli kami, gratis!

Semoga artikel ini bisa memberikan wawasan baru untuk Anda mengetahui tentang distributor. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Konsultasi dan Demo Gratis Software ERP MASERP
Jadwalkan free konsultasi dan demo fitur lengkap software ERP MASERP untuk bisnis Anda.