Pentingnya Pengakuan Pendapatan di Laporan Keuangan

Written by Tika Ulfianinda

Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi

Pengakuan pendapatan adalah elemen dalam laporan laba rugi karena memengaruhi kinerja perusahaan. Untuk menjaga konsistensi dan transparansi, pengakuan dan pengungkapan pendapatan harus dilakukan sesuai standar akuntansi yang berlaku.

Banyak bisnis yang memiliki penjualan tinggi, tetapi ternyata laba yang dilaporkan tidak sesuai karena kesalahan dalam pengakuan pendapatan. Akibatnya, keuangan perusahaan terlihat tidak akurat dan bisa memengaruhi pengambilan keputusan ke depannya, bahkan kepercayaan investor.

Artikel ini akan membahas prinsip dasar pengakuan pendapatan, perbandingan standar di Indonesia dan internasional, serta penerapannya dalam berbagai jenis transaksi. Yuk, baca sampai selesai!

Apa Itu Pengakuan Pendapatan?

Pengakuan pendapatan adalah pencatatan resmi atas pendapatan ke dalam sistem akuntansi agar tercermin dalam laporan keuangan. Proses ini harus mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku sehingga data keuangan yang disajikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pendapatan hanya bisa diakui jika memenuhi kriteria terukur dan andal. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) menegaskan bahwa pendapatan dapat dicatat ketika sudah direalisasikan atau memiliki potensi untuk direalisasikan, serta benar-benar diperoleh.

Bagaimana pendapatan dianggap terealisasi? Ketika barang atau jasa ditukar dengan kas atau piutang. Jika aset dari transaksi dapat dikonversi menjadi kas atau klaim kas dengan nilai yang pasti, pendapatan juga dapat dicatat.

Apa saja transaksi yang termasuk dalam pengakuan pendapatan? Ada empat jenis transaksi, yaitu:

  • Pemberian jasa: diakui ketika jasa telah selesai diberikan dan dapat ditagih.
  • Penjualan produk: diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan.
  • Penjualan aset selain produk: diakui ketika transaksi penjualan terjadi.
  • Pemanfaatan aset perusahaan oleh pihak lain, seperti bunga, sewa, atau royalti: diakui sesuai berlalunya waktu atau saat aset digunakan.

Prinsip Pengakuan Pendapatan di Indonesia dan Internasional

Prinsip pengakuan pendapatan merupakan dasar dalam penyusunan laporan keuangan karena menentukan waktu pendapatan dicatat secara sah. 

Pencatatan pendapatan yang benar diperlukan untuk menghasilkan laporan laba rugi yang akurat, menilai kinerja perusahaan, dan memberikan transparansi bagi pemangku kepentingan.

Indonesia dan standar internasional memiliki aturan agar praktik pengakuan pendapatan dilakukan secara konsisten dan dapat dibandingkan antarindustri maupun antarnegara.

Di Indonesia, aturan mengenai pengakuan pendapatan terdapat dalam PSAK 72 tentang Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan. Standar ini mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2020 dan menggantikan beberapa standar lama seperti PSAK 23 tentang Pendapatan dan ISAK 27 tentang Transfer Aset dari Pelanggan.

PSAK 72 disusun dengan mengadopsi IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers, yang menjadi standar internasional. Dengan adopsi ini, laporan keuangan perusahaan di Indonesia dapat lebih mudah dipahami dan dibandingkan dengan perusahaan di negara lain, sekaligus memenuhi kebutuhan investor internasional.

Baik PSAK 72 maupun IFRS 15 menetapkan bahwa pendapatan diakui berdasarkan pemenuhan kewajiban kinerja (performance obligation) dalam kontrak. Pendapatan dicatat ketika perusahaan telah menyerahkan barang atau jasa sesuai kesepakatan dengan pelanggan. Pengakuan pendapatan tidak hanya didasarkan pada penerimaan kas, tetapi juga pada hak perusahaan atas manfaat ekonomi yang diperoleh dari transaksi tersebut.

Meskipun PSAK 72 sudah sepenuhnya mengacu pada IFRS 15, dalam praktiknya masih terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut biasanya muncul pada penafsiran kontrak atau ketentuan lokal, seperti perpajakan dan regulasi sektor tertentu. Sebagai contoh, kontrak jasa telekomunikasi di Indonesia dapat memiliki perlakuan khusus yang berbeda dibandingkan dengan penerapan di negara lain.

Penerapan standar ini membantu meningkatkan transparansi laporan pendapatan dan mengurangi risiko pencatatan yang keliru. Aturan yang seragam juga memudahkan perbandingan antarperusahaan, baik di dalam maupun luar negeri.

Mengapa Pengakuan Pendapatan Penting di Perusahaan?

Dalam akuntansi, pengakuan pendapatan (revenue recognition) berperan dalam keakuratan laporan keuangan.

Tujuan utama dari pedoman pengakuan pendapatan adalah menciptakan praktik pencatatan stanar akuntansi yang seragam sehingga setiap perusahaan menerapkan prinsip yang konsisten dan dapat dibandingkan secara objektif.

Adanya standar ini membantu pengguna laporan, seperti analis maupun investor, dalam menilai laporan laba rugi (income statement) dan memudahkan dalam perbandingan kinerja dengan perusahaan lain di sektor yang sama.

Pengakuan pendapatan mencegah praktik rekayasa laba untuk mempercantik laporan keuangan.

Pendapatan merupakan salah satu indikator yang digunakan investor untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penyajian laporan yang konsisten dan akurat adalah hal yang sangat penting.

Model Prinsip Pengakuan Pendapatan

Untuk menentukan pengakuan pendapatan, PSAK 72 dan IFRS 15 menetapkan kerangka lima langkah sistematis, antara lain:

Menetapkan Kontrak dengan Pelanggan

Kontrak pelanggan harus memiliki kepastian hukum, memuat hak dan kewajiban para pihak, serta dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang disepakati. Tanpa kontrak yang jelas, proses pengakuan pendapatan tidak dapat dilakukan secara sah.

Menetapkan Kewajiban Kinerja

Perusahaan harus menilai produk atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak. Setiap janji yang dapat dipisahkan dan memiliki manfaat tersendiri dianggap sebagai kewajiban kinerja yang terpisah. Jika janji tidak dapat dipisahkan, dianggap sebagai bagian dari satu paket layanan.

Menentukan Harga Transaksi

Harga transaksi adalah imbalan yang berhak diterima perusahaan dari pelanggan. Nilai ini dapat bersifat tetap maupun variabel, misalnya diskon, insentif, atau penalti, yang harus dipertimbangkan secara wajar berdasarkan kontrak.

Mengalokasikan Harga Transaksi

Jika terdapat lebih dari satu kewajiban kinerja, perusahaan perlu mengalokasikan harga transaksi secara proporsional. Dasar alokasinya adalah nilai jual relatif dari masing-masing kewajiban kinerja sehingga mencerminkan kontribusi setiap komponen dalam kontrak.

Mengakui Pendapatan

Pendapatan diakui ketika kewajiban kinerja terpenuhi. Pemenuhan ini bisa terjadi pada satu titik waktu, misalnya saat barang diserahkan, atau secara bertahap, misalnya dalam kontrak konstruksi jangka panjang yang diselesaikan sesuai progres pekerjaan.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Jurnal Pendapatan Beserta Contoh

Pengakuan Pendapatan Sebelum Penjualan/Penyerahan

Dalam praktik akuntansi, pengakuan pendapatan biasanya dilakukan setelah barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Namun, dalam kondisi tertentu, perusahaan dapat mengakui pendapatan sebelum penyerahan barang atau jasa selesai dilakukan.

Ini umumnya terjadi pada kontrak jangka panjang yang membutuhkan waktu lebih dari satu periode akuntansi. Contohnya adalah proyek konstruksi, pembangunan infrastruktur, hingga produksi pesawat yang proses penyelesaiannya berlangsung bertahun-tahun. Metode ini membantu perusahaan mencatat pendapatan secara bertahap sesuai progres pekerjaan.

Perusahaan atau kontraktor diizinkan untuk mencatat pendapatan secara bertahap selama proyek masih berlangsung. Pengakuan ini dapat dilakukan apabila terdapat dasar yang objektif untuk menilai tingkat penyelesaian pekerjaan.

Cara tersebut dianggap lebih sesuai untuk menunjukkan kinerja perusahaan. Hal ini karena pendapatan dan laba dicatat berdasarkan aktivitas yang sudah terealisasi, bukan hanya ketika proyek benar-benar selesai.

Terdapat dua pendekatan utama dalam pengakuan pendapatan sebelum penyerahan, yakni:

Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)

Metode ini digunakan jika progres pekerjaan, biaya, dan pendapatan dapat diukur dengan andal. Dalam metode ini, pendapatan diakui secara proporsional sesuai dengan tingkat penyelesaian proyek.

Penilaian progres proyek bisa dilakukan dengan pendekatan ukuran masukan, yaitu membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan total biaya. Alternatif lainnya adalah menggunakan ukuran keluaran, misalnya jumlah unit yang selesai atau panjang jalan yang sudah dibangun.

Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)

Metode ini digunakan ketika kontrak berjangka pendek, syarat-syarat pengukuran progres tidak terpenuhi, atau terdapat risiko tinggi di luar risiko bisnis normal. Pada metode ini, pendapatan baru diakui ketika seluruh pekerjaan dalam kontrak selesai diserahkan kepada pelanggan.

Kedua metode tersebut memberi fleksibilitas bagi akuntan untuk menentukan pendekatan yang paling sesuai dengan karakteristik kontrak dan ketersediaan data. Dengan cara ini, laporan keuangan dapat mencerminkan kondisi yang lebih realistis.

Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan juga sangat bermanfaat bagi perusahaan dengan proyek besar dan berjangka panjang.

Baca Juga: Cara dan Contoh Menghitung Pendapatan Bersih

Pengakuan Pendapatan Saat Penjualan/Penyerahan

Metode pengakuan pendapatan saat penjualan merupakan cara yang paling umum digunakan dalam praktik akuntansi. Pendapatan diakui pada saat perusahaan telah menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan, dan hak kepemilikan maupun risiko terkait aset tersebut berpindah. Dalam hal ini, transaksi dianggap selesai karena kewajiban kinerja (performance obligation) telah terpenuhi.

Sebagai contoh, pada perusahaan dagang, pendapatan diakui ketika barang telah diserahkan kepada pembeli sesuai kontrak jual beli. Sementara pada perusahaan jasa, pendapatan diakui ketika jasa telah diberikan atau pekerjaan selesai dilakukan sesuai perjanjian.

Pendekatan ini dianggap relevan karena pendapatan baru diakui ketika perusahaan sudah memperoleh hak atas manfaat ekonomi dari transaksi. Selain itu, metode ini juga sejalan dengan prinsip kehati-hatian (prudence) sehingga laporan keuangan mencerminkan posisi keuangan yang lebih akurat.

Kesimpulan

Sebagai penutup, pengakuan pendapatan memiliki peran dalam memastikan laporan keuangan perusahaan mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Baik melalui standar di Indonesia maupun internasional, prinsip pengakuan pendapatan dirancang untuk memberikan pedoman yang konsisten dan transparan.

Pengakuan pendapatan tidak hanya mendukung kepatuhan terhadap standar akuntansi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap informasi yang disajikan.

Untuk memudahkan perhitungan pendapatan bisnis, Anda dapat menggunakan bantuan software ERP seperti MASERP. Tidak hanya pendapatan, Anda pun dapat menginput dan memonitor segala hal yang berhubungan dengan penjualan, pembelian, persediaan barang, kas dan bank, pajak, laporan keuangan dan lain sebagainya.

Anda dapat mengimplementasikan software MASERP dengan sekali pembelian di awal dan sudah termasuk bundling 5 user. Apabila Anda memiliki flow bisnis yang cukup unik atau khusus, Anda dapat custom program standar MASERP.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MASERP beserta fitur-fitur di dalamnya yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis Anda, segera jadwalkan demo dengan konsultan ahli kami sekarang, gratis!

Konsultasi dan Demo Gratis Software ERP MASERP
Jadwalkan free konsultasi dan demo fitur lengkap software ERP MASERP untuk bisnis Anda.