Apa Itu Akuisisi? Jenis dan Perbedaan dengan Merger

Written by Tika Ulfianinda

apa itu akuisisi serta kelebihan dan kekurangan akuisisi

Apakah Anda pernah mendengar istilah akuisisi? Akuisisi bisnis adalah pengambilalihan perusahaan lain, biasanya dengan cara membeli mayoritas sahamnya. Akuisisi berbeda dengan merger, kalau merger adalah dua perusahaan digabung jadi entitas baru, sedangkan dalam akuisisi, perusahaan yang diakuisisi tidak lagi berdiri sendiri (semua asetnya masuk ke perusahaan yang mengakuisisi).

Salah satu alasan utama perusahaan melakukan akuisisi atau bergabung dengan perusahaan lain adalah untuk mempercepat pertumbuhan bisnis. Cara ini dianggap lebih efisien dibandingkan membangun unit usaha baru dari awal.

Agar Anda lebih mudah memahami akuisisi, di artikel ini akan dijelaskan secara lengkap mulai dari pengertian, jenis, tujuan, kelebihan, kelemahan, tantangan, dan perbedaanya dengan merger. Yuk, baca artikel ini sampai selesai!

Apa Itu Akuisisi?

Secara sederhana, akuisisi adalah strategi bisnis yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan perusahaan.

Akuisisi terjadi ketika kepemilikan perusahaan atau aset berpindah melalui pembelian saham mayoritas, biasanya lebih dari 50%. Proses ini umum dilakukan oleh berbagai jenis perusahaan, termasuk usaha kecil, menengah, maupun start-up.

Akuisisi merupakan metode untuk memperluas jangkauan bisnis dengan mengambil alih perusahaan lain. Perusahaan yang diakuisisi (acquire) nantinya digabungkan dengan perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Melalui proses ini, perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali penuh atas perusahaan yang diambil alih. Perusahaan pengakuisisi juga memiliki hak untuk mengelola aset dan membuat keputusan strategis tanpa perlu persetujuan pemegang saham.

Baca Juga: Apa Itu Ekspansi Bisnis? Strategi dan Risiko Bisnisnya

Jenis-Jenis Akuisisi

Ada berbagai jenis akuisisi yaitu akuisisi saham, akuisisi manajemen, akuisisi aset, akuisisi vertikal, akuisisi horizontal, dan akuisisi konglomerat. Berikut ini penjelasan singkat mengenai berbagai jenis akuisisi tersebut:

Akuisisi Saham

Jenis ini dilakukan dengan membeli saham perusahaan yang diakuisisi (acquire) oleh perusahaan pengakuisisi (acquirer) dengan jumlah mayoritas, biasanya lebih dari 50%.

Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau menggunakan sekuritas lain. Akuisisi saham artinya pengambilalihan sebagian besar atau seluruh saham suatu perusahaan. Setelah itu, perusahaan tersebut menjadi milik pengakuisisi.

Saat sebuah perusahaan diakuisisi, perusahaan yang mengakuisisi bisa langsung mengendalikan operasional tanpa harus membubarkan badan usaha target. Kelebihan akuisisi saham, prosesnya relatif lebih cepat dan tidak merusak brand perusahaan target.

Kekurangan akuisisi saham, harga saham bisa mahal jika perusahaan target punya valuasi tinggi, dan seringkali muncul resistensi dari pemegang saham lama. Contoh akuisisi saham di Indonesia, Bank Mandiri pernah mengakuisisi saham Bank Sinar Harapan Bali untuk memperluas jaringan perbankan di daerah.

Akuisisi Manajemen

Akuisisi manajemen terjadi ketika pejabat suatu perusahaan memperoleh kendali atas perusahaan lain. Pejabat tersebut bahkan bisa menjadi pemegang saham di perusahaan yang diakuisisi. Jadi bukan hanya soal saham atau aset, tapi lebih ke pergantian kepemimpinan dan strategi bisnis.

Secara otomatis, perusahaan yang diakuisisi akan mengalami perubahan signifikan dalam manajemennya. Hal ini terjadi karena kepemilikan berada di tangan pengakuisisi.

Kelebihan akuisisi manajemen adalah transisi bisa lebih smooth karena manajemen baru langsung paham arah bisnis. Kekurangan akuisisi manajemen yaitu dapat menimbulkan konflik internal kalau manajemen lama tidak setuju dengan visi baru.

Contoh akuisisi manajemen di Indonesia yaitu akuisisi PT XL Axiata atas Axis Telecom, di mana tim manajemen XL ikut mengatur integrasi layanan setelah akuisisi berlangsung.

Akuisisi Aset

Akuisisi aset melibatkan pembelian aset perusahaan (seperti mesin, properti, atau merek dagang) yang diakuisisi oleh perusahaan lain. Proses ini memindahkan kepemilikan aktiva tetap ke perusahaan pengakuisisi. Biasanya, akuisisi aset dilakukan pada perusahaan yang terancam bangkrut.

Perusahaan pengakuisisi mengambil alih aset melalui lelang atau likuidasi. Oleh karena itu, perusahaan acquire bisa bebas dari kebangkrutan.

Kelebihan akuisisi aset adalah perusahaan dapat memilih aset yang dianggap paling menguntungkan saja. Kekurangan akuisisi aset yaitu proses hukum biasanya lebih panjang karena tiap aset harus dialihkan satu per satu.

Contoh akuisisi aset di Indonesia adalah ketika Lippo Group mengambil alih aset properti strategis untuk memperkuat bisnis retail dan mall yang mereka kelola.

Baca Juga: Mengenal Aset (Aktiva) Beserta Jenis, Cara Pengukuran, dan Struktur

Akuisisi Vertikal

Akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di rantai industri dari hulu ke hilir, misalnya mengambil alih pemasok atau distributor. Tujuan akuisisi vertikal adalah untuk memastikan kelancaran pasokan dan distribusi produk.

Kelebihan akuisisi vertikal adalah biaya produksi bisa lebih efisien dan supply chain jadi lebih stabil. Kekurangan vertikal yaitu perusahaan membutuhkan modal besar untuk mengelola dua level bisnis yang berbeda.

Contoh akuisisi vertikal di Indonesia, Indofood melakukan akuisisi di sektor perkebunan kelapa sawit untuk mendukung industri minyak gorengnya.

Baca Juga: Pengertian Biaya Modal dan Struktur Modal Bagi Bisnis Pemula

Akuisisi Horizontal

Tujuan akuisisi horizontal untuk mengurangi persaingan dan memperbesar pangsa pasar. Kelebihan akuisisi horizontal adalah perusahaan dapat langsung menguasai market share lebih besar.

Kekurangan akuisisi horizontal yaitu sering diawasi ketat oleh regulator karena bisa menimbulkan monopoli. Contoh akuisisi horizontal di Indonesia adalah Bank BCA mengakuisisi Bank Royal Indonesia untuk memperluas segmen pasar dan layanan perbankannya.

Akuisisi Konglomerat

Akuisisi konglomerat terjadi ketika sebuah perusahaan mengambil alih perusahaan lain yang bidang usahanya tidak terkait. Tujuan utama dari akuisisi ini adalah untuk memperluas cakupan bisnis pengakuisisi.

Strateginya dipakai untuk diversifikasi risiko dan memperluas portofolio. Kelebihan akuisisi konglomerat adalah perusahaan jadi nggak bergantung pada satu industri saja. Kekurangan akuisisi konglomerat yaitu membutuhkan manajemen yang sangat kuat karena harus mengelola bisnis lintas industri.

Contoh akuisisi konglomerat di Indonesia yaitu Grup Djarum mengakuisisi Bank Central Asia (BCA) meskipun inti bisnis mereka sebenarnya di industri rokok.

Tujuan Akuisisi

Meskipun akuisisi kerap menimbulkan pro dan kontra, pada kenyataannya strategi ini termasuk salah satu yang paling efektif dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

Ada beberapa tujuan utama yang biasanya ingin dicapai melalui akuisisi perusahaan, antara lain:

Sarana untuk Ekspansi Pasar

Salah satu manfaat utama akuisisi adalah sebagai alat untuk memperluas jangkauan pasar (market share). Perusahaan pengakuisisi dapat menambah modal, memperluas jaringan distribusi, serta memasuki segmen pasar baru yang sebelumnya sulit dijangkau.

Strategi ini memungkinkan pertumbuhan bisnis lebih cepat dibandingkan jika harus membangun pasar dari awal.

Meningkatkan Efisiensi Operasional

Akuisisi juga bisa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi internal. Salah satu contohnya adalah ketika sebuah perusahaan induk mengakuisisi cabangnya sendiri atau perusahaan sejenis. Tujuannya agar proses manajemen dan operasional menjadi lebih terpusat.

Sumber daya yang ada bisa digunakan secara lebih optimal, mengurangi duplikasi kerja, dan mempercepat pengambilan keputusan.

Mengurangi Persaingan

Bagi perusahaan besar, akuisisi sering menjadi strategi untuk menekan kompetitor. Dengan mengambil alih perusahaan lain, terutama yang berpotensi menjadi pesaing kuat, perusahaan pengakuisisi bisa melindungi pangsa pasarnya.

Langkah ini membantu mengurangi risiko persaingan yang lebih ketat di masa depan dan mempertahankan posisi dominannya di industri.

Pengembangan Perusahaan Secara Optimal

Akuisisi dilakukan agar perusahaan bisa berkembang lebih cepat dan efisien. Pemilik baru yang menguasai perusahaan hasil akuisisi mendapatkan hak atas seluruh sumber daya, mulai dari peralatan produksi, teknologi, hingga tenaga kerja (SDM).

Jika perusahaan yang diambil alih memiliki sumber daya berkualitas tinggi, tentu akan mempercepat inovasi, produktivitas, dan pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.

Mempercepat Adopsi Teknologi

Tujuan lain dari akuisisi adalah mempercepat integrasi dan pemanfaatan teknologi antar perusahaan. Dengan menyatukan kepemilikan, perusahaan dapat memotong birokrasi.

Akuisisi juga mempercepat proses transfer teknologi, mulai dari sistem produksi hingga inovasi digital sehingga meningkatkan daya saing perusahaan di pasar.

Keuntungan Akuisisi

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dari akuisisi adalah keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan. Berikut beberapa keuntungan akuisisi:

Penambahan Modal Perusahaan

Akuisisi umumnya membuat perusahaan memiliki akses lebih luas terhadap sumber keuangan. Modal perusahaan pun akan bertambah, mulai dari kas dan akumulasi aset baru yang diperoleh dari perusahaan yang diakuisisi. Dengan demikian, kemampuan investasi dan ekspansi perusahaan meningkat secara signifikan.

Peningkatan Skala Ekonomi

Akuisisi memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan skala ekonomi, terutama jika dilakukan pada perusahaan di sektor yang sama. Dengan penggabungan kedua perusahaan ini, stok bahan baku lebih mudah tersedia meskipun permintaan produk tinggi.

Skala ekonomi yang lebih besar membuat biaya produksi bisa ditekan, sementara hasil produksi bisa ditingkatkan. Selain itu, daya beli perusahaan juga menjadi lebih kuat sehingga operasional bisnis bisa berjalan lebih efisien.

Penguasaan Pasar yang Lebih Luas

Salah satu keuntungan strategis dari akuisisi adalah penguasaan pangsa pasar (market share) yang lebih besar. Jika perusahaan yang diakuisisi adalah pesaing, strategi ini memberi keuntungan besar bagi pengakuisisi. Perusahaan pengakuisisi pun dapat mengendalikan sebagian besar pasar sekaligus.

Meskipun terdengar agresif, hal ini merupakan praktik umum dalam dunia bisnis untuk memperkuat posisi di industri.

Meningkatkan Kapasitas Distribusi

Dengan akuisisi, perusahaan dapat memperluas jaringan distribusinya secara geografis. Peningkatan kapasitas distribusi ini memudahkan perusahaan menjangkau konsumen baru dan meningkatkan penetrasi pasar.

Distribusi yang lebih lancar akan membantu pengelolaan bahan produksi menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, bisnis bisa bertahan lebih lama dan berjalan lebih efisien.

Proses yang Lebih Praktis

Dalam akuisisi, perusahaan pengakuisisi dapat langsung menyatukan bisnis baru dan menyesuaikan kebijakan yang ada. Perusahaan juga bisa mengintegrasikan legalitas dengan perusahaan sebelumnya tanpa harus memulai dari nol.

Kelemahan Akuisisi

Meskipun akuisisi memiliki berbagai keuntungan strategis, nyatanya proses ini juga memiliki sejumlah kelemahan yang perlu diperhatikan. Beberapa kelemahan utama dari akuisisi, antara lain:

Risiko Gagal Mengelola Sumber Daya

Perusahaan yang kurang siap menghadapi akuisisi dapat mengalami risiko besar dalam pengelolaan sumber daya. Pengendalian Sumber Daya Manusia (SDM), aset, dan operasional bisa menjadi tidak efisien dan justru menambah beban perusahaan.

Jika situasi ini tidak dikelola dengan baik, perusahaan mungkin menghadapi penumpukan tenaga kerja dan perlu melakukan restrukturisasi. Hal ini bisa meliputi penyesuaian gaji atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Akibatnya, akuisisi yang awalnya diproyeksikan menguntungkan bisa justru gagal memberikan pendapatan sesuai target.

Biaya Administrasi dan Modal yang Tinggi

Akuisisi adalah proses pengambilalihan perusahaan yang memerlukan modal besar serta kesiapan administrasi matang. Biaya tidak hanya terkait pembelian perusahaan, tetapi juga mencakup legalitas, perpajakan, dan pengurusan dokumen lainnya.

Tingginya biaya ini berpotensi mengganggu kelancaran produksi atau menurunkan fokus perusahaan pada sektor tertentu.

Banyak perusahaan cenderung menargetkan akuisisi pada perusahaan kecil atau yang sedang mengalami kesulitan keuangan, agar beban biaya lebih terkontrol.

Hambatan dalam Penyesuaian Budaya Perusahaan

Proses adaptasi budaya perusahaan yang diakuisisi sering memakan waktu lebih lama dari perkiraan. Banyak karyawan menganggap akuisisi sebagai pemaksaan budaya perusahaan baru sehingga menimbulkan resistensi.

Departemen SDM perlu bekerja lebih intensif untuk menyesuaikan karyawan dengan budaya perusahaan baru. Mereka harus meninjau ulang hubungan bisnis yang sudah ada.

Semua pihak, termasuk staf, pelanggan, dan bagian operasional, perlu dibimbing agar dapat menyesuaikan diri. Proses ini bertujuan agar adaptasi terhadap perubahan budaya perusahaan berjalan lebih lancar dan efektif.

Perlunya Pengawasan Pasca Akuisisi

Setelah akuisisi selesai, perusahaan induk harus memastikan perusahaan yang diakuisisi selaras dengan visi, misi, dan strategi bisnisnya. Pengawasan yang cermat diperlukan untuk menetapkan sistem, mengatur struktur, dan mengelola tanggung jawab baru secara efektif.

Keberhasilan akuisisi tidak hanya ditentukan oleh proses akuisisi itu sendiri. Faktor penting lainnya adalah pengelolaan perusahaan pasca-akuisisi yang dilakukan secara disiplin dan konsisten.

Tantangan Akuisisi

Meskipun akuisisi menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan, strategi ini juga menghadirkan sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan. Beberapa tantangan akuisisi yang muncul antara lain:

Perbedaan Tujuan Perusahaan

Keberhasilan akuisisi sangat dipengaruhi oleh keselarasan tujuan antara perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diambil alih. Jika kedua pihak memiliki tujuan yang berbeda, hal ini dapat menghambat kinerja dan integrasi bisnis. 

Untuk mengurangi risiko ini, transparansi dalam komunikasi sangat penting. Contohnya, Facebook memberi kebebasan operasional pada Instagram agar tujuan kedua perusahaan tetap sejalan.

Investor yang Tidak Menyetujui Akuisisi

Tidak semua investor atau pemegang saham perusahaan target selalu menyetujui akuisisi. Beberapa dari mereka mungkin khawatir jika strategi baru akan menyimpang dari rencana bisnis awal atau mengurangi nilai investasi mereka. 

Dalam beberapa kasus, investor yang tidak menyetujui akuisisi bisa menarik investasinya. Bahkan, ada yang memilih keluar dari perusahaan. Ini berpotensi memengaruhi stabilitas keuangan serta kelancaran proses akuisisi secara keseluruhan.

Kendala Produksi akibat Keterbatasan Pemasok

Akuisisi biasanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi atau memperluas lini bisnis. Namun, jika pasokan dari pemasok tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi, proses bisnis bisa terganggu.

Perusahaan perlu memastikan ketersediaan bahan baku dan komponen penting dari supplier. Ini penting agar produksi tetap lancar dan target bisnis dapat tercapai.

Perbedaan Budaya Kerja

Perbedaan budaya kerja juga menjadi tantangan signifikan dalam akuisisi, terutama ketika perusahaan besar mengakuisisi start-up. Perusahaan besar biasanya memiliki struktur birokrasi yang kompleks dan formal. Sementara itu, startup cenderung lebih fleksibel dan cepat dalam pengambilan keputusan.

Perbedaan ini dapat memicu konflik atau memperlambat proses integrasi jika tidak dikelola dengan baik.

Perbedaan Akuisisi dan Merger

Setelah memahami konsep akuisisi, penting bagi Anda untuk mengetahui perbedaan antara merger dan akuisisi. Pemahaman ini dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan strategis dan menentukan arah pengembangan usaha di masa depan.

Perbedaan dari Segi Kepemilikan

Pada akuisisi, mayoritas atau seluruh saham berpindah ke tangan pemilik baru atau sekelompok pemangku kepentingan tertentu. Perusahaan yang diakuisisi sepenuhnya berada di bawah kendali pengakuisisi.

Pada proses merger, kepemilikan saham perusahaan yang bergabung tidak berpindah sepenuhnya. Sebaliknya, saham kedua perusahaan tersebut melebur dan dibagi di antara semua pihak yang berkepentingan sehingga kepemilikan tetap tersebar.

Perbedaan dari Segi Kepentingan dan Publisitas

Akuisisi dianggap lebih penting dibandingkan merger karena biasanya melibatkan perpindahan kendali penuh dan keputusan strategis penting.

Proses akuisisi sering menjadi sorotan publik dan media, terutama jika melibatkan perusahaan besar karena dapat memengaruhi reputasi dan posisi pemilik lama. 

Sebaliknya, merger cenderung lebih “tenang” dari sisi publisitas. Hal ini karena kedua perusahaan hanya melebur menjadi satu tanpa perpindahan kepemilikan secara total. Akibatnya, dampak terhadap pemilik lama dan reputasi perusahaan relatif lebih minim.

Perbedaan dari Segi Valuasi

Dari sisi valuasi, merger dan akuisisi memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pada akuisisi, nilai perusahaan yang diakuisisi biasanya lebih tinggi karena harga ditentukan langsung oleh pemilik lama atau pemegang saham. Hal ini mencerminkan nilai strategis perusahaan target dan posisi dominan yang diinginkan oleh pengakuisisi.

Akuisisi sering melibatkan pembayaran premi untuk menguasai saham mayoritas atau seluruh perusahaan. Valuasinya pun bisa lebih besar dibandingkan merger.

Sementara itu pada merger, dua perusahaan bergabung menjadi satu entitas baru. Satu entitas ini menjadi kapitalisasi pasar yang biasanya dihitung dari gabungan nilai kedua perusahaan. Nilai ini cenderung seimbang karena tidak ada satu pihak yang sepenuhnya menguasai yang lain.

Kesimpulan

Anda sudah memahami jawaban dari pertanyaan apa itu akuisisi bukan? Akuisisi merupakan salah satu strategi dalam dunia bisnis yang memungkinkan perusahaan memperluas pasar, meningkatkan kapasitas, dan mengoptimalkan sumber daya.

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, proses akuisisi juga tidak lepas dari tantangan seperti perbedaan budaya, pengelolaan sumber daya, dan penyesuaian kepemilikan.

Dalam proses akuisisi, pengelolaan operasional secara tepat menjadi salah satu pendukung. Mulai dari manajemen keuangan, persediaan, hingga integrasi antar divisi perlu sistem yang solid agar tidak menimbulkan masalah baru.

Software ERP MASERP hadir sebagai solusi yang memiliki fitur lengkap mencakup akuntansi, inventory, produksi, gudang, hingga laporan real time. MASERP dapat membantu perusahaan mengelola bisnis pasca-akuisisi dengan lebih efisien, transparan, dan terintegrasi.

Jadi, kalau perusahaan Anda sedang berkembang atau berencana melakukan akuisisi, pastikan operasional tetap terkendali dengan dukungan sistem MASERP.

Segera jadwalkan konsultasi dan demo fitur MASERP dengan konsultan ahli kami sekarang! Gratis!