Tujuan utama bisnis adalah mendapatkan keuntungan. Untuk itu, perusahaan perlu menghitung beberapa hal seperti harga jual dan biaya yang dikeluarkan. Salah satu cara yang digunakan untuk memahami hubungan antara biaya, jumlah penjualan, dan keuntungan adalah analisis cost volume profit, atau biasa disebut analisis CVP.
Cost volume profit adalah metode yang membantu perusahaan melihat pengaruh biaya dan penjualan terhadap laba. Berikut penjelasan lengkap tentang pengertian, komponen, kelebihan dan kekurangan, rumus, serta contoh analisis CVP.
Pengertian Cost Volume Profit
Analisis cost volume profit (CVP) adalah metode dalam akuntansi untuk memahami proses perubahan volume penjualan, biaya tetap, dan biaya variabel yang memengaruhi laba operasi perusahaan.
Analisis CVP melibatkan beberapa komponen penting, seperti jumlah produk yang terjual, harga jual per produk, total biaya, serta keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Misalnya, pengurangan biaya tetap dan peningkatan harga jual akan berdampak positif pada keuntungan perusahaan. Analisis cost volume profit (CVP) membantu manajemen memprediksi perubahan laba akibat variasi volume penjualan, biaya variabel, atau harga jual produk. Informasi ini sangat berguna untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat, baik untuk periode berjalan maupun perencanaan jangka panjang.
Analisis cost volume profit (CVP) juga memudahkan proses audit laporan keuangan. Data yang diperoleh dari analisis ini membantu mengawasi penjualan dan pengeluaran biaya sehingga risiko kesalahan atau kecurangan dalam laporan keuangan dapat diminimalisir.
Analisis cost volume profit (CVP) sering disebut juga sebagai analisis break even, karena membantu perusahaan menentukan titik impas (Break Even Point/BEP).
BEP ini menunjukkan volume penjualan minimum yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Informasi BEP sangat penting bagi manager dalam mengambil keputusan ekonomi perusahaan jangka pendek.
Analisis cost volume profit (CVP) bekerja berdasarkan beberapa asumsi penting, yaitu harga jual, biaya tetap, dan biaya variabel yang dianggap konstan. Analisis ini berlaku pada tingkat produksi tertentu dengan asumsi seluruh produk yang diproduksi terjual dan biaya tetap tidak berubah.
Perubahan biaya dianggap terjadi hanya karena perubahan tingkat aktivitas produksi. Untuk biaya semi-variabel, metode seperti high-low, scatter plot, atau regresi statistik digunakan untuk mengklasifikasikan pengeluaran secara tepat.
Baca Juga: Memahami Rasio Profitabilitas dan Jenisnya
Komponen Cost Volume Profit
Analisis cost volume profit (CVP) terdiri dari beberapa komponen penting yang membantu perusahaan mengukur hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba.
Berikut penjelasan lengkap mengenai setiap komponen dalam analisis cost volume profit (CVP).
Rasio Contribution Margin (CM) dan Rasio Biaya Variabel
Rasio CM menunjukkan persentase penjualan yang tersisa setelah dikurangi biaya variabel, yang digunakan untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Makin tinggi rasio CM, berarti perusahaan memiliki margin lebih besar untuk menutup biaya tetap dan meraih keuntungan.
Sebaliknya, rasio biaya variabel menggambarkan proporsi biaya variabel terhadap total penjualan. Rasio biaya variabel yang rendah menunjukkan efisiensi dalam pengendalian biaya variabel sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Break Even Point (BEP)
BEP merupakan jumlah penjualan minimum yang harus dicapai agar total pendapatan sama dengan total biaya (baik tetap maupun variabel) sehingga perusahaan tidak mengalami rugi atau untung.
Mengetahui nilai BEP membantu perusahaan bisa menetapkan target penjualan yang realistis untuk menghindari kerugian. Perhitungan BEP ini dilakukan dengan membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit produk.
Margin Keamanan (Margin of Safety)
Safery margin adalah selisih antara penjualan aktual dengan penjualan pada titik impas (BEP). Angka ini menunjukkan seberapa besar penurunan penjualan yang masih dapat ditoleransi perusahaan tanpa mengalami kerugian.
Safety margin yang besar memberikan rasa aman bagi perusahaan, sementara margin yang kecil menandakan risiko tinggi jika terjadi penurunan penjualan.
Perubahan Laba Bersih
Analisis ini mengestimasi perubahan laba bersih akibat perubahan volume penjualan. Dengan menggunakan rumus yang melibatkan biaya tetap, target laba, dan rasio CM, perusahaan dapat menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai target laba tertentu.
Tingkat Leverage Operasi (Degree of Operating Leverage / DOL)
DOL ini untuk mengukur sensitivitas laba operasi terhadap perubahan penjualan. Angka DOL yang tinggi menunjukkan bahwa sedikit perubahan dalam penjualan akan menyebabkan perubahan laba yang besar.
Ini berarti perusahaan memiliki risiko yang lebih tinggi, karena penurunan penjualan kecil dapat menyebabkan penurunan laba yang signifikan.
Sebaliknya, angka DOL rendah menunjukkan stabilitas laba terhadap fluktuasi penjualan sehingga risiko bisnis lebih terkendali.
Kelebihan Cost Volume Profit
Analisis cost volume profit (CVP) memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, terutama dalam pengambilan keputusan jangka pendek dan perencanaan strategi penjualan.
Beberapa kelebihan cost volume profit adalah sebagai berikut:
Perencanaan dan Proyeksi Laba Lebih Terarah
Analisis cost volume profit (CVP) memungkinkan perusahaan merencanakan proyeksi laba berdasarkan berbagai perubahan dalam harga jual, volume penjualan, dan struktur biaya. Hal ini sangat bermanfaat dalam membuat rencana anggaran, pengelolaan kas, serta evaluasi investasi.
Pengambilan Keputusan Bisnis Strategis
Cost volume profit (CVP) membantu manager dalam menentukan jumlah unit produk yang harus diproduksi dan dijual untuk mencapai target laba.
Analisis ini juga memberikan informasi mengenai cara perusahaan harus mengalokasikan sumber daya agar dapat meningkatkan efisiensi operasional bisnis.
Mencapai Target Keuntungan Lebih Akurat
Dengan memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba, manajemen dapat menetapkan harga jual yang sesuai untuk mencapai laba tertentu. Misalnya, jika target laba sudah ditentukan, perusahaan bisa menghitung berapa banyak produk yang harus dijual agar target tersebut tercapai.
Pengendalian Biaya yang Efisien
Jika biaya tetap dan variabel dipisahkan, perusahaan dapat mengidentifikasi biaya yang bisa ditekan atau dioptimalkan. Informasi ini berguna dalam menemukan inefisiensi operasional dan melakukan penghematan.
Analisis Sensitivitas untuk Antisipasi Risiko
Cost volume profit (CVP) dapat digunakan untuk menguji skenario perubahan, seperti penurunan penjualan atau kenaikan biaya produksi.
Dengan simulasi ini, perusahaan bisa merencanakan tindakan preventif jika terjadi fluktuasi pasar atau kondisi tak terduga lainnya.
Baca Juga: Profit Center: Cara Mudah Membuat Laporan Profit dengan Software
Kekurangan Cost Volume Profit
Meskipun memiliki kelebihan, cost volume profit (CVP) tetap memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan agar tidak menyesatkan dalam proses pengambilan keputusan bisnis.
Berikut ini beberapa kekurangan dari cost volume profit (CVP) yang perlu Anda ketahui.
Kurang Relevan untuk Bisnis yang Kompleks
Cost volume profit (CVP) lebih cocok diterapkan pada perusahaan dengan struktur biaya sederhana dan memiliki satu jenis produk.
Untuk perusahaan multinasional atau bisnis dengan banyak lini produk dan struktur biaya kompleks, penggunaan cost volume profit (CVP) menjadi kurang praktis dan bisa menimbulkan analisis yang bias.
Tidak Mempertimbangkan Semua Jenis Biaya
Cost volume profit (CVP) hanya memasukkan biaya tetap dan biaya variabel dalam analisisnya. Biaya semi-variabel, biaya tersembunyi, dan elemen biaya lainnya yang mungkin memengaruhi operasional sering kali diabaikan sehingga tidak mencerminkan kondisi keuangan secara menyeluruh.
Tidak Cocok untuk Pengambilan Keputusan Jangka Panjang
Cost Volume Profit (CVP) cenderung digunakan untuk perencanaan jangka pendek. Analisis ini tidak memperhitungkan strategi pertumbuhan, perubahan struktur pasar, inovasi produk, ataupun investasi jangka panjang. Oleh karena itu, jika digunakan untuk perencanaan jangka panjang, hasilnya kurang akurat.
Asumsi Sederhana yang Kurang Realistis
Analisis ini mengasumsikan bahwa harga jual, biaya tetap, dan biaya variabel akan tetap konstan dalam seluruh tingkat volume produksi.
Padahal, dalam praktik bisnis nyata, ketiga elemen ini bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, skala produksi, atau strategi penetapan harga.
Rumus Analisis Cost Volume Profit
Terdapat beberapa rumus penting yang digunakan untuk menghitung komponen utama dalam analisis cost volume profit (CVP). Masing-masing komponen ini memberikan informasi spesifik yang berguna bagi manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Di bawah ini terdapat penjelasan lengkapnya.
Komponen | Rumus |
Laba | Total Pendapatan – Total Biaya Total Biaya = Cost of Goods Sold (COGS)+ Biaya operasional + pajak |
Biaya Total | Biaya Tetap + (Biaya per Unit × Volume Penjualan) |
Total Pendapatan | Harga Jual per Unit × Jumlah Unit Terjual |
Laba Bersih | Total Pendapatan – Total Biaya |
Margin Kontribusi per Unit | Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit |
Margin Kontribusi Rasio | Margin Kontribusi per Unit: Harga Jual per Unit |
BEP (Unit) | Biaya Tetap: Margin Kontribusi per Unit |
Titik Impas Penjualan (Rupiah) | Biaya Tetap: Margin Kontribusi Rasio |
Margin Keamanan | Penjualan Aktual – Titik Impas Penjualan |
Tingkat Leverage Operasi | Margin Kontribusi: Laba Bersih |
Contoh Analisis Cost Volume Profit
Agar Anda lebih memahami analisis cost volume profit (CVP), berikut ini contoh sederhana analisis cost volume profit (CVP).
Perusahaan XYZ memiliki biaya tetap sebesar Rp12.000.000 setiap bulan. Biaya tetap ini adalah biaya yang harus dibayar walaupun perusahaan tidak memproduksi barang, seperti biaya pemasaran, sewa gedung, asuransi, dan gaji karyawan.
Untuk memproduksi satu kotak permen cokelat, biaya variabelnya adalah Rp4.000 per kotak. Setiap kotak dijual dengan harga Rp10.000. Jadi, keuntungan dari setiap kotak yang terjual adalah Rp10.000 dikurangi Rp4.000, yaitu Rp6.000.
Untuk menghitung jumlah kotak permen yang harus dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian, Anda bisa menggunakan rumus di bawah ini.
Titik impas (BEP) = Biaya tetap / (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
Titik impas (BEP) = 12.000.000 / (10.000 – 4.000)
Titik impas (BEP) = 2.000 kotak
Jadi, perusahaan harus menjual minimal 2.000 kotak permen setiap bulan agar pendapatan cukup untuk menutup semua biaya tanpa rugi.
Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat menentukan target penjualan minimal agar bisnis tetap berjalan lancar.
Jika penjualan kurang dari itu, perusahaan mengalami kerugian. Dari informasi ini, tentu perusahaan dapat merencanakan strategi harga dan produksi secara lebih efektif.
Kesimpulan
Jadi, analisis cost volume profit (CVP) adalah metode yang membantu perusahaan dalam memahami hubungan antara biaya, penjualan, dan keuntungan secara jelas. Manajemen dapat membuat keputusan yang tepat dalam menentukan harga, mengelola biaya, dan merencanakan produksi ketika dapat memahami CVP dan BEP.
Meskipun memiliki keterbatasan, cost volume profit (CVP) tetap menjadi tools penting untuk mencapai target keuntungan dan mengendalikan risiko bisnis.
Untuk memudahkan perhitungan biaya produksi, harga jual, margin, dan profit, Anda dapat menggunakan bantuan software ERP seperti MASERP.
Anda pun dapat menginput dan memonitor segala hal yang berhubungan dengan penjualan, pembelian, persediaan barang, kas dan bank, pajak, laporan keuangan dan masih banyak lagi. Semuanya dapat dikelola di dalma satu sistem terpusat.
Anda dapat mengimplementasikan software MASERP dengan sekali pembelian di awal dan sudah termasuk bundling 5 user.
Apabila Anda memiliki flow bisnis yang cukup unik atau khusus, Anda dapat custom program standar MASERP.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MASERP beserta fitur-fitur di dalamnya yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis Anda, segera jadwalkan demo dengan konsultan ahli kami sekarang, gratis!