8 Strategi Value Investing Anti Rugi. Berani Coba?

Value investing pertama kali diperkenalkan oleh investor profesional di awal abad ke-20 bernama Benjamin Graham. Strategi investasi ini untuk bisa menemukan saham dengan harga yang murah dari harga pada umumnya.

Tidak bisa dipungkiri jika saham adalah kunci dari instrumen dari sebuah investasi yang menggiurkan. Jika saja Anda bisa memperhitungkan dan mempraktekannya dengan tepat, maka nilai keuntungan yang didapatkan bisa sangat besar.

Disinilah strategi investasi ini diperlukan agar saham pun tidak merugi. Nah, salah satu strateginya bernama value investing. Strategi ini bahkan sudah terkenal dan sampai ke kalangan para investor, baik di dalam dan luar negeri.

Sudah banyak juga investor yang sukses dengan menggunakan value investing ini, Warren Buffet adalah salah satunya. Ada juga Lo Kheng Hong yang dikenal dengan julukan Warren Buffet dari Indonesia.

Strategi value investing ini fokusnya pada value dari saham tertentu dengan analisis rasio fundamental perusahaan seperti laba, harga, price to earning ratio (PER), arus kas perusahaan, prospek masa depan perusahaan, dan kemampuan membayar hutang.

Lalu, sebenarnya apa pengertian dari value investing? Simak penjelasannya lengkapnya di artikel ini!

Definisi Value Investing

Value investing adalah kegiatan untuk menginvestasikan saham yang memiliki valuasi murah. Akan tetapi, saham yang menjadi buruan para investor bukan milik perusahaan yang murahan.

Hal ini dikarenakan tentu saja karena pasar menilai suatu potensi atau nilai intrinsik yang ada pada perusahaan tersebut.

Tren value investing ini memang sedang ramai dilakukan dikarenakan melakukannya bisa meminimalisir resiko investasi saham.

Tapi sebelum Anda mencobanya, ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan value investing.

Ketika akan melakukan value investing, tidak hanya mengetahui rasio dalam valuasi saham dan nilai intrinsiknya.

Tapi juga Anda perlu memahami strategi value investing yang banyak dilakukan oleh para pakar value investing.

Nilai Intrinsik dalam Value Investing

Untuk mendapatkan data yang akurat untuk mengetahui nilai intrinsik sebuah perusahaan, value investor biasanya menggunakan beberapa jenis metrik. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Price To Book (P/B)

Price to book menjadi indikator pertama atau yang sering disebut dengan nilai buku. Rasio ini akan bisa memperlihatkan perbandingan antara aset yang dimiliki perusahaan dengan harga saham.

Saham ini bisa dikategorikan undervalued jika harganya lebih rendah dibandingkan aset. Tapi tetap penilaian undervalued ini harus tetap dilihat dengan kondisi finansial perusahaan.

Price To Earning (P/E)

Indikator selanjutnya adalah dengan memanfaatkan price to earning untuk memperoleh data pendapatan dari perusahaan.

Nantinya saham yang undervalued ini bisa diketahui ketika harga saham tidak sesuai dengan pendapatan yang dimiliki perusahaan.

Free Cash Flow

Free cash flow ini juga bisa dijadikan sebagai parameter yang nantinya akan menunjukkan berapa jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan setelah membayarkan pembayaran segala jenis biaya.

Strategi Value Investing dan Penerapannya dalam Manajemen Resiko

Kebanyakan orang membeli saham karena harganya yang murah dan ini bisa saja berakibat pada cut loss yang merugikan.

Lebih-lebih jika manajemen resiko di dalamnya terabaikan. Ini akan berkali-kali lipat merugikannya untuk perusahaan. 

Tidak ada yang bisa menjamin jika adanya return dalam investasi saham. Meskipun memang benar ada saham dengan harga murah, tapi bukan berarti harganya pun tidak bisa kembali turun lagi.

Bahkan bisa juga harganya lebih anjlok daripada yang sebelumnya. Ini bisa terjadi ketika ada faktor eksternal dan internal yang sangat parah.

Kondisi inilah yang membuat trader di pasaran tidak mampu bertahan lama karena kondisi yang tidak menentu dan karena mereka hanya menilai saham hanya dari harganya yang murah saja.

Kebanyakan para trader ini tidak melihat secara keseluruhan apa-apa saja yang menyebabkan harga saham tersebut turun atau naik.

Agar value investing yang dilakukan bisa berjalan dengan baik setidaknya ada 8 strategi yang bisa Anda lakukan.

Dengan menjalankan strategi ini diharapkan value investing bisa membawa keuntungan yang besar. Yuk, simak ada apa saja!

Baca Juga: Strategi Pemasaran 4P: Product, Price, Promotion dan Place

Membaca Sektor yang Sedang Tren

Langkah awal yang bisa Anda lakukan adalah dengan melihat sektor mana yang sedang tren atau diminati masyarakat.

Ketika Anda melakukan investasi pada sektor yang sedang tren, keuntungan akan lebih besar dan juga cepat didapatkan. Bahkan, Anda juga bisa loh mendapatkan keuntungan dalam waktu dalam sehari saja.

Metode Analisa

Ada beberapa strategi saham yang bisa Anda gunakan. Pertama Anda menganalisa dari kondisi makro, dikerucutkan pada fundamental pada suatu yang saham yang akan dipilih.

Metode ini disebut dengan istilah ‘analisis top-down’, yaitu menganalisa dari yang sifatnya global menjadi lebih spesifik lagi.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan istilah ‘analisis bottom-up yaitu menilai suatu saham dari bawah ke atas. Caranya dengan mengecek kondisi fundamental perusahaan.

Nilai Intrinsik Saham

Mengetahui nilai intrinsik saham yang akan dibeli salah satu cara Anda bisa menjadi value investor yang sukses. Anda harus benar-benar mempelajari menilai harga saham tersebut.

Waktu Membeli Saham

Waktu yang tepat untuk melakukan value investing adalah ketika harga saham pada perusahaan sedang berada di bawah nilai intrinsiknya. 

Screening Saham

Lakukan screening yang efektif untuk memperoleh emiten yang sesuai dengan kriteria. Cara mudahnya adalah dengan menggolongkan emiten yang memiliki ROE (Return on Equity) lebih dari 15%, Price to Book value (P/B) di bawah 1x, atau PER kurang dari 10.

Faktor Fundamental Perusahaan

Anda wajib untuk tahu dan membaca seluruh laporan keuangan terbaru dari perusahaan. Minimal, Anda harus tahu juga mengenai laba dan rugi dari perusahaan tersebut. Ini poin ketika Anda mengecek kondisi fundamental dari sebuah perusahaan.

Hal-hal yang biasanya ada dalam laporan keuangan adalah aset lancar dan tidak lancar, laporan arus kas, catatan-catatan keuangan, liabilitas dan ekuitas, serta laba dan rugi.

Mengawasi Saham

Strategi lain dalam melakukan value investing adalah dengan melakukan pemantauan atau mengawasi saham yang ada dalam portfolionya.

Menentukan Waktu Menjual Saham

Tidak hanya menentukan waktu yang tepat saat membeli saham, Anda juga harus tahu kapan waktu terbaik untuk menjual saham.

Setelah selesai melakukan pemantauan saham, ternyata ada saham yang Anda beli mengalami kerugian atau masalah. Nah, di saat itulah waktu yang tepat untuk Anda menjual saham.

Namun, Anda juga tetap harus memperhitungkan dan melakukan analisa. Akan tetap jika perusahaan memiliki nilai fundamental yang bagus, saham tersebut bisa juga dipertahankan saja.

Kesimpulan

Saat akan melakukan value investing faktor fundamental seperti laporan keuangan tidak bisa lepas karena itu menjadi acuan sehat atau tidaknya perusahaan tersebut dan juga strategi bisnis apa yang akan diambil.

Untuk bisa membuat laporan keuangan yang valid, praktis, dan cepat tentu Anda membutuhkan software akuntansi seperti MASERP.

Lewat software akuntansi canggih ini laporan keuangan perusahaan bisa tercatat dengan baik sehingga akan membantu berjalannya perusahaan lebih baik lagi. 

Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!

Baca Juga : Reksadana Adalah: Pengertian, Risiko, Beserta Langkah-langkahnya

New call-to-action