Distribusi merupakan cara agar produk bisa sampai ke tangan konsumen dari produsen. Semakin banyak produk yang dibeli konsumen, maka penjualan di distributor dan produsen pun akan semakin meningkat. Strategi distribusi perlu menjadi perhatian khusus bagi penjual agar produk laku terjual dan mendapatkan konsumen yang loyal.
Strategi distribusi apa yang saat ini sudah dipakai di perusahaan Anda? Apakah Anda masih bingung menentukannya? Di artikel kali ini, akan dijelaskan mengenai jenis-jenis strategi distribusi beserta cara memilih strategi yang tepat untuk perusahaan Anda. Yuk, disimak sampai habis!
Apa Itu Strategi Distribusi?
Strategi distribusi adalah cara yang harus Anda pertimbangkan untuk memperoleh barang atau jasa ke konsumen agar dapat memaksimalkan pendapatan dan loyalitas pelanggan. Intinya, Anda perlu memahami konsumen Anda berdasarkan riset dan data seperti bagaimana cara konsumen Anda membeli barang? Barang apa saja yang paling laku dibeli konsumen? Bagaimana cara Anda mempermudah proses pembelian agar konsumen merasa senang dan menjadi loyal pada produk Anda?
Ketika menentukan strategi, peran produk Anda dalam keseharian konsumen dan jenis keputusan pembelian produk juga menjadi bagian yang penting untuk dipertimbangkan. Tidak sedikit perusahaan yang memakai berbagai cara distribusi produk agar dapat menjangkau konsumen dengan berbagai demografi.
Sebagai contoh, Anda menjual produk ke konsumen yang berusia lebih dari 60 tahun akan lebih mudah menyajikan katalog penjualan secara offline, sedangkan untuk konsumen yang lebih muda, Anda dapat memasarkan dan menjual secara online di e-commerce maupun media sosial.
Jenis Strategi Distribusi
Banyak perusahaan yang menggunakan gabungan antara strategi distribusi dengan strategi pemasaran (marketing). Kali ini, mari kita cek faktor apa saja yang menjadi ciri khas tiap strategi tersebut sehingga Anda dapat menentukan gabungan cara mana yang cocok dengan bisnis Anda.
Strategi Distribusi
Strategi distribusi mengarah pada bagaimana cara Anda menawarkan produk ke konsumen yang ingin membeli produk. Bedanya dengan strategi pemasaran adalah strategi ini fokus pada memberi kesempatan pada orang-orang untuk menemukan lalu membeli produk Anda, bukan hanya memperlihatkan produk di depan mereka.
Ada dua jenis strategi ini, yaitu strategi distribusi langsung dan tidak langsung.
Distribusi Langsung
Distribusi langsung adalah cara menjual produk secara langsung ke konsumen tanpa memerlukan perantara. Beberapa perusahaan memilih katalog online langsung di e-commerce atau platform penjualan online lainnya agar konsumen dapat melakukan pembelian langsung, ini jika perusahaan sudah melek dengan teknologi online. Namun, memesan produk dengan menghubungi via telepon ke penjual juga termasuk distribusi langsung walau belum menggunakan internet.
Saat memilih untuk menggunakan cara langsung ini, Anda perlu mempertimbangkan anggaran yang diinvestasikan seperti pabrik dan gudang, kendaraan untuk mengirim barang, karyawan sebagai staf distibutor, dan lain-lain.
Distribusi Tidak Langsung
Pembeda utama distribusi tidak langsung dengan distribusi langsung adalah adanya perantara dalam menjual produk atau jasa Anda. Strategi ini umumnya menjadi cara paling baik apabila produk yang Anda jual adalah produk yang digunakan rutin oleh konsumen.
Sebagai contoh, Anda adalah produsen minyak goreng dan memiliki mitra banyak minimarket dan supermarket sebagai perantara untuk menjual brand Anda di area yang akan dituju konsumen untuk produk serupa.
Beberapa alasan mengapa bisnis Anda perlu memakai cara ini sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, jenis produk yang dijual dan target konsumen.
Baca Juga: Mengenal Saluran Distribusi, Jenis dan Strategi Pemasarannya
Strategi Pemasaran (Marketing)
Strategi pemasaran adalah cara agar produk yang Anda jual terlihat di depan mata konsumen atau minimal mereka mengetahui produk dan brand Anda, sebelum mereka benar-benar membeli produk Anda dan sampai di tangan konsumen.
Strategi tidak langsung umumnya akan fokus pada di mana lokasi dan berapa banyak lokasi yang menjadi titik jual produk Anda.
Ada tiga jenis strategi pemasaran yang perlu Anda ketahui dan barang kali dapat Anda implementasikan dalam bisnis Anda, strategi itu adalah intensif, eksklusif dan selektif.
Distribusi Intensif
Strategi distribusi intensif melibatkan penempatan produk di lokasi penjualan sebanyak mungkin. Umumnya, strategi ini berhasil untuk produk yang berukuran kecil, pembelian rutin yang cenderung tidak dicari pelanggan secara aktif di toko. Misalnya, perusahaan yang memproduksi permen mint yang sering Anda lihat di kasir toko.
Strategi ini kurang cocok untuk pembelian yang membutuhkan loyalitas brand yang kuat, tetapi untuk produk yang lebih kecil, strategi ini dapat meningkatkan exposure dengan memaksimalkan jumlah channel penjualan.
Distribusi Eksekutif
Strategi distribusi eksklusif memiliki ciri khas adanya kesepakatan dengan penjual eceran yang hanya menjual produk Anda di etalase khusus di toko mereka.
Strategi ini sangat cocok penjualan untuk barang-barang mahal dengan merk yang sudah sangat dikenal oleh konsumen, seperti produk Apple.
Bisnis yang menggunakan strategi eksklusif juga dapat menjual barang secara langsung melalui toko mereka sendiri. Misalnya, Apple memiliki sejumlah etalase khusus untuk produknya sendiri.
Distribusi Selektif
Strategi selektif berperan sebagai jalan tengah antara distribusi intensif dan eksklusif. Saat menerapkannya, bisnis Anda menemukan beberapa tempat strategis yang dipilih untuk mendistribusikan produk.
Mungkin kelihatannya strategi ini akan fokus pada cara menjangkau lokasi penjualan tertentu, padahal Anda dapat menandai lokasi mana yang paling baik untuk menjangkau target konsumen Anda, lalu Anda dan tim dapat menentukan distribusi di lokasi tersebut untuk mendapatkan penjualan dengan hasil maksimal.
Baca Juga: 6 Contoh Strategi Promosi Penjualan yang Patut Dicoba
Cara Memilih Strategi Distribusi yang Tepat
Sebelum Anda menentukan strategi yang tepat untuk bisnis Anda, perhatikan terlebih dahulu beberapa faktor di bawah ini:
Keputusan Pembelian
Strategi distribusi yang optimal untuk bisnis Anda mungkin berbeda berdasarkan keputusan yang biasanya diambil konsumen saat membeli produk yang Anda jual. Ada tiga jenis keputusan pembelian yaitu rutin, terbatas dan ekstensif.
Rutin
Pembelian rutin adalah pelanggan menghabiskan waktu relatif sedikit untuk memilih dan umumnya produk yang berharga murah, seperti sabun. Dengan barang berharga murah, strategi distribusi tidak langsung dan intensif akan lebih cocok karena konsumen tidak selalu setia pada merk tertentu. Konsumen juga berharap produk tersebut dapat dibeli di berbagai lokasi lain ketika mereka sedang berpergian.
Terbatas
Keputusan pembelian terbatas umumnya berhubungan dengan barang-barang dengan harga sedang sehingga konsumen menghabiskan lebih banyak waktu untuk membandingkan satu sama lain, seperti pakaian dan alat masak.
Konsumen tidak perlu berusaha keras mengambil keputusan seperti yang mungkin mereka lakukan dengan barang mahal seperti rumah atau mobil. Strategi distribusi selektif biasanya berhasil untuk produk-produk ini.
Ekstensif
Umumnya, ketika harga suatu barang naik, intensitas keputusan pembelian juga meningkat. Keputusan pembelian ekstensif secara sederhana adalah barang-barang yang memiliki harga tinggi yang paling banyak digunakan konsumen untuk bahan pertimbangan dalam pembelian, seperti mobil dan pendidikan. Strategi distribusi eksklusif cocok dengan barang-barang ini karena biaya produksi yang tinggi dan frekuensi pembelian yang lebih rendah.
Pelanggan
Untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai strategi distribusi mana yang paling efektif diterapkan ke pelanggan yang berbeda, kita perlu menelusuri beberapa cara perusahaan menggunakan distribusi langsung.
E-commerce adalah salah satu channel distribusi langsung yang beberapa tahun terakhir ini sangat diminati konsumen, atau menggunakan katalog di website untuk mempermudah konsumen membeli produk Anda.
Cara ini memiliki kendala yang lebih rendah bagi perusahaan dan justru banyak konsumen sudah akrab dengan teknologi berbasis website. Konsumen hanya memerlukan koneksi internet dan rekening untuk melakukan pembelian produk, tanpa perlu keluar rumah.
Selain itu, toko offline juga masih memiliki banyak peminat untuk menjual produk. Konsumen dapat lebih mudah menemukan dan membeli produk yang mereka cari di toko offline, Anda sebagai penjual dapat menempatkan produk yang relevan di rak atau tempat yang berdekatan untuk meningkatkan penjualan.
Kelebihannya, konsumen dapat melihat dan mencoba produk secara langsung, ini sangat bermanfaat ketika harga suatu barang dan intensitas keputusan pembelian meningkat.
Katalog dan pembelian melalui telepon kurang relevan di era internet saat ini dan tidak cocok dihitung sebagai metode distribusi langsung, kecuali toko Anda memiliki basis pelanggan lama yang sudah terbiasa membeli barang melalui telepon.
Gudang dan Logistik
Setelah membaca pengertian dari distribusi langsung dan tidak langsung di atas, apakah Anda sudah dapat menentukan mana yang cocok untuk bisnis Anda? Kedua strategi tersebut memerlukan beberapa biaya yang perlu dikeluarkan antara lain gudang penyimpanan, kendaraan, dan staff pengiriman.
Anda perlu mempertimbangkan pro dan kontra dalam memilih metode distribusi. Distribusi tidak langsung mungkin lebih mahal dalam jangka panjang, tetapi memungkinkan Anda untuk mendelegasikan banyak tugas ini ke pihak ketiga.
Baca Juga: Tips Mudah Membuat Laporan Persediaan Barang (Beserta Software)
Kesimpulan
Ada dua jenis strategi distribusi yaitu distribusi langsung dan tidak langsung, yang membedakan adalah adanya perantara pada distribusi tidak langsung. Sedangkan untuk strategi pemasaran produk, Anda dapat menggunakan cara distribusi intensif, eksekutif dan selektif.
Sebagai perusahaan yang pastinya ingin mendapatkan penjualan yang tinggi, perlu dengan bijak strategi distribusi yang tepat. Tiga hal yang perlu menjadi pertimbanga ketika memilih startegi penyaluran barang antara lain keputusan pembelian konsumen, pelanggan dan kemampuan gudang dan logistik.
Mengelola dan memonitor persediaan merupakan hal penting bagi bisnis distributor. Jangan sampai persediaan barang salah input dan malah menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan Anda dapat menggunakan software ERP sepertI MASERP yang dapat mengintegrasikan hampir semua departemen di perusahaan seperti gudang, penjualan, pembelian, manufaktur, keuangan, pajak, dan masih banyak lagi.
Anda tidak akan kehabisan persediaan lagi saat berjualan karena di MASERP terdapat fitur warning untuk persediaan yang sudah mencapai nilai minimum. Selain itu, Anda dapat mengetahui produk best-selling dan product line yang paling memberikan profit besar dengan chart yang ada di dashboard MASERP. MASERP dapat melacak tingkat persediaan setiap waktu dengan metode biaya rata-rata.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai MASERP, segera booking konsultasi gratis dengan konsultan ahli kami dan ceritakan kebutuhan bisnis Anda, sekarang!