Net Present Value dan Cara Perhitungan Peluang Investasi

Written by S Nuraini Safitri

Net Present Value

Pemilik bisnis yang baik tentu saja harus paham mengenai Net Present Value (NPV) agar bisa menghindari kerugian dalam berinvestasi nantinya. Maka dari itu tidak hanya akuntan saja yang harus paham mengenai Net Present Value ini, Anda sebagai pebisnis pun harus memahaminya.

Pengertian Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah selisih yang ada antara pengeluaran dan pemasukan yang disesuaikan dengan menggunakan social opportunity cost of capital. Bisa dibilang juga Net Present Value (NPV)  ini adalah arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu.

Nah, istilah dari Net Present Value (NPV)  ini sendiri biasanya dipakai dalam proyeksi arus kas atau proyeksi untung rugi dari sebuah investasi, proyek, atau bisnis.

Tujuannya adalah agar mengetahui nilai dari aset perusahaan saat ini. Kemudian aset atau kas perusahaan ini akan disetarakan dengan nilai kas dimasa mendatang.

Saat Anda melakukan perhitungan menggunakan Net Present Value (NPV) sebelum berinvestasi, dampaknya akan positif untuk kondisi dan kinerja dari perusahaan.

Selanjutnya para direksi di suatu perusahaan tersebut juga bisa turut bertanggung jawab usaha yang mereka lakukan dalam menjaga uang perusahaan atau aset.

NPV Sebagai Alat Ukur Peluangan Investasi?

Setelah penjelasan pengertian mengenai Net Present Value (NPV), pertanyaan selanjutnya adalah apakah memang NPV ini dijadikan alat untuk mengukur peluang dari investasi? Ya, memang betul biasanya Net Present Value (NPV) ini digunakan ketika akan menghitung modal sekaligus menganalisa potensi keuntungan dari sebuah proyek yang akan dijalani.

Sederhananya, Net Present Value (NPV) berfungsi untuk bisa memperkirakan laba yang akan didapatkan dari proyek, investasi atau usaha.

Jangan sampai jika tidak dihitung terlebih dahulu dengan NPV maka bisa saja itu ternyata membawa kerugian sehingga dampaknya tidak baik untuk keberlangsungan perusahaan.

Jadi, dengan kata lain memang benar jika Net Present Value (NPV) adalah alat ukur untuk membaca peluang investasi.

Apa memang investasi tersebut layak atau tidak. NPV yang positif akan menunjukkan jika pendapatan dari investasi lebih besar dari biaya yang sudah dikeluarkan.

Sebaliknya jika NPV negatif maka itu menandakan kerugian. Namun, jika NPV itu nilainya sama dengan nol, maka hasilnya membuat nilai perusahaan tetap sama yang itu berarti tidak berubah.

Baca Juga: Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return) untuk Berinvestasi

Fungsi Net Present Value

Untuk sebuah bisnis, fungsi dari NPV adalah untuk mengukur sejauh mana peluang investasi itu bisa membawa keuntungan atau tidak untuk perusahaan dalam jangka waktu sampai beberapa tahun ke depan, saat nilai mata uang berubah dan memberikan dampak untuk arus kas perusahaan.

Dengan kata lain, Net Present Value (NPV) bisa dimanfaatkan perusahaan untuk memprediksi investasi yang sedang dijalankan di masa depan.

Tujuan akhirnya tentu saja agar perusahaan bisa memahami nilai investasi layak dan hasilnya membawa keuntungan untuk perusahaan.

Hal ini dilakukan agar pihak perusahaan bisa dengan lebih efektif mengelola anggaran dalam menjalankan bisnis.

Cara Menghitung Net Present Value

Ada dua tahapan dalam menghitung NPV, yaitu:

  1. Menghitung Present Value (PV) dari total pengeluaran per tahun dan Present Value (PV) dari total keuntungan per tahunnya.
  2. Menjumlahkan masing-masing Present Value (PV) total keuntungan dan Present Value (PV) total pengeluaran, kemudian dicari untuk selisihnya.

Present Value (PV) adalah nilai yang harus diinvestasikan pada saat Anda menginginkan sejumlah nilai tertentu di masa mendatang. Sedangkan Future Value (FP) adalah nilai di masa depan yang akan datang dari total jumlah yang diinvestasikan pada saat ini.

Agar lebih jelas dan mudah dipahami, berikut ini adalah contohnya:

Ibu Indah ingin uangnya berjumlah Rp 100.000.000 di lima tahun yang akan datang. Dengan suku bunga sebesar 6% per tahunnya, berapakah uang yang harus ditabung oleh ibu Indah saat ini agar bisa mencapai Rp 100.000.000 dalam waktu lima tahun lagi atau berapakah nilai PVnya?

Perhitungannya sebagai berikut;

Data yang diketahui:

FV Sebesar Rp 100.000.000

i (diskon faktor) sebesar 6% atau 0,06

n (lama waktu investasi) selama 5 tahun

Jawabannya:

PV=FV / (1+i)^n

= Rp 200.000.000 / (1+0,06)^5

= Rp 200.000.000 / 1.3382255776

PV= Rp 74.725.817

Nah, jadi jika ibu Indah ingin memiliki uang sebesar Rp 100.000.000 di waktu 5 tahun mendatang, maka harus mulai menabung sejumlah Rp 74.725.817 saat sekarang ini.

Contoh Perhitungan NPV

Bapak Jaya memiliki usaha di bidang percetakan dan butuh membeli mesin percetakan untuk bisa mendukung bisnisnya. Harga dari mesin percetakan tersebut adalah sebesar Rp 20.000.000. Lalu, apakah pembelian mesin tersebut akan menyebabkan keuntungan atau malahan kerugian yang didapat?

Nah, untuk bisa mengetahuinya maka perlu dilakukan perbandingan uang Rp 20.000.000 tersebut dimasukkan ke dalam deposito. Diasumsikan jika bunga deposito per tahunnya itu sebesar 5%, maka dalam perhitungan NPV menggunakan tingkat bunga yang sama. Dalam jangka waktu tiga tahun, maka kita bisa melakukan perhitungan NPV dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P/ (1+)t

Keterangan:

P = Nilai perkiraan jumlah arus kas yang diperoleh setelah membeli mesin cetak

i  = tingkat suku bunga

t = jumlah periode dari tahun ke tahunnya

Maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Tahun pertama : 10.000.000/(1+0,05)^1 = Rp 9.523.809

Tahun kedua: 8.000.000/(1+0,05)^2 = Rp 7.256.236

Tahun ketiga: 6.000.000/(1+0,05)^3 = Rp 5.183.026

Dari data di atas maka didapat NPV sebagai berikut ini:

( Rp 9.523.809 + Rp 7.256.236 + Rp 5.183.026 ) – Rp 20.000.000

= Rp 21.963.071 – Rp 20.000.00

= Rp 1.963.071

Maka nilai proyeksi NPV selama kurun waktu tiga tahun akan memberikan keuntungan sebesar Rp Rp 1.963.071. Hasilnya, pembelian mesin tersebut bisa dipertimbangkan lebih lanjut karena menghasilkan NPV yang lebih besar dari nol (>0).

Kesimpulan

Net Present Value (NPV) memang memiliki banyak sekali manfaat untuk perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Bisa memperkirakan atau mengetahui mengenai laba atau kerugian yang didapat di masa mendatang tentu saja menjadi kelebihan agar perusahaan bisa lebih berhati-hati dan bijak dalam mengelola arus kas di bisnisnya.

Tentu saja seluruh kegiatan arus kas masuk dan keluar di perusahaan harus tercatat dengan baik sehingga bisa terlihat jelas di laporan keuangan.

Laporan keuangan tentu saja menjadi poin penting untuk Anda tahu bagaimana kondisi kesehatan finansial perusahaan, apakah bisa untuk melakukan investasi atau tidak.

Untuk itu diperlukan software akuntansi seperti MASERP yang bisa membantu Anda mengelola laporan keuangan dan mencatat seluruh transaksi akuntansi di perusahaan dengan baik.

MASERP merupakan software ERP yang sudah terintegrasi dengan banyak fungsi bisnis lain seperti misalnya keuangan, pembelian, manufaktur, dan masih banyak yang lainnya. Dengan MASERP tentunya akan memudahkan untuk mencatat dan memantau laporan keuangan.

Software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk segala kebutuhan akuntansi usaha Anda. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!

Baca Juga: Daftar Saham Blue Chip untuk Investasi Jangka Panjang Anda!

Apa itu ERP? Mengapa Perusahaan Membutuhkan ERP?

Mengenal Jaringan Komputer Beserta Jenis dan Manfaatnya