Maintenance management systems atau pemeliharaan adalah salah satu istilah populer yang mengacu pada kegiatan untuk menjaga sesuatu agar tetap dalam kondisi yang baik. Tentunya setiap perusahaan harus mengatur strategi agar proses maintenance berjalan dengan efisien, seperti dengan pemanfaatan sistem ERP berbasis cloud.
Strategi yang tepat dapat memberikan pengaruh baik terhadap kinerja karyawan dan menjaga kualitas berbagai aset yang ada. Salah satu solusi bagi perusahaan adalah dengan mengoptimalkan maintenance management system agar proses pemeliharaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Pengertian Maintenance Management
Selain manajemen aset, manajemen pemeliharaan juga menjadi hal yang penting untuk perusahaan lakukan, terlebih bagi perusahaan yang memiliki banyak aset. Maintenance management atau manajemen pemeliharaan adalah serangkaian proses memelihara aset dan sumber daya perusahaan sambil mengontrol waktu dan biaya, sehingga dapat memaksimalkan efisiensi operasional perusahaan.
Serangkaian proses ini mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelacakan, pengendalian hingga pengevaluasian. Semakin sering penggunaan aset, maka semakin besar juga kemungkinan terjadi kerusakannya. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan manajemen pemeliharaan secara berkala.
Baca Juga: TPM Adalah Total Productive Maintenance di Perusahaan Manufaktur
Jenis-Jenis Maintenance Management
Setiap aset memiliki kebutuhan pemeliharaan yang berbeda, tergantung pada metode, biaya dan kerumitannya. Manajemen pemeliharaan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu corrective maintenance, preventive maintenance dan improvement maintenance. Sedangkan secara umum, jenis-jenis manajemen pemeliharaan, yaitu:
Preventive Maintenance
Jenis pemeliharaan ini umumnya berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada peralatan atau aset perusahaan dengan mengganti suku cadang secara berkala. Biasanya dilakukan berdasarkan waktu pemakaian, sehingga bisa berupa pemeliharaan harian, mingguan atau berdasarkan jam operasional.
Pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pengencangan baut-baut, penyetelan, pelumasan dan penggantian. Tujuannya untuk mengantisipasi kerusakan dan meminimalisir biaya perbaikan.
Predictive Maintenance
Salah satu jenis pemeliharaan dengan cara mengganti suku cadang berdasarkan prediksi dari penggunaan suatu alat. Biasanya pemeliharaan jenis ini berfokus pada teknik untuk menentukan jadwal pemeliharaan yang tepat. Tujuan utamanya untuk memperkirakan melalui berbagai metode pengujian, sehingga proses pemeliharaan dapat berjalan tepat waktu tanpa mengacaukan proses produksi.
Corrective Maintenance
Umumnya pemeliharaan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi peralatan atau aset yang kurang atau sudah tidak berfungsi. Pemeliharaan jenis ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kesalahan yang ada menjadi lebih baik. Dengan kata lain, pemeliharaan ini melakukan improvisasi.
Dengan begitu, memungkinkan terjadinya peningkatan produktivitas peralatan atau fasilitas atau aset tersebut. Biasanya jenis ini disebut juga dengan pemeliharaan modifikasi (improvement maintenance)
Scheduled Maintenance
Melakukan pemeliharaan secara terjadwal dengan mengandalkan seseorang yang kompeten agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan dengan lancar. Namun, saat ini pemeliharaan jenis ini dapat semakin mudah jika terintegrasi dengan sistem. Bahkan jenis manajemen pemeliharaan ini termasuk salah satu yang paling efektif untuk mengantisipasi kerusakan tidak terduga.
Breakdown Maintenance
Jenis pemeliharaan ini melakukan perbaikan ketika kondisi mesin rusak. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance).
Manajemen pemeliharaan jenis ini hanya cocok jika memiliki suku cadang yang memadai. Perusahaan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.
Baca Juga: 5 Alasan Usaha Bengkel Motor Perlu Software Repair Management
Tujuan Maintenance Management
Umumnya, manajemen pemeliharaan bertujuan untuk mengoptimalkan proses pemeliharaan dengan melakukan peningkatan terhadap keandalan dan ketersediaan dari suatu sistem atau peralatan.
Saat ini, maintenance management systems telah mengalami peningkatan dengan adanya sistem manajemen pemeliharaan terkomputerisasi. Berikut beberapa tujuan perusahaan dalam melakukan maintenance management.
- Meningkatkan performa dan efektivitas aset
- Memaksimalkan usia aset
- Memudahkan pengidentifikasian biaya pemeliharaan
- Meminimalkan pengadaan aset
- Meningkatkan profitabilitas aset
- Meminimalisir kerugian atau pendapatan yang hilang
- Memperoleh laporan akurat mengenai pemeliharaan aset
Pentingnya Maintenance Management Systems
Manajemen pemeliharaan penting perusahaan lakukan untuk menghindari hambatan saat melakukan pekerjaan. Selain itu, manajemen pemeliharaan juga dapat mempermudah perusahaan untuk mengelola waktu dan biaya serta memelihara sumber daya.
Sumber daya yang tidak terpelihara dengan benar bisa membuat jeda produksi yang mahal. Maintenance management memungkinkan proses produksi berjalan dengan lancar dan tetap memperhatikan keselamatan bagi karyawan.
Kini, maintenance management telah berkembang dari cara-cara manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Maintenance management system adalah sebuah sistem terkomputerisasi untuk merencanakan, memantau, menilai dan mengoptimalkan seluruh aktivitas pemeliharaan dalam satu sistem terpusat.
Perusahaan yang memiliki banyak aset perlu sistem tepat yang dapat disesuaikan pada jenis perawatan yang perusahaan gunakan. Dengan memanfaatkan system terbaik, perusahaan dapat melakukan manajemen pemeliharaan secara efisien mulai dari pemantauan secara real-time untuk mengetahui kondisi dan status terkini aset hingga menjadwalkan pemeliharaan secara tepat waktu.
Kesimpulan
Banyak industri manufaktur yang menggunakan sistem manusia dan mesin jadi perlu dilakukan cara yang tepat dalam proses produksi beserta perawatan fasilitas industri.
Dalam menerapkan maintenance management systems, perusahaan manufaktur memerlukan pondasi dan pilar untuk meningkatkan keoptimalan mesin dan peralatan produksi agar bisa digunakan secara efisien dan pekerja menjadi produktif.
Proses produksi bisa terhambat jika ada kesalahan dan ketidakuratan dalam data yang digunakan. Saat ini banyak perusahaan manufaktur yang mengunakan sistem ERP untuk membantu proses quality control.
Kegiatan produksi dan berbagai departemen yang terlibat dapat terintegrasi dengan sistem ERP sehingga departemen produksi bisa mengelola dan menjalankan proses produksinya dengan cepat dan akurat.
Software manufaktur MASERP memiliki fitur Bill of Material yang mempermudah Anda melihat semua purchase order (PO) yang masuk beserta ketersediaan bahan baku produksi.
Fitur tersebut juga memudahkan Anda menentukan harga pokok produksi (HPP) sementara dan final setelah mendapatkan seluruh biaya pasti seperti tenaga kerja, bahan baku dan pemasaran.
Fitur Batch Number dalam MASERP dapat membedakan produksi hari ini dan hari sebelumnya untuk menghindari double produksi dan Anda dapat mengevaluasi produk yang tidak sesuai standar.
Anda juga dapat melakukan tracking umur piutang customer Anda dengan fitur reminder untuk piutang jatuh tempo setiap harinya agar dapat melakukan penagihan tepat waktu dan menjaga kesehatan cash flow.
Fitur Quantity Minimum akan memberikan warning kepada Anda apabila persediaan fisik sudah berada pada jumlah di bawah Qty Min yang sudah disetting.
Fitur stock control pada software akuntansi dan manufaktur MASERP bisa melacak apakah barang sudah dikirim atau barang apa saja yang belum dikirim. Selain itu, Anda juga akan merasakan kemudahan melacak tingkat dan nilai stock setiap hari agar tidak terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan anggaran membengkak.