Mengenal KPI Perusahaan Beserta Jenis, Persyaratan dan Contohnya

Memiliki karyawan yang loyal dan bekerja dengan maksimal mungkin sudah menjadi keinginan setiap perusahaan. Agar kinerja setiap karyawan bisa terlihat dan diukur oleh perusahaan, maka perusahaan bisa menggunakan alat bernama KPI perusahaan. Apa itu KPI Perusahaan?

Kinerja karyawan mungkin menjadi salah satu permasalahan yang sering dihadapi perusahaan. Pasalnya, karyawan bisa disebut sebagai aset yang bisa membantu perusahaan menjalankan rencana-rencananya.

Maka dari itu, agar perusahaan bisa mengontrol kinerja karyawan maka diperlukan pemahaman terkait KPI Perusahaan. Yuk, simak pengertian, jenis, cara membuatnya hingga contohnya berikut ini.

Pengertian KPI Perusahaan

KPI perusahaan atau Key Performance Indicator merupakan sebuah alat ukur yang bisa menggambarkan efektivitas perusahaan dalam melaksanakan dan mencapai tujuan bisnisnya.

Hingga saat ini, sudah banyak perusahaan yang menggunakan KPI ini untuk mengukur pencapaian dari target kerja mereka. Key Performance Indicator sendiri memiliki beberapa karakteristik, yakni sebagai berikut:

  • Ukuran Non-Financial
  • Ukuran yang sering digunakan (Regular measurements)
  • Ukuran yang diketahui oleh manajemen
  • Semua orang yang ada di dalam suatu organisasi telah mengerti dan memahami KPI
  • Tanggung jawab kepada individu dan tim
  • Memiliki efek yang sangat signifikan
  • Memiliki efek yang positif

Jenis Key Performance Indicator

KPI perusahaan sendiri, memiliki dua jenis yakni KPI Perusahaan Financial dan KPI Perusahaan Non-Financial.

KPI Financial

Jenis yang pertama adalah KPI Financial yang merupakan sebuah alat atau indikator kinerja utama yang lebih berfokus atau berkaitan dengan keuangan. Adapun contoh KPI Perusahaan Finansial adalah sebagai berikut :

KPI Laba Kotor (Gross Profit)

KPI jenis ini merupakan alat pengukur jumlah uang yang tersisa dari pendapatan perusahaan setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP).

Baca Juga : Cara Mudah Membuat Laporan Harga Pokok Penjualan

KPI Laba Bersih (Net Profit)

KPI Perusahaan ini merupakan KPI yang mengukur jumlah uang yang tersisa dari pendapatan perusahaan setelah dikurangi tidak hanya Harga Pokok Penjualan, tapi juga biaya-biaya bisnis lainnya seperti biaya bunga dan pajak.

KPI Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Selanjutnya ada KPI Marjin Laba Kotor, yang merupakan alat pengukur nilai persentase yang diperoleh dengan membagi Laba Kotor dengan Pendapatan perusahan.

KPI Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Tidak hanya laba kotor, ada juga KPI Marjin Laba Bersih, yakni alat yang mengukur nilai persentase yang diperoleh dengan membagi laba bersih berdasarkan pendapatannya.

KPI Rasio Lancar (Current Ratio)

Berikutnya ada KPI Rasio Lancar (Current Ratio) yang merupakan alat untuk mengukur kinerja keuangan neraca likuiditas dengan membagikan aktiva lancar (current assets) dengan Kewajiban lancar (current liabilities).

Indikator

KPI ini bekerja untuk mengukur dan memperkirakan seberapa baik suatu bisnis akan bertahan jika suatu saat mengalami penurunan secara tiba-tiba.

KPI Non-Financial

Berbeda dengan jenis KPI Finansial, untuk jenis KPI Non-Financial sejatinya tidak secara langsung mempengaruhi keuangan suatu perusahaan.

Nah, biar gak bingung, berikut beberapa contoh KPI Non-Finansial:

  • Perputaran Tenaga Kerja (Manpower Turnover)
  • Matriks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction metrics)
  • Rasio Pelanggan Berulang terhadap Pelanggan Baru (Repeat Customer to New Customer Ratio)
  • Pangsa Pasar (Market Share)

Persyaratan dalam Pembuatan KPI

Nah, sudah tahu ya karakteristik dan jenis dari KPI Perusahaan? Nah, selanjutnya bagaimana suatu perusahaan ingin membuat KPI di perusahaannya? Yuk, simak persyaratan pembuatan KPI berikut ini:

Berkaitan dengan Sasaran atau Target

Persyaratan yang pertama dalam pembuatan KPI Perusahaan adalah harus selalu berkaitan dengan sasaran atau target tentunya yang akan diraih atau dicapai perusahaan.

Sehingga, sebelum memulai perusahaan sudah tahu tujuan pembentukan KPI itu sendiri. Proses pembuatan KPI pun menjadi terarah dan terstruktur.

Berbeda lagi jika perusahaan belum menentukan tujuan yang harus dicapai. Jadi, untuk apa membuat KPI perusahaan, sementara tidak ada hal yang diukur.

Intinya, pembuatan sebuah KPI tidak bisa tiba-tiba saja muncul, lalu digunakan tanpa adanya keterkaitan dengan sebuah sasaran kinerja yang harus atau ingin dicapai oleh perusahaan.

Dapat Terukur

Persyaratan pembuatan KPI yang kedua adalah sasarannya bisa diukur. Jadi, tugas KPI ini harus bisa ada hal yang bisa terukur dan dapat dihitung, sehingga ada hasil yang dapat dikuantifikasikan menjadi sumber sebagai pengambilan keputusan pimpinan.

Perusahaan Memiliki Perbandingan dari Periode Sebelumnya

Selanjutnya, dalam menggunakan KPI perusahaan, maka harus ada perbandingan  pencapaian dari periode sebelumnya. Karena, di sini pimpinan akan dapat menyimpulkan hal apa saja yang harus dilakukan perusahaan untuk mengatasi permasalahan hingga mencapai target yang sudah ditentukan.

Tidak hanya pembanding, KPI perusahaan juga harus memiliki patokan agar perusahaan tahu sudah sampai mana pencapaian telah digapai.

Adanya Bukti

Berikutnya, pemilik akan memperoleh bukti atau ukuran KPI, di mana hal tersebut merupakan hasil dari menghitung dan membandingkan secara akurat.

Berperan penting, karena biasanya bukti atau ukuran KPI perusahaan besar memiliki tujuan untuk mendatangkan investor baru agar bisa mencapai target atau sasaran KPI tersebut.

Terikat Pada Waktu

Jangan asal gunakan karena agar nilai dapat diukur dengan jelas, maka dalam pelaksanaanya KPI harus memiliki keterkaitannya dengan waktu, bahkan waktu tersebut sudah ditentukan sejak awal.

Di mana hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan KPI bisa berjalan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati.

Contoh Penerapan KPI Perusahaan

Penerapan KPI bisa digunakan di berbagai bidang di sebuah perusahaan. Berikut contoh penerapan KPI di berbagai bidang:

Bidang HRD/SDM

  • Bisa mengukur berapa persen perusahaan membutuhkan pegawai baru yang dapat dipenuhi dengan tepat waktu (<45 hari).
  • Perusahaan bisa mengukur rata-rata skor evaluasi karyawan baru, setelah melalui 3 bulan masa probation atau masa percobaan.
  • Mengukur rata-rata biaya kesehatan yang digunakan per karyawan dalam periode per tahunnya.
  • Berapa persen absensi masuk kerja karyawan di kantor.
  • Berapa persen absensi cuti kerja karyawan di kantor.
  • Berapa jam training per karyawan (per kapita) dalam jangka waktu per tahunnya.
  • Berapa persen jumlah karyawan level supervisor keatas yang sudah menyusun KPI individu.

Bidang Marketing

  • Berapa persen nilai pertumbuhan penjualan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
  • Menghitung berapa skor kepuasan pelanggan, misalnya dalam skala 1-5, dimana skala 5=sangat puas, 4=puas, 3=cukup puas, 2=tidak puas, 1=sangat tidak puas.
  • Berapa ROI of marketing program.
  • Berapa jumlah pengembangan produk baru di perusahaan.
  • Menghitung rata-rata jam ketika menyelesaikan komplain pelanggan secara tuntas.
  • Menghitung berapa rata-rata jumlah penjualan per distribution center/key outlet.
  • Menghitung berapa market share perusahaan pada setiap bulannya.
  • Menghitung berapa rata-rata produk availability in market, jika dilihat pada setiap bulan.

Bidang Financial

  • Menghitung berapa rata-rata ketersediaan cash flow pada setiap bulan.
  • Berapa persen piutang perusahaan yang diproses dengan tepat waktu.
  • Berapa jumlah temuan audit internal dalam bidang finance.
  • Berapa persen laporan keuangan yang disajikan dengan akurat.
  • Berapa persen perusahaan membuat laporan keuangan yang disajikan dengan tepat waktu.
  • Menghitung berapa rata-rata ROA (return on aset) pada setiap bulannya.
  • Menghitung berapa rata-rata cost of found pada setiap bulannya.

Bidang IT

  • Berapa persen perusahaan melakukan perbaikan komputer/jaringan user yang dapat diselesaikan dalam waktu yang telah disepakati.
  • Menghitung berapa jumlah pengembangan aplikasi baru yang akan diimplementasikan tahun ini.
  • Menghitung berapa skor kepuasan user atas layanan bidang IT dalam skala 1-5, dimana skala 5 = sangat puas.
  • Berapa jumlah ROI (return on investment) dari program IT yang diimplementasikan untuk tahun ini.
  • Menghitung berapa jumlah visitor yang melakukan visit atau kunjungan ke web perusahaan.
  • Menghitung berapa jumlah cabang yang terkoneksi secara online.

Kesimpulan

Intinya, KPI perusahaan dapat menjadi alat yang bisa membantu perusahaan atau pelaku bisnis mengukur pencapain dari berbagai bidang, bahkan kinerja karyawannya.

Seperti yang diketahui juga, bahwa ada banyak contoh penerapan KPI yang sudah disebutkan di atas dan dalam menghitung presentase atau nilai rata-rata dan lainnya perusahaan butuh sistem pembukuan yang akurat dan pastinya cepat.

Sudah tidak lagi dilakukan secara manual, kini perusahaan sudah mulai menggunakan teknologi berupa software akuntansi modern untuk membantu melakukan pendataan hingga laporan keuangan.

Software akuntansi yang bisa perusahaan kamu gunakan salah satunya seperti MASERP. Di mana software ini memiliki banyak fitur yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan demi bisa mengembangkan bisnis kamu.

Yuk, konsultasikan terlebih dahulu agar pekerjaan bisa lebih mudah dikerjakan dan perusahaan bisa melakukan pencapaian dengan lebih baik.

Baca Juga : User Interface ERP