4 Manfaat dan Cara Mudah Menghitung Finished Goods

Dalam manufaktur, terdapat tiga jenis persediaan atau inventory yaitu bahan baku (raw material), barang masih dalam proses (work in process) dan barang jadi (finished goods). Finished goods adalah produk yang sudah menyelesaikan proses produksi atau manufaktur tetapi belum dijual kepada pelanggan. Apakah Anda sudah pernah mendengar finished goods? Berikut ini penjelasan lengkapnya beserta fungsi dan cara menghitungnya!

Pengertian Finished Goods

Finished goods adalah jumlah persediaan yang bertujuan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dengan menggunakan rumus persediaan barang jadi, penjual dapat menghitung dan mengetahui nilai barang yang mereka jual.

Barang jadi adalah istilah kreatif, karena finished goods yang dijual oleh penjual bisa saja menjadi bahan mentah bagi pembelinya. Contohnya, pabrik tekstil yang sehari-harinya memproduksi bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat pakaian seperti katun atau sutra. Walaupun ini dikatakan sebagai barang jadi pabrik tekstil, tetapi pembeli bisa menjadikan katun atau sutra tersebut menjadi bahan mentah untuk dibuat menjadi sebuah pakaian.

Finished goods dalam akuntansi akan tercatat di laporan laba rugi sebagai aset lancar (jangka pendek) karena diasumsikan akan terjual dan menghasilkan pendapatan dalam waktu satu tahun ke depan.

Proses manufaktur memiliki banyak langkah, bahkan untuk perusahaan berskala besar dan multinasional memerlukan banyak lini produksi sebelum barang masuk ke gudang penyimpanan. Setiap tahapan proses produksi memerlukan perhitungan persediaan, terdapat akun bahan baku, persediaan WIP (work in process) dan persediaan barang jadi. Saat proses produksi selesai (manufaktur), akun WIP dikreditkan dan persediaan finished good menjadi akun debit.

Dengan cara tersebut, pemimpin dan investor dapat mengukur level inventory secara akurat dan memiliki gambaran mengenai arus kas perusahaan dan berapa banyak uang kas yang terikat dalam persediaan. Keduanya merupakan dua indikator penting perusahaan dikatakan sehat.

Kenapa Finished Goods Penting?

Dari hasil perhitungan barang jadi, Anda dapat memprediksi dengan akurat berapa banyak persediaan barang yang dibutuhkan untuk mencegah kehabisan barang di gudang dan pembeli tidak mendapatkan pesanan mereka. Kalau produk yang stoknya habis dan masih menunggu back order dapat berakibat pada ketidakpuasan pelanggan karena mereka akan menunggu lama bahkan bisa saja membatalkan pesanannya ke Anda. Berikut ini manfaat mengetahui persediaan barang jadi:

Mengetahui Laba Kotor

Aset lancar menjadi salah satu komponen yang harus ada dalam laporan neraca dan laporan laba rugi. Persediaan atau inventory merupakan aset terbesar perusahaan Anda. Anggaran operasional di periode berjalan dan periode akuntansi selanjutnya ditentukan oleh profitabilitas perusahaan.

Jumlah Aset Lancar Tercatat

Salah satu kesalahan dalam proses akuntansi persediaan dapat menyebabkan adanya audit IRS. Audit IRS adalah pemeriksaan informasi dan akun keuangan perusahaan untuk memastikan informasi yang dilaporkan sudah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan. Selain itu, untuk melakukan verifikasi jumlah pajak yang dilaporkan sudah benar.

Dengan formula finished goods, Anda bisa dengan mudah memonitor persediaan barang yang masih dalam proses atau work in process (WIP), bahan mentah dan barang yang belum selesai untuk memastikan perhitungan akuntansi dan saldo yang Anda miliki akurat.

Mengurangi Pemborosan Bahan

Mengetahui level inventory yang akurat dapat memberikan banyak manfaat, salah satunya adalah dapat menghemat anggaran perusahaan dalam jangka panjang. Daripada perusahaan menghabiskan banyak uang untuk menyimpan bahan mentah dan produk jadi dalam jumlah yang berlebih, sebaiknya perusahaan dapat menghemat dengan mengetahui bahan dan produk apa saja yang dibutuhkan untuk disimpan.

Mengoptimalkan Proses Inventory Management

Aktivitas optimalisasi supply chain selalu bisa dilakukan dengan otomatisasi atau dengan efisiensi tenaga kerja. Dengan mengetahui formula finished goods, perusahaan dapat melacak biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi untuk menemukan strategi meningkatkan proses produksi beserta otomatisasinya.

Baca Juga: Management Inventory: Definisi, Tujuan, dan Model Inventorynya

Cara Menghitung Persediaan Awal Barang Jadi

Cara menghitung persediaan awal barang jadi sama dengan menghitung persediaan barang jadi di akhir, tetapi kegiatannya dilakukan di periode akhir akuntansi. Kalau Anda menghitung persediaan barang jadi secara teratur, menentukan persediaan awal finished goods biasanya akan semudah melihat laporan neraca sebelumnya.

Rumus COGM (Cost of Goods Manufactured)

Rumus harga pokok produksi adalah bahan baku langsung + tenaga kerja langsung + biaya overhead + persediaan awal WIP – persediaan akhir WIP. Komponen yang memakai kata “langsung” merupakan hal yang terlibat dalam pembentukan atau perakitan produk jadi.

COGS (Cost of Goods Sold)

Persediaan finished goods atau barang jadi mempunyai pengaruh yang besar pada penentuan harga pokok penjualan (HPP). Itu karena produsen akan memperoleh pendapatan ketika persediaan barang yang dimiliki dapat terjual ke pelanggan. HPP memiliki komponen biaya bahan dan tenaga kerja yang ditetapkan pada setiap unit yang berhasil terjual.

HPP = persediaan awal + persediaan yang diterima – persediaan akhir

Kalau Anda sudah mengetahui nilai COGM dan HPP, selanjutnya dapat menghitung nilai persediaan barang jadi (finished goods) dengan rumus:

Persediaan barang jadi = persediaan barang jadi awal + (COGM – HPP)

Contoh menghitung nilai inventory barang jadi:

PT Coffee MAS memiliki persediaan barang jadi di akhir periode senilai Rp5.000.000,-. Ini berarti persediaan awal mereka di periode saat ini juga senilai Rp5.000.000,-. Ternyata, di periode tersebut nilai COGM PT Coffee MAS adalah Rp8.000.000,- dan COGS sebesar Rp6.000.000,-.

Nilai persediaan barang jadi = Rp5.000.000,- + Rp8.000.000,- – Rp6.000.000,- = Rp7.000.000,-.

Nilai persediaan barang tersebut akan menjadi nilai awal periode akuntansi selanjutnya.

Baca Juga: 3 Komponen dan Cara Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan)

Cara Menghitung Anggaran Persediaan Barang Jadi

Anggaran persediaan jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Hampir mirip dengan perhitungan COGM, tetapi tidak perlu menghitung nilai persediaan barang WIP (work in process). Perhitungan ini hanya menetapkan nilai untuk setiap unit yang diproduksi berdasarkan bahan mentah, tenaga kerja dan overhead yang bukan nilai kumulatif.

Menghitung anggaran persediaan finished goods adalah untuk memperoleh harga yang kompetitif dan menguntungkan bagi perusahaan. Misalnya pada contoh PT Coffee MAS, untuk nilai biji kopi dan bahan kemasan per unit sebesar Rp30.000,-.

Untuk biaya tenaga kerja langsung, PT Coffee MAS membutuhkan untuk proses penyortiran, pemanggangan dan pengemasan biji kopi yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit per kantong. Kalau proses pemanggangan kopi menghasilkan Rp200.000,- per jam, jadi untuk per unitnya yang dikerjakan selama 30 menit adalah senilai Rp100.000,-.

Selanjutnya adalah biaya overhead, PT Coffee MAS dalam proses pemanggangan memiliki biaya overhead tetap sebesar Rp70.000,- per jam dan biaya variabel sebesar Rp90.000,- per jam. Biaya overhead per unit yaitu Rp90.000,- dikali 0,5 jam yang dipakai untuk beralih dari biji kopi ke roasted bean kemasan yaitu Rp45.000,-.

Total biaya individu sebesar Rp17.500,-, maka total persediaan barang jadi sebesar Rp17.500,- dikali dengan volume persediaan.

Baca Juga: Software Inventory Terbaik: Fitur Inventory MASERP yang Terintegrasi

Kesimpulan

Penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui nilai persediaan barang jadi agar mengetahui nilai laba kotor, jumlah aset lancarnya tercatat, mengurangi pemborosan bahan, mengoptimalkan proses inventory management, dan lain sebagainya. Nilai persediaan awal barang jadi sama dengan persediaan barang jadi di akhir, tetapi kegiatannya dilakukan di periode akhir akuntansi.

Mengelola dan memonitor persediaan merupakan hal penting bagi bisnis manufaktur dan perusahaan dagang. Jangan sampai persediaan barang salah input dan malah menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan Anda dapat menggunakan software ERP seperti MASERP yang dapat mengintegrasikan hampir semua departemen di perusahaan seperti gudang, penjualan, pembelian, manufaktur, keuangan, pajak, dan masih banyak lagi.

Anda tidak akan kehabisan persediaan lagi saat berjualan karena di MASERP terdapat fitur warning untuk persediaan yang sudah mencapai nilai minimum. Selain itu, Anda dapat mengetahui produk best-selling dan product line yang paling memberikan profit besar dengan chart yang ada di dashboard MASERP. MASERP dapat melacak tingkat persediaan setiap waktu dengan metode biaya rata-rata.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai MASERP, segera booking konsultasi gratis dengan konsultan ahli kami dan ceritakan kebutuhan bisnis Anda, sekarang!

New call-to-action