Begini Cara Mudah Menghitung Disposable Income

Pernah mendengar tentang pendapatan disposabel? Apa sih itu dan apa pentingnya untuk mengetahui cara menghitung disposable income? Berikut kami jabarkan mengenai disposable income adalah seberapa pentingnya hal ini sebagai indikator ekonomi, dan apa bedanya dengan pendapatan.

Pengertian Disposable Income

Ketika gajian, kamu mungkin ragu untuk langsung belanja. Jangankan belanja, menghitung gaji untuk membayar cicilan dan kebutuhan sehari-hari saja sudah repot. Penyebabnya yaitu ada berbagai pajak yang perlu kamu bayar setiap bulannya. Oleh karena itu, kamu wajib memahami istilah disposable income atau pendapatan sekali pakai.

Disposable income adalah diperoleh dari hasil jumlah pendapatan yang digunakan untuk bisa ditabung atau membiayai keperluan sehari-hari. Untuk itu, disposable income juga bisa memengaruhi aktivitas ekonomi dan juga memengaruhi pendapatan nasional.

Baca Juga: 5 Ide Passive Income untuk Menambah Penghasilan Bulanan

Mengapa Disposable Income Penting?

Disposable income nyatanya punya peran yang cukup penting dalam perekonomian negara atau untuk perorangan. Berikut ini beberapa fungsi dari disposable income:

Memperhitungkan Mekanisme Pasar

Disposable income adalah salah satu penentukemampuan seseorang untuk membeli. Jika tidak mampu membeli lebih banyak produk, maka permintaan pun berkurang. Hasilnya, perusahaan jadi perlu untuk mengurangi produksi, merampingkan jumlah karyawan dengan tujuan mengurangi pengeluaran.

Oleh karena itu, disposable income rata-rata masyarakat juga akan menjadi bahan pertimbangan penting untuk mengelola perusahaan. Hal ini karena mereka berkaitan dengan kebijakan yang harus diambil.

Kesehatan Finansial Seseorang

Finansial yang sehat ini bisa dilihat dari adanya dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, pengeluaran yang tak terduga, dan tabungan masa depan. Tujuan menghitung disposable income adalah untuk mengetahui apakah kondisi keuangan sedang sehat atau tidak.

Tolak Ukur Kebijakan Perusahaan

Perusahaan juga merupakan entitas yang wajib membayar pajak secara rutin. Apabila tingkat disposable income tinggi, maka bisnis tersebut bisa membeli lebih banyak peralatan dan bahan baku, menambah karyawan, dan melakukan ekspansi usaha.

Jika tingkat disposable income rendah, ditambah lagi adanya penurunan daya beli, maka perusahaan akan mengurangi produksinya. Ini pun bisa berimbas pada nasib para pekerjanya.

Cara Menghitung Disposable Income

Disposable income = pendapatan tahunan kotor – pajak langsung

Keterangan:

  • Pendapatan tahunan kotor: semua pendapatan yang diterima dalam satu tahun
  • Pajak langsung: jumlah pajak yang harus dibayarkan dalam satu tahun

Agar lebih ada gambaran, pahami contoh perhitungannya berikut ini.

Dalam satu tahun, Ibu Ami menghasilkan Rp120 juta, baik dari gaji kantor maupun hasil investasinya. Namun, Ibu Ami harus membayar pajak sebesar 20% dari pendapatannya, yakni Rp24 juta (20% x Rp120 juta).

Maka, perhitungan disposable income Ibu Ami adalah sebagai berikut.

Disposable income = Rp120 juta – Rp24 juta = Rp96 juta

Dengan demikian, Ibu Ami memiliki uang Rp96 juta untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dalam setahun.

Tips Mengelola Disposable Income

Untuk bisa mengelola disposable income yang baik maka diperlukan perhitungan yang cermat. Berikut ini adalah tips dalam mengelola disposable income yang baik.

Buatlah Prioritas Pengeluaran

Caranya adalah dengan memastikan berbagai keperluan pokok yang sebelumnya sudah tertulis rapi. Selanjutnya, kamu bisa menuliskan berbagai hal yang memang kamu inginkan dari sisa uang tersebut atau disposable income.

Meskipun disposable income adalah suatu dana yang bisa kamu gunakan untuk bersenang-senang, tapi kamu masih bisa menggunakan dana tersebut untuk menabung atau berinvestasi.

Mengelola Budget Disposable Income

Mengelola anggaran disposable income harus bisa disesuaikan dengan standar hidup masing-masing individu. Untuk itu, disarankan untuk memiliki gaya hidup yang lebih realistis, sehingga akan menentukan pengelolaan disposable income kamu.

Kesimpulan

Bisa dibilang, pendapatan diskresioner adalah “uang sisa” setelah kamu membayar semua pengeluaran rutin atau kebutuhan esensial. Anda dapat menggunakannya untuk makan di restoran, traveling, hiburan, dan barang atau kebutuhan tersier lainnya.

Anda mungkin melihatnya sebagai uang yang menyenangkan untuk dibelanjakan pada hal-hal yang tidak benar-benar dibutuhkan, setelah pengeluaran penting tercukupi. Atau juga dapat menabungnya, mengalokasikannya ke berbagai instrumen keuangan seperti saham dan reksadana.

Sebelum mengajukan investasi reksadana, ada baiknya memang harus memahami instrumen investasinya terlebih dahulu. Jika sudah tahu seluk-beluk, hingga sistem kerjanya, maka kegiatan berinvestasi akan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. 

Dengan begitu, Anda akan menjadi lebih sadar dan paham dari jenis investasi yang dipilih, serta hal apa saja yang mesti kita lakukan ketika sudah menentukan pilihan. Baik masih dikatakan sebagai investor pemula, dalam berinvestasi kamu harus tetap bisa percaya. Sehingga, tidak ada alasan takut dan ragu dalam menginvestasikan dana kamu pada instrumen keuangan. 

Dengan begitu, kamu tidak membiarkan uang Anda “idle”, padahal seharusnya bisa dikembangkan dengan baik sehingga kamu bisa meraup keuntungan lebih.  Jadi, pahamilah pilihan investasi reksadana dengan baik, tentukan langkah, dan jadilah investor yang cerdas serta berpengalaman!

Tidak hanya perorangan, sebuah instansi atau perusahaan juga bisa melakukan investasi reksadana. Namun, pastinya dengan jumlah yang lebih besar.  Dengan jumlah yang besar, tentu perhitungannya juga akan lebih rumit. Terlebih, kamu harus mengontrol kondisi investasi setiap saat meski sudah menggunakan manajer investasi. 

Nah, agar tim keuangan lebih bisa mengatur perputaran dana investasi serta dana internal perusahaan, maka perusahaan butuh software akuntansi modern seperti MASERP.  Software ERP MASERP ini, bisa digunakan untuk berbagai jenis laporan keuangan atau pembukuan yang rumit sekalipun. Sehingga, pekerjaan kamu bisa dikerjakan dengan lebih mudah dan praktis. 

Karena, keuntungan perusahaan dari investasi juga harus masuk dalam pembukuan perusahaan. Jadi, jangan sampai data-data keuangan yang masuk tidak tercatat dengan baik.  Yuk, segera konsultasikan dengan MASERP, untuk software yang lebih canggih dan membantu proses pendataan kamu.

New call-to-action