6 Jenis dan Contoh Consumer Goods yang Mudah Dipahami

Pernahkah Anda mendengar consumer goods? Consumer goods merupakan barang jadi yang sering kita beli sebagai konsumen. Bagi pemilik bisnis, perlu mengetahui apa saja jenis barang ini agar dapat menentukan strategi pemasarannya. Ada empat kategori barang ini yaitu convenience, produk belanja, produk spesial dan produk yang tidak dicari konsumen. Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasannya di bawah ini!

Pengertian Consumer Goods

Consumer goods atau final good adalah produk akhir yang diproduksi oleh sebuah bisnis dan dibeli oleh konsumen. Misalnya microwave, lemari es, t-shirt, dan mesin cuci adalah contoh consumer goods. Mereka adalah barang akhir yang dibeli konsumen.

Consumer goods berbeda dengan barang setengah jadi dalam kenyataan bahwa barang setengah jadi digunakan untuk menciptakan barang konsumsi akhir. Barang seperti tembaga, batu bara, besi, atau bahan mentah lainnya, bukanlah barang konsumsi karena digunakan untuk membuat barang konsumsi akhir. Misalnya, tembaga dapat digunakan untuk membuat nampan, mangkuk, dan wadah lain yang dianggap sebagai produk konsumen. Ini adalah contoh barang setengah jadi yang pada gilirannya digunakan untuk membuat barang konsumsi akhir.

Baca Juga: 4 Manfaat dan Cara Mudah Menghitung Finished Goods

Jenis Consumer Goods

Berikut karakteristik barang di setiap kategori consumer goods dengan bantuan contoh dan strategi pemasaran yang relevan.

Produk Convenience

Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product) adalah barang yang dibeli konsumen karena kebutuhan atau rutinitas tanpa terlalu memikirkan harga, kualitas, atau umurnya. Ahli marketing terkadang menempatkan kelompok convenience ke dalam dua sub kategori: pembelian pokok dan pembelian impulsif. Barang kebutuhan pokok memenuhi kebutuhan dasar dan barang kebutuhan impulsif dibeli karena keinginan daripada kebutuhan.

Contoh

Arie berdiri di antrian kasir di toko kelontong. Dia melihat ke lemari pendingin dan memutuskan membeli soda untuk diminum dalam perjalanan pulang. Pilihannya adalah Seven Up dan Coca Cola. Arie lebih suka Pepsi, tapi ini tidak ada, jadi dia mengambil sebotol Seven Up dan menambahkannya ke keranjangnya.

Dalam contoh ini, soda Arie adalah produk convenience impuls. Dia tidak perlu membeli soda, tetapi dia menginginkannya. Pilihan Arie untuk soda adalah Pepsi, tapi dia tidak mau mengantri untuk mencari merk itu. Sebaliknya, Arie memilih dari pilihan yang tersedia tanpa membandingkan harga.

Strategi marketing: tim pemasaran di Pepsi mungkin fokus pada promosi lebih luas di berbagai channel, termasuk media cetak, TV, dan media sosial untuk membantu membangun brand awareness. Mereka juga dapat mendistribusikan ke berbagai penjual eceran dan bekerja sama dengan mereka untuk mengamankan penempatan produk utama, seperti di jalur pembayaran. Mereka mungkin kurang peduli dengan penyesuaian harga produk mereka selama mereka berada dalam margin yang sama dengan kompetitor mereka.

Produk Belanja

Produk belanja adalah barang yang dibeli oleh konsumen yang teliti dan biasanya dibandingkan sebelum membeli. Produk-produk ini mungkin membutuhkan lebih banyak pengeluaran atau memenuhi kebutuhan jangka panjang daripada produk convenience. Produk belanja dibagi menjadi dua sub kategori: homogen dan heterogen.

Produk homogen adalah produk yang memiliki fitur yang hampir sama, sehingga pilihan konsumen biasanya tergantung pada harga. Produk heterogen memiliki perbedaan dan mengharuskan konsumen untuk fokus pada faktor selain harga untuk membelinya, seperti design atau fungsi.

Contoh produk homogen

Aini pindah ke apartemen baru dan perlu membeli microwave. Dia menginginkan satu yang terbuat dari baja tahan karat untuk dicocokkan dengan peralatannya yang lain dan dia ingin itu menyertakan fungsi warmer, popcorn, minuman dan pengatur waktu. Dia berharap itu akan bertahan setidaknya selama tiga tahun.

Setelah riset online, Aini menemukan lima model yang sesuai dengan kriterianya. Dia dapat membeli salah satu model tersebut di department store terdekat. Harga berkisar antara Rp1,200,00000 sampai Rp1,900,000,00. Satu merk menawarkan kupon diskon Rp500,000,00 untuk waktu terbatas. Aini memanfaatkan diskon dan membeli model seharga Rp1,500,000,00.

Dalam contoh ini, microwave Aini adalah produk belanja homogen. Berbeda dari barang inconvenience, microwave memiliki biaya lebih tinggi dan berharap dapat bertahan beberapa tahun. Untuk alasan ini, dia membandingkan model dan menemukan beberapa model yang sesuai dengan kriterianya. Dia memilih pilihan dengan harga terendah agar sesuai dengan kebutuhannya.

Strategi marketing: tim marketing dapat menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan harga yang sama atau lebih rendah daripada kompetitor mereka untuk menarik konsumen. Mereka mungkin membuat campaign dengan penawaran waktu terbatas untuk mendorong pelanggan membeli pada waktu tertentu atau merasa mereka mendapatkan penawaran yang bagus.

Contoh produk heterogen

Widya akan membeli komputer untuk keluarganya. Anak-anaknya berusia 5, 9, dan 13 tahun. Mereka berencana menggunakan komputer untuk bermain game, mengerjakan tugas sekolah, dan video call dengan teman dan kerabat. Pasangan Widya berencana menggunakan komputer untuk bekerja dan berbelanja. Widya berencana menggunakan komputer untuk menyimpan musik, foto, dan videonya.

Widya meriset tiga merek laptop yaitu Macbook, Lenovo dan Asus. Laptop berkabel adalah yang paling terjangkau tetapi tidak memiliki kamera internal atau banyak ruang penyimpanan. Model Asus menawarkan semua fitur yang diinginkannya tetapi mungkin memerlukan hardware atau software tambahan untuk mengoptimalkan layanan game dan video call. Macbook menawarkan semua fitur yang dia inginkan tanpa peralatan tambahan tetapi harganya lima kali lebih mahal dan dua kali lipat dari Lenovo. Widya memilih laptop Lenovo dan berencana untuk meriset aksesoris game di lain waktu.

Dalam contoh ini, laptop Widya adalah produk belanja yang heterogen. Sementara semua laptop memiliki tujuan yang sama, fitur mereka berbeda, dan beberapa tidak sesuai dengan kebutuhannya. Biaya produk diperhitungkan dalam keputusan Widya, tetapi itu adalah faktor yang kurang signifikan daripada fungsionalitas laptop.

Strategi pemasaran: tim marketing bisa berfokus pada penekanan fitur unik produk mereka versus fitur kompetitor untuk menunjukkan kepada pelanggan kualitas penawaran mereka. Perbandingan harga masih menjadi faktor dalam situasi ini, tetapi kurang dibandingkan dengan produk belanja homogen.

Produk Spesial

Ada beberapa alasan mengapa seorang customer membeli barang khusus antara lain ingin memiliki sesuatu dari merk tertentu atau mendapatkan status sosial dari produk spesial tersebut.

Perusahaan biasanya memasarkan produk spesial ini ke konsumen atau market niche tertentu daripada ke masyarakat umum, sehingga membuat produk ini tampak lebih eksklusif.

Contoh

Raden bermimpi membeli tas Tumi sejak dia masih di sekolah menengah. Ada iklan untuk mereka di majalah favoritnya dan siswa populer di sekolah membawanya. Orang tuanya memberitahu dia jika dia ingin membeli tas yang begitu mahal, dia harus menghasilkan uang sendiri untuk melakukannya.

Raden berjanji pada dirinya sendiri bahwa setelah dia mendapat pekerjaan penuh waktu, dia akan membeli tas Tumi dengan gaji pertamanya. Setelah menjadi konsultan IT, Raden membeli ransel Tumi berwarna biru dan dompet yang serasi dari toko online mereka.

Dalam contoh ini, pembelian yang diinginkan Raden adalah produk spesial. Raden tidak menginginkan sembarang tas, ia menginginkan merek tertentu. Pembeliannya kurang tentang produk itu sendiri dan lebih banyak tentang status yang datang dengan memiliki produk dari brand Tumi.

Strategi marketing: marketing untuk Tumi dapat fokus untuk menampilkan kualitas unik dari brand mereka. Tidak seperti produk belanja heterogen yang dipasarkan ke kelompok besar konsumen, tim Tumi mungkin fokus untuk menarik niche market yang modis dengan pendapatan lebih tinggi. Strateginya kurang tentang menjual produk itu sendiri dan lebih banyak tentang membangun merk yang laris dan lebih elite.

Produk yang Tidak Dicari

Produk yang tidak dicari (unsought product) adalah barang yang tidak dibeli secara teratur atau tidak disadari oleh konsumen. Konsumen sebenarnya tidak berpikir atau berencana untuk membeli produk ini sampai mereka membutuhkannya.

Seperti convenience product, unsought product tersedia di mana-mana, tetapi produk ini biasanya melayani kebutuhan yang lebih spesifik, seperti untuk kesehatan dan keselamatan.

Contoh

Raisa adalah koki dan manager restoran. Dia bertanggung jawab terutama untuk produksi dapur tetapi dalam kapasitasnya sebagai manajer ditugaskan untuk mempekerjakan dan melatih staf, keamanan restoran, serta memesan dan menyimpan semua kebutuhan pokok dan persediaan.

Raisa memeriksa inventaris dapur, kebersihan tempat, dan persediaan P3K secara teratur. Tapi dia selalu lupa untuk memeriksa alat pemadam kebakaran dan membeli yang baru jika sudah digunakan atau sudah kadaluarsa. Dia jarang memikirkan alat pemadam kebakaran kecuali diperlukan.

Dalam contoh ini, alat pemadam kebakaran adalah produk yang tidak dicari karena meskipun Raisa telah menempatkannya di lokasi yang mudah dijangkau dan terlihat di sekitar dapur, dia tidak memikirkannya dan lupa untuk menyegarkan atau menggantinya.

Ketika dia membutuhkannya di tempat kerja, dia akan membeli apa yang tersedia, kemungkinan besar tanpa melakukan perbandingan harga.

Strategi pemasaran: tim marketing untuk alat pemadam kebakaran dan produk lain yang tidak dicari dapat mengikuti strategi yang serupa dengan strategi marketing produk convienence untuk mempromosikan barang atau jasa mereka di berbagai channel. Pendekatan ini membuat konsumen sadar dengan keberadaan produk dan mengingatkan mereka untuk membeli sebelum kebutuhan muncul.

Baca Juga: Karakteristik FMCG dan Contohnya di Sekitar Anda

Durable dan Non-Durable Consumer Goods

Consumer goods adalah barang yang kita beli dan gunakan. Barang ini dapat dibagi menjadi barang konsumsi tahan lama (durable) dan barang konsumsi tidak tahan lama (durable).

Barang tahan lama adalah barang yang dapat kita konsumsi dalam jangka waktu yang lama misalnya lemari es, microwave, dan kendaraan bermotor. Dengan kata lain, barang konsumsi tahan lama tidak habis dikonsumsi setelah satu kali pemakaian. Sebaliknya, barang konsumsi yang tidak tahan lama seperti roti setelah dikonsumsi sebagai bagian dari sandwich.

Barang konsumsi tidak tahan lama adalah barang yang sudah tidak ada lagi setelah dikonsumsi. Dengan kata lain, mereka hanya bisa dikonsumsi sekali misalnya makanan, minuman, dan rokok. Setelah Anda makan pisang, Anda tidak bisa lagi memakannya karena ada di perut Anda. Sebaliknya, barang tahan lama seperti kendaraan bermotor dapat digunakan berulang kali.

Baca Juga: List 10 Software Inventory Terbaik. Nomor 3 Paling Powerful!

Kesimpulan

Mengelola dan memonitor persediaan merupakan hal penting bagi bisnis manufaktur dan perusahaan dagang. Jangan sampai persediaan barang salah input dan malah menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan Anda dapat menggunakan software ERP seperti MASERP yang dapat mengintegrasikan hampir semua departemen di perusahaan seperti gudang, penjualan, pembelian, manufaktur, keuangan, pajak, dan masih banyak lagi.

Anda tidak akan kehabisan persediaan lagi saat berjualan karena di MASERP terdapat fitur warning untuk persediaan yang sudah mencapai nilai minimum. Selain itu, Anda dapat mengetahui produk best-selling dan product line yang paling memberikan profit besar dengan chart yang ada di dashboard MASERP. MASERP dapat melacak tingkat persediaan setiap waktu dengan metode biaya rata-rata.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai MASERP, segera booking konsultasi gratis dengan konsultan ahli kami dan ceritakan kebutuhan bisnis Anda, sekarang!

New call-to-action