Keuntungan CIF (Cost, Insurance, Freight) dalam Ekspor Impor

Mungkin banyak yang belum familiar dengan istilah Cost, Insurance, dan Freight atau yang biasa disingkat CIF. Bagi kita yang tidak terbiasa dengan kegiatan ekspor impor serta pembayaran antar negara, istilah CIF bisa jadi terdengar asing. CIF adalah istilah yang digunakan dalam perdagangan internasional yang mengacu pada pengangkutan barang dari satu tujuan ke tujuan lain melalui pengiriman antar negara.

Banyak istilah yang digunakan antar negara dalam perdagangan internasional untuk menyamakan persepsi importir maupun eksportir dari berbagai negara. Agar lebih jelas, yuk simak penjelasan mengenai berikut ini.

Mengenal Istilah Incoterms

Sebelum berbicara mengenai Cost, Insurance and Freight atau CIF ada baiknya kita mengetahui istilah incoterms. CIF adalah bagian dari Incoterms atau International Commercial Terms yang merupakan kumpulan istilah-istilah yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli serta eksportir dan importir dalam perdagangan internasional.

Selain berbentuk sekumpulan istilah, incoterms juga menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang.

Tentunya, berbicara tentang pengiriman barang pasti berkaitan dengan proses ekspor-impor. Agar lebih mudah, ekspor dapat diartikan dengan kegiatan mengirimkan barang atau komoditas dari dalam ke luar negeri. Sebaliknya, impor adalah kegiatan mengirimkan barang atau komoditas dari luar ke dalam negeri.

Melihat dari sejarahnya, Incoterms dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional atau International Chamber of Commerce (ICC), dengan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa internasional.

Terdapat kurang lebih 13 istilah incoterms yang lazim digunakan pada proses perdagangan internasional antar negara diantaranya adalah FAS, FOB, CFR, dan CIF yang akan lebih banyak dibahas pada artikel ini.

Pengertian CIF

Secara pengertian CIF atau Cost, Insurance, and Freight merupakan salah satu istilah dalam perdagangan internasional yang menunjukkan pihak penjual menanggung biaya pengiriman sampai transportasi yang memuat barang tiba di tujuan, lengkap dengan kewajiban pihak penjual membayar asuransi untuk barang yang dikirim.

Lebih lanjut, dengan menggunakan metode CIF, Penjual wajib memiliki kontrak dan membayar biaya serta freight yang diperlukan untuk membawa barang ke tempat tujuan. Penjual juga memastikan asuransi terhadap risiko kehilangan dan kerusakan dari barang selama pengangkutan.

Baca Juga: Kegiatan Ekonomi: Produksi, Distribusi dan Konsumsi

Peran dan Tanggung Jawab Eksportir

Sebagai eksportir, tentu yang menjadi tanggung jawab utama adalah mengatarkan barang. Tak hanya itu, eksportir diharuskan mengantarkan barang mulai dari mengambil barang di pabrik atau gudang hingga di atas kapal.

Selain itu, penjual atau eksportir juga wajib mengurusi barang hingga sampai ke palabuhan tujuan dan tak lupa untuk mengurusi nilai premi asuransi dari barang yang dikirimkan.

Tak hanya itu, ada beberapa kewajiban teknis yang juga harus dipenuhi oleh penjual atau eksportir, yaitu:

  • Menyiapkan commercial invoice atau dokumen penting sesuai dengan kontrak yang ada.
  • Mengurus pengemasan barang sesuai aturan dan standar eksport barang atau export packaging.
  • Mengurus perizinan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor, seperti izin keamanan dan prosedur kepabeanan atau custom clearance.

Lalu bagaimana dengan peralihan risiko atau transfer of risk? Sistem CIF mengatur bahwa transfer of risk antara penjual dan pembeli dapat dilakukan di atas kapan di pelabuhan tujuan.

Penjual atau eksportir juga wajib mengeluarkan semua biaya dari sejak barang dikemas, dimuat, dan diangkut ke pelabuhan tujuan.

Keuntungan Menggunakan Sistem CIF

Jika dibandingkan dengan beberapa sistem perdagangan internasional lain seperti FOB maupun CFR, sistem CIF memiliki beberapa keuntungan tersendiri. Beberapa diantaranya sistem asuransi dan transfer of risk.

Namun, ada beberapa keuntungan yang perlu kamu tahu apabila ingin memulai ekspor maupun impor barang dengan sistem CIF, yaitu:

  • Kebebasan di dalam melakukan kontrak

Dengan menggunakan sistem CIF, pihak penjual dan pembeli bebas melakukan kontrak perdagangan. Kedua pihak bebas menentukan syarat-syarat penyerahan barang atau terms of delivery saat melakukan kontrak.

Pembeli akan melakukan evaluasi mengenai sistem pengangkutan barang dan juga asuransi yang ada saat akan membli dengan sistem CIF. Dari sisi penjual, mereka cenderung akan menghitung jika dia menjual dengan CIF segala aspek yang ada, mulai dari kesiapan alat angkut, asuransi hingga jasa bongkar muat barang.

  • Importir tidak perlu menyiapkan banyak hal

CIF dapat memberikan keuntungan bagi pihak pembeli atau importir. Dengan sistem ini, pembeli tidak perlu memikirkan lebih banyak mengenai ongkos pengangkutan serta proses pengurusan asuransi beserta prosedurnya. Pihak penjual atau eksportir sudah mengurus semua hal tersebut.

CIF adalah sistem yang efektif dan banyak dipilih oleh importir untuk pengurusan barang. Pada pembelian barang jenis tertentu, pihak importir bisa memiliki lebih banyak keuntungan dalam transaksinya.

Baca Juga: Impor Adalah: Pengertian, Manfaat dan Cara Hitung Pajak Impor

  • Eksportir mencatumkan harga pengangkutan secara jelas

Dalam sistem CIF, semua biaya operasional ditanggungkan pada pihak penjual. Ya, pihak eksportir mengurus semua hal mulai dari pengemasan hingga barang sampai di tujuan.

Oleh karena itu, eksportir wajib mencantumkan harga pengangkutan secara jelas pada sistem ini berbeda dengan sistem Free on Board atau FOB yang tidak mencantumkan harga jasa pengiriman.

Commercial Invoice pada Ekspor Impor

Sebagai salah satu sistem dalam perdagangan internasional, CIF tetap membutuhkan commercial invoice. Sebagai gambaran, commercial invoice memiliki fungsi penting dalam ekspor dan impor.

Dokumen penting ini berperan agar proses pengiriman barang dari eksportir dan importir dianggap sah. Selain itu, commercial invoice juga berfungsi untuk memastikan proses pengecekan barang berjalan lancar dan sampai ke pihak importir.

Fungsi lain dari commercial invoice adalah untuk perhitungan pajak. Lebih dari itu, commercial invoice bisa dikategorikan sebagai faktur pajak.

Kesimpulan

Perdagangan internasional adalah bentuk transaksi yang dilakukan oleh pihak eksportir dan importir. Dalam melakukan perdagangan internasional, tentu banyak sistem yang menjadi pilihan, salah satunya adalah Cost, Insurance, dan Freight atau dikenal dengan CIF. Metode CIF ini sudah banyak digunakan berbagai negara di dunia saat melakukan kegiatan ekspor impor.

Tentunya, setiap kegiatan atau transaksi ekspor impor, kita sebagai pelaku bisnis akan melakukan pencatatan. Pencatatan perdagangan internasional dicatat dengan menggunakan commercial invoice atau faktur perdagangan.

Mungkin akan sulit bagi pelaku ekspor dan impor dalam pencatatan transaksi yang tak sedikit. Oleh karena itu, sudah banyak aplikasi atau software penunjang dalam melakukan pencatatan keuangan.

Salah satu contoh software pencatatan keuangan yang dapat menjadi pilihan dalam menunjang bisnis adalah MASERP. MASERP hadir sebagai accounting software yang tak hanya bisa melakukan pencatatan transaksi keuangan perusahaan secara internal tetapi bisa menunjang kegiatan perdagangan ekspor impor bisnis.

Mengapa demikian? MASERP adalah software ERP yang sudah didukung dengan standar keuangan Multi Currency, Multi Warehouse, dan sistem E-Faktur. Kemudahan tersebut bisa membantu perusahaan dalam melakukan pencatatan transaksi dan kegiatan keuangan lainnya.

Jadi, apabila tertarik dan penasaran, jangan ragu untuk menghubungi kami secara langsung ya!