CAPEX (Capital Expenditure): Jenis dan Cara Menghitung

Written by Tika Ulfianinda

Jenis, Rumus, dan Contoh Cara Menghitung CAPEX (Capital Expenditure)

Banyak perusahaan kesulitan mengelola pengeluaran modal untuk membeli atau merawat aset sehingga operasional dan pertumbuhan bisnis jangka panjang terhambat. Pengeluaran untuk aset ini perlu Anda pahami agar perusahaan dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. CAPEX (Capital Expenditure) adalah pengeluaran perusahaan untuk membeli, meningkatkan, atau memperpanjang umur aset tetap yang manfaatnya digunakan lebih dari satu periode akuntansi (jangka panjang).

Bagaiman cara menghitung CAPEX? Artikel ini akan menjawabnya! Anda juga akan mengetahui fungsi dan jenis-jenis CAPEX. Yuk, simak penjelasan lengkap CAPEX di artikel ini!

Apa Itu CAPEX?

CAPEX adalah singkatan dari Capital Expenditure, yaitu pengeluaran modal yang digunakan perusahaan untuk membeli, meningkatkan, atau merawat aset jangka panjang. Aset yang dimaksud mencakup mesin, peralatan produksi, kendaraan operasional, hingga bangunan.

CAPEX juga dialokasikan untuk mendukung ekspansi bisnis dan menjaga performa aset agar tetap optimal. Tujuannya adalah memastikan perusahaan dapat beroperasi lebih efisien di masa mendatang.

Bagi investor, memahami nilai CAPEX menunjukkan keseriusan perusahaan dalam berinvestasi untuk masa depannya. Nilai CAPEX yang konsisten dan terarah mencerminkan strategi pertumbuhan jangka panjang yang jelas.

Perusahaan yang mampu mengalokasikan CAPEX secara tepat biasanya memiliki rencana pengembangan yang matang dan menjadi sinyal bahwa perusahaan siap memenuhi kebutuhan pasar di tahun-tahun mendatang.

Fungsi CAPEX

Beberapa fungsi CAPEX antara lain menjadi acuan rencana jangkap panjang bisnis, mengetahui besarnya pengeluaran, dan depresiasi aset. Berikut penjelasannya:

Acuan Rencana Jangka Panjang

Untuk memulai rencana bisnis yang lebih terarah, perusahaan membutuhkan tolak ukur yang jelas berhubungan dengan kebutuhan pengeluaran aset.

CAPEX berfungsi sebagai acuan yang membantu perusahaan memperkirakan nilai investasi modal yang perlu dialokasikan dalam jangka panjang. 

Anda dan tim manajemen bisa melihat laporan keuangan dan nilai CAPEX untuk menentukan strategi ekspansi dan pengembangan bisnis yang lebih terukur.

Baca Juga: Apa Itu Ekspansi Bisnis? Strategi dan Risiko Bisnisnya

Investasi Masa Depan

Sebagai langkah untuk memperkuat operasional bisnis, CAPEX berperan dalam mendukung investasi jangka panjang melalui pembelian aset atau peralatan produksi yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Meskipun membutuhkan biaya besar di awal, investasi ini berpeluang memberikan keuntungan berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas, efisiensi, atau kualitas produksi.

Transparansi pencatatan CAPEX dapat menarik minat investor, perusahaan dapat menunjukkan prospek dan potensi pertumbuhan yang jelas.

Mengetahui Jumlah Pengeluaran Perusahaan

Untuk memastikan pengelolaan anggaran lebih terkendali, perusahaan perlu mengetahui besarnya pengeluaran modal yang dikeluarkan.

CAPEX dapat membantu pemilik bisnis melihat total kebutuhan investasi yang berkaitan dengan pembelian atau perawatan aset.

Perusahaan pun dapat menyiapkan strategi finansial yang lebih matang dan memprediksi kebutuhan biaya serupa di masa depan jika ada aset yang harus diganti atau ditambah.

Mengelola Risiko Depresiasi Aset

Sebagai bagian dari pengendalian aset, CAPEX juga berkaitan erat dengan depresiasi. Depresiasi merupakan penurunan nilai aset yang terjadi seiring waktu.

Adanya pengelolaan CAPEX yang tepat, perusahaan mampu merencanakan waktu yang tepat untuk mengganti atau meningkatkan aset tersebut sebelum menimbulkan kerugian operasional.

Saat sudah mengetahui nilai depresiasi melalui CAPEX, perusahaan dapat menjaga efisiensi penggunaan modal. Cara ini juga membantu memastikan aset tetap bekerja secara optimal sepanjang masa operasionalnya.

Baca Juga: Amortisasi vs Depresiasi: Metode dan Contoh dalam PPh

Jenis-Jenis CAPEX

Dalam menjalankan operasional perusahaan membutuhkan berbagai bentuk pengeluaran modal yang disesuaikan dengan tujuan bisnis dan kondisi aset yang dimiliki.

Pengeluaran ini kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa jenis CAPEX yang masing-masing memiliki fungsi serta karakteristik yang berbeda. Untuk memahami cara perusahaan berinvestasi dalam aset jangka panjang, berikut beberapa jenis CAPEX yang umum digunakan dalam dunia bisnis.

Expansion Generated by New Products

Dalam proses pengembangan bisnis, perusahaan sering membutuhkan investasi baru untuk mendukung peluncuran produk tambahan.

Pada tahap ini, CAPEX digunakan untuk membeli perlengkapan, mesin, atau bahan produksi terbaru yang diperlukan agar produk baru dapat diproduksi secara optimal dan menarik lebih banyak konsumen.

Project Mandated by Law

Selain untuk pengembangan, ada pula CAPEX yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi. Pengeluaran ini tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi untuk memenuhi standar hukum yang berlaku.

Contohnya adalah pembelian alat pengolahan limbah agar operasional perusahaan tetap ramah lingkungan dan tidak melanggar ketentuan pemerintah.

Equipment Replacement

Seiring berjalannya waktu, aset perusahaan dapat mengalami kerusakan atau penurunan fungsi. Oleh karena itu, CAPEX sering dialokasikan untuk mengganti mesin atau peralatan yang sudah tidak dapat diperbaiki.

Cara ini memastikan proses produksi tetap berjalan lancar dan efisien tanpa gangguan akibat alat yang sudah usang.

Expansion to Meet Growth in Existing Products

Saat permintaan terhadap produk yang sudah ada meningkat, perusahaan membutuhkan investasi tambahan untuk memperluas kapasitas produksinya.

CAPEX dalam kategori ini dapat mencakup pembukaan cabang baru, penambahan tenaga kerja, pembelian bangunan, atau penambahan mesin produksi. Tujuannya adalah memastikan perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.

Cara Menghitung CAPEX

Untuk mengetahui nilai CAPEX secara akurat, perusahaan dapat menggunakan bagian arus kas investasi dalam laporan keuangan.

Jika data tersebut tidak tersedia, perhitungan tetap dapat dilakukan secara manual dengan melihat perubahan nilai aset tetap pada neraca serta biaya penyusutan di laporan laba rugi.

Cara ini membantu Anda mengetahui estimasi CAPEX secara lebih akurat meski tanpa mengakses langsung arus kas investasi.

Cara Menghitung CAPEX dengan Rumus

Rumus dasar untuk menghitung CAPEX adalah sebagai berikut:

CAPEX = PP&E Saat Ini – PP&E Sebelumnya + Biaya Depresiasi

Keterangan:

  • PP&E (Property, Plant, and Equipment): merupakan aset tetap berwujud yang dimiliki perusahaan, seperti mesin, bangunan, dan peralatan produksi.
  • Nilai PP&E periode saat ini dan sebelumnya: dapat ditemukan pada neraca, sedangkan biaya depresiasi tercantum pada laporan laba-rugi.
  • Selisih nilai PP&E: menunjukkan perubahan investasi aset, yang kemudian dijumlahkan dengan depresiasi untuk mendapatkan nilai CAPEX sesungguhnya.

Cara Menghitung CAPEX Melalui Laporan Keuangan

Berikut langkah yang lebih rinci ketika perusahaan memiliki akses ke laporan keuangan:

  1. Periksa laporan laba rugi dan temukan biaya penyusutan yang dicatat pada periode berjalan. Angka ini menggambarkan penurunan nilai aset tetap akibat penggunaan normal.
  2. Lihat neraca periode sebelumnya dan periode saat ini untuk mengetahui saldo aset tetap (PP&E). Hitung selisih antara keduanya untuk melihat terjadinya peningkatan nilai aset atau tidak.
  3. Tambahkan selisih kenaikan PP&E dengan biaya depresiasi yang sudah ditemukan sebelumnya. Kombinasi kedua data ini akan menghasilkan nilai CAPEX yang dikeluarkan perusahaan selama periode tersebut.

Baca Juga: Laporan Laba Rugi dan Contoh Penyusunannya

Perbedaan CAPEX dan OPEX

Meskipun keduanya sama-sama termasuk pengeluaran perusahaan, CAPEX dan OPEX memiliki fungsi serta karakteristik biaya yang berbeda.

Segi Fungsi

OPEX atau operating expenses merupakan biaya yang digunakan untuk kebutuhan operasional harian, seperti pembayaran gaji, biaya listrik, perawatan rutin mesin, hingga pajak.

Sementara itu, CAPEX adalah pengeluaran modal yang dialokasikan untuk pembelian, peningkatan, atau pemeliharaan aset jangka panjang yang mendukung kegiatan bisnis dalam periode jangka panjang.

Segi Nominal

Perbedaan berikutnya terlihat pada besarnya biaya yang dikeluarkan. CAPEX biasanya membutuhkan dana yang besar dan dibayarkan dalam satu waktu karena terkait investasi aset.

Di sisi lain, OPEX bersifat rutin sehingga nominalnya lebih kecil dan dikeluarkan secara berkala sesuai kebutuhan operasional.

Secara sederhana, CAPEX dihubungkan dengan investasi aset jangka panjang, sedangkan OPEX berkaitan dengan biaya operasional bisnis sehari-hari.

Contoh CAPEX dan OPEX

Misalnya, ketika perusahaan membeli satu unit printer, biaya pembelian printer tersebut termasuk CAPEX karena bersifat investasi aset.

Namun, biaya pembelian tinta atau cartridge setiap bulan dikategorikan sebagai OPEX karena merupakan kebutuhan rutin untuk mendukung operasional bisnis.

Contoh CAPEX

Untuk memahami penggunaan CAPEX dalam operasi bisnis, ini contoh konkret pengeluarannya. Apa saja contoh CAPEX? Simak berikut ini!

Biaya Pembelian Aset dan Peralatan Utama

Pengeluaran untuk membeli aset berwujud seperti mesin produksi, komputer, kendaraan operasional, gedung, hingga lahan termasuk dalam CAPEX.

Misalnya, perusahaan membeli mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi atau membangun gudang tambahan untuk memperluas penyimpanan barang.

Biaya Perbaikan dan Peningkatan Aset

CAPEX juga mencakup biaya besar yang digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan aset agar kinerjanya tetap optimal.

Contohnya, penggantian komponen mesin yang rusak berat, renovasi kantor, atau peningkatan sistem listrik pabrik. Pengeluaran ini tidak bersifat rutin sehingga dicatat sebagai investasi jangka panjang, bukan biaya operasional bisnis sehari-hari.

Biaya Produksi untuk Pengembangan Kapasitas Baru

Dalam beberapa kasus, perusahaan perlu mengeluarkan biaya produksi tambahan untuk mendukung pembelian mesin baru atau uji coba lini produksi yang diperbarui. Pengeluaran awal ini sering kali masuk kategori CAPEX karena tujuannya untuk menghasilkan output yang lebih besar atau lebih efisien di masa mendatang.

Selain aset fisik, CAPEX juga mencakup pembelian aset tidak berwujud seperti lisensi, hak paten, atau izin usaha tertentu. Misalnya, perusahaan membeli lisensi software khusus manufaktur atau memperoleh hak paten atas teknologi baru.

Pengeluaran tersebut bernilai besar dan digunakan dalam jangka panjang sehingga dikategorikan sebagai investasi modal.

Pengeluaran untuk Pembaruan Software

Banyak bisnis modern mengandalkan software sebagai bagian dari proses operasional bisnis mereka.

Ketika perusahaan membeli software baru dengan biaya besar, pengeluaran tersebut dikategorikan sebagai CAPEX karena bersifat jangka panjang. Investasi ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi kerja, memperkuat sistem keamanan, atau mendukung pertumbuhan bisnis.

Upgrade ke versi software yang lebih canggih juga termasuk CAPEX karena manfaatnya digunakan dalam periode yang panjang.

Pengadaan Komputer dan Infrastruktur TI

Pembelian laptop, server, perangkat jaringan, atau perlengkapan komputer dalam jumlah besar termasuk CAPEX. Peralatan ini dipakai jangka panjang dan menjadi bagian dari infrastruktur kerja perusahaan, baik untuk operasional kantor maupun lini produksi.

Biaya Promosi Awal

Dalam beberapa model bisnis, biaya promosi awal untuk launching produk atau cabang baru dapat dimasukkan ke dalam CAPEX jika terkait langsung dengan pembukaan unit usaha baru.

Misalnya, pemasangan billboard besar untuk grand opening atau produksi materi promosi permanen yang digunakan jangka panjang.

Biaya Pembangunan atau Akuisisi Properti

Investasi dalam bentuk pembangunan pabrik, pembelian gudang, atau akuisisi kantor baru merupakan contoh CAPEX yang paling umum.

Aset ini memiliki masa manfaat panjang dan sangat menentukan kelangsungan serta ekspansi operasional bisnis perusahaan.

Pengeluaran untuk Aset Tidak Berwujud Lainnya

CAPEX juga bisa berupa investasi pada aset non fisik lain seperti hak cipta, merek dagang, atau biaya registrasi teknologi. Misalnya, perusahaan membeli hak eksklusif untuk menggunakan metode produksi tertentu atau mendaftarkan merek di berbagai negara.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, CAPEX adalah pengeluaran modal yang dialokasikan perusahaan untuk membeli, meningkatkan, atau merawat aset jangka panjang demi menjaga dan meningkatkan kinerja operasional bisnis.

Pengeluaran ini mencakup investasi pada peralatan, bangunan, software, hingga aset tak berwujud yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Zaman yang serba online ini, ada baiknya Anda beradaptasi dengan teknologi agar bisnis Anda bisa terus efisien dan produktif dan lebih mudah mencapai tujuan bisnis.

Anda sebaiknya melakukan pencatatan aset perusahaan beserta penyusutannya dengan menggunakan software akuntansi ERP seperti MASERP di mana sudah terintegrasi dengan berbagai fitur bisnis seperti penjualan, pembelian, distributor, manufaktur dan lainnya.

Dalam satu software, Anda bisa menggunakan banyak fitur untuk kemudahan bisnis.

Fitur Fixed Asset di MASERP membantu Anda menghitung penyusutan aktiva tetap dengan akurat sehingga memudahhkan Anda dalam mentracking aset Anda seperti kendaraan, mesin, hardware, dan peralatan kantor.

Pada fitur Master Fixed Asset, Anda bisa mencatat informasi seperti lokasi, merek, spesifikasi dan penanggungjawab untuk history lengkap pemindahan aset dari tangan ke tangan.

Segera konsultasikan kendala yang sedang dihadapi perusahaan Anda dengan konsultan ahli kami sekarang. GRATIS!

Jangan lupa share artikel ini dan sampai jumpa di artikel berikutnya!

Konsultasi dan Demo Gratis Software ERP MASERP
Jadwalkan free konsultasi dan demo fitur lengkap software ERP MASERP untuk bisnis Anda.

Index