Penting! Tips Wawancara Kerja dan Trik Psikologinya!

Bagi orang yang baru pertama melamar kerja ada beberapa pertanyaan wawaancara kerja yang butuh trik saat menjawabnya, maka dari itu kita akan bagikan beberapa tips wawancara kerja.

Seringkali kita khawatir apakah kualifikasi kita sesuai atau tidak. Kemudian muncul pertanyaan kira-kira apa saja yang akan ditanyakan pada saat interview. Pastinya semua pelamar kerja berharap dapat lolos sesi interview dengan mudah.

Nah, kali ini simak 10 tips wawancara kerja offline dan online dan ketahui juga trik psikologinya.

Tips Wawancara Offline

Persiapan Posisi yang Dilamar

HRD sering menanyakan apa yang kamu ketahui dari perusahaan yang dilamar. Kadang-kadang, kamu juga akan ditanyai soal apa yang kamu tahu dan bayanganmu bekerja di posisi yang dilamar.

Hal ini untuk menguji apakah kamu benar-benar melamar pekerjaan itu karena tahu kemampuanmu dan punya minat. Bukan sekedar acak saja. Kenyataannya orang yang sudah melakukan persiapan mengenai pengetahuan perusahaan itu akan lebih terlihat menarik di mata HRD.

Komunikatif dengan HRD Saat Menjawab Pertanyaan

Ketika HRD bertanya, jangan memberi jawaban “ya” atau “tidak” saja. Jangan juga menjawab pendek. Sebenarnya, pertanyaan HRD adalah pertanyaan pancingan agar kamu mau menceritakan lebih banyak dari yang ada di CV. Maka dari itu, alangkah baik jika kamu menyampaikan hal-hal yang tidak tertulis di CV lamaran kerja.

Antusias Menanyakan Hal yang Berhubungan dengan Lowongan Pekerjaan

Secara umum, hal ini akan menggambarkan lagi niat besarmu bergabung di perusahaan. Secara khususnya, kamu juga berminat pada lowongan yang kamu lamar.

Kamu bisa bertanya apa saja sebenarnya tugasnya. Usahakan kamu menulis kemampuan yang terukur di CV. Lalu jelaskan kemampuan yang tidak terukur saat wawancara.

Ada Kesamaan Latar Belakang dengan Posisi yang Dilamar

Beberapa HRD masih percaya bahwa talenta yang baik adalah orang yang melamar sesuai dengan pekerjaan yang ada. Ini karena banyak hal-hal teknis yang sulit dikuasai jika bukan memang mereka yang mempelajari ilmunya.

Misalnya, posisi HRD dari jurusan Psikologi atau Hukum. Programmer dari jurusan Ilmu Komputer atau Teknik Informatika. Jika tidak, minimal orang-orang yang sudah lama bekerja di bidang tersebut akan mudah diterima.

Jelaskan Kemampuan yang Terukur dan Tidak Terukur

Terkadang ada pelamar yang menulis di CV, mempunyai skill kerjasama, Ieadership, komunikatif, dan argumentatif. Itu semua adalah skill yang tidak bisa diukur. Bagusnya ketika wawancara kamu dapat jelaskan skill-skill tersebut.

Hal-hal tersebut bisa tetap dipertahankan ditulis di CV namun harus ada portofolio yang kuat untuk meyakinkan HRD. Misalnya, tertulis punya leadership tapi selama ini belum pernah bekerja di posisi senior atau manager.

Untuk mengatasinya, ada baiknya jika kamu menulis skill-skill yang bisa diukur. Misalnya, kemampuan Bahasa Inggris yang terbukti dengan skor TOEFL atau mempraktikkan Bahasa Inggris saat interview kerja.

Untuk softskillnya kamu bisa tunjukan dengan pengalaman saja. Misalnya, pernah menjadi manager dan selama mejabat telah menyelesaikan masalah tersebut dengan benar dan menghasilkan peningkatan omset penjualan.

Baca Juga : Outsourcing Adalah Sistem Perekrutan Tenaga Kerja Bagi Perusahaan

Tips Wawancara Online

Pastikan Koneksi Internet Lancar

Tips wawancara kerja yang pertama, hal yang paling utama yang harus dilakukan sebelum melakukan wawancara online tentunya adalah koneksi internet yang stabil. Gangguan pada koneksi internet bisa benar-benar menganggu kelancaran interview kerja online kamu.

Tetap Mengenakan Pakaian Formal

Untuk bisa menunjukkan keseriusan dan sikap profesional adalah dengan memperhatikan apa yang kamu kenakan. Jangan karena interview ini dilakukan secara online kamu bisa berpakaian terlalu santai.

Apalagi jika yang mewawancarai kamu berpakaian dengan formal, jadi tetap kenakan pakaian formal layaknya akan melakukan wawancara kerja secara langsung.

Ketika Menjawab Pertanyaan Selalu Melihat Kamera

Jangan mengalihkan pandangan kamu dari kamera ketika menjawab pertanyaan wawancara. Selain sikap tersebut seakan menatap mata yang mewawancarai kamu.

Selain itu dengan menggeser pandangan kamu dari layar monitor kamu bisa mengurangi rasa gugup kamu karena tidak melihat si pihak yang mewawancarai, jadi kamu bisa lebih fokus dan lancar dalam menjawab pertanyaan wawancara.

Tanam Rasa Percaya Diri

Pakaian sudah bagus, makeup dan rambut juga sudah, selanjutnya saatnya untuk menumbuhkan rasa percaya diri agar kamu bisa tampil lebih maksimal lagi kala menghadiri wawancara kerja.

Sebab, sebagus apapun penampilan tapi kalau tidak disertai dengan rasa percaya diri, semuanya akan sia-sia. Rekruiter pun ragu untuk merekrutmu sebagai karyawan karena gagal menunjukkan potensi dirimu yang sebenarnya.

Anggaplah sesi wawancara seperti sesi tanya-jawab dengan teman-teman biasa, namun menggunakan tata bahasa yang baik dan benar sehingga bisa lebih rileks saat menjawab.

Trik Psikologis untuk Menghadapi Interview

Pakai Baju Biru, Hitam, atau Putih

Survei yang dilakukan oleh CareerBuilder terhadap para manajer personalia dan tenaga sumber daya manusia membuktikan bahwa warna pakaian bisa memberikan kesan tertentu di mata pewawancara.

23 % pewawancara merekomendasikan warna biru yang menunjukkan bahwa kandidat tersebut bisa bekerja dengan tim. Sementara 15 persen merekomendasikan hitam karena warna tersebut mengesankan potensi kepemimpinan.

Abu-abu memberikan kesan logis dan analitis bagi si pemakai. Putih merupakan cerminan dari pribadi yang terorganisir. Cokelat mengindikasikan karakter yang bisa diandalkan.

Warna oranye dikatakan sebagai yang paling tidak direkomendasikan karena memberikan kesan bahwa kandidat tersebut tidak profesional. Sementara warna merah akan memberikan kesan provokatif, meskipun si pemakai jadi terlihat lebih menonjol.

Lakukan Kontak Mata Saat Bertatap Muka

Sebisa mungkin kesampingkan rasa malu dan tatap mata HRD saat kamu pertama kali bertatap muka atau bersalaman dengannya. Selain itu, jaga kontak mata selama sesi wawancara berlangsung.

Orang yang secara konsisten melakukan kontak mata saat berbicara terlihat lebih cerdas daripada mereka yang tidak melakukan kontak mata.

Bahasa Tubuh

Pernah mendengar tentang fenomena psikologis efek bunglon? Ini adalah kondisi di mana orang cenderung saling menyukai saat mereka menunjukkan bahasa tubuh yang serupa.

Jadi jika HRD mencondongkan tubuh ke depan, lakukan hal yang sama. Begitu juga saat dia meletakkan tangan di atas meja. Tetapi jangan meniru setiap gerak-gerik HRD secara berlebihan ya.

Pakar bahasa tubuh Patti Wood mengatakan bahwa bahasa tubuh lawan bicara memberikan kesan kamu benar-benar memperhatikan dan tertarik dengan apa yang dikatakannya. Sebaliknya jika kamu terlihat pasif, kamu tampak seperti kurang antusias untuk menjadi bagian dari tim atau malah sedang berbohong.

Sesuaikan Jawaban dengan Usia HRD

Kamu bisa belajar banyak tentang HRD dan jawaban seperti apa yang ingin mereka dengar berdasarkan usia generasinya. Dalam buku Crazy Good Interview, John B. Molidor, Ph.D, dan Barbara Parus menulis bahwa kandidat yang diwawancarai sebaiknya bersikap berdasarkan generasi pewawancara kamu.

Pewawancara dari Generasi Y (antara 20 dan 30 tahun) lebih suka melihat contoh visual dari hasil kerjamu daripada sederet keterangan dalam lembar portofolio. Mereka juga cenderung lebih menghargai kemampuan untuk multitasking.

Sedangkan generasi X (antara 30 dan 50 tahun) cenderung menghargai kreativitas dan kandidat yang bisa menyeimbangkan karir dan kehidupan personal.

Pewawancara dari generasi Baby Boomer (antara 50 dan 70 tahun) lebih menyukai pekerja keras dan orang yang bisa menghargai pencapaian si pewawancara.

Sementara pewawancara dari Silent Generation (antara 70 dan 90 tahun) akan menitikberatkan aspek loyalitas dan komitmen terhadap pekerjaan sebelumnya.

Jangan Menyombongkan Diri

Ketika ditanya mengenai kelemahan atau kekurangan, kebanyakan pencari kerja akan memberikan jawaban untuk menonjolkan kelebihan mereka. Ini justru dapat memberikan kesan tak jujur di mata pewawancara.

Jawaban seperti “Saya terlalu pekerja keras” atau “Saya perfeksionis” hanya terdengar meyakinkan jika didukung dengan bukti dan fakta. Ada baiknya untuk menjawab dengan jujur disertai solusi yang sedang atau akan kamu terapkan untuk memperbaikinya.

Persiapkan Diri Menjawab Pertanyaan yang Tidak Nyaman

HRD pasti menanyakan satu atau dua hal yang membuatmu merasa tidak nyaman menjawab. Misalnya kenapa kamu mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya.

Apakah kamu bersedia ditempatkan di daerah yang terpencil, dan apakah kamu bersedia untuk menunda rencana pernikahan jika diminta oleh perusahaan.

Selalu persiapkan diri untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Tidak perlu berbohong demi menyenangkan pewawancara. Siapkan saja jawaban yang jujur dan solusi jika kamu keberatan dengan syarat yang diajukan pewawancara. Hindari pula terlalu mengumbar beberapa detail negatif dari pekerjaan terdahulu.

Kesimpulan

Jadi, dengan mengetahui 10 tips wawancara kerja baik offline atau online kali ini akan dapat membantu kamu dalam melalui sesi interview dengan maksimal. Cobalah pelajari, maknai dan terapkan di sesi interview selanjutnya.

Untuk memahami jawaban dari pertanyaan tim HRD, maka pastinya kamu akan dapat menanggapi dengan semua sikap dan pertanyaan dengan sukses. Maka dari itu tips wawancara kerja ini perlu kamu ketahui dan pelajari.

Tapi, tidak semua orang berhasil menunjukkannya kepada orang lain. Hal inilah yang sebaiknya harus dihindari saat interview kerja. Maka dari itu, latihlah dirimu dari sekarang untuk menjadi lebih berani sehingga apa yang ada dalam dirimu akan terpancar dengan sendirinya.

Jadikan sesi interview sebagai kesempatan berharga yang tidak bisa diulang kembali agar kamu bisa menunjukkan yang terbaik. Adanya tugas dan tanggung jawab HRD begitu banyak terhadap perusahaan dan karyawan, maka penggunaan software HR memang diperlukan.

Baca Juga : Cara Menjawab 7 Pertanyaan Interview Kerja dari HRD

New call-to-action