Tips Menghindari Order Fiktif & Ciri-Cirinya

Written by Tika Ulfianinda

Ciri-Ciri Order Fiktif dan Cara Menghindarinya Agar Tidak Rugi

Banyak UMKM yang menjalankan bisnis melalui toko online sering menghadapi risiko pesanan palsu atau order fiktif yang merugikan. Order fiktif adalah pesanan yang dibuat dengan tujuan menipu sehingga barang atau jasa yang disiapkan tidak sampai ke pelanggan yang sebenarnya.

Masalah ini dapat menguras biaya operasional, mengganggu pengelolaan stok, dan menurunkan reputasi bisnis online. Untuk memahami order fiktif, mulai dari ciri-cirinya, dampaknya pada bisnis, dan tips mencegahnya, baca artikel selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Order Fiktif?

Bagi UMKM yang menjalani bisnis melalui toko online, order fiktif bisa menjadi masalah serius meski terlihat seperti transaksi biasa. Order fiktif adalah pesanan palsu dari pihak yang tidak berniat membeli barang atau jasa secara nyata, dan dapat muncul di sistem sebagai transaksi sah.

Tujuannya beragam, mulai dari menguji sistem, memanipulasi data penjualan, menunda stok, hingga menimbulkan kerugian finansial bagi penjual. Keberadaan order ini dapat mengganggu manajemen inventaris, laporan penjualan, serta proses operasional bisnis online.

Order fiktif adalah pesanan yang dibuat untuk menipu, sehingga barang atau jasa yang disiapkan tidak sampai ke pelanggan sebenarnya. Masalah ini bisa menguras biaya operasional, mengganggu stok, dan menurunkan reputasi bisnis online.

Baca Juga: Kenali Karakteristik dan Jenis Transaksi Perusahaan Dagang

Ciri-Ciri Order Fiktif

Order fiktif biasanya terlihat dari pola pesanan, data pelanggan, dan perilaku saat transaksi. Beberapa tanda ciri-ciri order fiktif yang umum muncul, antara lain:

  • Data pelanggan mencurigakan: Pelaku menggunakan identitas berbeda setiap kali memesan, dengan nama, alamat, atau nomor telepon yang tidak valid atau tidak aktif.
  • Alamat pengiriman tidak jelas: Alamat sulit dilacak, tidak sesuai wilayah pengiriman, atau bersifat umum seperti gedung kosong atau rumah yang tidak berpenghuni.
  • Pesanan dalam jumlah besar secara tiba-tiba: Pelanggan baru langsung memesan barang atau jasa dalam jumlah besar tanpa riwayat transaksi sebelumnya.
  • Perilaku pembayaran tidak wajar: Menunda pembayaran, memberi alasan tidak bisa membayar, atau meminta sistem pembayaran di luar prosedur resmi.
  • Sulit dihubungi atau terburu-buru: Pelanggan sulit dihubungi setelah memesan atau menekan agar pesanan segera diproses dan dikonfirmasi.

Dampak Order Fiktif

Order fiktif tidak hanya sekadar transaksi palsu, tetapi bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi bisnis. Berikut beberapa dampak dari order fiktif yang perlu Anda ketahui.

Kerugian Finansial Secara Langsung

Order fiktif dapat menimbulkan kerugian finansial langsung bagi bisnis, terutama UMKM atau toko online dengan modal terbatas. Misalnya, pada bisnis kuliner atau produk custom, biaya bahan baku, kemasan, dan tenaga kerja sudah dikeluarkan, namun produk tidak sampai ke pelanggan atau tidak bisa dijual kembali.

Situasi ini menurunkan Return on Investment (ROI) dan membebani arus kas bisnis. Akibatnya, bisnis perlu mengantisipasi risiko ini agar operasional tetap efisien dan profitabilitas terjaga.

Waktu dan Biaya Operasional Terbuang

Setiap pesanan membutuhkan proses operasional mulai dari pencatatan, persiapan bahan, produksi, pengemasan, hingga koordinasi pengiriman.

Jika pesanan ternyata fiktif, seluruh tenaga dan biaya yang digunakan menjadi sia-sia. Biaya listrik, tenaga kerja, bahan baku, dan komunikasi yang seharusnya bisa digunakan untuk pesanan asli menjadi terbuang percuma.

Penurunan Reputasi Bisnis

Order fiktif juga dapat merusak reputasi bisnis, terutama pada platform online. Pesanan yang gagal dikirim bisa menurunkan rating, ulasan, dan performa akun.

Peringkat toko di hasil pencarian atau rekomendasi platform dapat menurun. Dampaknya bisa membuat toko kehilangan kepercayaan pelanggan.

Gangguan pada Perputaran Stok Barang

Order fiktif bisa mengganggu manajemen inventaris karena barang yang dipesan tidak kembali atau tidak bisa dijual lagi. Hal ini terutama berdampak pada produk musiman yang memiliki waktu penjualan terbatas.

Akibatnya, stok menumpuk dan arus kas bisnis terhambat, sehingga perusahaan menghadapi kesulitan dalam membeli bahan baku untuk produksi berikutnya.

Berpotensi Terkena Denda atau Penalti

Di banyak platform e-commerce dan layanan pengiriman, toko dengan performa rendah berpotensi mendapatkan sanksi. Order fiktif yang menyebabkan pesanan gagal dikirim bisa memicu denda, pemotongan poin performa, atau bahkan penangguhan akun. Akibatnya, jumlah pesanan berkurang dan pendapatan bisnis ikut terdampak.

Tips Menghindari Order Fiktif

Untuk menghindari order fiktif, Anda bisa melakukan pencegahan dengan tepat agar bisnis Anda tidak mengalami kerugian finansial dan lainnya. Berikut beberapa tips untuk menghindari order fiktif:

Batasi Jumlah Pesanan untuk Pelanggan Baru

Memberikan batas maksimal item atau nilai transaksi untuk pelanggan baru merupakan langkah awal yang efektif. Contohnya, batasi pembelian maksimal lima item atau Rp1 juta per transaksi.

Jika ada pesanan dalam jumlah besar, mintalah uang muka atau down payment (DP) untuk menilai keseriusan pelanggan dan mengurangi risiko kerugian akibat order fiktif. Strategi ini membantu bisnis memfilter pelanggan baru yang berpotensi merugikan sebelum proses produksi dimulai.

Hubungi Customer Sebelum Pengiriman

Lakukan konfirmasi melalui telepon atau chat untuk memastikan keabsahan pesanan. Tanyakan detail spesifik, seperti lokasi pengiriman, identitas penerima, atau preferensi pengiriman.

Jika pelanggan sulit dihubungi atau jawaban yang diberikan mencurigakan, sebaiknya tunda pengiriman sampai mendapatkan kejelasan. Cara ini dapat mencegah kerugian akibat pengiriman barang ke alamat palsu atau tidak valid.

Periksa Alamat dan Lokasi Pengiriman dengan Teliti

Pastikan alamat yang diberikan lengkap dan jelas, mencakup blok, nomor rumah, atau patokan lokasi terdekat. Gunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps untuk memverifikasi kebenaran alamat.

Jika alamat tidak bisa diverifikasi atau tampak mencurigakan, komunikasikan dengan pelanggan untuk memastikan keaslian pesanan sebelum barang dikirim.

Meminta Down Payment untuk Pesanan Besar

Seperti yang dikatakan sebelumnya, Untuk pesanan dengan volume besar atau nilai transaksi signifikan, sebaiknya menetapkan uang muka atau Down Payment (DP) sebesar 30–50% dari total pembayaran.

DP ini berfungsi menutup biaya produksi awal sekaligus memverifikasi keseriusan pelanggan. Pastikan proses produksi atau pengemasan tidak dimulai sebelum DP diterima, sehingga bisnis terhindar dari risiko kerugian finansial akibat order fiktif.

Gunakan Sistem Pembayaran Terintegrasi

Memanfaatkan payment gateway atau sistem pembayaran online yang terintegrasi membantu memastikan transaksi valid sebelum barang dikirim. Sistem ini memudahkan pelacakan pembayaran secara real time dan mengurangi risiko menerima bukti transfer palsu. Pembayaran otomatis membantu bisnis mengontrol arus kas dengan lebih efektif.

Verifikasi Bukti Pembayaran Sebelum Kirim Barang

Pelaku order fiktif sering mengirim screenshot bukti transfer palsu. Pastikan Anda selalu memeriksa mutasi rekening secara langsung atau notifikasi resmi dari payment gateway. Barang hanya dikirim setelah pembayaran benar-benar diterima sehingga risiko kerugian bisa diminimalisir.

Ubah Proses Pengelolaan Order

Sesuaikan sistem pengelolaan order untuk menyaring pesanan mencurigakan. Gunakan kriteria tertentu untuk menilai kelayakan pesanan sebelum diproses, seperti riwayat pembelian, volume transaksi, atau lokasi pengiriman.

Dengan bantuan sistem CRM atau kasir modern, Anda dapat memonitor data pelanggan secara real-time, mempermudah identifikasi pesanan palsu, dan memastikan operasional bisnis tetap efisien.

Baca Juga: Point of Sales (POS): Tips Memilih POS yang Tepat

Kesimpulan

Penerapan cara mencegah order fiktif diharapkan dapat mengurangi kerugian finansial dan menjaga reputasi bisnis, mengamankan arus kas, serta memastikan proses operasional bisnis tetap lancar tanpa terganggu oleh order fiktif.

Sekarang Anda sudah memahami ciri-ciri order fiktif sejak awal, sebagai pelaku usaha bisa segera bertindak sebelum pesanan diproses. Dengan demikian, stok tetap aman, biaya operasional bisnis terkendali, dan waktu tidak terbuang sia-sia.

Pencegahan order palsu yang rutin juga menjaga reputasi usaha dan memastikan layanan diberikan hanya kepada pelanggan yang benar-benar serius membeli barang atau jasa dari bisnis Anda.

Agar segala pesanan penjualan dan laporan keuangan tersusun rapi dari setiap periodenya, Anda bisa menggunakan software ERP modern seperti MASERP.  MASERP bisa terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti manufaktur, distribusi, penjualan, pembelian, keuangan, akuntansi, dan masih banyak lagi.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau, dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.

Dengan fitur Report Center di MASERP, kamu bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Segera konsultasikan kendala dan kebutuhan bisnis Anda dengan konsultan ahli kami (klik gambar di bawah ini). Gratis!

Konsultasi dan Demo Gratis Software ERP MASERP
Jadwalkan free konsultasi dan demo fitur lengkap software ERP MASERP untuk bisnis Anda.

Index