Apakah Anda pernah mendengar istilah margin of safety (MOS)? Jika Anda seorang investor atau sedang belajar mengenai investasi, istilah ini mungkin sudah tidak asing lagi. Bagi Anda yang masih baru dan belum familiar, tidak perlu khawatir, penjelasan di artikel ini akan membantu Anda memahami konsep dasar dari prinsip ini.
Secara sederhana, margin of safety adalah prinsip investasi yang digunakan untuk mengurangi risiko kerugian. Konsep ini membantu investor menentukan waktu yang tepat untuk membeli aset, yaitu ketika harga pasar berada jauh di bawah nilai wajarnya. Yuk, simak penjelasan lengkapnya agar Anda bisa menerapkan prinsip ini dalam strategi investasi!
Pengertian Margin of Safety
Istilah margin of safety pertama kali dikenalkan oleh Benjamin Graham dalam bukunya yang berjudul Security Analysis, dan menjadi salah satu prinsip dalam investasi.
Margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik suatu aset dengan harga pasar aset tersebut.
Konsep ini menekankan dua hal penting saat membeli aset, yaitu menghitung nilai intrinsik dan membandingkannya dengan harga jual di pasar.
Nilai dan harga bukan hal yang sama. Nilai adalah manfaat atau potensi sebenarnya dari suatu aset, sedangkan harga adalah jumlah uang yang harus dibayar untuk mendapatkannya.
Tidak hanya dalam investasi, margin of safety juga digunakan di bidang akuntansi, terutama dalam penganggaran (budgeting). Dalam konteks akuntansi, margin of safety menggambarkan selisih antara hasil penjualan yang diproyeksikan dengan batas penurunan penjualan yang masih bisa ditoleransi sebelum bisnis mengalami kerugian.
Mengapa Perlu Margin of Safety?
Margin of safety perlu dipahami karena investasi dan bisnis selalu berisiko dan tidak ada analisis yang benar-benar akurat seratus persen.
Nilai intrinsik suatu aset hanya berupa perkiraan berdasarkan data dan asumsi dan bisa saja berbeda dari kenyataan. Oleh karena itu, margin of safety membantu memberikan ruang aman jika terjadi kesalahan atau perubahan kondisi yang tidak terduga.
Berikut ini alasan dari margin of safety penting untuk dipahami:
Mengurangi Risiko Kesalahan Analisis
Dalam menentukan nilai suatu aset, investor biasanya menggunakan pendekatan fundamental. Namun, bisa saja terjadi kekeliruan dalam menghitung nilai intrinsik.
Adanya margin of safety, investor dapat membeli aset dengan harga di bawah nilai taksiran dan tetap memiliki perlindungan jika hasil analisis tidak sesuai dengan harapan.
Melindungi dari Fluktuasi Pasar
Harga aset di pasar bisa berubah sewaktu-waktu karena faktor eksternal seperti isu global, perubahan regulasi, atau sentimen pasar.
Margin of safety membantu mengurangi risiko dari perubahan ini karena ada jarak aman antara harga beli dan nilai sebenarnya.
Membantu Menjaga Keputusan Tetap Rasional
Margin of safety mendorong investor dan pelaku bisnis untuk tetap tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil suatu keputusan.
Konsep ini melatih kedisiplinan dalam memilih aset atau membuat target penjualan yang realistis, bukan berdasarkan spekulasi.
Mencegah Pembelian Aset Terlalu Mahal
Tanpa margin of safety, seseorang berisiko membeli saham atau aset lain dengan harga yang tidak wajar.
Jika performa aset tidak sesuai ekspektasi, potensi kerugiannya akan menjadi lebih besar. Dengan margin of safety, keputusan pembelian menjadi lebih terukur.
Memberikan Peluang Keuntungan Jangka Panjang
Ketika investor membeli aset di bawah nilai wajarnya, ada potensi harga aset akan naik seiring waktu dan mencerminkan nilai aslinya.
Inilah yang membuat margin of safety menjadi strategi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Cara Menentukan Margin of Safety
Dalam dunia investasi, margin of safety adalah cara untuk meminimalisir risiko kerugian saat membeli saham. Untuk menghitungnya dengan tepat, Anda perlu mengetahui nilai intrinsik dari suatu perusahaan terlebih dahulu.
Namun, penilaian nilai intrinsik harus dilakukan secara hati-hati. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat menentukan nilai intrinsik dalam perhitungan margin of safety.
Nilai Intrinsik Umumnya Lebih Tinggi dari Nilai Buku
Nilai intrinsik menggambarkan potensi laba dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan, bukan hanya jumlah aset dikurangi liabilitas seperti dalam nilai buku.
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki modal bersih (ekuitas) sebesar Rp500 miliar dan tingkat Return on Equity (ROE) sebesar 20%, perusahaan tersebut berpotensi menghasilkan laba Rp100 miliar per tahun.
Nilai ini menjadi milik pemegang saham dan akan terus bertambah jika perusahaan memiliki kinerja yang stabil.
Oleh karena itu, akan lebih bijak menggunakan asumsi nilai intrinsik yang konservatif (tidak terlalu tinggi), dan baru membeli saham jika harganya berada minimal 25% di bawah nilai tersebut.
Perhatikan Lamanya Perusahaan Beroperasi
Makin lama perusahaan berdiri, akan mudah bagi investor untuk mengevaluasi kinerja dan kestabilan bisnisnya. Perusahaan yang sudah lama beroperasi cenderung memiliki rekam jejak (track record) keuangan yang bisa dianalisis untuk menilai nilai intrinsiknya.
Sebaliknya, untuk perusahaan rintisan (startup) yang belum memiliki data keuangan lengkap, menilai nilai intrinsik akan jauh lebih sulit dan risikonya lebih tinggi. Sebagai investor pemula, sebaiknya hindari investasi di perusahaan yang belum terbukti kinerjanya.
Periksa Kondisi Utang Perusahaan
Utang memang umum dimiliki oleh perusahaan, terutama untuk kebutuhan ekspansi atau peningkatan kapasitas produksi.
Namun, Anda tetap harus memperhatikan seberapa besar utang tersebut dan bagaimana manajemen mengelolanya.
Utang yang terlalu besar bisa mengurangi keuntungan yang diterima pemegang saham, terutama jika laba harus dialokasikan untuk membayar bunga dan cicilan. Pilih perusahaan yang memiliki struktur utang yang sehat dan manajemen keuangan yang cermat.
Hindari Saham Berbasis Komoditas
Perusahaan komoditas seperti batu bara atau minyak memiliki laba yang sangat bergantung pada fluktuasi harga pasar. Ketika harga naik, laba melonjak tapi saat harga turun, keuntungan pun bisa anjlok drastis.
Hal ini membuat nilai intrinsik mereka sulit diprediksi dengan stabil. Untuk menghindari risiko tinggi, sebaiknya fokus pada perusahaan yang memiliki produk dengan permintaan konsisten dan harga jual yang relatif stabil atau cenderung meningkat mengikuti inflasi.
Perhatikan Faktor Ekonomi Makro
Selain melihat kondisi perusahaan, Anda juga perlu memperhatikan situasi ekonomi secara umum. Faktor makro ekonomi seperti inflasi dan suku bunga sangat memengaruhi nilai intrinsik perusahaan.
Ketika inflasi tinggi, suku bunga biasanya ikut naik. Akibatnya, beban bunga pinjaman meningkat dan potensi keuntungan menurun. Hal ini tentu akan menurunkan nilai intrinsik perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan kondisi makro saat menilai kelayakan investasi.
Cara Menghitung Margin of Safety
Margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik suatu aset dengan harga pasarnya. Makin besar margin ini, makin kecil juga risiko kerugian jika ternyata terjadi kesalahan dalam analisis atau perubahan kondisi pasar.
Berikut langkah-langkah untuk menghitung margin of safety:
Tentukan Nilai Intrinsik Aset
Nilai intrinsik adalah estimasi nilai wajar suatu saham atau aset berdasarkan performa fundamental perusahaan. Nilai ini bisa diperoleh melalui metode seperti di bawah ini:
- Discounted Cash Flow (DCF): menghitung nilai sekarang dari proyeksi arus kas masa depan.
- Price to Earnings Ratio (PER): membandingkan laba per saham (EPS) dengan harga saham pasar.
- Book Value (Nilai Buku): nilai bersih aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas.
Nilai intrinsik bersifat estimasi dan bisa berbeda tergantung metode dan asumsi yang digunakan.
Mencari Tahu Harga Pasar Saat Ini
Harga pasar adalah harga terbaru dari saham yang ingin Anda beli. Anda bisa melihatnya di platform saham atau aplikasi investasi.
Menggunakan Rumus Margin of Safety
Berikut rumus yang digunakan:
Margin of Safety (%) = [(Nilai Intrinsik – Harga Pasar) / Nilai Intrinsik] × 100
Penjelasan:
- Nilai Intrinsik: nilai wajar menurut analisis fundamental
- Harga Pasar: harga saat ini di pasar
Hasil akhir dalam bentuk persen menunjukkan seberapa besar “bantalan” keamanan Anda jika nilai intrinsik meleset
Menentukan Ambang Batas yang Aman
Umumnya, investor menentukan margin of safety minimal 20%–30%, artinya mereka hanya akan membeli jika harga pasar minimal 20–30% lebih rendah dari nilai intrinsik. Makin besar margin, akan makin rendah risikonya.
Contoh Margin of Safety
Untuk memahami cara kerja margin of safety secara praktis, berikut ini contoh perhitungan yang disusun secara rinci dan sistematis.
Contoh:
Misalnya, Anda sedang mempertimbangkan untuk membeli saham PT Maju Berkembang Tbk. Setelah melakukan analisis fundamental, Anda memperkirakan bahwa nilai intrinsik saham tersebut adalah Rp12.000 per lembar. Sementara itu, harga pasar saham tersebut saat ini adalah Rp9.000 per lembar. Berapa nilai MoS?
Langkah perhitungannya sebagai berikut:
Gunakan rumus berikut untuk menghitung margin of safety:
Margin of Safety (%) = [(Nilai Intrinsik – Harga Pasar) / Nilai Intrinsik] × 100
Masukkan nilai intrinstik dan harga saham ke dalam rumus.
Margin of Safety (%) = [(12.000 – 9.000) / 12.000] × 100
Margin of Safety (%) = (3.000 / 12.000) × 100
Margin of Safety (%) = 25%
Dari hasil perhitungan tersebut, margin of safety saham PT Maju Berkembang Tbk adalah sebesar 25%. Artinya, harga saham saat ini berada 25% di bawah estimasi nilai wajarnya. Selisih ini memberikan ruang pengaman jika terjadi kesalahan dalam perhitungan nilai intrinsik atau jika kondisi pasar berubah secara tiba-tiba.
Dengan margin sebesar ini, investor memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan jika harga saham naik mendekati atau melampaui nilai intrinsiknya. Di sisi lain, margin ini juga berfungsi sebagai proteksi terhadap potensi kerugian.
Jadi, margin of safety membantu investor untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak. Dalam contoh di atas, margin sebesar 25% dapat dianggap cukup ideal, terutama bagi investor yang mengutamakan keamanan dalam berinvestasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa nilai intrinsik bersifat estimatif sehingga margin of safety bukan jaminan keuntungan, melainkan alat untuk mengelola risiko.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa margin of safety adalah salah satu prinsip penting dalam dunia investasi. Saat Anda mempertimbangkan untuk membeli suatu saham, prinsip ini sebaiknya dijadikan bagian dari strategi pengambilan keputusan.
Tidak perlu khawatir untuk mulai mencoba berinvestasi, karena masih banyak tips dan strategi investasi yang bisa Anda pelajari. Yang penting, selalu perhatikan nilai wajar perusahaan (nilai intrinsik) dan kondisi ekonomi secara umum. Kedua hal ini sangat penting untuk membantu Anda mengurangi risiko saat berinvestasi.
Anda bisa melakukan pencatatan aset perusahaan beserta penyusutannya dengan menggunakan software ERP seperti MASERP di mana sudah terintegrasi dengan berbagai fitur bisnis seperti penjualan, pembelian, persediaan barang, keuangan, akuntansi, distributor, manufaktur dan lainnya.
Fitur Fixed Asset di MASERP membantu Anda menghitung penyusutan aktiva tetap dengan akurat sehingga memudahhkan Anda dalam mentracking aset Anda seperti kendaraan, mesin, hardware, dan peralatan kantor.
Pada fitur Master Fixed Asset, Anda bisa mencatat informasi seperti lokasi, merk, spesifikasi dan penanggungjawab untuk history lengkap pemindahan aset dari tangan ke tangan.
Segera konsultasikan kendala yang sedang dihadapi dan kebutuhan perusahaan Anda dengan konsultan ahli kami sekarang. GRATIS!