Dalam menjalankan usaha skala kecil, menengah, maupun enterprise, pencatatan keuangan yang akurat dan sesuai standar sangat dibutuhkan. Salah satu standar khusus untuk memenuhi kebutuhan pencatatan keuangan adalah ETAP. ETAP adalah singkatan dari entitas tanpa akuntabilitas publik
Standar ETAP yaitu standar akuntansi yang dipakai oleh entitas yang tidak memiliki kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan kepada publik. Pendekatan yang dipakai ETAP lebih sederhana dibandingkan PSAK sehingga cocok untuk bisnis UKM dan organisasi non profit yang tetap ingin menyusun laporan keuangan secara sistematis dan kredibel.
Tertarik mengetahui lebih dalam tentang manfaat ETAP, karakteristik, dan contoh laporan keuangan berdasarkan ETAP? Simak artikel ini hingga selesai untuk mendapatkan penjelasan lengkapnya, ya!
Apa Itu ETAP?
ETAP adalah jenis entitas yang tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan kepada publik. Contoh dari entitas yang tidak melaporkan laporkan keuangan kepada publik antara lain usaha kecil dan menengah (UKM), koperasi, biro jasa berskala kecil, serta organisasi nirlaba yang tidak menghimpun dana dari masyarakat.
Meskipun tidak wajib melapor ke publik, ETAP tetap perlu membuat laporan keuangan. Laporan ini biasanya digunakan untuk keperluan umum, seperti mengajukan pinjaman, laporan kepada donatur, atau kerja sama bisnis.
ETAP termasuk dalam bagian Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk membantu ETAP dalam menyusun laporan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membuat standar khusus bernama SAK ETAP.
SAK ETAP adalah pedoman akuntansi yang dibuat lebih sederhana agar usaha kecil dan sejenisnya bisa membuat laporan keuangan yang jelas, rapi, dan bisa dipercaya. Ketika laporan keuangan akurat dan bisa dipercaya, entitas dapat dipandang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan dari berbagai pihak seperti mitra dan bank.
SAK ETAP berisi panduan tentang posisi keuangan, kinerja usaha, dan arus kas. Standar ini diterbitkan oleh IAI dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK IAI) sejak tahun 2009.
Fungsi Menerapkan ETAP
Meski SAK ETAP lebih sederhana dibanding PSAK, SAK ETAP tetap merajuk pada prinsip akuntansi yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut beberapa fungsi menerapkan SAK ETAP dalam bisnis beserta penjelasannya:
Gambaran Kondisi dan Kinerja Keuangan
SAK ETAP membantu pelaku usaha menyusun laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan secara menyeluruh. Laporan ini memuat informasi mengenai aset yang dimiliki, jumlah utang yang harus dibayar, dan besarnya modal.
Laporan laba rugi berisi gambaran jelas profit atau kerugian yang dialami selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini membantu Anda mengetahui kesehatan finansial bisnis dan merencanakan strategi bisnis selanjutnya.
Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar menjadi lebih jelas dan dapat dipercaya. Hal ini membantu entitas membangun kepercayaan dari pihak luar, seperti mitra usaha, investor, bank, atau pemerintah.
Laporan yang transparan memudahkan pihak eksternal dalam menilai kelayakan entitas untuk diajak bekerja sama atau diberikan pinjaman.
Perbandingan Keuangan Antar Periode Akuntansi
Salah satu kelebihan SAK ETAP adalah laporan keuangan dapat disajikan secara komparatif, yaitu dengan membandingkan data keuangan periode berjalan dengan periode sebelumnya.
Penyajian ini membantu pemilik usaha atau pihak terkait untuk melihat perkembangan usaha dari waktu ke waktu, seperti kenaikan pendapatan, penurunan beban, atau pertambahan aset.
Penyusunan Laporan Keuangan Lebih Sederhana
Berbeda dengan PSAK yang cenderung lebih rumit, SAK ETAP tidak mengharuskan pembuatan laporan keuangan konsolidasi, penilaian berdasarkan nilai wajar, atau pengungkapan rinci aset biologis.
Ketentuan ini membuat penyusunan laporan keuangan menjadi lebih sederhana dan dapat dilakukan oleh pelaku usaha atau staf keuangan yang hanya memiliki pengetahuan dasar akuntansi.
Akses Pendanaan dan Pembiayaan Lebih Mudah
Laporan keuangan yang rapi dan lengkap dapat meningkatkan peluang usaha untuk mendapatkan pinjaman dari bank atau pendanaan dari investor. Banyak lembaga keuangan mewajibkan laporan keuangan sebagai dokumen utama dalam pengajuan kredit.
ETAP memberikan solusi melalui format laporan yang sederhana. Meskipun tidak rumit, struktur laporan ini tetap kredibel dan dapat dipercaya.
Mempermudah Evaluasi dan Pengambilan Keputusan Keuangan
Informasi keuangan yang disusun berdasarkan SAK ETAP membantu manajemen dalam mengevaluasi pengelolaan dana secara menyeluruh.
Data yang akurat dapat digunakan untuk menilai efisiensi biaya, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, serta merencanakan pengembangan atau ekspansi usaha.
Keteraturan Administrasi dan Pencatatan Transaksi
Pedoman SAK ETAP mendorong pelaku usaha untuk mencatat setiap transaksi keuangan secara rapi dan berkelanjutan.
Kebiasaan ini membantu membentuk budaya administrasi yang tertib sehingga usaha lebih terkelola dengan baik dan proses audit atau pemeriksaan keuangan menjadi lebih mudah dilakukan di kemudian hari.
Prinsip ETAP
Dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, terdapat lima prinsip utama yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha sebagai pedoman agar laporan keuangan yang disajikan lebih akurat, transparan, dan mudah dianalisis.
Berikut penjelasan lengkap terkait beberapa prinsip SAK ETAP ini.
Prinsip Biaya Historis
Setiap aset yang dimiliki oleh entitas dicatat berdasarkan biaya perolehan aslinya, yaitu jumlah yang benar-benar dikeluarkan pada saat pembelian aset tersebut.
Prinsip biaya historis bertujuan agar nilai aset dalam laporan keuangan dapat dibuktikan secara objektif dan tidak bersifat spekulatif.
Prinsip Akrual
Transaksi keuangan, baik pendapatan maupun beban, harus dicatat saat transaksi terjadi, bukan saat kas diterima atau dibayarkan.
Dengan kata lain, pengakuan dilakukan berdasarkan kejadian transaksi, bukan pergerakan uang tunai. Hal ini memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi keuangan bisnis dalam suatu periode.
Prinsip Kewajaran
Prinsip kewajaran menekankan bahwa aset atau pendapatan baru bisa diakui jika nilainya dapat ditentukan secara wajar dan berdasarkan bukti yang dapat dipercaya.
Pengukuran kewajaran ini bisa menggunakan harga pasar yang tersedia di pasar aktif. Tujuannya adalah agar angka-angka dalam laporan tidak dilebih-lebihkan atau bersifat spekulatif.
Prinsip Pengungkapan
Setiap informasi yang material dan relevan harus diungkapkan secara lengkap dalam laporan keuangan. Tujuannya adalah agar para pengguna laporan, seperti pemilik usaha, investor, dan kreditur, dapat mengambil keputusan secara tepat berdasarkan informasi yang tersedia.
Prinsip Konsistensi
Entitas wajib menggunakan kebijakan akuntansi yang sama dari satu periode ke periode berikutnya. Jika terjadi perubahan kebijakan, perubahan tersebut harus dijelaskan secara transparan dalam laporan keuangan, lengkap dengan alasan dan dampaknya terhadap laporan.
Konsistensi ini penting agar laporan keuangan dapat dibandingkan antar periode.
Karakteristik ETAP
SAK ETAP memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari SAK Umum. Karakteristik ini dirancang agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Berikut ini adalah beberapa karakteristik utama dari SAK ETAP:
Standar Akuntansi Mandiri (Stand Alone)
SAK ETAP merupakan standar akuntansi tersendiri yang tidak merujuk atau mengikuti ketentuan dalam SAK Umum. Artinya, pelaku usaha tidak perlu mengacu pada PSAK yang kompleks karena SAK ETAP telah dirancang secara khusus untuk kebutuhan entitas tanpa akuntabilitas publik.
Menggunakan Konsep Biaya Historis
Mayoritas transaksi dalam SAK ETAP diukur dengan pendekatan biaya historis, yaitu berdasarkan harga perolehan saat aset dibeli atau transaksi dilakukan. Ini memberikan kemudahan dalam pencatatan karena tidak perlu melakukan penilaian ulang terhadap nilai pasar saat ini.
Fokus pada Transaksi Umum di UKM
SAK ETAP hanya mengatur jenis transaksi yang lazim ditemui dalam aktivitas UKM, seperti pembelian barang, pembayaran gaji, penerimaan kas, dan sebagainya. Transaksi kompleks seperti instrumen keuangan derivatif atau konsolidasi anak perusahaan tidak diatur dalam standar ini.
Aturan Lebih Sederhana dibandingkan SAK Umum
Dibandingkan dengan SAK Umum, pengaturan dalam SAK ETAP jauh lebih ringkas dan sederhana. Ini bertujuan agar pelaku usaha yang tidak memiliki latar belakang akuntansi pun tetap bisa menyusun laporan keuangan secara mandiri atau dengan bantuan staf keuangan internal.
Menggunakan Alternatif Sederhana
Jika terdapat beberapa metode pencatatan atau pengukuran dalam akuntansi, SAK ETAP akan memilih metode yang paling sederhana dan mudah diterapkan. Pendekatan ini menghindari beban administrasi yang berlebihan bagi pelaku usaha kecil.
Penyederhanaan dalam Pengakuan dan Pengukuran
Proses pengakuan (recognition) dan pengukuran nilai transaksi dibuat lebih praktis. Misalnya, tidak diwajibkan menggunakan penilaian nilai wajar atau menghitung depresiasi dengan metode rumit. Ini membuat proses pencatatan lebih efisien.
Pengurangan Kewajiban Pengungkapan
Dalam hal penyajian laporan keuangan, SAK ETAP tidak mewajibkan pengungkapan informasi yang terlalu mendetail. Hanya informasi penting dan relevan saja yang perlu disampaikan sehingga laporan tetap ringkas tetapi tetap informatif.
Tidak Sering Mengalami Perubahan
SAK ETAP disusun untuk tetap stabil dalam jangka waktu yang cukup panjang. Berbeda dengan PSAK yang sering diperbarui mengikuti perkembangan global, SAK ETAP tidak akan mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun sehingga pelaku usaha tidak perlu terus-menerus menyesuaikan diri.
Contoh Penerapan ETAP
Agar Anda lebih memahami penerapan SAK ETAP ini, berikut ini contoh penerapannya.
Laporan Laba Rugi SAK ETAP
PT Sinar Distribusi Makmur
Tahun Berakhir 31 Desember 2024
Keterangan | Jumlah (Rp) |
---|---|
Pendapatan Usaha | |
Penjualan Bersih | 4.500.000.000 |
Jumlah Pendapatan Usaha | 4.500.000.000 |
Beban Pokok Penjualan | |
Pembelian Barang Dagang | 2.800.000.000 |
Persediaan Awal Barang Dagang | 600.000.000 |
Persediaan Akhir Barang Dagang | (700.000.000) |
Jumlah Beban Pokok Penjualan | 2.700.000.000 |
Laba Kotor | 1.800.000.000 |
Beban Usaha | |
Beban Gaji dan Tunjangan | 400.000.000 |
Beban Sewa | 120.000.000 |
Beban Listrik dan Air | 35.000.000 |
Beban Transportasi dan Pengiriman | 60.000.000 |
Beban Penyusutan Aset Tetap | 50.000.000 |
Beban Administrasi dan Umum | 45.000.000 |
Jumlah Beban Usaha | 710.000.000 |
Laba Usaha | 1.090.000.000 |
Pendapatan dan Beban Lain-lain | |
Pendapatan Bunga | 15.000.000 |
Beban Bunga | (5.000.000) |
Jumlah Pendapatan (Beban) Neto | 10.000.000 |
Laba Sebelum Pajak | 1.100.000.000 |
Beban Pajak Penghasilan* | 220.000.000 |
Laba Tahun Berjalan | 880.000.000 |
*Beban pajak dihitung sebagai estimasi 20% dari laba sebelum pajak (disesuaikan dengan ketentuan pajak badan yang berlaku).
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas
PT Sinar Distribusi Makmur
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2024
(Disusun sesuai SAK ETAP)
Keterangan | Modal Disetor | Saldo Laba (Rugi) | Total Ekuitas |
---|---|---|---|
Saldo per 1 Januari 2024 | 500.000.000 | 150.000.000 | 650.000.000 |
Laba (Rugi) Tahun Berjalan | 85.000.000 | 85.000.000 | |
Dividen Tunai | (25.000.000) | (25.000.000) | |
Penambahan Modal Disetor | 100.000.000 | 100.000.000 | |
Penyesuaian atas Kesalahan Tahun Lalu | 10.000.000 | 10.000.000 | |
Saldo per 31 Desember 2024 | 600.000.000 | 220.000.000 | 820.000.000 |
Laporan Neraca
PT Sinar Distribusi Makmur
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 2024
ASET | KEWAJIBAN DAN EKUITAS | ||
---|---|---|---|
ASET LANCAR | KEWAJIBAN LANCAR | ||
Kas dan setara kas | Rp150.000.000 | Utang usaha | Rp80.000.000 |
Piutang usaha | Rp120.000.000 | Utang pajak | Rp15.000.000 |
Persediaan barang dagang | Rp200.000.000 | Beban akrual | Rp5.000.000 |
Uang muka pembelian | Rp20.000.000 | Total Kewajiban Lancar | Rp100.000.000 |
Total Aset Lancar | Rp490.000.000 | ||
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG | |||
ASET TIDAK LANCAR | Utang bank jangka panjang | Rp50.000.000 | |
Aset tetap (neto) | Rp300.000.000 | Total Kewajiban Jangka Panjang | Rp50.000.000 |
Aset hak guna (sewa kantor) | Rp50.000.000 | ||
Total Aset Tidak Lancar | Rp350.000.000 | TOTAL KEWAJIBAN | Rp150.000.000 |
TOTAL ASET | Rp840.000.000 | EKUITAS | |
Modal disetor | Rp500.000.000 | ||
Laba ditahan | Rp190.000.000 | ||
Total Ekuitas | Rp690.000.000 | ||
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS | Rp840.000.000 |
Kelebihan ETAP
Berikut adalah beberapa kelebihan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik):
Lebih Sederhana dan Praktis
SAK ETAP memiliki struktur dan aturan yang lebih sederhana dibandingkan PSAK umum. Penyusunan laporan keuangan bisa dilakukan oleh pelaku usaha yang hanya memiliki pemahaman dasar akuntansi. Ini sangat membantu UMKM yang belum memiliki staf keuangan profesional.
Tidak Wajib Konsolidasi dan Penilaian Nilai Wajar
Berbeda dengan PSAK, SAK ETAP tidak mewajibkan penyusunan laporan keuangan konsolidasi, tidak menuntut penggunaan nilai wajar, serta tidak mengatur pengungkapan aset biologis secara detail. Ini membuat proses penyusunan laporan keuangan lebih ringan.
Biaya Implementasi Lebih Murah
Karena tidak memerlukan banyak perhitungan kompleks atau keterlibatan profesional eksternal, biaya penyusunan dan audit laporan keuangan jauh lebih terjangkau bagi entitas kecil.
Meningkatkan Akses terhadap Pembiayaan
Laporan keuangan yang disusun dengan acuan standar seperti ETAP terlihat lebih kredibel. Ini dapat meningkatkan kepercayaan bank, investor, dan mitra bisnis sehingga peluang mendapatkan kredit atau pendanaan usaha menjadi lebih besar.
Memudahkan Evaluasi dan Pengambilan Keputusan
Dengan struktur laporan keuangan yang konsisten dan komparatif, pemilik usaha dapat dengan mudah menilai kinerja keuangan dari waktu ke waktu. Ini membantu dalam merencanakan strategi bisnis yang lebih baik ke depan.
Mendorong Kepatuhan Administratif
Penerapan ETAP mendorong pelaku usaha untuk mencatat transaksi secara sistematis dan tertib. Hal ini sangat bermanfaat dalam proses audit, pelaporan pajak, hingga saat pengajuan program bantuan atau kerjasama pemerintah.
Kekurangan ETAP
Meskipun ETAP dirancang untuk menyederhanakan proses pelaporan keuangan bagi usaha kecil dan menengah, bukan berarti standar ini tanpa keterbatasan.
Beberapa kelemahan perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengadopsinya, terutama jika usaha sedang berkembang atau memiliki kebutuhan pelaporan yang lebih kompleks.
Tidak Sesuai untuk Entitas Besar atau Publik
SAK ETAP tidak cocok diterapkan oleh perusahaan besar, perusahaan terbuka, atau entitas yang melakukan transaksi keuangan kompleks.
Standar ini dirancang khusus untuk UKM sehingga tidak mencakup kebutuhan pelaporan yang lebih mendalam dan transparan seperti yang disyaratkan dalam SAK Umum atau International Financial Reporting Standards (IFRS).
Tidak Mewajibkan Konsolidasi Laporan Keuangan
Berbeda dengan SAK Umum, ETAP tidak mengharuskan entitas menyusun laporan keuangan konsolidasi. Hal ini bisa menjadi kelemahan jika usaha memiliki anak perusahaan atau unit usaha lainnya yang perlu digabungkan agar gambaran keuangan menjadi lebih menyeluruh dan transparan.
Keterbatasan dalam Penilaian Nilai Wajar
ETAP tidak secara eksplisit mewajibkan penggunaan nilai wajar (fair value) dalam pengukuran aset. Padahal, dalam beberapa kasus seperti investasi atau aset tetap yang mengalami perubahan nilai signifikan, pendekatan nilai wajar lebih mencerminkan kondisi keuangan terkini.
Pengungkapan Informasi Lebih Minim
Standar ini memang dirancang agar lebih sederhana, tetapi konsekuensinya adalah pengurangan jumlah informasi yang diungkapkan dalam laporan. Hal ini dapat mengurangi transparansi bagi pihak luar seperti investor, kreditur, atau mitra usaha yang ingin memahami lebih dalam kondisi keuangan perusahaan.
Kesimpulan
SAK ETAP adalah standar yang membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengelola laporan keuangan dengan cara yang lebih mudah dan efisien. Jika digunakan dengan baik, standar ini bisa membantu pelaku usaha membuat laporan keuangan yang jelas dan rapi sehingga mereka bisa lebih fokus pada pengembangan usaha.
Untuk memudahkan Anda membuat laporan keuangan, terutama bagi bisnis yang memiliki banyak cabang dan bisa memantaunya dari satu sistem terpusat, Anda bisa menggunakan software akuntansi MASERP.
Software MASERP cocok digunakan untuk berbagai industri bisnis karena memiliki modul lengkap seperti manufaktur, pembelian, penjualan, supplier, customer, persediaan barang, akuntansi, keuangan, aset tetap, dan laporan keuangan.
Segera konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dan dapatkan demo seluruh fitur MASERP dengan konsultan ahli kami, sekarang! Gratis! Klik gambar di bawah ini, ya!