Pentingnya Value Chain dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menjadi lebih unggul dari kompetitor adalah dengan menjalankan strategi analisis value chain. Dalam analisis ini, perusahaan menjadi bagian dari rantai nilai produk yang merupakan kegiatan yang dimulai dari pengadaan bahan mentah sampai dengan layanan after sales untuk pelanggan.

Rantai ini mencakup kegiatan yang terjadi karena hubungan dengan supplier dan hubungan dengan konsumen. Kedua kegiatan tersebut mungkin terlihat terpisah, tetapi nyatanya saling memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya. Dengan analisis nilai rantai, manager akan terbantu dalam memahami posisi perusahaan pada nilai ini untuk lebih unggul dari kompetitor. Ketahui selengkapnya di bawah ini!

Pengertian Value Chain

Value chain atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan rantai nilai merupakan kegiatan yang umumnya terjadi pada bisnis berskala besar dan didasari oleh permintaan pelanggan serta pelayanan kepada pelanggan. Rantai nilai ini meliputi semua yang berurusan dengan pengiriman produk tertentu.

Dengan melakukan penjumlahan seluruh biaya di setiap kegiatan value chain dan mengurangkan total harga penjualan, semua perusahaan bisa menentukan margin keuntungan pada rantai nilai. Umumnya, perusahaan menggunakan 3 sampai 15 rantai nilai.

Value chain adalah strategi yang merupakan rantai kegiatan dalam mengubah input menjadi output yang bernilai untuk pelanggan. Adapun nilai yang dirasakan pelanggan adalah hasil dari kegiatan perusahaan yang meliputi kegiatan yang dapat membedakan produk Anda dengan kompetitor, kegiatan yang dapat menurunkan biaya produk, serta kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Anda.

Perbedaan Value Chain vs Supply Chain

Banyak orang awam yang beranggapan bahwa value chain dan supply chain adalah dua hal yang sama. Keduanya sama, jika dipandang dari kegiatan yang melibatkan membawa barang dari pabrik (manufaktur) ke pelanggan. Tetapi dari segi tujuan, keduanya berbeda. Berikut ini beberapa hal yang membedakan antara rantai nilai dan rantai pasokan:

Value (Nilai Tambah)

Hal utama yang membedakan antara rantai nilai dan rantai pasokan adalah rantai pasokan (supply chain) tidak ada nilai tambah (value). Seluruh kegiatan dalam supply chain merupakan alat angkut yang merupakan kegiatan mengambil komoditas atau material dari satu bisnis lalu dikirim ke bisnis lain. Kalau rantai nilai memiliki fungsi sebagai pemberi nilai tambah pada komoditas yang dapat dirasakan oleh pelanggan.

Asal

Apakah kedua rantai nilai dan rantai pasokan berasal dari manajemen yang sama? Jawabannya ada tidak, rantai pasokan berasal dari konsep manajemen operasional. Untuk value chain konsep dan pengendaliannya berasal dari manajemen bisnis.

Baca Juga: 7 Strategi Supply Chain Terbaik untuk Bisnis Anda. Sudah Coba?

Pentingnya Value Chain

Kerangka kerja yang dihasilkan dari rantai nilai dimanfaatkan untuk menciptakan strategi terhadap value perusahaan. Ada dua alasan penting bagi perusahaan melakukan analisis rantai nilai yaitu:

  • Perusahaan dapat lebih fokus di area yang dapat menciptakan value dan memaksimalkan area tersebut. Contoh aktivitasnya adalah dengan membuat proses menjadi lebih efisien dan efektif, menambah nilai jual ke pelanggan dan menghemat sumber daya yang dimiliki perusahaan.
  • Perusahaan mendapatkan pemasukan dalam waktu jangka panjang. Kegiatan di rantai nilai juga berhubungan dengan kepuasan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak. Jadi, kalau perusahaan Anda bisa terus menciptakan nilai dan memperbaikinya di rantai nilai perusahaan, maka perusahaan juga akan mendapatkan pelanggan yang loyal dan puas dengan produk atau layanan Anda. Kunci suksesnya ada pada hubungan yang baik dan keuntungan yang dirasakan pelanggan.

Cara Kerja Rantai Nilai

Rantai nilai dibagi dalam dua kegiatan bisnis yaitu kegiatan utama dan pendukung. Berikut ini beberapa kegiatan detailnya:

Kegiatan Utama

  • Inbound logistics (logistik masuk): kegiatan membawa bahan baku ke dalam perusahaan termasuk aliran barang dan info yang masih berkaitan dengan hal tersebut, juga tanggung jawab atas pergudangan.
  • Operasi: kegiatan memproses dan mengubah bahan dan input lain menjadi sebuah output yang memiliki nilai.
  • Outbound logistics (logistik keluar): kegiatan mengirimkan output ke saluran distribusi maupun pelanggan yang berhubungan juga dengan urusan pergudangan dan aliran barang.
  • Marketing (pemasaran) dan sales (penjualan): kegiatan menciptakan dan menyampaikan penawaran produk atau layanan perusahaan termasuk melakukan riset pasar, mengetahui target market, promosi dan customer relationship.
  • Layanan: kegiatan yang dilakukan agar pelanggan puas setelah membeli produk seperti layanan after sales, maintenance, dan lain-lain.

Kegiatan Pendukung

Kegiatan pendukung sangat erat kaitannya pada kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan internal dan sebagai pelengkap dari kegiatan utama.

  • Pengadaan: kegiatan membeli dan memperoleh barang, layanan/jasa maupun pekerjaan dari sumber eksternal atau supplier. Contoh kegiatannya adalah membeli bahan baku, peralatan dan mesin produksi atau laboratorium dan lain sebagainya.
  • Infrastruktur: kegiatan fungsional yang menjadi pendukung dalam kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, contohnya antara lain manajemen strategis, legal dan hukum, keuangan, akuntansi, hubungan dengan stakeholder, dan lain-lain.
  • Teknologi: kegiatan yang memiliki tanggung jawab terhadap teknologi serta sistem informasi di perusahaan seperti teknologi untuk produksi, otomatisasi dan integrasi teknologi, software untuk customer relationship management (CRM) dan lain-lain. Perusahaan yang menggunakan teknologi dalam tahap rantai nilai dipastikan dapat lebih unggul dari kompetitor dan dapat meningkatkan produktivitas pekerja serta membuat biaya produksi lebih rendah.
  • Manajemen SDM: kegiatan yang melibatkan perencanaan, perekrutan, training dan development sumber daya manusia di perusahaan Anda. Contoh kegiatannya adalah pelaksanaan event development berkala untuk pekerja dan pemberhentian pekerja yang memang tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Baca Juga: 8 Cara Kerja ERP dalam Perusahaan Manufaktur

Contoh Proses Analisis Rantai Nilai

Tahap pertama dalam analisis rantai nilai adalah membagi bisnis dalam beberapa kelompok kegiatan, yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Tahap ini disebut juga dengan identifikasi kegiatan. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis internal perusahaan dan menghubungkan dengan biaya yang dibutuhkan di setiap kegiatan yang sudah diidentifikasi. Cara ini membantu menilai di mana terdapat kegiatan yang memiliki biaya rendah serta kegiatan yang memiliki biaya tinggi.

Saat rantai nilai dianalisis, manajer harus mengidentifikasi kegiatan penting yang dilakukan perusahaan untuk membuat strategi perusahaan mencapai tujuannya dan membuat pelanggan puas. Berikut ini tiga hal yang dapat menjadi pertimbangan Anda ketika melakukan analisis rantai nilai:

  • Pilih kegiatan yang akan dianalisis secara rinci. Contohnya kalau perusahaan ingin menjadi penyedia barang dengan biaya yang rendah, maka manajemen wajib menganalisa penurunan biaya beserta strateginya. Nah, kalau perusahaan Anda ingin melakukan diferensiasi produk, maka akan diperlukan biaya lebih banyak pada kegiatan yang berhubungan dengan diferensiasi produk seperti produksi dan pemasarannya.
  • Setiap industri memiliki kegiatan value chain yang berbeda, sehingga Anda dapat menyesuaikan dengan bisnis Anda.
  • Variasi nilai kegiatan sesuai dengan jenis perusahaan dalam sistem nilai yang sangat luas, meliputi nilai rantai dari supplier di bagian hulu dan distributor di hilir.

Kesimpulan

Value chain adalah strategi yang merupakan rantai kegiatan dalam mengubah input menjadi output yang bernilai untuk pelanggan. Adapun nilai yang dirasakan pelanggan adalah hasil dari kegiatan perusahaan yang meliputi kegiatan yang dapat membedakan produk Anda dengan kompetitor, kegiatan yang dapat menurunkan biaya produk, serta kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Anda.

Rantai nilai dibagi dalam dua kegiatan bisnis yaitu kegiatan utama dan pendukung. Kegiatan utama meliputi logistik masuk, operasi, logistik keluar, marketing dan penjualan serta layanan after sales. Sedangkan kegiatan pendukung meliputi pengadaan sumber daya, infrastruktur, teknologi dan manajemen sumber daya manusia.

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa teknologi merupakan salah satu kegiatan pendukung yang juga berperan penting dalam rantai nilai. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan software ERP seperti MASERP yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. 

MASERP dapat mengintegrasikan hampir semua kegiatan di perusahaan, baik kegiatan utama maupun pendukung. Dari mulai pembelian, produksi, inventory, distribusi, penjualan, keuangan dan masih banyak lagi. Perusahaan Anda tidak perlu lagi membeli software berbeda untuk tiap departemen, semua data pun tersimpan di satu database terpusat sehingga Anda tidak memerlukan koordinasi yang panjang dan memakan waktu lama dengan departemen lain.

MASERP dapat digunakan oleh berbagai industri karena dapat dicustom sesuai flow bisnis perusahaan. Setelah implementasi, perusahaan Anda akan mendapatkan layanan after sales seperti installing, maintenance, training user, update software dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai MASERP, segera konsultasikan kendala dan kebutuhan perusahaan Anda dengan mengklik gambar di bawah ini! Gratis!