Perbedaan Sanering dan Redenominasi Beserta Dampak Positifnya

Roda ekonomi suatu negara digerakkan oleh berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, pengusaha, dan pihak lainnya. Masing-masing memiliki peran yang harus dijalankan untuk mempertahankan kondisi ekonomi. Pemerintah memiliki kebijakan terkait mata uang untuk mempertahankan kondisi ekonomi yang tergerus akibat inflasi maupun deflasi. Sanering adalah salah satu caranya.

Apa itu sanering? Bisa jadi tidak banyak yang tahu mengenai kebijakan ini. Nah, untuk mengenal istilah sanering dan unsur yang ada didalamnya, mari simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Sanering?

Sebenarnya, secara definisi sanering adalah kebijakan untuk memotong nilai mata uang. Lalu, apa bedanya dengan redenominasi? Meski tidak memilik perbedaan yang jauh jika dilihat sebagai kebijakan pemerintah, namun sanering akan memiliki dampak yang berbeda dengan devaluasi mata uang.

Apabila pemerintah melakukan redenominasi, maka nilai mata uang akan menurun dan daya beli masyarakat pun menjadi menurun. Namun, jika berbicara soal sanering, tak hanya daya beli yang turun tetapi kekayaan masyarakat pun ikut mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena sanering adalah salah satu metode untuk memotong nilai uang.

Baca Juga: Mengenal Pendapatan Per Kapita dan Cara Menghitungnya

Perbedaan Redenominasi dan Sanering

Redenominasi dan sanering tentu memiliki perbedaan dari berbagai sisi. Jika ditinjau dari pengertiannya, redenominasi adalah penyederhanaan mata uang. Sementara itu, sanering adalah pemotongan nilai mata uang.

Redenominasi dilakukan saat kondisi komponen makro ekonomi suatu negara stabil dan terkendali. Tak hanya itu, redenominasi juga dipilih saat pemerintah suatu negara berhasil mengendalikan inflasi dengan kondisi ekonomi yang terus bertumbuh. Sementara itu, kebijakan sanering diambil pemerintah saat mengalami kondisi hiperinflasi dan labil secara makroekonomi.

Jika dilihat dari dampaknya, redenominasi cenderung tidak memberikan banyak kerugian jika dibandingkan dengan sanering. Misalnya, redenominasi berpengaruh terhadap harga barang karena nilai mata uang yang lebih sederhana tetapi sanering tidak berpengaruh terhadap harga barang. Ya, harga barang akan tetap sama walau kebijakan sanering diberlakukan.

Tak hanya itu, dengan kebijakan sanering nilai mata uang akan semakin kecil terhadap barang sehingga menyebabkan daya beli masyarakat ikut menurun. Sehingga secara kerugian, sanering lebih merugikan jika dibandingkan dengan redenominasi.

Dampak Sanering

Sebenarnya, sanering adalah salah satu cara paling efektif bagi pemerintah untuk mengembalikan situasi ekonomi. Namun, layaknya suatu kebijakan tentunya kita tidak dihadapkan pada satu sisi manfaatnya saja tetapi akan ada kerugian yang dirasakan. Berikut beberapa dampak positif dan negatif dari sanering

Dampak Positif

Memperbaiki Perekonomian Negara

Sanering dapat mengatasi berbagai permasalahan ekonomi. Sanering secara otomatis dapat mengatasi situasi seperti tingkat utang negara yang tinggi, inflasi, dan harga bahan pokok yang tak terkendali. Dengan kebijakan sanering, negara dapat mengisi kas yang kosong dan memberlakukan kebijakan penurunan harga.

Mengendalikan Laju Inflasi

Inflasi terkadang menjadi salah satu indikator ekonomi negara berjalan. Namun, terkadang nilai inflasi berada pada titik yang sukar dikendalikan. Suatu negara bisa sewaktu-waktu mengalami lonjakan inflasi dan menyebabkan kondisi keuangannya berantakan. Kebijakan sanering dapat membantu dalam menekan lonjakan inflasi tersbut dengan cara melakukan pembekuan simpanan menjadi simpanan jangka panjang.

Mengurangi Jumlah Uang yang Beredar

Apa sih masalah yang ditimbulkan jika terlalu banyak uang beredar? Semakin banyak uang beredar berarti menujukkan kondisi ekonomi negara yang tidak sehat akibat inflasi atau bahkan hiperinflasi. Dengan memotong nilai mata uang, masyarakat tentu akan lebih mau untuk menghabiskan uangnya sehingga jumlah uang di pasaran semakin terkendali.

Dampak Negatif

Kesulitan Ekonomi

Meski sanering adalah salah satu cara untuk mengurangi jumlah uang beredar, ternyata ada dampak buruk yang juga disebabkan pada kondisi ini. Memotong nilai mata uang berarti membuat masyarakat mengalami penurunan nilai kekayaan. Dengan turunnya nilai kekayaan, masyarakat akan mengalami kesulitan ekonomi dan terjadi penurunan daya beli.

Kesulitan Likuiditas

Kondisi likuiditas sangat penting mengingat artinya yang menunjukkan kemampuan suatu lembaga atau perusahaan mengenai harta lancar. Sanering adalah salah satu kebijakan yang memberlakukan pembekuan simpanan. Maka, secara langsung bank sebagai lembaga keuangan akan mengalami kesulitan likuiditas dan hal tersebut juga menimbulkan efek domino terhadap likuiditas perusahaan.

Penurunan Nilai Mata Uang

Sanering dilakukan dengan memotong nilai mata uang. Dengan begitu, nilai mata uang pun ikut turun. Tak hanya penurunan nilai mata uang, akibat terparahnya sanering dapat menyebabkan depresiasi nilai rupiah yang berlebih hingga menjadi salah satu penyebab utama negara mengalami krisis finansial.

Baca Juga: 5 Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro yang Perlu Diketahui

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, sanering adalah kebijakan untuk memotong nilai mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah. Ada beberapa hal yang membedakan sanering dengan redenominasi, secara definisi redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang dan sanering adalah pemotongan nilai uang,

Jika dilihat dari dampaknya, redenominasi berpengaruh terhadap harga barang karena nilai mata uang yang lebih sederhana tetapi sanering tidak berpengaruh terhadap harga barang. Redenominasi tidak menurunkan daya beli masyarakat tetapi sanering menurunkan daya beli masyarakat.

Sanering memiliki beberapa dampak positif, yaitu memperbaiki perekonomian negara dengan kebijakan penurunan harga, mengendalikan laju inflasi dan hiperinflasi pada suatu negara, dan mengurangi jumlah uang beredar.

Namun, sanering juga memiliki dampak negatif, yaitu kesulitan ekonomi dan penurunan nilai mata uang akibat pemotongan nilai yang dilakukan.

Karena sanering berdampak pada komponen yang ada pada ekonomi negara, perusahaan juga akan terkena imbasnya. Untuk meminimalisasi dampak tersebut, perusahaan dapat melakukan analisis keuangan terhadap laporan keuangan.

Namun, laporan keuangan perusahaan adalah hal yang kompleks dan rumit apabila tidak dikerjakan dan dianalisis dengan bantuan program atau software.

Salah satu software ERP yang dapat membantu perusahaan melakukan pembuatan dan penyajian laporan keuangan adalah MASERP.

MASERP secara langsung dapat mengakomodasi pembuatan laporan keuangan perusahaan dan mendukung perusahaan untuk membuat kegiatan lain menjadi lebih efektif sesuai yang dibutuhkan perusahaan.

Dengan dukungan teknologi dan fitur canggih dari MASERP, perusahaan dapat mengakses data-data real time di mana saja dan kapan saja. Perusahaan dapat langsung melakukan evaluasi terhadap data-data dan menyusun strategi bisnis selanjutnya.

Lalu tunggu apa lagi? Silakan hubungi konsultan ahli kami untuk informasi lebih lanjut mengenai MASERP, sekarang!

New call-to-action