Pembayaran CBD (Cash Before Delivery): Jenis dan Bedanya dengan COD

Written by Tika Ulfianinda

pembayaran CBD (cash before delivery)

Pembayaran CBD adalah metode transaksi yang banyak digunakan dalam berbagai sektor. Pembayaran ini dinilai mampu memberikan jaminan keamanan bagi kedua penjual dan pembeli.

Bagi penjual, metode pembayaran CBD membantu mengurangi risiko keterlambatan pembayaran atau piutang tak tertagih. Sementara bagi pembeli, pembayaran di awal memberikan kepastian bahwa proses pembelian berjalan sesuai prosedur, tanpa adanya kekhawatiran terhadap pengiriman yang tertunda.

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh mengenai pembayaran CBD, mulai dari pengertian, jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangan, hingga perbedaannya dengan metode COD (Cash on Delivery). Simak, penjelasannya sampai akhir artikel, ya!

Apa Itu Pembayaran CBD?

CBD adalah singkatan dari cash before delivery. CBD adalah metode pembayaran yang mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang dikirim atau jasa diberikan. Sistem CBD bertujuan untuk memastikan pembeli memiliki dana yang cukup dan siap membayar sebelum transaksi diselesaikan.

Bagi penjual, metode pembayaran CBD memberikan kepastian bahwa pembayaran telah diterima sebelum mereka mengeluarkan biaya pengiriman atau mulai menyediakan layanan. Ini membantu mengurangi risiko kerugian akibat pembatalan sepihak, penipuan, atau keterlambatan pembayaran.

CBD sering digunakan oleh pelaku usaha, terutama yang bergerak secara online sebagai langkah untuk mengurangi risiko kredit macet.

Pembayaran CBD membantu perusahaan menjaga arus kas tetap stabil dan menghindari kerugian akibat transaksi yang tidak dibayar.

Baca Juga: Kenali Karakteristik dan Jenis Transaksi Perusahaan Dagang

Jenis-Jenis Term of Payment Bisnis

Meskipun secara umum cash before delivery (CBD) berarti pembayaran dilakukan sebelum barang dikirim, dalam praktiknya terdapat beberapa variasi atau jenis pelaksanaannya.

Jenis-jenis CBD ini biasanya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing penjual, metode pembayaran yang tersedia, serta tingkat kepercayaan antara penjual dan pembeli.

Anda dapat memilih sistem pembayaran yang paling sesuai dan aman, baik dalam konteks belanja online maupun kerja sama bisnis. Berikut ini beberapa jenis CBD yang perlu Anda ketahui.

End of Month (EOM)

Metode End of Month (EOM) adalah pembayaran dilakukan maksimal pada akhir bulan berjalan. Jadi, jika transaksi dilakukan di tanggal 10, pembayaran tetap harus dilunasi paling lambat tanggal 30 atau 31 di bulan tersebut.

Sistem EOM juga jarang digunakan dalam penjualan retail, tapi cukup umum di sektor bisnis tertentu seperti distribusi atau grosir, karena memberi fleksibilitas pembayaran tanpa skema cicilan.

Net d Days

Net d Days adalah metode pembayaran di mana pembeli diberi waktu tertentu untuk melakukan pembayaran setelah barang diterima. Misalnya, Net 30 Days berarti pembayaran harus dilakukan maksimal 30 hari setelah produk diterima.

Sistem Net d Days biasanya digunakan untuk transaksi B2B (Business to Business) dan produk bernilai tinggi. Pasalnya, pembeli diberi waktu untuk mengevaluasi produk atau mengelola arus kas mereka terlebih dahulu sebelum membayar.

Cash on Delivery (COD)

COD atau Cash on Delivery adalah metode pembayaran yang dilakukan saat barang diterima. Pembeli membayar secara tunai kepada kurir saat barang diserahkan. Sistem ini populer di kalangan konsumen karena bisa melihat produk terlebih dahulu sebelum membayar.

Beberapa penjual bahkan memberi kebijakan pengembalian barang jika tidak sesuai pesanan, terutama pada produk fashion. Konsumen dapat mencoba produk terlebih dahulu, dan jika cocok, baru melakukan pembayaran di tempat.

Cash Before Delivery

Metode pembayaran cash before delivery merupakan sistem yang mewajibkan pembeli melakukan pelunasan sebelum penjual mengirimkan produk.

Meskipun disebut “cash”, transaksi ini umumnya dilakukan secara non-tunai, seperti melalui transfer bank, kartu debit atau kredit, e-wallet, atau aplikasi mobile banking.

Di Indonesia, metode ini banyak digunakan dalam transaksi e-commerce, karena menawarkan keamanan bagi penjual serta mempercepat proses pembayaran.

Cash in Advance

Sistem cash in advance mengharuskan pembeli melakukan pembayaran sebelum produk diproses atau dikirim, biasanya dalam bentuk uang muka atau pembayaran penuh. Transaksi baru dilakukan setelah penjual menerima dana dari pembeli.

Jenis pembayaran ini membutuhkan tingkat kepercayaan tinggi karena risiko penipuan dari pihak penjual cukup besar. Pembeli sebaiknya bertransaksi dengan penjual yang kredibel dan tepercaya.

Baca Juga: Apa itu Payment Term? Kenali Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Perbedaan Pembayaran CBD dan COD

Transaksi menggunakan metode COD memang sedang tren belakangan ini. Banyak e-commerce dan toko online kebanjiran pesanan karena sistem pembayaran ini dianggap lebih menguntungkan konsumen. Meski begitu, masih banyak pelanggan yang tetap memilih metode pembayaran CBD karena dinilai lebih praktis dan aman.

Pembayaran Cash Before Delivery (CBD) adalah metode transaksi yang dianggap sederhana. Konsumen tidak perlu repot memikirkan pembayaran saat barang datang karena sudah dilunasi sebelumnya.

Lalu, apa saja perbedaan antara COD dan CBD? Berikut penjelasan singkatnya.

Sistem Pembayaran Produk

Perbedaan paling mendasar terletak pada waktu pembayaran. Dalam transaksi COD, konsumen baru melakukan pembayaran setelah menerima barang yang dipesan. Jadi, pembayaran dilakukan di akhir transaksi.

Sementara pada metode CBD, pembayaran dilakukan sepenuhnya di awal. Setelah pelunasan, penjual akan mengirimkan barang sesuai pesanan. Dengan kata lain, pembayaran CBD mengharuskan konsumen membayar penuh sebelum barang dikirim.

COD biasanya digunakan untuk pembelian produk yang membutuhkan pengecekan langsung, seperti makanan atau barang yang mudah rusak. Konsumen ingin memastikan barang diterima dalam kondisi baik sebelum membayar.

Sebaliknya, metode CBD lebih umum digunakan untuk pembelian produk yang spesifik dan jelas kondisinya, seperti mainan, perlengkapan rumah tangga, atau aksesori gadget.

Limit Nominal Pembelian Produk

Sebagian besar marketplace tidak menetapkan batasan pembelian. Namun, untuk alasan keamanan, beberapa platform memberlakukan batas maksimal nominal khusus untuk pembayaran dengan sistem COD.

Biasanya, transaksi COD dibatasi hingga Rp5.000.000. Hal ini bertujuan mengurangi risiko bagi kurir yang harus membawa uang tunai dalam jumlah besar. Pembatasan ini juga melindungi kedua belah pihak agar transaksi tetap aman dan nyaman.

Sementara itu, metode CBD tidak memiliki batasan nominal. Konsumen bebas berbelanja dalam jumlah besar karena pembayaran dilakukan secara non-tunai, seperti melalui transfer bank atau e-wallet.

Ini menjadi salah satu alasan metode CBD banyak dipilih, terutama untuk pembelian dalam jumlah besar atau produk bernilai tinggi.

Contoh Transaksi Pembayaran CBD

Salah satu contoh transaksi dengan metode CBD adalah pembelian produk fashion melalui toko online. Setelah memilih produk dan melakukan pemesanan melalui website, pembeli diminta untuk melunasi pembayaran sebelum barang dikirimkan.

Setelah pembayaran diterima, pihak toko akan segera memproses pengiriman produk ke alamat pembeli. Sistem ini memberikan keuntungan bagi penjual karena mereka menerima pembayaran lebih dulu sehingga risiko kerugian akibat pembatalan sepihak dapat diminimalisir.

Di sisi lain, pembeli juga mendapatkan kepastian bahwa transaksi berjalan aman. Mereka tidak perlu khawatir akan kehilangan uang tanpa mendapatkan barang, karena pengiriman dilakukan setelah pembayaran terkonfirmasi.

Selain meningkatkan keamanan transaksi, metode CBD juga membantu mengurangi potensi penipuan yang sering terjadi dalam transaksi online.

Kelebihan Pembayaran CBD

Metode pembayaran CBD (Cash Before Delivery) semakin banyak digunakan dalam transaksi jual beli, terutama pada bisnis online. Sistem ini mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang dikirimkan oleh penjual.

Tidak hanya memberi kepastian bagi pihak penjual, metode ini juga dinilai lebih aman dan efisien dalam proses transaksi. Berikut adalah sejumlah kelebihan yang membuat sistem pembayaran CBD banyak dipilih oleh pelaku usaha maupun konsumen.

Mengurangi Risiko Kredit Macet atau Pembayaran Gagal

Dalam transaksi bisnis, terutama B2C (Business to Consumer) dan e-commerce, risiko pembeli tidak membayar atau menunda pembayaran sangat tinggi bila menggunakan sistem pembayaran setelah pengiriman (seperti COD atau net 30 days).

Dengan sistem CBD, penjual akan menerima dana terlebih dahulu sebelum barang dikirim sehingga tidak perlu menagih atau menghadapi kemungkinan gagal bayar. Ini penting bagi pelaku UMKM dan online shop yang memiliki modal terbatas dan tidak bisa menanggung piutang.

Menjaga dan Memperkuat Arus Kas (Cash Flow)

Salah satu tantangan besar bagi bisnis adalah menjaga likuiditas. Dengan sistem pembayaran CBD, dana masuk lebih cepat sehingga penjual dapat langsung memutar modal untuk keperluan produksi ulang, pembelian bahan baku, pengiriman, atau biaya operasional lainnya.

Ini membuat manajemen keuangan bisnis jadi lebih terstruktur dan tidak bergantung pada utang jangka pendek.

Mengurangi Risiko Penipuan dari Pihak Pembeli

Transaksi online sangat rentan terhadap pemesanan fiktif atau pembeli yang tidak berniat untuk membeli barang. Dengan metode CBD, penjual dapat memastikan setiap pesanan yang diterima berasal dari pembeli yang serius.

Sistem ini mengurangi kemungkinan terjadinya penipuan, seperti klaim palsu dari pembeli bahwa barang belum diterima padahal sudah diterima.

Proses Pemenuhan Pesanan Lebih Cepat dan Efisien

Penjual dapat segera memproses pesanan begitu pembayaran diterima, tanpa perlu menunggu verifikasi kredit, konfirmasi saat pengiriman, atau dokumen tambahan lainnya. Alur bisnis pun menjadi lebih cepat, dan pelanggan mendapatkan pengalaman berbelanja yang lebih memuaskan berkat pengiriman yang efisien.

Memberikan Kepastian Finansial bagi Penjual

Dalam sistem bisnis berskala besar maupun kecil, kestabilan arus kas sangat penting untuk menjaga kelancaran produksi dan operasional.

Metode pembayaran CBD memberikan kepastian bahwa setiap transaksi langsung menghasilkan pemasukan, tanpa risiko keterlambatan atau gagal bayar.

Dengan demikian, penjual dapat terhindari dari kerugian akibat pengiriman barang yang tidak disertai penerimaan pembayaran.

Meningkatkan Kualitas Interaksi dengan Pembeli

Metode CBD juga membuat hubungan antara penjual dan pembeli cenderung lebih profesional, karena fokus utama beralih ke pengiriman produk dan layanan purna jual.

Penjual dapat melayani tanpa khawatir terkait pelunasan, sementara pembeli merasa lebih aman karena seluruh proses transaksi berlangsung secara transparan dan jelas sejak awal.

Menghindari Kerumitan Administratif dalam Penagihan

Pada sistem pembayaran tempo seperti net 30 days, penjual perlu menyediakan waktu dan tenaga tambahan untuk menangani proses penagihan, mencatat piutang, serta menyusun laporan keuangan yang lebih kompleks.

Metode CBD menyederhanakan semua hal tersebut karena pembayaran dilakukan di awal. Hal ini membuat proses administrasi dan pencatatan keuangan menjadi lebih efisien dan minim risiko kesalahan dalam pencatatan.

Kekurangan Pembayaran CBD

Sistem pembayaran CBD memberikan kepastian bagi penjual karena seluruh pembayaran diterima sebelum barang dikirim. Namun, metode ini juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama dari sudut pandang pembeli.

Jika tidak dikelola dengan baik, sistem ini dapat menghambat potensi transaksi dan menurunkan kepercayaan calon pelanggan. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kekurangan dari pembayaran CBD.

Menurunkan Kepercayaan Pembeli Baru

Bagi pembeli yang baru pertama kali bertransaksi, sistem CBD dapat menimbulkan keraguan. Mereka belum memiliki pengalaman dengan penjual sehingga muncul kekhawatiran terkait risiko penipuan, kualitas barang yang tidak sesuai, atau keterlambatan pengiriman. Kurangnya jaminan dari pihak penjual membuat sistem ini terasa tidak aman bagi pembeli baru.

Potensi Menurunkan Minat Pembelian

Pembeli cenderung lebih tertarik pada sistem pembayaran yang fleksibel. Jika harus membayar di awal tanpa melihat barang terlebih dahulu, sebagian orang bisa merasa tidak nyaman.

Kondisi ini dapat menurunkan minat pembelian dan membuat pembeli berpindah ke toko lain yang menawarkan sistem pembayaran lebih aman.

Kurang Sesuai untuk Transaksi Grosir atau B2B

Dalam transaksi B2B atau grosir, pembeli biasanya melakukan pemesanan dalam jumlah besar dengan nilai pembayaran yang tinggi.

Jika mereka diminta membayar penuh sebelum pengiriman, hal ini dapat mengganggu arus kas. Selain itu, pembeli mungkin akan menunda pembelian atau memilih pemasok lain yang memberikan opsi pembayaran termin.

Berpotensi Menimbulkan Kesan Kurang Fleksibel

Penerapan sistem CBD secara menyeluruh, tanpa mempertimbangkan riwayat pembelian pelanggan, bisa dianggap kurang fleksibel.

Pelanggan tetap atau pelanggan dengan reputasi baik mungkin mengharapkan perlakuan khusus, seperti cicilan atau tempo pembayaran. Ketika hal ini tidak diberikan, hubungan jangka panjang bisa terganggu.

Tidak Ideal untuk Produk Bernilai Tinggi

Produk dengan nilai jual tinggi, seperti mesin industri atau barang elektronik, biasanya membutuhkan proses negosiasi, uji coba, atau garansi.

Sistem CBD kurang cocok untuk kondisi seperti ini karena pembeli merasa perlu melihat dan memastikan barang terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran penuh. Jika dipaksakan, penjual bisa kehilangan potensi transaksi besar.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pembayaran CBD adalah metode yang menawarkan kepastian dan keamanan dalam transaksi bisnis, baik bagi penjual maupun pembeli. Pembayaran yang dilakukan di awal, proses pengiriman dapat berjalan lebih cepat, risiko piutang menurun, dan administrasi keuangan menjadi lebih sederhana. 

Anda juga perlu mempertimbangkan potensi kekurangannya seperti keterbatasan fleksibilitas dan kemungkinan hambatan bagi pelanggan tertentu.

ebesar atau sekecil apapun transaksi keuangan bisnis, pengelolaan keuangan itu sangat penting. Bahkan, ketika membuat laporan keuangan.

Nah, agar segala pendataan tersebut tersusun rapi dari setiap periodenya, Anda bisa menggunakan software ERP modern seperti MASERP.  MASERP bisa terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti manufaktur, distribusi, penjualan, pembelian, keuangan, akuntansi, dan lain-lain.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.

Dengan fitur Report Center di MASERP, kamu bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Segera konsultasikan kendala dan kebutuhan bisnis Anda dengan konsultan ahli kami (klik gambar di bawah ini). Gratis!