Mengenal Metode Penyusutan, Jenis dan Perhitungannya

Jika kamu sudah memahami laporan keuangan secara menyeluruh, mungkin kamu juga akan tahu terkait komponen penyusunan laporan keuangan yang satu ini, yaitu metode penyusutan.

Apa sih maksud dan pengertian penyusutan di dalam penyusunan laporan keuangan? Yuk, mari simak informasi lengkapnya berikut ini.

Pengertian Penyusutan

Sebelum mengetahui lebih dalam terkait metode penyusutan di laporan keuangan, yuk ketahui dulu pengertian penyusutan.

Jadi, penyusutan ini memiliki arti sebuah nilai dari suatu aset tetap perusahaan atau badan yang dapat disusutkan atau (depreciable assets) selama masa aset sedang dimanfaatkan.

Selain itu, penyusutan juga bisa diartikan sebagai bentuk penyesuaian harga suatu aset milik perusahaan yang terjadi secara terus menerus sesuai dengan penurunan kapasitas suatu aset.

Penurunan kapasitas tersebut bisa dilihat baik dari segi penurunan nilai, kualitas, dan kuantitas.

Jadi, jika sebuah perusahaan sedang melakukan metode penyusutan maka artinya perusahaan tersebut sedang mengalokasikan biaya perolehan.

Biaya perolehan tersebut didapat dari sebagian besar harga perolehan suatu aset tetap selama masa manfaat aset itu.

Adapun besaran nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa, yaitu nilai aset itu pada akhir masa manfaatnya.

Namun, umumnya setiap perusahaan memiliki peranan penting terhadap penentuan metode yang akan digunakan.

Sehingga, penentuan metode dalam hal ini juga akan berpengaruh pada besarnya beban penyusutan.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Aset Beserta Tujuan dan Manfaatnya

Jenis Metode Penyusutan Aset Perusahaan

Dalam melakukan perhitungan metode penyusutan biasanya hal ini dipengaruh oleh 3 faktor, yakni harga perolehan (acquisition cost), nilai residu (salvage value), umur ekonomis aset (economical life time).

Harga Perolehan

Jenis metode penyusutan yang pertama ada harga perolehan atau acquissition cost. Dalam setiap perolehan aktiva tetap pasti akan selalu ada harga yang dialokasikan untuk mendapatkannya.

Selain itu, jenis penyusutan dari harga perolehan ini juga akan menjadi salah satu faktor penentu besarnya pengalokasian nilai penyusutan di setiap periode tertentu.

Perhitungan metode harga perolehan ini juga tidak hanya melihat dari harga pembelian, melainkan juga ditambahkan dengan biaya lainnya yang ditimbulkan dari perolehan aktiva tersebut.

Umur Ekonomis Aktiva

Faktor kedua dari jenis metode penyusutan adalah umur ekonomis. Jenis metode ini merupakan sebuah perkiraan sampai mana aktiva tersebut dapat berkontribusi sebelum mengalami arus.

Namun perlu diketahui bahwa umur ekonomis tidak hanya berupa waktu. Hal tersebut juga bisa dilihat dalam bentuk hasil produksi serta jam kerja.

Bagaimana penentuan umurnya? Jadi penentuan umur ekonomis inii bisa dilihat dari sisi fisik dan fungsional.

Suatu aktiva tetap bisa terlihat masih baik atau bagus secara fisik. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi fungsional aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi atau performanya berkurang.

Contohnya sebuah mesin yang secara fisik masih baik dan masih bisa beroperasi dengan normal tetapi ternyata mesin tersebut sudah tidak mendukung sistem kerja yang baru.

Nilai Residu

Selanjutnya ada nilai residu yang merupakan nilai sisa dari sebuah aktiva di akhir umur ekonomisnya. Nilai ini didapatkan setelah dikurang dengan nilai penyusutannya.

Selain itu, nilai residu bisa diperoleh jika aktiva yang usia ekonomisnya telah habis ini dijual. Namun, jika tidak nilai aktiva pun menjadi tidak memiliki nilai residu atau alias nol.

Metode Perhitungan Penyusutan

Setidaknya ada tiga jenis metode penyusutan yang bisa digunakan untuk mengetahui nilai aset yang kita miliki berdasarkan PP No.71/2010, diantaranya:

Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode penyusutan yang pertama ada metode garis lurus yang biasa digunakan untuk menamakan beban penggunaan aset di setiap periodenya.

Contohnya, ketika kamu membeli mobil seharga Rp. 500 juta dengan nilai sisa Rp. 100 juta.

Nah, jika masa penggunaanya mobil tersebut 4 tahun, berapa depresiasinya dalam satu tahun? Beginilah perhitungan penyusutannya:

Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa) : (Masa Penggunaan)

Nilai depresiasi atau penyusutan= (Rp. 500 juta – Rp. 100 juta) : 4 tahun = Rp. 100 juta.

Kurang lebih nilai penyusutan dari mobil Anda dalam jangka waktu satu tahun adalah Rp. 100 juta.

Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Yang kedua ada metode penyusutan saldo menurun ganda, metode ini merupakan salah satu cara untuk menghitung depresiasi.

Nilai tersebut bisa diperoleh berdasarkan persentase nilai yang ada dalam buku awal pembelian produk pada periode tertentu.

Selain itu, perolehan besar persentase penyusutan saldo menurun ganda bisa didapatkan dua kali dari tarif penyusutan metode garis lurus.

Metode penyusutan saldo menurun ganda bisa kamu hitung dengan formula sebagai berikut:

Penyusutan= (100%) : Masa penggunaan X 2x Harga Perolehan

Sebagai contohnya:

Bulan: Januari

Nama: PT Prima Abadi

Membeli truk seharga: Rp. 500 juta

Pengoperasian truk: 10 tahun

Berapa nilai penyusutan truk tersebut?

Contoh Metode Penyusutan

Metode Penyusutan Unit Produksi (Unit of Production Method)

Selanjutnya ada metode penyusutan unit produksi, metode ini merupakan perhitungan penyusutan, yang diambil berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam periode tertentu.

Selain itu, beban penyusutan unit produksi juga dihitung berdasarkan satuan unit produksi.

Jadi, jika ada penyusutan di setiap periodenya akan sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Metode ini bisa dihitung dengan rumus penyusutan unit produksi sebagai berikut:

Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa) : Estimasi Manfaat Produksi X Produksi Tahun Ini

  • Membeli mesin fotocopy seharga Rp. 10 juta. Perkiraan penggunaan mesin dengan kondisi baik selama 3 tahun
  • Kemampuan mesin selama 3 tahun mencetak sebanyak 100.000.000 lembar kertas.
  • Ketika masa manfaatnya habis mesin fotocopy diperkirakan akan terjual dengan harga Rp. 1.000.000 (estimasi nilai sisa).
  • Tahun ke-1: Bisa mencetak 50.000.000 lembar
  • Tahun ke-2: 30.000.000 lembar
  • Tahun ke-3: 20.000.000 lembar.

Penyusutan = (Rp. 10 juta – Rp. 1 juta) : 100.000.000 lembar X 50.000.000 lembar= Rp. 4.5 juta.

Kesimpulan

Bagaimana sudah ada gambaran terkait informasi metode penyusutan laporan keuangan perusahaan?

Intinya, perhitungan penyusutan ini berguna untuk biaya penyusutan beserta 3 metode penghitunganya. Pemilihan metode merupakan hak dan kebebasan perusahaan.

Hendaknya, pemilihan itu disesuaikan dengan kebutuhan dan pertimbangan yang cermat untuk mengkalkulasi biaya penyusutan setiap aset Anda. Jika Anda bingung untuk menentukan alokasi nilai aktiva sebuah aset atau apapun pada periode tertentu.

Sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang berarti ketika aset mulai tidak bisa digunakan dan memberikan keuntungan.

Dengan mengetahui metode ini untuk menghitung biaya penyusutan dari bisnis yang sedang dikembangkan.

Pembuatan atau penyusunan laporan penyusutan ini memang cukup sulit dilakukan, terlebih bagi kamu yang belum menguasai betul tentang pembuatan laporan secara menyeluruh.

Nah, ketika kamu sulit menghitung biaya penyusutan dari usaha yang sedang dibangun, kamu bisa menggunakan software akuntansi modern, yang memiliki fitur dan bisa melakukan penghitungan aset seperti MASERP.

Fitur Fixed Asset di MASERP membantu Anda menghitung penyusutan aktiva tetap dengan akurat sehingga memudahhkan Anda dalam mentracking aset.

Tidak hanya untuk menghitung biaya penyusutan, software akuntansi ini juga bisa digunakan untuk mencatat segala data, seperti stok barang, harga, pajak, transaksi, gaji karyawan dan lain-lain.