Labor cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar tenaga kerja, baik tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsung. Setiap perusahaan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan agar operasionalnya berjalan dengan baik seperti tenaga kerja, bahan baku, dan lain-lain. Biaya tenaga kerja ini termasuk gaji dan tunjangan, bisa berubah sesuai dengan kebutuhan dan dinamika bisnis.
Di artikel ini, kami akan menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami tentang pengertian labor cost, komponen, cara menghitungnya, lengkap dengan contoh perhitungannya.
Apa Itu Labor Cost?
Labor cost adalah total pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya ini mencakup gaji pokok, upah lembur, tunjangan, bonus, pelatihan karyawan, asuransi, iuran BPJS, pajak penghasilan karyawan (PPh 21), dan berbagai bentuk kompensasi lainnya.
Labor cost tidak hanya berlaku dalam skala besar seperti manufaktur, tetapi juga penting untuk bisnis UMKM, restoran, hingga startup.
Labor cost memengaruhi struktur biaya secara keseluruhan dan berperan besar dalam menentukan efisiensi operasional, maka perlu dikelola dengan baik agar profitabilitas perusahaan tetap optimal.
Secara umum, labor cost (biaya tenaga kerja) dibagi menjadi dua jenis, yaitu direct labor cost dan indirect labor cost.
Persentase labor cost yang terlalu tinggi dapat menggerus profit, sedangkan terlalu rendah bisa berdampak pada kualitas kerja dan kepuasan karyawan.
Komponen Labor Cost
Cost of labor tidak hanya mencakup gaji pokok yang diterima oleh karyawan, tetapi berbagai pengeluaran tambahan yang berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja.
Setiap komponen dari biaya tenaga kerja perlu dipahami untuk merencanakan anggaran, menjaga efisiensi operasional bisnis, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan. Berikut ini adalah beberapa komponen penting yang termasuk dalam perhitungan labor cost.
Penghasilan Pokok (Gaji dan Upah)
Bagian utama dari labor cost berasal dari kompensasi langsung yang dibayarkan kepada karyawan. Gaji biasanya diberikan secara tetap kepada karyawan tetap per bulan, sementara upah dihitung berdasarkan jam kerja atau volume produksi. Keduanya mencerminkan penghargaan perusahaan atas kontribusi harian karyawan terhadap operasional bisnis.
Tunjangan dan Fasilitas Karyawan
Selain gaji pokok, perusahaan juga memberikan berbagai bentuk tunjangan yang mendukung kesejahteraan karyawan. Misalnya, tunjangan makan, transportasi, kesehatan, pensiun, hingga fasilitas seperti kendaraan operasional.
Komponen tunjangan dan fasilitas karyawan sangat memengaruhi loyalitas karyawan dan daya saing perusahaan dalam menarik karyawan terbaik.
Cuti dan Hari Libur
Perusahaan juga wajib memperhitungkan kompensasi atas waktu kerja yang ditangguhkan, seperti cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti melahirkan. Meski karyawan tidak aktif bekerja saat itu, perusahaan tetap berkewajiban memberikan upah atau tunjangan, menjadikannya bagian penting dalam struktur labor cost.
Pajak Penggajian
Perusahaan juga harus memperhitungkan beban pajak atas penghasilan karyawan, seperti PPh 21, kontribusi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Pajak ini menjadi bagian dari total beban tenaga kerja yang harus dipenuhi secara berkala, sesuai dengan peraturan perpajakan dan ketenagakerjaan di Indonesia.
Pengeluaran untuk Rekrutmen dan Seleksi
Sebelum karyawan bergabung, perusahaan perlu mengalokasikan dana untuk proses perekrutan. Ini meliputi biaya pemasangan iklan lowongan, sistem seleksi dan psikotes, hingga honor tim HR atau pihak ketiga yang menangani proses rekrutmen. Makin strategis posisi yang dicari, besar pula biaya yang diperlukan.
Biaya Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Biaya ini mencakup workshop, seminar, pelatihan teknis, hingga program sertifikasi.
Kegiatan ini membantu perusahaan meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, sekaligus memperkuat kompetensi internal.
Perbedaan Direct Labor Cost dan Indirect Labor Cost
Direct labor cost dan indirect labor cost adalah dua jenis biaya tenaga kerja yang penting untuk dipahami dalam pengelolaan biaya perusahaan. Meskipun keduanya terkait dengan biaya tenaga kerja, keduanya memiliki perbedaan yang jelas dalam cara penghitungan dan penerapannya dalam operasional bisnis.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan antara keduanya.
Direct Labor Cost
Direct labor cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi barang atau jasa. Artinya, biaya ini berhubungan langsung dengan produk yang dihasilkan atau layanan yang diberikan oleh perusahaan.
Contoh Direct Labor Cost
- Gaji karyawan yang bekerja langsung di lini produksi, seperti operator mesin atau pekerja pabrik yang memproduksi barang.
- Upah pekerja yang terlibat dalam penyediaan layanan langsung, seperti teknisi yang melakukan instalasi produk.
Karakteristik Direct Labor Cost
- Dapat diukur langsung pada produk atau layanan yang dihasilkan.
- Berfluktuasi tergantung pada volume produksi atau layanan yang diberikan.
Indirect Labor Cost
Indirect labor cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, tapi mendukung jalannya operasional perusahaan secara keseluruhan.
Mereka mungkin bekerja di area seperti manajemen, administrasi, atau pemeliharaan, namun tidak secara langsung menghasilkan produk.
Contoh Indirect Labor Cost
- Gaji staf administrasi, manajer, atau supervisor yang mengawasi proses produksi, tetapi tidak terlibat langsung dalam pembuatan barang.
- Biaya gaji pemeliharaan atau keamanan yang mendukung operasi perusahaan.
Karakteristik Indirect Labor Cost
- Tidak dapat diukur langsung pada produk atau layanan tertentu.
- Cenderung tetap meskipun volume produksi atau layanan dapat berubah.
Bisa disimpulkan bahwa direct labor cost berhubungan langsung dengan produksi atau layanan yang diberikan kepada pelanggan, sedangkan indirect labor cost berhubungan dengan fungsi pendukung yang memastikan kelancaran operasional perusahaan secara keseluruhan.
Direct labor cost dapat lebih mudah dihitung dan dibebankan pada produk atau layanan tertentu, sedangkan indirect labor cost lebih bersifat umum dan tidak langsung terkait dengan produk atau layanan tertentu.
Cara Menghitung Labor Cost
Memahami cara menghitung labor cost sangat penting bagi perusahaan yang ingin mengelola keuangan tenaga kerja secara efisien. Dengan perhitungan yang tepat, Anda dapat mengevaluasi efisiensi karyawan, menyusun anggaran lebih akurat, serta menetapkan strategi harga produk atau layanan yang sesuai.
Berikut ini beberapa langkah yang perlu Anda lakukan, antara lain:
Petakan Semua Komponen Biaya Tenaga Kerja
Langkah awal adalah mengidentifikasi seluruh komponen biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja. Ini mencakup gaji pokok, upah lembur, tunjangan, asuransi, program pensiun, biaya pelatihan, dan kewajiban pajak atau kontribusi sosial yang dibebankan kepada perusahaan.
Kalkulasikan Total Pengeluaran Karyawan
Setelah semua jenis biaya dicatat, jumlahkan seluruh komponen tersebut untuk memperoleh total biaya tenaga kerja dalam satu periode tertentu. Penghitungan ini penting sebagai dasar analisis efisiensi dan perencanaan anggaran jangka pendek maupun panjang.
Sesuaikan Perhitungan dengan Kebutuhan Bisnis
Anda dapat menyesuaikan metode perhitungan labor cost berdasarkan kebutuhan perusahaan. Misalnya, menghitung biaya per karyawan, per departemen, atau per proyek.
Penyesuaian ini memudahkan dalam melakukan analisis dan membuat keputusan strategis, terutama dalam pengelolaan SDM.
Evaluasi Biaya Tenaga Kerja Secara Berkala
Setelah melakukan penghitungan, penting bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi secara rutin. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa biaya tenaga kerja tetap proporsional dan sesuai dengan produktivitas yang dihasilkan.
Evaluasi juga membantu perusahaan menyesuaikan kebijakan, seperti penyesuaian upah, rekrutmen, atau pelatihan ulang.
Contoh Perhitungan Labor Cost
Berikut adalah contoh perhitungan labor cost yang disusun secara jelas dan ringkas, menggunakan format yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Contoh Perhitungan Labor Cost
- Posisi: Staf Produksi
- Durasi Kerja: 1 tahun
- Jam Kerja per Tahun: 2.000 jam (40 jam/minggu × 50 minggu)
Komponen Biaya Tenaga Kerja per Tahun
- Gaji Pokok: Rp48.000.000
- Tunjangan Kesehatan: Rp6.000.000
- Tunjangan Makan & Transportasi: Rp4.800.000
- BPJS Ketenagakerjaan & Kesehatan (Perusahaan): Rp3.200.000
- Biaya Pelatihan Tahunan: Rp2.000.000
Total Labor Cost per Tahun
Labor cost per tahun = Rp48.000.000 + Rp6.000.000 + Rp4.800.000 + Rp3.200.000 + Rp2.000.000
Labor cost per tahun = Rp64.000.000
Labor Cost per Jam
Labor Cost per Jam = Rp64.000.000 ÷ 2.000 jam
Labor Cost per Jam = Rp32.000
Kesimpulan
Biaya tenaga kerja atau labor cost terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Selain urusan biaya tenaga kerja ini, perusahaan juga perlu mengelola operasional lain termasuk keuangan, finansial, penjualan, pembelian, inventory, dan lain-lain. Untuk membantu kelancaran operasional ini, perusahaan Anda bisa menggunakan software ERP MASERP.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi dan kebutuhan perusahaan Anda kepada konsultan ahli kami dengan klik gambar di bawah ini. Gratis!