Equity: Jenis, Unsur dan Cara Mudah Menghitungnya!

Dalam berbisnis, ada kalanya suatu perusahaan membutuhkan investor agar dapat menjalankan usaha mereka dengan baik. Ini merupakan modal awal dan termasuk dalam kepemilikan. Seiring berjalannya waktu, jumlah uang yang diinvestasikan oleh investor ada kemungkinan bertambah maupun berkurang. Equity adalah istilah mengenai aset perusahaan, pernah kah Anda mendengarnya? 

Artikel kali ini akan mengulas pengertian equity, jenis, unsur dan contoh cara menghitung equity. Yuk disimak sampai habis!

Pengertian Equity

Secara garis besar, equity adalah kepemilikan yang besarannya terdiri dari nominal bruto. Tapi, di dalamnya berisi kekayaan bersih yang termasuk besaran investasi serta laba dari perjalanan aktivitas usaha tersebut.

Ekuitas melambangkan kepemilikan tertentu yang memiliki nilai bisnis, inventaris dan sejumlah uang yang akan dikembalikan kepada investor jika ada pencairan dana saham.

Penerapan equity di suatu perusahaan, investor mengetahui detail yang berhubungan dengan seberapa besar aset yang mereka investasikan dan ada dalam daftar saham, mereka bahkan turut memantau perkembangannya.

Nantinya jika perusahaan bangkrut atau terjadi pengalihan pemimpin, maka penentuan bagian nominal yang didapatkan juga akan jelas. Contohnya si A berinvestasi membeli saham SM Entertainment sebanyak 20% dan jika dihitung dari akumulasi harga saat ini, ia akan peroleh miliaran rupiah ketika bagiannya ingin diambil.

Tidak hanya itu, para investor juga diberi kesempatan untuk melakukan pemilihan terkait setiap kebijakan baru yang akan dilakukan pada perusahaan tersebut seperti memilih jajaran direksi hingga pengambilan keputusan.

Jenis Equity

Equity terdiri dari dua jenis nilai pada umumnya yaitu nilai pasar (market value) dan nilai buku keuangan (book value). Cara menghitung market value sendiri bisa dihitung dengan menambah harga saham dengan jumlah saham yang ada.

Sedangkan menghitung book value adalah dengan mengurangi aset dengan beban atau kewajiban (terkait utang piutang yang ada), bisa juga dengan menambah bagi modal dengan pendapatan yang disimpan.

Sementara jenis equity lain ada ekuitas rumah, ekuitas pemilik usaha, ekuitas pemegang saham serta pembiayaan ekuitas. Berikut penjelasannya.

Ekuitas Rumah

Ekuitas rumah adalah nilai rumah dikurangi jumlah hutang hipotek, contohnya KPR itu sendiri adalah pernyataan hutang atas kredit yang diberikan untuk membeli rumah tersebut.

Misalnya, Anda ingin membeli rumah dengan pinjaman bank. Jika jumlah yang dipinjam melebihi harga jual rumah, rumah tersebut memiliki nilai ekuitas negatif. Positif jika berlawanan.

Ini sangat penting untuk dipertimbangkan agar Anda bisa mendapat untung besar saat menjual atau membeli.

Ekuitas Pemilik Perusahaan

Saat memulai bisnis, seseorang harus memiliki modal awal. Ekuitas yang satu ini adalah nilai modal.

Tidak ada perhitungan yang dibuat atas modal, dan setiap keuntungan yang dihasilkan akan menjadi milik pemilik bisnis itu sendiri.

Modal tersebut ada dua jenis berbeda, yaitu:

  • Modal saham: jumlah besaran saham yang telah diedarkan ke publik.
  • Modal disagio/agio saham: selisih total saham dari modal pemegang saham dikurangi dengan nilai nominal dari saham itu sendiri. Disagio jika selisihnya lebih rendah dari nilai saham, sedangkan agio sebaliknya.

Ekuitas Pemegang Saham

Jenis equity berikutnya adalah ekuitas pemegang saham, yang hampir sama dengan pemilik bisnis.

Pada jenis ini perbedaannya adalah nilai dividen yang dimiliki pemilik usaha akan dibagi dengan pemegang saham, karena dividen adalah hasil investasi dari modal yang dikeluarkan semula.

Pembiayaan Ekuitas

Terakhir, ada pembiayaan ekuitas. Jenis ekuitas ini tercipta ketika perusahaan menjalankan bisnis yang sukses tetapi tidak menguntungkan.

Dengan demikian, saham atau kepemilikan dalam bisnis dijual kepada investor, dan hasil penjualan digunakan untuk mengembangkan perusahaan.

Pada dasarnya, jenis ekuitas ini menggambarkan nilai uang yang dibayarkan investor untuk saham di perusahaan yang pada akhirnya akan digunakan untuk mengembangkan bisnis.

Baca Juga: 5 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan

Unsur Equity

Setiap nilai equity harus dicatat secara terperinci sebagai suatu elemen dalam sebuah perusahaan, segala detail harus dipastikan secara menyeluruh agar menghindari defisit yang lebih besar dari total kewajiban.

Berikut beberapa unsur yang harus Anda penuhi agar menstabilkan nilai-nilai tersebut, sehingga bisa didapatkan hal baiknya. 

Modal Disetor

Salah satu elemen ekuitas yang paling umum adalah modal disetor. Istilah ini mengacu pada jumlah yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan sebagai pemegang saham perusahaan.

Dana ini juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal saham, atau jumlah nilai saham jika berlaku dan saham yang didiskon.

Artinya, selisih antara nilai simpanan pemegang saham dan nilai total saham. Jika perbedaannya positif, itu disebut agio. Jika selisihnya negatif, maka disebut disagio.

Keuntungan yang Tidak Dibagi

Elemen selanjutnya yang termasuk dalam ekuitas perusahaan adalah laba ditahan. Unsur ini sering disebut sebagai laba ditahan, merupakan hasil dari laba operasi bersih yang tidak diambil oleh pemegang saham.

Keputusan untuk membagi atau mempertahankan keuntungan ini akan dibuat oleh pemilik perusahaan.

Contohnya, dalam sebuah perusahaan dalam pengambilan yang berusaha untuk membagikan atau menyimpan keuntungan dilakukan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Modal Revaluasi 

Aset perusahaan termasuk modal revaluasi yang dalam praktiknya, setiap perusahaan akan menggunakan proses penghitungan ulang  nilai seluruh aset yang dimiliki. 

Jika ada penyesuaian terhadap aset setelah konversi, selisihnya akan mengubah laporan keuangan perusahaan. Ini akan menjadi pendahulu untuk apresiasi modal.

Misalnya, suatu perusahaan memiliki aset berupa  tanah. Saat proses revaluasi berlangsung, harga tanah mengalami kenaikan. Maka, selisih nilai akibat kenaikan harga  menjadi modal revaluasi. 

Modal Sumbangan 

Bagian terakhir dari kekayaan perusahaan adalah modal sumbangan atau hibah, dimana segala bentuk  aset bernilai tambah menjadi nilai ekuitas setelah pemenuhan kewajiban atau kewajiban. 

Ini juga berlaku untuk situasi perusahaan mengumpulkan dana dari donasi, bahkan hibah modal atau hibah modal adalah hibah modal yang berlaku ketika perusahaan memperoleh aset tambahan tanpa mengeluarkan biaya apapun.

Contoh dan Cara Menghitung Equity

Cara menghitung ekuitas pemegang saham sangat sederhana, hanya perlu mengurangkan total kewajiban (account payable) dari total aset.

Dengan mengurangkan jumlah ini, Anda akan mengetahui nilai bisnis, rumah, atau properti investasi Anda.

Nah, informasi seperti ini biasanya bisa ditemukan di neraca perusahaan. Cari total aset perusahaan untuk periode yang diinginkan, bisa diketahui dengan perhitungan total kewajiban (biasanya tercantum secara terpisah di neraca) dikurangi total aset dari total kewajiban (hutang).

Hasil perhitungan tersebut, akan mendapatkan ekuitas pemegang saham sebagai total aset. Sementara untuk menentukan jumlah brutonya, bisa dengan menambahkan total liabilitas (hutang) dan total ekuitas tadi.

Rumus cara menghitung ekuitas:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Contoh:

Perusahaan ABC Semarang mendapatkan modal dari pembelian saham senilai Rp50 miliar. Di sisi lain, kondisi perusahaan sedang memiliki utang sebesar Rp5 miliar. Berikut cara menghitung ekuitasnya:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Ekuitas = 50 miliar – 5 miliar

Ekuitas = 45 miliar

Maka, dapat disimpulkan bahwa nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan ABC Semarang dari penjualan saham adalah Rp45 miliar.

Baca Juga: Mengenal Laporan Perubahan Modal Beserta Tujuan dan Contohnya

Kesimpulan

Equity adalah kepemilikan tertentu yang memiliki nilai bisnis, inventaris dan sejumlah uang yang akan dikembalikan kepada investor jika ada pencairan dana saham.

Jenis equity adalah ekuitas rumah, ekuitas pemilik usaha, ekuitas pemegang saham serta pembiayaan ekuitas.

Unsur equity meliputi modal disetor, keuntungan yang tidak dibagi, modal revaluasi dan modal modal sumbangan.

Untuk memudahkan mencatat keuangan perusahan, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti MASERP yang bisa terintegrasi dengan fungsi bisnis lain seperti manufakturditribusi, penjualan, pembelian dan lain-lain.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.

Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain.

Pencatatan dan pelaporan manual tentu saja akan memakan banyak waktu dan memiliki peluang besar terjadinya human error. Ini akan menghambat efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda.

Anda bisa mencustom software MASERP sesuai bisnis flow perusahaan. Segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami. Gratis!

New call-to-action