Break even point (BEP) adalah konsep keuangan penting bagi bisnis yang dapat membantu Anda memahami berapa banyak penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya. Di mana bisnis Anda belum mengalami keuntungan, tetapi juga tidak mengalami kerugian (total pendapatan sama dengan total biaya). Cara menghitung break even point dapat dilakukan dengan dua cara, dalam hitungan unit dan nilai penjualan.
Menghitung break even point dapat menjadi panduan dalam penentuan harga, manajemen biaya, serta perencanaan bisnis. Memahami angka BEP sangat penting karena akan memberikan berapa banyak target yang perlu dijual agar bisnis mendapatkan keuntungan.
Dalam artikel ini, kami akan memberikan rumus untuk menghitung break even point serta dua contoh rinci untuk setiap rumusnya.
Mengapa Break Even Point Penting?
Break even point bagi pemilik bisnis akan membantu mereka membuat keputusan yang tepat dan akurat yang berhubungan dengan penetapan harga, strategi pasar, dan developing produk.
Ketika Anda tahu kapan bisnis mencapai break even point (BEP), Anda dapat melakukan evaluasi apakah bisnis atau produk baru Anda layak. Banyak bisnis yang belum tahu bagaimana cara menentukan target penjualan agar tidak merugi dan realistis, salah satu caranya adalah dengan mengetahui nilai break even point.
Rumus Break Even Point
Ada dua cara utama untuk menghitung break even point yaitu dalam unit dan dalam nilai penjualan (Rupiah). Spesial untuk Anda, berikut ini kami berikan rumus dan contoh perhitungannya!
Rumus Break Even Point (dalam Unit)
Cara paling umum untuk menghitung break-even point adalah dalam satuan unit, dengan rumus sebagai berikut:
Penjelasan komponen dalam rumus break even point dalam unit:
- Biaya tetap: biaya yang tetap sama nilainya walau tingkat produksi selalu berubah (sewa bangunan, gaji karyawan).
- Harga jual per unit: harga jual dari setiap unit produk.
- Biaya variabel per unit: biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi (misalnya biaya bahan baku).
Contoh Menghitung Break Even Point (BEP) Kedai Kopi
- Biaya tetap: Rp10,000,000 (sewa, utilitas, gaji karyawan)
- Harga jual per gelas kopi: Rp50,000
- Biaya variabel per gelas kopi: Rp20,000
Menggunakan rumus:
Break Even Point (Unit) = (10,000,000) : (50,000 – 20,000) =(10,000,000) : (30,000) = 3,333 gelas
Dalam contoh ini, kedai kopi perlu menjual 3,333 gelas kopi untuk mencapai break even.
Contoh Menghitung Break Even Point (BEP) Bisnis Kaos
- Biaya tetap: Rp15,000,000 (mesin, sewa, gaji karyawan)
- Harga jual per kaos: Rp250,000
- Biaya variabel per kaos: Rp100,000
Menggunakan rumus yang sama:
Break Even Point (Unit) = (15,000,000) : (250,000 – 100,000) = (15,000,000) : (150.000) = 1,000 kaos
Dalam skenario ini, bisnis harus menjual 1,000 kaos untuk menutup biaya dan mencapai break even.
Rumus Break Even Point (dalam Nilai Penjualan)
Anda juga dapat menghitung break-even point dalam nilai penjualan, yang bisa dipakai ketika Anda ingin mengetahui total pendapatan yang diperlukan untuk mencapai break even. Rumusnya adalah:
Rumus ini memberikan total penjualan dalam rupiah yang diperlukan untuk mencapai titik impas.
Contoh Menghitung BEP dalam Penjualan untuk Toko Kue
Biaya tetap: Rp8,000,000 (sewa, utilitas, gaji staf)
Harga jual per kue: Rp200,000
Biaya variabel per kue: Rp80,000
Break Even Point (Penjualan) = (8,000,000) : (1 – (80,000) : (200,000} = (8,000,000) : (1 – 0,4) = 8,000,000 : 0,6 = 13,333,000
Toko kue tersebut perlu menghasilkan Rp13,333,000 dalam penjualan untuk mencapai break even.
Contoh Menghitung BEP dalam Penjualan untuk Bisnis Konstruksi
- Biaya tetap: Rp100,000,000 (biaya sewa alat, gaji pekerja, dan biaya peralatan tetap lainnya)
- Harga jual per proyek: Rp500,000,000 (harga proyek konstruksi)
- Biaya variabel per proyek: Rp300,000,000 (bahan bangunan, tenaga kerja harian, dan biaya lain yang bervariasi sesuai proyek)
Menggunakan rumus:
Break Even Point (Penjualan)=100,000,000 : 1−(300,000,000 : 500,000,000)= 100,000,000 : 1−0,6=100,000,000 : 0,4=250,000,000
Dalam contoh ini, bisnis konstruksi perlu menghasilkan Rp250,000,000 dalam penjualan untuk mencapai break even. Artinya, setelah proyek senilai Rp250,000,000 selesai, bisnis tersebut akan menutupi semua biayanya tanpa mengalami kerugian atau keuntungan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Break Even Point
Beberapa faktor yang memengaruhi break even point antara lain biaya tetap, harga jual, dan biaya variabel. Berikut penjelasan singkatnya:
- Biaya tetap: semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi break even point. Mengurangi biaya tetap dapat menurunkan jumlah unit yang perlu dijual untuk mencapai break even.
- Harga jual: meningkatkan harga jual produk dapat mengurangi jumlah unit yang perlu dijual untuk mencapai break even. Namun, ini harus diseimbangkan dengan kesediaan pelanggan untuk membayar.
- Biaya variabel: semakin rendah biaya variabel, semakin cepat bisnis mencapai break even point. Mengendalikan biaya produksi adalah salah satu cara untuk mencapai profit lebih cepat.
Kesimpulan
Break even point adalah tools yang penting bagi pemilik bisnis untuk memastikan mereka berada di cara yang benar menuju profit. Memahami cara menghitung break even point dalam unit dan dalam nilai penjualan, membantu Anda membuat keputusan keuangan yang tepat. Dengan bantuan software ERP, proses ini menjadi lebih mudah, akurat, dan terintegrasi dengan proses bisnis lain.
Menggunakan software ERP seperti MASERP dapat menyederhanakan proses menghitung dan mengelola break even point. Pelacakan otomatis atas biaya, pendapatan, dan analitik secara real-time, bisnis Anda dapat dengan mudah menyesuaikan variabel seperti biaya tetap, harga jual, dan tingkat produksi. Ini membantu pengambilan keputusan yang lebih cepat dan perkiraan keuangan yang lebih akurat.
Segera konsultasikan kebutuhan bisnis Anda sekarang dan dapatkan demo fitur MASERP untuk mengendalikan keuangan bisnis Anda dan mengoptimalkan analisis break-even point Anda!